Anda di halaman 1dari 32

Daftar Isi

Pendahuluan ..................................................................................................................... 1
Tujuan .............................................................................................................................. 1
1.0. Penggunaan Buku Grafik Pertumbuhan Anak (GPA) ............................................. 2
1.1. Penggunaan Buku GPA dalam Pelatihan........................................................ 2
1.2. Alasan Kunjungan dan Menentukan Umur Anak .......................................... 4
1.3. Cara Penggunaan Buku GPA pada Setiap Kunjungan ................................... 6
LATIHAN A ........................................................................................................... 7
LATIHAN B ............................................................................................................ 9
2.0. Cara Memeriksa Tanda-tanda Klinis Marasmus dan Kwashiorkor ........................ 11
3.0. Menimbang Berat Badan ......................................................................................... 13
3.1. Mempersiapkan Penimbangan ....................................................................... 14
3.2. Menimbang Anak Menggunakan Timbangan Bayi (Baby Scale) ................. 15
3.3. Menimbang Anak yang dapat Berdiri Sendiri dengan Timbangan Detecto.. 15
4.0. Mengukur Panjang dan Tinggi Badan ..................................................................... 16
4.1. Persiapan untuk Mengukur Panjang dan Tinggi Badan ................................. 17
4.2. Mengukur Panjang Badan .............................................................................. 17
4.3. Mengukur Tinggi Badan ................................................................................ 19
5.0. Perawatan Peralatan Pengukuran ............................................................................ 22
6.0. Menentukan Indeks Massa Tubuh (IMT) ................................................................ 24
LATIHAN C ............................................................................................................ 23
LATIHAN D ........................................................................................................... 27
LATIHAN E ............................................................................................................ 28
JAWABAN DARI LATIHAN-LATIHAN .......................................................... 30
Pendahuluan

Modul ini menjelaskan cara menentukan umur, mengenali tanda-tanda klinis kurang gizi,
menimbang, mengukur panjang dan tinggi badan, serta menentukan nilai Indeks Massa Tubuh
(IMT) anak.

Umur, jenis kelamin, hasil penimbangan, pengukuran panjang atau tinggi badan anak akan
digunakan untuk menentukan indikator pertumbuhan berikut ini (yang akan dijelaskan pada
modul C):
• panjang/tinggi badan menurut umur
• berat badan menurut umur
• berat badan menurut panjang/tinggi badan
• IMT menurut umur

Pengukuran pertumbuhan anak harus dilakukan dan dicatat kapanpun anak datang ke
pelayanan kesehatan, misalnya untuk imunisasi, kunjungan anak sehat maupun pemeriksaan
anak sakit. Tidak ada rekomendasi WHO tentang jadwal kunjungan untuk memantau
pertumbuhan anak dengan standar ini, Indonesia merekomendasikan kunjungan setiap bulan.

Tujuan Pembelajaran

Setelah menyelesaikan modul ini, peserta mampu:


• Menggunakan Buku Grafik Pertumbuhan Anak (Buku GPA) dan memilih halaman yang
sesuai pada saat kunjungan (Bagian 1.1 dan 1.3)
• Menentukan umur anak pada saat kunjungan (Bagian 1.2)
• Mengenali tanda-tanda klinis marasmus dan kwashiorkor (Bagian 2.0)
• Menimbang dan mencatat berat badan anak (Bagian 3.0)
• Mengukur dan mencatat panjang atau tinggi badan anak (Bagian 4.0)
• Menentukan IMT menggunakan tabel IMT (Bagian 6.0) atau menggunakan kalkulator.

1
1.0. Penggunaan Buku Grafik Pertumbuhan Anak (Buku GPA)

Buku GPA adalah buku yang berisi kumpulan grafik yang diperlukan untuk mencatat dan
memantau pertumbuhan anak dari lahir sampai dengan 5 tahun. Buku GPA ini berbeda bagi
anak laki-laki dan perempuan, karena sejak lahir mempunyai pertumbuhan yang berbeda.

Buku GPA terdiri dari 8 macam grafik yang dibedakan untuk anak umur 0-2 tahun dan umur
2-5 tahun. Untuk tiap kelompok umur terdiri dari 4 macam grafik yaitu:
• PB/U atau TB/U
• BB/U
• BB/PB atau BB/TB
• IMT/U

Buku GPA disimpan di Puskesmas dan digunakan untuk setiap kunjungan. Di Indonesia
ibu/orang tua mempunyai Kartu Menuju Sehat (KMS) atau buku Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA) yang selain berisi grafik BB/U, terdapat pula berbagai pesan baik untuk ibu maupun
anak. Ketika anak datang ke Puskesmas, tanyakan kepada ibu apakah anak mempunyai KMS
atau buku KIA sehingga petugas kesehatan dapat melihat grafik BB/U anak. Dalam pelatihan
ini akan diajarkan keempat indikator pertumbuhan. Untuk penggunaan rutin di Puskesmas
menggunakan indikator BB/U, PB/U atau TB/U dan BB/PB atau BB/TB atau IMT.

Khusus pelatihan ini digunakan buku GPA untuk individu yang berisi data pribadi anak,
catatan kunjungan, 8 macam grafik sesuai golongan umur dan jenis kelamin anak serta
anjuran pemberian makan.

World Health World Health


Organization Organization

MODUL PELATIHAN MODUL PELATIHAN


PENILAIAN PERTUMBUHAN ANAK PENILAIAN PERTUMBUHAN ANAK

GRAFIK PERTUMBUHAN ANAK LAKI-LAKI


UMUR 0-60 BULAN
GRAFIK PERTUMBUHAN ANAK PEREMPUAN
UMUR 0-60 BULAN

Nama Anak : .......................................................................


Nama Anak : .......................................................................
Tempat / Tanggal Lahir : .......................................................................
Tempat / Tanggal Lahir : .......................................................................

Kerjasama Kerjasama
Departemen Kesehatan Republik Indonesia Departemen Kesehatan Republik Indonesia
World Health Organization World Health Organization
November, 2008 November, 2008

Pilihlah buku GPA sesuai jenis kelamin anak. Isilah dengan lengkap halaman 1 Buku GPA,
dengan cara menanyakan pada ibu dan melihat beberapa dokumen yang dimiliki ibu, seperti
KMS atau buku KIA.

2
DATA PRIBADI

Nama Anak: _________________________________


Nomor register __________________
Nama Ayah/Ibu ________________________________
Alamat ______________________________________
______________________________________

Data Kelahiran:
Tempat dan Tanggal lahir _______________________
Umur kehamilan_________________ kelahiran tunggal/kembar ______________
Hasil pengukuran bayi saat lahir:
Berat lahir _______ (kg) Panjang Badan _______(cm) Lingkar Kepala _______ (cm)
Kelahiran ke: _________
Tanggal lahir adik kandung berikutnya ____/____/_____

Pemberian Makan:
Umur pertama kali diberikan makanan atau minuman lain selain ASI dan jenisnya_______________
Umur berhenti menyusu ________________

Peristiwa penting yang mempengaruhi pertumbuhan anak (tanggal):


(misalnya kematian/perceraian orang tua, kematian saudara kandung umur <5 tahun)
______________________________________________________________________

Tanggal lahir (hari, bulan dan tahun) merupakan hal penting. Isikan tanggal lahir anak sesuai
dengan keterangan ibu. Jika ibu tidak tahu/lupa, tanyakan padanya jarak antara kelahiran anak
dengan peristiwa yang berdekatan dengan saat kelahiran anak; misalnya hari kemerdekaan,
hari lebaran atau libur nasional lainnya, kemudian perkirakan umur anak.
Umur kehamilan mungkin tercatat dalam buku KIA atau catatan kelahiran anak. Jika tidak,
tanyakan pada ibu dan catat apakah bayi termasuk lahir cukup bulan (37-41 minggu),
kurang bulan (sebelum 37 minggu), atau lebih bulan kehamilan (42 minggu atau lebih).
Tanyakan dan catat apakah anak ini lahir tunggal atau kembar. Catat data lain yang
berhubungan dengan kelahiran anak, misalnya berat lahir, panjang badan dan lingkar kepala.
Tanyakan pada ibu tentang urutan kelahiran anak apakah anak pertama, anak kedua dan
seterusnya, termasuk semua kelahiran hidup, meskipun ada yang sudah meninggal. Sebagai
contoh, jika anak tersebut mempunyai 2 kakak kandung, dimana salah satu kakak sudah
meninggal atau lahir mati maka anak tersebut dicatat sebagai kelahiran ke-3.
Jika anak tersebut mempunyai adik, tanyakan kapan adiknya dilahirkan.
Sesuai dengan umurnya, tanyakan apakah anak masih menyusu atau telah diberi makanan,
atau cairan lain. Jika makanan atau cairan lain telah diperkenalkan, tanyakan dan catat umur
saat pertama kali diberikan. Jika anak tidak lagi diberi Air Susu Ibu (ASI), tanyakan dan catat
kapan anak mulai disapih.
Tanyakan juga peristiwa penting yang dapat mempengaruhi kesehatan anak sebagai contoh
kematian/perceraian orang tua, kematian saudara kandung yang bisa mempengaruhi kesehatan
fisik atau emosional anak, juga tanyakan kapan kejadian tersebut terjadi.

3
1.2. Alasan Kunjungan dan Menentukan Umur Anak

Pada Buku GPA terdapat catatan kunjungan yang berisi tanggal kunjungan (hari, bulan, dan
tahun). Tanyakan pada ibu tentang alasan kunjungannya dan catat dalam lembar catatan
kunjungan (misalnya, untuk imunisasi, atau karena sakit). Jika anak sakit dan memerlukan
tindakan segera, tangani dulu penyakit anak, baru dilanjutkan dengan proses pemantauan
pertumbuhan.

Umur anak perlu diketahui secara pasti. Tentukan umur anak hari ini. Terdapat beberapa cara
untuk menentukan umur anak, antara lain dengan memakai kalkulator umur, menghitung
selisih antara tanggal lahir dan tanggal kunjungan. Jika ibu tidak tahu pasti kapan anak
dilahirkan, perkirakan umur anak dengan menghubungkan dengan peristiwa penting seperti
bulan puasa, lebaran, natal atau hari kemerdekaan.

Umur anak dihitung berdasarkan bulan penuh artinya umur dihitung 1 bulan apabila telah
genap 30 hari. Contoh:
- umur 25 hari = 0 bulan
- umur 5 bulan 14 hari = 5 bulan
- umur 5 bulan 29 hari = 5 bulan

Cara menghitung umur anak

a. Memakai kalkulator umur

Contoh kalkulator untuk menghitung umur. Dalam pelatihan ini tidak diajarkan karena
saat ini tidak tersedia di Indonesia.

b. Menghitung selisih antara tanggal lahir dan tanggal kunjungan

Langkah-langkah penghitungan umur anak:


1. Tentukan tanggal lahir anak, dalam format tanggal, bulan, tahun misalnya 5 April
2011, ditulis 05-04-2011
2. Tulis tanggal kunjungan, misalnya 19 September 2013, ditulis 19-09-2013
3. Hitung umur anak dengan mengurangi tanggal kunjungan dengan tanggal lahir,
misalnya:
Tanggal kunjungan 19 09 2013
Tanggal lahir 05 04 2011
14 05 2 = 2 tahun 5 bulan 14 hari

Jadi umur anak dibulatkan menjadi 24 bulan + 5 bulan = 29 bulan


Sisa hari tidak diperhitungkan

4
4. Contoh lain :
Tanggal kunjungan 05 04 2013
Tanggal lahir 19 09 2012

Untuk menghindarkan hasil pengurangan minus, lakukan sebagai berikut:

Tanggal kunjungan 05 04 2013


(05+30) (04-1)+12 (2013-1)
35 15 2012
Tanggal lahir 19 09 2012

16 06 0 = 6 bulan 16 hari

Umur anak dibulatkan menjadi 6 bulan. Sisa hari tidak diperhitungkan

5. Contoh lain:
Tanggal kunjungan 05 04 2013
Tanggal lahir 19 09 2012
- 14 -5 1
(-1 bulan*) (12 bulan)

* jika selisih tanggal adalah negatif maka dikurangi 1 bulan, jika selisih tanggal
adalah positif atau tidak ada selisih (nol) maka diabaikan.

Jadi umur anak ini adalah 12 bulan – 5 bulan – 1 bulan = 6 bulan

c. Menghitung/menentukan umur anak yang tidak diketahui tanggal lahirnya


Bila tanggal lahir anak tidak diketahui, lakukan langkah-langkah berikut:
• Tanyakan kapan anak dilahirkan dengan menghubungkan kejadian penting yang
terdekat, misalnya lebaran, gunung meletus, dan lain-lain.
• Bila dijawab 3 hari sesudah lebaran tahun yang lalu berarti perkiraan tanggal lahir
adalah tanggal lebaran tahun lalu ditambah 3 hari.
• Sesudah perkiraan tanggal lahir didapat, lakukan perhitungan seperti di atas.

5
1.3. Cara Penggunaan Buku GPA pada Setiap Kunjungan
Pada halaman 3-4 Buku GPA, bagian Catatan Kunjungan merupakan bagian yang akan selalu
digunakan pada setiap kunjungan untuk mencatat tanggal, umur anak, hasil pengukuran,
alasan kunjungan, pemeriksaan, rekomendasi, juga catatan tentang pemberian makanan,
permasalahan yang timbul, dan konseling yang diberikan. Selain itu, bagian penting lain dari
Buku GPA adalah:
• Grafik pertumbuhan anak pada halaman 5-12, terdapat 4 grafik pilihan berdasarkan umur
anak dan digunakan pada setiap kali kunjungan. Pemilihan grafik dapat dilakukan dengan
mengacu pada daftar isi. Grafik pertumbuhan anak akan diplot sesuai dengan umur anak
• Rekomendasi tentang pemberian makanan bayi dan anak terdapat pada halaman 13, dan
nasihat untuk ibu tentang masalah pemberian makan pada halaman 14.

Contoh:

Grace, anak perempuan 8 bulan, petugas kesehatan akan menggunakan empat grafik
pertumbuhan anak berikut ini pada Buku GPA untuk anak perempuan:

• Panjang badan menurut umur (PB/U), anak perempuan umur 0-2 tahun pada halaman 5
• Berat badan menurut umur (BB/U), anak perempuan umur 0-2 tahun pada halaman 6
• Berat badan menurut Panjang badan (BB/PB), anak perempuan umur 0-2 tahun pada
halaman 7
• IMT menurut umur (IMT/U), anak perempuan umur 0-2 tahun pada halaman 8

Berdasarkan hasil pemantauan pertumbuhan Grace, petugas kesehatan memberitahu ibu


tentang pemberian makanan yang tepat untuk anak kelompok umur 6-9 bulan. Materi tentang
konseling dipelajari lebih lanjut pada modul D.

6
LATIHAN A

Menentukan umur anak, memilih grafik pertumbuhan anak dalam Buku GPA

Dalam latihan ini Saudara akan berlatih menghitung umur beberapa anak dengan
menggunakan rumus. Setelah itu, Saudara akan memilih grafik pertumbuhan anak yang
sesuai.

Jawab pertanyaan pada setiap kasus di bawah:

1. Pada tanggal 30 Juni 2006, Nyonya Ismail membawa putranya Edi ke Puskesmas karena
menderita sakit telinga. Edi dilahirkan tanggal 12 September 2004.

Berapa umur Edi pada kunjungan tersebut?

Setelah Edi ditimbang dan diukur panjang badannya, grafik pertumbuhan manakah pada
buku GPA yang akan digunakan untuk memantau pertumbuhan Edi?

Judul Grafik Pertumbuhan: Halaman:

a. ……………… ………………

b. ……………… ………………

c. ……………… ………………

d. ……………… ………………

2. Pada tanggal 19 April 2006, Dian anak perempuan mendatangi Puskesmas untuk
pemeriksaan kesehatan. Neneknya mengatakan bahwa KMS Dian hilang tetapi akan
berulang tahun pertama pada tanggal 1 Mei.

Tanggal berapakah Dian lahir?

Berapakah umur Dian saat kunjungan tersebut?

7
Setelah menimbang dan mengukur panjang badan, grafik pertumbuhan manakah yang
harus digunakan untuk memantau pertumbuhan Dian?

Judul Grafik Pertumbuhan: Halaman:

a. ……………… ………………

b. ……………… ………………

c. ……………… ………………

d. ……………… ………………

3. Pada tanggal 20 Agustus 2006, seorang bayi laki-laki bernama Tri dibawa ke Puskesmas
untuk imunisasi. Catatan kelahirannya menyebutkan Tri dilahirkan pada tanggal 26 Mei
2006.

Berapakah umur Tri pada kunjungan tersebut?

Setelah menimbang berat badan dan mengukur panjang/tinggi badan, grafik pertumbuhan
manakah yang akan digunakan untuk memantau pertumbuhan Tri?

Judul Grafik Pertumbuhan: Halaman:

a. ……………… ………………

b. ……………… ………………

c. ……………… ………………

d. ……………… ………………

8
LATIHAN B

Lanjutan Studi Kasus – Emilia dan Eko

Dalam latihan ini, kita akan mulai menggunakan buku GPA untuk kasus anak perempuan
bernama Emilia dan anak laki-laki bernama Eko. Saudara akan mengikuti pertumbuhan kedua
anak tersebut. Untuk itu, setiap peserta diberikan 1 (satu) Buku GPA untuk anak perempuan
dan 1 (satu) Buku GPA untuk anak laki-laki.

Baca informasi dari masing-masing anak tersebut dan ikuti instruksi yang diberikan.

Emilia

Emilia dilahirkan pada tanggal 7 Februari 2006. Dia lahir cukup bulan (38 minggu
kehamilan). Sesuai dengan catatan kelahirannya, berat lahirnya 2,9 kg dan panjangnya 49 cm.
Lingkar kepalanya tidak diukur.

Orang tua Emilia, Tn. Nasir dan Ny. Titis, tinggal di Jl. Anggrek 1 No.50 Larangan Ciledug,
Jaksel. Emilia anak pertama. Dia diberi ASI, tetapi telah diberi air sejak umur 3 minggu.
Tidak ada kejadian penting yang dapat mengganggu pertumbuhan anak.

Emilia mengunjungi Puskesmas pada tanggal 25 Maret 2006. Tujuan kunjungannya untuk
mendapatkan imunisasi.

Instruksi:

1. Lengkapi data pribadi Emilia pada Buku GPA. (Saudara dapat membuat sendiri nomor
register.)

2. Pada lembar catatan kunjungan, catat tanggal lahir Emilia. Pada baris pertama, catat
tanggal kunjungan, umur saat kunjungan dan alasan kunjungan.

3. Tulislah di bawah ini judul dan halaman dari 4 grafik pertumbuhan anak yang akan
digunakan oleh petugas kesehatan untuk memantau pertumbuhan Emilia.

Judul Grafik Pertumbuhan: Halaman:

a. ……………… ………………

b. ……………… ………………

c. ……………… ………………

d. ……………… ………………

9
Eko

Eko dibawa ibunya Ny. Beni tanggal 15 Agustus 2006 untuk pemeriksaan kesehatan. Menurut
Ny. Beni sudah waktunya Eko mendapatkan imunisasi lanjutan. Seingat Ny. Beni, Eko sudah
mendapat imunisasi yang seharusnya diberikan sampai umur 6 bulan.

Kemudian petugas kesehatan bertanya pada Ny. Beni tentang kelahiran Eko. Ny. Beni
bercerita bahwa Eko lahir pada tanggal 10 Juli 2005. Dia lahir tunggal, dengan berat 3,5 kg.
Dia tidak ingat panjang badan atau lingkar kepalanya.

Ny. Beni sakit saat melahirkan Eko dan Eko diberi susu formula oleh perawat selama 3 hari di
rumah sakit. Setelah meninggalkan rumah sakit ibu menyusui Eko, tetapi dihentikan setelah
3 bulan.

Eko adalah anak kedua Ny. Beni. Eko tinggal bersama ibunya di Jl. Bentengan No. 29 Sunter
Jaya, Jakarta Utara. Anak pertama Ny. Beni lahir dari bapak yang berbeda dan saat ini anak
tersebut tinggal bersama ayahnya. Ny. Beni dan Tn. Benyamin telah berpisah sejak kelahiran
Eko, tetapi Eko menghabiskan akhir pekan dengan ayahnya. Ny. Beni tidak menduga bahwa
perpisahan ini akan menimbulkan trauma untuk Eko.

Instruksi:

1. Lengkapi data pribadi Eko pada Buku GPA. (Saudara dapat membuat sendiri nomor
register)

2. Pada lembar catatan kunjungan, catat tanggal lahir Eko. Pada baris pertama, catat
tanggal kunjungan, umur pada saat kunjungan dan alasan kunjungan.

3. Tulis di bawah ini judul dan halaman dari 4 grafik pertumbuhan anak yang akan
digunakan oleh petugas kesehatan untuk memantau pertumbuhan Eko.

Jika sudah selesai mengerjakan Latihan ini, diskusikan


dengan Fasilitator

10
2.0 Cara Memeriksa Tanda-tanda Klinis Marasmus dan Kwashiorkor

Saat membuka pakaian anak untuk ditimbang, kemungkinan dapat terlihat tanda-tanda klinis
kurang gizi tingkat berat. Penting untuk mengetahui tanda klinis marasmus atau kwashiorkor,
karena mereka membutuhkan perawatan khusus yang segera, yang meliputi pemberian
makanan khusus, pemantauan ketat, pemberian obat seperti antibiotik, dan lain-lain. Tidak
tergantung berat badan, anak dengan gejala seperti ini harus segera dirujuk dan ditangani.

• Marasmus:

Keadaan kurang gizi tingkat berat ini ditandai dengan anak sangat kurus dengan
penampilan tulang berbalut kulit. Hal ini disebabkan oleh kehilangan otot dan jaringan
lemak sehingga wajah anak terlihat tua, tulang rusuk menonjol dan lipatan kulit pada
pantat memperlihatkan seolah-olah anak sedang memakai celana longgar (baggy pants).
Berat badan menurut umur dan berat badan menurut panjang/tinggi biasanya sangat
rendah. Perhatikan foto-foto 1, 2, dan 3 dalam modul E: buku foto.

• Kwashiorkor:
Walaupun terjadi penurunan berat badan tetapi tidak jelas karena ada edema (bengkak
akibat banyaknya cairan dalam jaringan tubuh). Anak terlihat apatis, rewel, tampak sakit
dan tidak mau makan. Wajahnya bulat (karena edema), rambut tipis, jarang dan
berubah warna, kulit kering dan mengelupas.
(Lihat cara memeriksan edema pada kedua punggung kaki pada halaman berikut.) Juga
perhatikan foto-foto 4 dan 5 dalam Modul E: Buku Foto.

• Marasmic kwashiorkor:

Walaupun kwashiorkor dan marasmus menunjukkan gejala yang berbeda, tetapi pada
masyarakat yang banyak terdapat kasus gizi buruk, dapat terjadi gejala campuran. Sebagai
contoh seorang anak dengan keadaan sangat kurus seperti marasmus, disertai dengan gejala
perubahan pada kulit dan rambut atau edema seperti pada penderita kwashiorkor.
Perhatikan foto 6 pada modul E: Buku Foto, yang memperlihatkan seorang anak dengan

11
marasmic kwashiorkor. Bagian atas badannya kurus, tetapi bagian bawah badan
membengkak dengan edema.

• Edema pada kedua punggung kaki:


Edema pada kedua punggung kaki merupakan suatu tanda bahwa seorang anak
memerlukan rujukan, meskipun tanda-tanda klinis kwashiorkor lainnya tidak terlihat.
Edema harus terlihat pada kedua punggung kaki. Jika bengkak hanya tampak pada satu
punggung kaki, kemungkinan disebabkan oleh hal lain misalnya infeksi. Untuk memeriksa
edema, tekankan ibu jari anda dengan lembut pada punggung kaki beberapa detik. Jika
anak menderita edema, maka akan tampak cekungan ketika ibu jari diangkat. Perhatikan
foto-foto 4, 6, 7, dan 8 pada modul E: Buku Foto.

Seorang anak dengan edema pada kedua punggung kaki dianggap menderita gizi buruk
(severely underweight), tanpa menilai hasil penimbangan. Walaupun anak ditimbang dan
diukur panjang badannya, tetapi tidak untuk menentukan IMT. Waktu mencatat berat
badan dan panjang/tinggi badan pada Buku GPA, harus ditambahkan catatan
adanya edema.

Jika seorang anak menderita marasmus, kwashiorkor, atau edema pada kedua kaki,
catat hasil pemeriksaan ini pada lembar Catatan Kunjungan dan
rujuk anak untuk mendapat perawatan khusus.

12
3.0 Menimbang Anak
Untuk menimbang anak, gunakan timbangan dengan ciri-ciri berikut:
• Kuat dan tahan lama
• Mempunyai presisi sampai 0,1 kg (100 gram)
• Sudah dikalibrasi
• Tidak menggunakan timbangan pegas untuk anak berumur lebih dari 6 bulan
• Dapat menimbang sampai 150 kg

Bila tersedia dapat digunakan timbangan digital (elektronik) atau Tared Scale (Uniscale)

Tared Weighing berarti bahwa timbangan dapat diatur ulang ke nol (tared) sementara orang
yang ditimbang masih berada di atas timbangan. Sebagai contoh, ibu berdiri di atas
timbangan, kemudian timbangan di tara (dikembalikan ke angka nol dengan menutupi panel
cahaya). Sementara ibu masih di atas timbangan, anak diberikan untuk digendong ibu, dan
tunggu sampai muncul angka berat badan anak di layar timbangan.

Tared Weighing mempunyai dua keuntungan:


• Tidak perlu mengurangi hasil penimbangan dengan berat badan ibu untuk
mendapatkan berat badan anak (mengurangi risiko salah menentukan berat anak)
• Anak akan tenang karena dalam pelukan ibu (sehingga diperoleh berat badan anak
yang akurat).
Layar Panel
timbangan Cahaya

UNISCALE

Timbangan tara ini mudah digunakan dan akurat, tetapi ada jenis lain yang juga akurat,
sebagai contoh, timbangan bayi elektronik. Anak yang sudah dapat berdiri sendiri dapat
ditimbang tanpa ibunya. Jika anak tidak dapat berdiri sendiri, ibu ditimbang sendiri; kemudian
ibu dan anak ditimbang bersama, lalu hasil penimbangan dikurangi dengan berat ibu.

Timbangan kamar mandi dan timbangan gantung yang menggunakan pegas tidak
direkomendasikan karena hasilnya kurang akurat.

Di dalam pelatihan ini Uniscale belum dianjurkan digunakan di Indonesia, karena harganya
mahal dan belum tersedia banyak di pasar Indonesia. Timbangan yang biasanya digunakan di
Posyandu adalah dacin, sedangkan di puskemas digunakan timbangan beam balance dan
timbangan bayi (baby scale).

13
3.1 Mempersiapkan Penimbangan
Jelaskan pada ibu alasan untuk menimbang anak, sebagai contoh, untuk memantau
pertumbuhan anak, menilai proses penyembuhan, atau melihat reaksi anak terhadap
perubahan pengasuhan dan pemberian makanan.

Jika anak belum bisa berdiri sendiri, dapat dilakukan penimbangan bersama ibunya atau
dengan menggunakan baby scale.

Jika anak sudah bisa berdiri sendiri dan tenang, dapat ditimbang dengan menggunakan
detecto.

Gunakan pakaian seminimal mungkin. Jelaskan, hal ini perlu dilakukan untuk mendapatkan
hasil timbangan yang akurat. Penggunaan popok basah, sepatu dan jeans, dapat menambah
berat lebih dari 0,5 kg. Bayi harus ditimbang tanpa pakaian.

Jika terlalu dingin untuk menanggalkan pakaian, atau anak menolak untuk ditanggalkan
pakaiannya, catat dalam Buku GPA bahwa anak ditimbang menggunakan pakaian. Hindari
anak menjadi takut/jengkel, sehingga akan mudah juga mengukur panjang/tinggi badan anak.

Catatan: Apabila anak menggunakan hiasan rambut yang akan mengganggu pengukuran
panjang/tinggi badan, lepaskan sebelum ditimbang. Hal ini penting untuk anak yang akan
diukur panjangnya, karena kecepatan memindah anak dari menimbang ke mengukur panjang
akan mengurangi kejengkelan pada anak.

14
3.2 Menimbang Anak Menggunakan Timbangan Bayi (Baby Scale)
a. Persiapan alat
1. Letakkan timbangan di tempat yang rata dan datar
2. Pastikan jarum timbangan menunjukkan angka nol

b. Pelaksanaan penimbangan
1. Timbang bayi telanjang, anak lebih besar dengan pakaian minimal
2. Baca dan catat berat badan anak sesuai dengan angka yang ditunjuk oleh jarum
timbangan

3.3 Menimbang Anak yang Dapat Berdiri Sendiri Dengan Timbangan


Detecto
Jika anak bisa berdiri sendiri dengan tenang, maka anak dapat ditimbang sendiri. Minta
ibu untuk membantu melepaskan sepatu dan pakaian luarnya. Katakan pada anak untuk
berdiri di atas timbangan dan diam tidak bergerak. Berbicaralah dengan lembut pada
anak dan bukan menakutinya.
a. Persiapan alat
1. Letakkan timbangan di tempat
yang datar
2. Pastikan posisi bandul pada
angka nol dan jarum dalam
keadaan seimbang

b. Cara menimbang dengan timbangan beam balance


1. Posisikan anak di atas timbangan
2. Geser bandul sesuai berat balita sampai posisi jarum seimbang. Baca dan catat
berat badan pada kartu status atau buku GPA.
3. Jika anak bergerak-gerak terus di atas timbangan atau tidak bisa diam, maka
perlu ditimbang dengan ibunya. Berat badan anak didapat dengan mengurangi
hasil penimbangan dengan berat badan ibu.

15
4.0 Mengukur Panjang dan Tinggi Badan
Mengukur panjang atau tinggi anak tergantung dari umur dan kemampuan anak untuk
berdiri. Mengukur panjang badan dilakukan dengan cara anak telentang, sedangkan
mengukur tinggi badan anak berdiri tegak.

• Anak berumur kurang dari 2 tahun, pengukuran dilakukan dengan telentang


• Anak berumur 2 tahun atau lebih dan anak sudah mampu berdiri, pengukuran
dilakukan dengan berdiri tegak

Pada penelitian MGRS/WHO 2005, tinggi badan lebih pendek sekitar 0,7 cm
dibandingkan dengan panjang badan. Perbedaan ini telah dipertimbangkan dalam
menyusun standar pertumbuhan oleh WHO yang digunakan dalam membuat grafik di
Buku GPA. Oleh karena itu, penting untuk mengkoreksi hasil bila pengukuran tidak
dilakukan dengan cara yang sesuai untuk kelompok umur.
• Jika seorang anak berumur kurang dari 2 tahun diukur tingginya (berdiri) maka
ditambahkan 0,7 cm untuk mengkonversi menjadi panjang badan
• Jika seorang anak berumur 2 tahun atau lebih dan dan diukur panjangnya (telentang)
maka dikurangi 0,7 cm untuk mengkonversi menjadi tinggi badan.

Peralatan yang diperlukan untuk mengukur panjang badan adalah papan ukur panjang
badan (infantometer). Untuk mengukur tinggi badan menggunakan microtoise yang
diletakkan pada permukaan yang vertikal seperti dinding.

Papan Ukur Panjang Badan

Microtoise

16
4.1 Persiapan untuk Mengukur Panjang dan Tinggi Badan
Persiapkan untuk mengukur panjang/tinggi badan secepatnya setelah menimbang anak.
Pastikan sepatu anak, celana panjang yang menutupi telapak kaki, kaus kaki, topi dan
hiasan rambut sudah dilepas.

Jika bayi diukur telanjang, alasi papan pengukur dengan menggunakan kain kering
untuk menghindari cedera. Jika ruang tempat pengukuran dalam keadaan dingin maka
selimuti anak agar tetap hangat sambil menunggu pengukuran.

Dalam pengukuran panjang atau tinggi anak, ibu harus membantu proses pengukuran
dengan tujuan untuk menenangkan serta menghibur anak. Jelaskan pada ibu alasan
pengukuran dan tahapan prosedur pengukuran. Tunjukkan dan jelaskan kepada ibu
bagaimana ibu bisa membantu proses pengukuran. Jelaskan pula pentingnya menjaga
anak tetap tenang agar didapatkan hasil pengukuran yang tepat.

4.2 Mengukur Panjang Badan

Persiapan Papan Ukur Panjang Badan


1. Pilih meja atau tempat yang datar dan rata. Siapkan papan ukur panjang badan
2. Lepaskan kunci pengait yang berada di samping papan pengukur
3. Tarik meteran sampai menempel rapat pada dinding tempat menempelnya kepala
dan pastikan meteran menunjuk angka nol dengan mengatur skrup skala yang ada di
bagian ujung papan ukur
4. Buka papan hingga posisinya memanjang dan datar
5. Tarik meteran sampai menempel rapat pada dinding tempat menempelnya kepala
dan pastikan meteran menunjuk angka nol
6. Geser kembali papan penggeser pada tempatnya

1
2

Kunci pengait berada di samping papan


pengukur

5
6

17
Cara mengukur panjang badan

• Telentangkan anak di atas papan pengukur dengan posisi kepala menempel pada
bagian papan yang datar dan tegak lurus (papan yang tidak dapat bergerak).
• Pastikan posisi ibu dekat dan terlihat oleh anak agar anak lebih tenang
• Posisikan bagian belakang kepala, punggung, pantat dan tumit menempel secara
tepat pada papan pengukur
• Geser bagian papan yang bergerak sampai seluruh bagian kedua telapak kaki
menempel pada bagian papan yang dapat digeser (dengan cara menekan bagian lutut
dan mata kaki). Bila sulit dilakukan, dibenarkan hanya satu telapak kaki yang
menempel di papan geser.
• Baca panjang badan anak dari angka kecil ke angka besar dan catat

Posisi balita dan pengukur Posisi tangan asisten


pengukur (memegang telinga)
dan posisi kepala

Posisi pengukur yang benar Posisi kaki yang benar,


(mata tegak lurus ke jendela telapak kaki menempel tegak
baca alat pengukur) lurus pada papan penggeser

Ingat! Jika anak yang diukur berumur 2 tahun atau lebih, maka kurangi 0,7 cm pada hasil
ukurnya dan catat hasilnya sebagai tinggi anak dalam lembar Catatan Kunjungan.

90 0

18
4.3 Mengukur Tinggi Badan
Persiapan menggunakan Microtoise
• Letakkan microtoise di lantai yang rata dan menempel pada dinding yang rata dan
tegak lurus.
• Tarik pita meteran tegak lurus ke atas sampai angka pada jendela baca menunjukan
angka nol
• Paku/tempelkan ujung pita meteran pada dinding
• Geser kepala microtoise ke atas dan siap digunakan

Posisi microtoise di lantai Posisi microtoise setelah ditarik


sampai menunjukkan angka nol

Posisi microtoise yang siap pakai

19
Cara mengukur tinggi badan dengan Microtoise

• Pastikan sepatu/alas kaki, kaos kaki, hiasan rambut, dan tutup kepala sudah
dilepaskan.
• Posisikan anak berdiri tegak lurus di bawah microtoise
membelakangi dinding
• Posisikan kepala anak berada di bawah alat geser
microtoise, pandangan lurus ke depan
• Posisikan anak tegak bebas, bagian belakang kepala,
tulang belikat, pantat dan tumit menempel ke dinding.
Karena posisi ini sulit dilakukan pada anak obesitas,
maka tidak perlu keempat titik tersebut menempel ke
dinding, asalkan tulang belakang dan pinggang dalam
keseimbangan (tidak membungkuk ataupun tengadah)
• Posisikan kedua lutut dan tumit rapat.
• Pastikan posisi kepala sudah benar dengan mengecek
garis Frankfort.
• Tarik kepala microtoise sampai puncak kepala anak
• Baca angka pada jendela baca dan mata pembaca harus sejajar dengan garis merah
• Angka yang dibaca adalah yang berada pada garis merah dari angka kecil ke arah
angka besar
• Catat hasil pengukuran tinggi badan

20
LATIHAN

Baca pita ukur di bawah dan catat hasil pengukuran paling dekat dengan 0,1 cm.

1. Gambar ini menunjukkan bagian dari pita ukur microtoise anak umur 3 tahun yang diukur
tingginya. Catat tinggi anak : _______________

2. Gambar ini menunjukan bagian dari pita ukur seorang bayi berumur 11 bulan yang sedang
diukur panjang badannya. Catat hasilnya: _______________

Kepala anak
berada pada
bagian ini

Kaki anak berada


pada bagian ini

3. Gambar ini menunjukkan bagian dari pita ukur seorang anak berumur 2 tahun yang diukur
panjang badannya. Panjangnya diukur, tetapi tingginya yang harus dicatat. Berapa
panjangnya?__________ Berapa Tingginya yang harus dicatat?__________

Kepala anak
berada pada Kaki anak
bagian ini berada pada
bagian ini

Jika sudah menyelesaikan latihan ini, bandingkan jawaban anda dengan halaman 30 pada bagian akhir
modul ini. Jika ada pertanyaan, tanyakan pada fasilitator.

21
5.0 Perawatan Peralatan Pengukuran
Perawatan yang baik untuk timbangan dan alat ukur panjang/tinggi badan sangat penting
agar hasil pengukuran dapat akurat. Peralatan pengukuran harus dijaga dalam keadaan
bersih dan disimpan di ruangan yang terlindungi dari kelembaban dan basah.
Ketelitian dari peralatan harus periksa pada saat membeli. Setelah itu, periksa timbangan
dan papan ukur setiap minggu, misalnya setiap Senin atau Sabtu.
Memeriksa timbangan:
• Siapkan beban dengan berat 3, 5, 10 dan 20 kg
• Pastikan timbangan pada angka nol, beri beban 3 kg, dan angka yang tertera pada
timbangan harus 3 kg. Lakukan hal yang sama dengan menggunakan beban yang
lebih berat.
• Bila hasil tidak akurat, maka timbangan perlu dikalibrasi.

Memeriksa papan panjang/tinggi badan:


Ketika memasang papan ukur, ukur tongkat yang sudah diketahui panjangnya untuk
memeriksa alat ukur telah dirakit dengan tepat.

Periksa bahwa sambungan dalam keadaan kuat dan lurus. Jika tidak, pererat atau
luruskan. Ukur kembali dengan tongkat tersebut di atas, jika hasilnya tidak akurat alat
perlu dikalibrasi.

Periksa bahwa pita ukur dapat dibaca. Jika kotor atau sulit untuk dibaca, maka harus
diganti.

DEMONSTRASI VIDEO
tentang penimbangan dan pengukuran panjang dan
tinggi badan, serta cara perawatan alat ukur

Fasilitator akan menunjukkan video pelatihan penggunaan alat


ukur (Antropometri), yaitu penimbangan dan pengukuran
panjang/tinggi badan, serta cara merawat alat ukur

DEMONSTRASI
Memeriksa peralatan pengukuran dan melakukan
penimbangan dan pengukuran panjang/tinggi badan

Demonstrasi ini dilakukan di klinik atau di kelas. Fasilitator


akan menunjukkan cara melakukan pemeriksaan pada
timbangan dan alat ukur panjang/tinggi badan. Fasilitator
memberi contoh cara melakukan penimbangan dan
penggunaan alat ukur yang tersedia

22
LATIHAN C

Mengukur Berat, Panjang dan Tinggi Badan

Kegiatan ini merupakan praktek latihan di klinik, atau dalam kelas jika anak-anak dan
perlengkapan alat ukur dapat disiapkan di tempat-tempat tersebut.
Sebaiknya Ibu berada di tempat ini, untuk memberitahukan tanggal lahir anak dan untuk
membantu mengukur serta menenangkan anak.

Fasilitator akan menugaskan Saudara untuk bekerja berpasangan. Setiap pasangan harus
melakukan tahap-tahap berikut untuk sedikitnya pada 2 anak, 1 orang anak berumur kurang
dari 2 tahun dan 1 orang lainnya berumur 2-5 tahun.

• Lihat catatan yang ada atau tanya pada ibu: nama anak, jenis kelamin, dan tanggal lahir.
Catat informasi ini dalam tabel di bawah pada sisi kiri.
• Hitung umur anak pada saat kunjungan
• Buatlah penilaian secara fisik pada anak (misalnya, apakah anak nampak kurus, gemuk,
aktif atau letargis)?
• Amati anak adakah tanda marasmus atau kwashiorkor. Jika ada edema, periksa pada
kedua punggung kakinya
• Timbang berat anak Setiap peserta melakukannya secara bergiliran
• Ukur panjang atau tinggi badan
• Catat hasilnya pada lembar Catatan Kunjungan pada tabel di bawah ini

Saudara akan belajar


menghitung IMT pada
Catatan Kunjungan bagian akhir modul ini

Hasil Pengukuran Alasan


Umur hari ini Kunjungan,
Tanggal (tahun, bulan atau Tinggi/Panjang Pemeriksaan dan
IMT
Lahir minggu) Berat (kg) (cm) Rekomendasi

Anak 1:
Jenis Kelamin:
Tgl lhr:

Anak 2:
Jenis Kelamin:
Tgl lhr:

Anak 3:
Jenis Kelamin:
Tgl lhr:

Anak 4:
Jenis Kelamin:
Tgl lhr:

23
6.0 Menentukan IMT (Indeks Massa Tubuh)
IMT adalah angka yang berhubungan dengan berat badan seseorang menurut tinggi/panjang.
IMT merupakan indikator pertumbuhan yang berguna ketika diplot pada grafik IMT/U.
IMT dihitung sebagai berikut:
Berat Badan (kg)
Panjang Badan (m) x Panjang Badan (m)

atau

Berat Badan (kg)


Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)

Hasil IMT dibulatkan satu desimal.

Ingat untuk menggunakan panjang badan untuk anak di bawah 2 tahun dan tinggi badan untuk
anak di atas 2 tahun. Jika perlu konversikan tinggi ke panjang badannya (dengan
menambahkan 0,7 cm) atau panjang ke tinggi badan (dengan mengurangi 0,7 cm) sebelum
menghitung IMT.1

Jika ada kalkulator dengan tombol x2, akan lebih mudah dalam menghitung IMT yaitu:
1) Masukkan angka berat badan dalam kg (paling dekat 0,1 kg)
2) Tekan tombol bagi ( / atau ÷)
3) Masukkan angka tinggi atau panjang badan dalam meter. (perlu untuk mengkonversi
centimeter sebagai meter; misal: 82,3 centimeter menjadi 0,823 meter)
4) Tekan tombol x2, maka akan muncul tinggi dalam kuadrat
5) Tekan tombol =, maka IMT muncul
6) Bulatkan angka IMT menjadi satu desimal dan catat IMT pada lembar Catatan Kunjungan.

Jika kalkulator tidak ada tombol x2, ikuti langkah 1-3, ulangi langkah 2 dan 3, dan tekan
tombol = untuk mendapatkan IMT. Jika tidak ada kalkulator, gunakan tabel IMT untuk
bermacam berat dan panjang/tinggi badan. Tabel IMT tersedia sebagai lampiran dalam modul
ini dan dalam lembar bantu yang berjudul Menimbang dan Mengukur Anak. Tabel yang sama
dapat digunakan untuk anak sampai umur 5 tahun.

Cara menggunakan tabel IMT:


• Tentukan panjang/tinggi anak (dalam cm) di kolom bagian kiri atau kanan tabel. Jika hasil
pengukuran tidak tertera dalam tabel, dibulatkan ke angka yang terdekat.
• Lihat deretan baris ke arah kanan untuk mencari berat badan anak. Jika hasil pengukuran
tidak tertera dalam tabel, pilih angka yang terdekat.
• Tunjuk dengan jari Saudara dari berat ke atas bagian tabel untuk mendapatkan IMT.
(Atau bisa juga melacak ke bagian bawah tabel). Jika berat tepat pada baris, IMT berada
pada separuhnya, misal 15,5 jika antara 15 dan 16.
• Catat IMT pada lembar Catatan Kunjungan.

1
Tabel IMT dan grafik IMT/U telah dihitung dengan menggunakan panjang badan untuk anak-anak di bawah 2 tahun dan tinggi
badan untuk anak-anak berumur 2 tahun atau lebih.

24
Contoh:

Berikut ini adalah kutipan dari tabel IMT yang ada pada lampiran modul ini. Contoh ini
menunjukkan penggunaan tabel IMT untuk anak perempuan bernama Amani, berumur 2
tahun 4 bulan.

• Tinggi badan Amani 88,2 cm. Tinggi badan dibulatkan menjadi 88 cm (yang dilingkari pada
tabel di bawah ini)
• Berat Amani 11,5 kg. Berat terdekat pada baris tingginya adalah 11,6 kg
• Tunjuk beratnya dengan jari ke atas, dan temukan IMT-nya (di bagian atas tabel) adalah 15

Jika ingin menentukan IMT Amani dengan menggunakan rumus matematika (kg/m 2) dan
kalkulator, adalah perlu untuk mengkonversi tinggi dalam meter. Tingginya 88,2 cm maka
menjadi 0,882 m. IMT dihitung sebagai berikut:

11,5 kg ÷ (0,882 m)2 = 14,78… dicatat menjadi 14,8 (pada Catatan Kunjungan)

Seperti yang terlihat, hasilnya dari menggunakan tabel IMT dan kalkulator adalah sangat
dekat.

Ingat!

Jika anak mempunyai edema di kedua kakinya, jangan menentukan IMT berdasarkan berat
karena tidak realistis sehubungan dengan adanya cairan. Rujuk anak dengan edema di kedua
tungkai kakinya untuk mendapatkan perawatan.

25
LATIHAN

Gunakan tabel IMT pada lampiran di modul ini untuk mendapatkan IMT anak-anak pada soal
berikut. Gunakan juga kalkulator untuk menghitung IMT dan bandingkan hasilnya.

1. Seorang anak 3 tahun dengan tinggi 100 cm dan berat 14,0 kg.

2. Seorang anak 18 bulan dengan panjang 78,8 cm dan berat 11,2 kg.

3. Seorang anak 4 tahun dengan tinggi 118,5 cm dan berat 22,5 kg.

4. Bayi baru lahir panjangnya 48,2 cm dan beratnya 3,1 kg.

Jika telah menyelesaikan latihan, bandingkan jawaban anda


dengan jawaban pada halaman 30. Jika ada pertanyaan,
sampaikan pada fasilitator

26
LATIHAN D

Menentukan IMT

Pada latihan ini akan dicari IMT untuk anak-anak yang telah diukur pada Latihan C.
Anda dapat menggunakan tabel IMT atau kalkulator untuk menentukan IMT. Catat IMT pada
lembar Catatan Kunjungan yang telah disediakan dalam Latihan C.

Jika telah menyelesaikan latihan, bandingkan jawaban saudara


dengan peserta lain yang mengukur anak yang sama.
Tanyakan pada fasilitator jika perlu.

27
LATIHAN E

Lanjutan Kasus – Emilia dan Eko

Dalam Latihan B telah dimulai dengan Pemantauan Pertumbuhan pada anak perempuan untuk
Emilia dan Pemantauan Pertumbuhan pada anak laki-laki untuk Eko. Dalam latihan ini akan
ditambahkan informasi dari satu rangkaian kunjungan pada masing-masing anak pada
halaman Catatan Kunjungan, dan tentukan umur serta IMT-nya. Saudara bisa gunakan
kalkulator atau tabel IMT untuk menentukan IMT.

Emilia

Pada Catatan Kunjungan Emilia, Saudara telah mencatat beberapa informasi dari
kunjungannya pada 25 Maret 2006, ketika dia berumur 6 minggu.

1. Berat Emilia saat berumur 6 minggu: 3,5 kg dan panjangnya 51,3 cm. Catat berat dan
panjangnya pada saat itu pada lembar Catatan Kunjungan. Tentukan IMT dan juga catat
pada Catatan Kunjungan.

2. Berikut ini informasi dari urutan empat kali kunjungan Emilia. Masukkan semua
informasi ini pada lembar Catatan Kunjungan. Tentukan umur Emilia dan IMT pada
setiap kunjungannya.

Tanggal Kunjungan Berat (kg) Panjang (cm) Alasan Kunjungan

20 April 2013 4,2 54,8 Imunisasi


22 Mei 2013 4,3 54,8 Diare
26 Juni 2013 4,8 56,2 Imunisasi
15 Agustus 2013 5,4 58,1 Pemeriksaan kesehatan

28
Eko

Pada lembar Catatan Kunjungan Eko, tercatat beberapa informasi dari kunjungannya pada 15
Agustus 2006, ketika dia berumur 1 tahun 1 bulan.

1. Berat Eko ketika berumur 1 tahun dan 1 bulan adalah 11,9 kg dengan panjang 79,0 cm.
Catat berat dan panjangnya pada umur tersebut dalam lembar Catatan Kunjungan.
Tentukan IMT dan catat.

2. Berikut ini informasi dari tiga kali kunjungan Eko. Catat informasi ini pada lembar Catatan
kunjungan. Tentukan umur Eko dan IMT setiap kunjungan.

Tanggal Kunjungan Berat (kg) Panjang (cm) Alasan Kunjungan


15 Desember 2011 13,5 84,5 Pemeriksaan kesehatan
16 Maret 2012 15,0 87,0 Sakit telinga
12 Juli 2012 16,8 90,9 Pemeriksaan kesehatan

Ketika sudah selesai latihan ini, bahas jawaban Saudara dengan fasilitator.

29

Anda mungkin juga menyukai