DISUSUN OLEH :
SEMARANG
2017
Kata pengantar
A. Latar Belakang
Anemia adalah salah satu penyakit yang sering diderita masyarakat, baik
anak-anak, remaja usia subur, ibu hamil ataupun orang tua. Penyebabnya sangat
beragam, dari yang karena perdarahan, kekurangan zat besi, asam folat, vitamin
B12, sampai kelainan hemolitik.
Anemia dapat diketahui dengan pemeriksaan fisik maupun dengan
pemeriksaan laboratorium. Secara fisik penderita tampak pucat, lemah, dan
secara laboratorik didapatkan penurunan kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah dari
harga normal.
Anemia bukan suatu penyakit tertentu, tetapi cerminan perubahan patofisiologik
yang mendasar yang diuraikan melalui anamnesis yang seksama, pemeriksaan
fisik, dan konfirmasi laboratorium (Baldy, 2006).
Jenis diet sangat dipengaruhi oleh latar belakang asal individu atau
keyakinan yang dianut masyarakat tertentu. Walaupun manusia pada dasarnya
adalah omnivora, suatu kelompok masyarakat biasanya memiliki preferensi atau
pantangan terhadap beberapa jenis makanan. Oleh karena itulah kata”diet” tidak
bisa digeneralisasi sebagai “tidak makan”. Kebutuhan akan asupan nutrisi
merupakan salah satu kebutuhan mendasar bagi manusia untuk bertahan hidup.
Nutrisi tersebut juga harus memiliki persyaratan kelengkapan gizi untuk
pemenuhan secara sempurna bagi seseorang dalam melengkapi kebutuhan nutrisi.
Namun terkadang kebutuhan akan nutrisi tersebut terhambat manakala
terjadi gangguan pada sistem pencernaan. Gangguan tersebut utamanya adalah
gangguan pada saluran cerna. Jika seseorang mengalami gangguan saluran cerna,
maka harus ada langkah rehabilitasi, salah satu caranya yaitu dengan melakukan
diet sehat.
Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat terbesar di dunia terutama bagi
kelompok wanita usia reproduksi (WUS). Anemia pada WUS dapat menimbulkan
kelelahan, badan lemah, penurunan kapasitas/kemampuan atau produktivitas
kerja. Bagi ibu hamil. Anemia berperan pada peningkatan prevalensi kematian
dan kesakitan ibu, dan bagi bayi dapat meningkatkan risiko kesakitan dan
kematian bayi, serta BBLR.
Di Indonsia, anemia gizi masih merupakan salah satu masalah gizi yang
utama di Indonesia, disamping tiga masalah gizi lainnya, yaitu kurang kalori
protein, defesiensi vitamin A, dan gondok endemic. Dampak kekurangan zat besi
pada ibu hamil dapat diamati dari besrnya angka kesakitan dan kematian maternal,
peninkatan angka kesakitan dan kematiaan janin, serta peningkata resiko
terjadinya BBLR. Penyebab utama kematian maternal, antara lain pendarahan
pascapartum (disamping eklamsia, dan penyakit infeksi) da plasenta previa yang
semuanya bersumber pada anemia defisiensi.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Agar penulis dan pembaca lebih memahami tentang anemia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ANEMIA
Laki-laki 13
Wanita 12
Wanita hamil 11
Anemia yang dimaksut adalah anemia gii. Pada umumnya,masyarakat
mengenal anemia sebaGAI PENYAKIT KURANG DARAH . anemiai i tandai
dengan kadar hemoglobin rendah. Hemoglobin adalah ikatan antara heme dan
globin. Disebut anemia gizi karena disebabkan oleh defisiensi zat gizi tertentu.
Anemia gizi dapat dikategorikan menjadi makrostik ,mikristik dan hemolitik. Tipe
makrostik (ukuran sel besar),mikrostik(ukuran sel kecil) dan hemolitik disebabkan
defisiensi atau toksisitas zat gizi tertentu.
1. Perdarahan
2. Kekurangan gizi seperti : zat besi, vitamin B12, dan asam folat. (Barbara C.
Long, 1996 )
3. Penyakit kronik, seperti gagal ginjal, abses paru, bronkiektasis, empiema, dll.
4. Kelainan darah
5. Ketidaksanggupan sum-sum tulang membentuk sel-sel darah. (Arif Mansjoer,
2001)
C.TIPE ANEMIA
KETERANGAN :
Bahan makanan yang dapat menghambat penyerapan zat besi adalah tanin
yang dapat dalam teh dan kopi. Asam fitat yang terdapat dalam serat . asam okslat
yang terdapat dalam sayuran hijau terutama bayam, serta kalsium dan zink dalam
bentuk suplemen atau makanan yang difortikasi kalsium dari zink yang tinggi.
Pagi
Upaya pencegahan anemia harus berfokus pada evaluasi diet dan kecukupan
asupan beberapa nutrient penting , termasuk zat besi,vitamin b12,serta folat.
Umumnya ,terapi suplemen dalam dosisi farmakologis berupa vitamin larut air
seperti folat dan b12. Memerlukan waktu yang lebih singkat selama 2-4 minggu
sementara terapi yang berupa mineral seperti zat besi membutuhkan waktu yang
lebih panjang selama 6 bulan. Peningkatan asupan vitamin dan mineral dari
makanan setip hari harus di anjurkan bersama-sama pemberian
suplemen.idealnya,perbaikan asupan nutrien dari makanan merupakan pndekatan
yang digunakan untuk mempertahankan simpanan nutrien tubuh yang normal
setelah terapi suplemenn yang efektif. Psien-pasien tertentu dengan diagnosisi
anemia dapat mengalami anemia kambuh. Karena itu,pemeriksaan screening
ulang seharusnya dilakukan secara periodik khusus pada kelompok rawan anemia
seperti disebutkan di atas.
Untuk membuat sel darah merah diperlukan zat besi (Fe). Kebutuhan Fe
sekitar 20 mg/hari, dan hanya kira-kira 2 mg yang diserap. Jumlah total Fe dalam
tubuh berkisar 2-4 mg, kira-kira 50 mg/kg BB pada pria dan 35 mg/kg BB pada
wanita. Anemia ini umumnya disebabkan oleh perdarahan kronik. Di Indonesia
banyak disebabkan oleh infestasi cacing tambang (ankilostomiasis), inipun tidak
akan menyebabkan anemia bila tidak disertai malnutrisi. Anemia jenis ini dapat
pula disebabkan karena :
Hemoglobinuria
2. Anemia makrositik
a. Anemia Pernisiosa
Anemia yang terjadi karena kekurangan vitamin B12 akibat
faktor intrinsik karena gangguan absorsi yang merupakan penyakit
herediter autoimun maupun faktor ekstrinsik karena kekurangan
asupan vitamin B12.
a. Perdarahan akut
b. Perdarahan kronik
4. Anemia hemolitik
Pada anemia hemolitik terjadi penurunan usia sel darah merah ( normal
120 hari ), baik sementara atau terus menerus. Anemia ini disebabkan karena
kelainan membran, kelainan glikolisis, kelainan enzim, ganguan sistem imun,
infeksi, hipersplenisme, dan luka bakar. Biasanya pasien ikterus dan
splenomegali.
5. Anemia aplastik
E. PENCEGAH ANANEMIA
Banyak jenis anemia tidak dapat dicegah. Namun, Anda dapat
membantu menghindari anemia kekurangan zat besi dan anemia kekurangan
vitamin dengan makan yang sehat, variasi makanan, termasuk:
1. Besi. Sumber terbaik zat besi adalah daging sapi dan daging lainnya.
Makanan lain yang kaya zat besi, termasuk kacang-kacangan, lentil, sereal
kaya zat besi, sayuran berdaun hijau tua, buah kering, selai kacang dan
kacang-kacangan.
2. Folat. Gizi ini, dan bentuk sintetik, asam folat, dapat ditemukan di jus
jeruk dan buah-buahan, pisang, sayuran berdaun hijau tua, kacang polong
dan dibentengi roti, sereal dan pasta.
3. Vitamin B-12. Vitamin ini banyak dalam daging dan produk susu.
4. Vitamin C. Makanan yang mengandung vitamin C, seperti jeruk, melon
dan beri, membantu meningkatkan penyerapan zat besi.
Makan banyak makanan yang mengandung zat besi sangat penting bagi
orang-orang yang memiliki kebutuhan besi yang tinggi, seperti anak-anak - besi
yang diperlukan selama ledakan pertumbuhan - dan perempuan hamil dan
menstruasi.
F. PENANGGULANGAN ANEMIA
Tindakan penting yang dilakukan untuk mencegah kekurangan besi antara lain :
1. Konseling untuk membantu memilih bahan makanan dengan kadar besi yang
cukup secara rutin pada usia remaja.
2. Meningkatkan konsumsi besi dari sumber hewani seperti daging, ikan, unggas,
makanan laut disertai minum sari buah yang mengandung vitamin C (asam
askorbat) untuk meningkatkan absorbsi besi dan menghindari atau mengurangi
minum kopi, teh, teh es, minuman ringan yang mengandung karbonat dan minum
susu pada saat makan.
3. Suplementasi besi. Merupakan cara untuk menanggulangi ADB di daerah
dengan prevalensi tinggi. Pemberian suplementasi besi pada remaja dosis 1
mg/KgBB/hari.
4. Untuk meningkatkan absorbsi besi, sebaiknya suplementasi besi tidak diberi
bersama susu, kopi, teh, minuman ringan yang mengandung karbonat,
multivitamin yang mengandung phosphate dan kalsium.
5. Skrining anemia. Pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit masih merupakan
pilihan untuk skrining anemia defisiensi besi .
G. PENGOBATAN ANEMIA
1. Anemia kekurangan zat besi. Bentuk anemia ini diobati dengan suplemen
zat besi, yang mungkin Anda harus minum selama beberapa bulan atau
lebih. Jika penyebab kekurangan zat besi kehilangan darah - selain dari
haid - sumber perdarahan harus diketahui dan dihentikan. Hal ini mungkin
melibatkan operasi.
2. Anemia kekurangan vitamin. Anemia pernisiosa diobati dengan suntikan -
yang seringkali suntikan seumur hidup - vitamin B-12. Anemia karena
kekurangan asam folat diobati dengan suplemen asam folat.
3. Anemia penyakit kronis. Tidak ada pengobatan khusus untuk anemia jenis
ini. Suplemen zat besi dan vitamin umumnya tidak membantu jenis
anemia ini . Namun, jika gejala menjadi parah, transfusi darah atau
suntikan eritropoietin sintetis, hormon yang biasanya dihasilkan oleh
ginjal, dapat membantu merangsang produksi sel darah merah dan
mengurangi kelelahan.
4. Aplastic anemia. Pengobatan untuk anemia ini dapat mencakup transfusi
darah untuk meningkatkan kadar sel darah merah. Anda mungkin
memerlukan transplantasi sumsum tulang jika sumsum tulang Anda
berpenyakit dan tidak dapat membuat sel-sel darah sehat. Anda mungkin
perlu obat penekan kekebalan tubuh untuk mengurangi sistem kekebalan
tubuh Anda dan memberikan kesempatan sumsum tulang
ditransplantasikan berespon untuk mulai berfungsi lagi.
5. Anemia terkait dengan penyakit sumsum tulang. Pengobatan berbagai
penyakit dapat berkisar dari obat yang sederhana hingga kemoterapi untuk
transplantasi sumsum tulang.
6. Anemias hemolitik. Mengelola anemia hemolitik termasuk menghindari
obat-obatan tertentu, mengobati infeksi terkait dan menggunakan obat-
obatan yang menekan sistem kekebalan Anda, yang dapat menyerang sel-
sel darah merah. Pengobatan singkat dengan steroid, obat penekan
kekebalan atau gamma globulin dapat membantu menekan sistem
kekebalan tubuh menyerang sel-sel darah merah.
7. Sickle cell anemia. Pengobatan untuk anemia ini dapat mencakup
pemberian oksigen, obat menghilangkan rasa sakit, baik oral dan cairan
infus untuk mengurangi rasa sakit dan mencegah komplikasi. Dokter juga
biasanya menggunakan transfusi darah, suplemen asam folat dan
antibiotik. Sebuah obat kanker yang disebut hidroksiurea (Droxia, Hydrea)
juga digunakan untuk mengobati anemia sel sabit pada orang dewasa.
H. TUJUAN DIET
1. Meningkatkan asupan makanan sumber Fe sehingga tidak terjadi anemia
6. Memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat untuk mencegah dan
mengurangi kerusakan jaringan tubuh.
5. Vitamin dan mineral terutama pemberian Fe, asam folat, dan vit B12 serta vit C
PENUTUP
A.SIMPULAN
B. SARAN
Diet untuk anemia seharusnya memilih makanan yang kaya akan
kandungan zat besi. Pengolahan makanan juga harus benar sehingga kandungan
nutrisi dalam makanan tetap dan idak hilang karena proses memasak. Lebih
mengatur diet makanan juga mengkonsumsi vitamin B,asam folat dan protein,
DAFTAR PUSTAKA
B