Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KELOMPOK

GIZI DAN DIET “ANEMIA”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Gizi Dan Diet


Dosen Mata Ajar : dr.Argo

DISUSUN OLEH :

Akas Tri Wicaksono (16.003)

Aprillya Dwi Sarweni (16.009)

Bynar Frendy Anggara (16.015)

Galih Mardika (16.035)

Rani Pratiwi (16.076)

Rita Puspita Sari (16.082)

Senita Khomariah (16.089)

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM IV/DIPONEGORO

SEMARANG

2017
Kata pengantar

Assalamu alaikum wr.wb


Puji dan syukur kedahirat Allah swt. karena berkat rahmat dan karunianya-lah
kami dapat menyelesaikan tugas ini yaitu makalah megenai PENGANTAR ILMU
PENYAKIT yaitu penyait anemia sesuai dengan waktu yang telah ditentukan,
yang merupakan salah satu tugas yang harus diselesaikan pada semester ganjil ini.
Namun, saya harus mengakui bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna, untuk itu saya sangat berharap kritikan
yang dapat membangun, agar kedepannya akan lebih baik lagi.Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik siswa maupun guru,
terutama bagi diri saya pribadi.

Semarang,6 April 2017


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anemia adalah salah satu penyakit yang sering diderita masyarakat, baik
anak-anak, remaja usia subur, ibu hamil ataupun orang tua. Penyebabnya sangat
beragam, dari yang karena perdarahan, kekurangan zat besi, asam folat, vitamin
B12, sampai kelainan hemolitik.
Anemia dapat diketahui dengan pemeriksaan fisik maupun dengan
pemeriksaan laboratorium. Secara fisik penderita tampak pucat, lemah, dan
secara laboratorik didapatkan penurunan kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah dari
harga normal.
Anemia bukan suatu penyakit tertentu, tetapi cerminan perubahan patofisiologik
yang mendasar yang diuraikan melalui anamnesis yang seksama, pemeriksaan
fisik, dan konfirmasi laboratorium (Baldy, 2006).
Jenis diet sangat dipengaruhi oleh latar belakang asal individu atau
keyakinan yang dianut masyarakat tertentu. Walaupun manusia pada dasarnya
adalah omnivora, suatu kelompok masyarakat biasanya memiliki preferensi atau
pantangan terhadap beberapa jenis makanan. Oleh karena itulah kata”diet” tidak
bisa digeneralisasi sebagai “tidak makan”. Kebutuhan akan asupan nutrisi
merupakan salah satu kebutuhan mendasar bagi manusia untuk bertahan hidup.
Nutrisi tersebut juga harus memiliki persyaratan kelengkapan gizi untuk
pemenuhan secara sempurna bagi seseorang dalam melengkapi kebutuhan nutrisi.
Namun terkadang kebutuhan akan nutrisi tersebut terhambat manakala
terjadi gangguan pada sistem pencernaan. Gangguan tersebut utamanya adalah
gangguan pada saluran cerna. Jika seseorang mengalami gangguan saluran cerna,
maka harus ada langkah rehabilitasi, salah satu caranya yaitu dengan melakukan
diet sehat.
Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat terbesar di dunia terutama bagi
kelompok wanita usia reproduksi (WUS). Anemia pada WUS dapat menimbulkan
kelelahan, badan lemah, penurunan kapasitas/kemampuan atau produktivitas
kerja. Bagi ibu hamil. Anemia berperan pada peningkatan prevalensi kematian
dan kesakitan ibu, dan bagi bayi dapat meningkatkan risiko kesakitan dan
kematian bayi, serta BBLR.
Di Indonsia, anemia gizi masih merupakan salah satu masalah gizi yang
utama di Indonesia, disamping tiga masalah gizi lainnya, yaitu kurang kalori
protein, defesiensi vitamin A, dan gondok endemic. Dampak kekurangan zat besi
pada ibu hamil dapat diamati dari besrnya angka kesakitan dan kematian maternal,
peninkatan angka kesakitan dan kematiaan janin, serta peningkata resiko
terjadinya BBLR. Penyebab utama kematian maternal, antara lain pendarahan
pascapartum (disamping eklamsia, dan penyakit infeksi) da plasenta previa yang
semuanya bersumber pada anemia defisiensi.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana dengan anemia itu?

C. Tujuan
Agar penulis dan pembaca lebih memahami tentang anemia.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ANEMIA

Anemia merupakan keadaan ketika terjadi penurunan jumlah elektrosit


atau kadar hemoglobin dalam darah. Anemia mengakibatkan keadaan mudah
lelah,pening terutama pada perubahan dari posisi. Anjuran bagi keamanan makan.

Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari seperti kehilangan


komponen darah, elemen tak adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk
pembentukan sel darah, yang mengakibatkan penurunan Kapasitas pengangkut
oksigen darah ( Doenges, 2000 ).
Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitung sel darah merah
dan kadar hemoglobin dan hemotokrit dibawah normal. (Smeltzer, 2001, 935)
Anemia mengacu pada suatu kondisi dimana terdapat penurunan konsentrasi
hemoglobin, jumlah sel darah merah sirkulasi atau volume sel darah tanpa plasma
( hemotokrit ) dibandingkan dengan nilai – nilai normal ( tambayong, 2000. 77 )
Anemia adalah reduksi dalam sel darah merah ( eritrosit ) dimana terjadi
perubahan menurunnya kapasitas pengangkutan oksigen dalam darah ( luckman,
1999, 1335 )
Tabel 1 Batas normal kadar hemoglobin

Kelompok Umur Hemoglobin


Anak 6 bln s/d 6 thn 11
Dewasa 6 thn s/d 14 thn 12

Laki-laki 13

Wanita 12

Wanita hamil 11
Anemia yang dimaksut adalah anemia gii. Pada umumnya,masyarakat
mengenal anemia sebaGAI PENYAKIT KURANG DARAH . anemiai i tandai
dengan kadar hemoglobin rendah. Hemoglobin adalah ikatan antara heme dan
globin. Disebut anemia gizi karena disebabkan oleh defisiensi zat gizi tertentu.
Anemia gizi dapat dikategorikan menjadi makrostik ,mikristik dan hemolitik. Tipe
makrostik (ukuran sel besar),mikrostik(ukuran sel kecil) dan hemolitik disebabkan
defisiensi atau toksisitas zat gizi tertentu.

Gejala anemia adalah lelah ,lesu,letih,pucat,sclera mata pucat,kuku


berbentuk sendok,sendi sakit,ekremitas dingin,nyeri otot , sulit berkonsentrasi,rasa
mengantuk,iribilitas,gangguan pencernaan,mual,muntah,diare,kram,gangguan
fungsi reproduksi,menstrusi berhenti dan turunnya libido,gangguan
kardiovaskular,palpitasi,takkardi dan angina.

B. PENYABAB ATAU ETIOLOGI ANEMIA

1. Perdarahan
2. Kekurangan gizi seperti : zat besi, vitamin B12, dan asam folat. (Barbara C.
Long, 1996 )
3. Penyakit kronik, seperti gagal ginjal, abses paru, bronkiektasis, empiema, dll.
4. Kelainan darah
5. Ketidaksanggupan sum-sum tulang membentuk sel-sel darah. (Arif Mansjoer,
2001)
C.TIPE ANEMIA

Tipe Anemia Definisi Toksisitas


Makrostik Vitamin B12
Asam Folat
Vitamin B1
Vitamin B6
Mikrostik Protein Cooper
Zat Besi Zink
Askorbat Kadmium
Vitamin A Logam Berat
Vitamin B6
Cooper
Mangan
Hemolitik Vitamin E Vitamin E

a. Anemia mikrostik: defisiensi zat besi


Merupakan kondisi mengecilnya sel darah merah karena defisiensi zat
besi,anemia mikrositik di tandai dengan menurunnya jumlah sel-sel darah
merah dan kadar hemoglobin . nilai laboratorium yang dapat dikaji untuk
anemia defisiensi zat besi,sebagai berikut:

Karakteristik Jenis kelamin Nilai normal Definisi anemia


zat besi
Hemoglobin (HB) Laki-laki 13,5 – 17,5 g/dl Kurang dari
perempuan 12,0-16,0 g/dl normal
Hematokrit Laki-laki 41-53% Kurang dari
perempuan 36-46% normal

Karakteristik Jenis Kelamin Nilai Normal Definisi Anemia


Zat Besi
Hemoglobin ( HB) LAKI-LAKI 13.5-17.5 G/Dl Kurang Dari
PEREMPUAN 12.0-16.0 G/Dl Normal
Hematokrit LAKI-LAKI 41-53 % Kurang Dari
PEREMPUAN 36-46 % Normal
Serum Zat Besi - 30-160 µ/Dl Kurang Dari
Normal
Serum Feritim LAKI-LAKI 30-300 µ/Dl Kurang Dari
PEREMPUAN 10-200µ/Dl Normal
Serum Transferin - 2,3-3,9 G/Dl Kurang Dari
Normal
Tibc - 228-428 µg/Dl Kurang Dari
Normal
Fep - 0,28 – 0,64 µg/Dl Kurang Dari
Normal
Mch - 26,0-34,0 Pg/Cell Kurang Dari
Normal
Mchc - 31,0-37,0 G/Dl Kurang Dari
Normal

KETERANGAN :

Batasangka normal dapat berbeda karena sangat di tentukan oleh


standar pemeriksaan yang digunakan pada laboratorium setempat.
MCV adalah volume entrosit rata-rata. Mengindikasikan ukuran
entrosit (kecil,normal,atau besar),nilai MCV diperoleh dengan
mengalihkan hematokrit 10 kali lalu membaginya dengan hitung
entrosit . satuannya adalah femtoliter (FL).
MCH menunjukan banyaknya hemoglobin dalam rata-rata
entrosit tanpa memperhatikan ukurannya.
MCHC menunjukan konsentrasi rata-rata hemoglobin dalam
entrosit atau perb andingan berat hemoglobin dengan volume
entrosit.
FEP menentukan keadaan anemia seseorang jika kadar zat besi
dalam darah kurang , sirkulasi FEP dalam darah meningkat .
SF untuk mengetahui status zat besi di dalam hati.
TIBC digunakan untuk menentukan status zat besi,jika kadar zat
besi menurun TIBC akan meningkat.
Prinsip intervensi gizi pada anemia defisiensi gizi besi adalah dengan
meningkatkan asupan dari penyerapan zat besi serta menghindari konsumsi bahan
makanan yang menghambat penyerpan zat besi. Bahan makanan yang
menghambat penyerapan zat besi. Bahan makanan sumber zat besi adalah daging
merah,kacang-kacangan,terutama tempe dan sayuran hijau. Bahan makanan yang
dapat meningkatkan penyerapan zat besi adalah sumber vitamin c (buah-buahan
dan sayuran berwarna merah dan orange), asam sitrat dan asam
askorbat(papaya,jambu biji,pisang,jeruk,lemon,mangga,labu,kol). Asam mino
sistein (daging hewani),serta produk fermentasi (kecap,kacang kedelai,acar
/asinan kubis).

Bahan makanan yang dapat menghambat penyerapan zat besi adalah tanin
yang dapat dalam teh dan kopi. Asam fitat yang terdapat dalam serat . asam okslat
yang terdapat dalam sayuran hijau terutama bayam, serta kalsium dan zink dalam
bentuk suplemen atau makanan yang difortikasi kalsium dari zink yang tinggi.

Strategi untuk mendapatkan zat besi secara maksimal antara lain


menambahkan bahan makanan sumber vitamin c dalam memasak misalnya
dengan menambahkan tomat, minum jus jeruk dengan makanan sumber zat besi,
saat memilih pangan olahan ,pillihlah yang telah difortikasi zat besi dan jika
mengkonsumsi suplemen zat besi ,konsumsilah bersama dengan sumber vitamin c
dan dalam keadaan perut kosong agar tidak terjadi interaksi dengan zat gizi yang
lain.

Diet Anemia Defisiensi Gizi Besi

Makan utama dan selingan disesuaikan dengan kebiasaan dan mengikuti


kaidah gizi seimbang,tetapi perlu memperhatikan pemilihan bahan makan dan
modifikasinya untuk mendapatkan asupan zat besi yang maksimal dan
menghindari bahan makanan yang dapat menghambat penyerapan zat besi.
Contoh menu :

Pagi

Upaya pencegahan anemia harus berfokus pada evaluasi diet dan kecukupan
asupan beberapa nutrient penting , termasuk zat besi,vitamin b12,serta folat.
Umumnya ,terapi suplemen dalam dosisi farmakologis berupa vitamin larut air
seperti folat dan b12. Memerlukan waktu yang lebih singkat selama 2-4 minggu
sementara terapi yang berupa mineral seperti zat besi membutuhkan waktu yang
lebih panjang selama 6 bulan. Peningkatan asupan vitamin dan mineral dari
makanan setip hari harus di anjurkan bersama-sama pemberian
suplemen.idealnya,perbaikan asupan nutrien dari makanan merupakan pndekatan
yang digunakan untuk mempertahankan simpanan nutrien tubuh yang normal
setelah terapi suplemenn yang efektif. Psien-pasien tertentu dengan diagnosisi
anemia dapat mengalami anemia kambuh. Karena itu,pemeriksaan screening
ulang seharusnya dilakukan secara periodik khusus pada kelompok rawan anemia
seperti disebutkan di atas.

Anjuran untuk keamanan makan.

1. Basuh kedua belah tangan dengan sabun dan air sebelummempersiapkan


atau memakan semua makanan, sesudah bersin,batuk,atau ke toilet
2. Gunakan sarung tangan karet ketika mempersiapkan makanan jika terdapat
luka pada tangan
3. Jangan sekali-kali memakai papan alas untuk memotong daging dan ayam
bagi keperluan untuk memotong sayuran dan buah.
4. Hindari pemakaian papan alas dari kayu atau plastik yang retak. Cucilah
papan alas sampai benar-benar bersih.
5. Segera memasukkan semua makanan yang tersisia kedalam lemari es di
dalam wadah kecil yang tertutup.
6. Jika terdapat keraguan kalau makan yang tersisa sudah basi atau rusak
,buanglah makanan tersebut.
7. Periksa lemari esfreezer untuk memastikan suhu endinginan yang akurat
8. Makanan baku dalam refrigerator harus dicairkan atau defros
dahulu,setelah di cairkan makanan tersebut harus dimasukkan dalam 24
jam.
9. Minum susu yang sudah dipasteurisasi atau susu kemasan.
10. Jangan makan telur yang mentah.
11. Jangan menggunakan telur yang retak atau yang sudah rusak.
12. Jangan makan ikan ,daging ayam,yang mentah atau yang tidak di masak
dengan baik atau setelah matang.
13. Hati-hati dengan masakan ikan periksa tanggal penggirimnya dan jangan
bekukan kembali ikan yang sudah dicairkan atau deproz dari keadaan
beku.
14. Semua daging harus di masak sampai matang.
15. Kalau ingin membuat bakaran daging , kukusu dahulu daging tersebut.
16. Kalau ingin memasak dengan microwave ,masaklah sampai benar-benar
matang: aduk dan balik makanan tersebut dengan sering selama
memasaknya.
17. Cuci semua buah dan sayuran sebelum memakannya khususnya jika ingin
dimakan mentah.
18. Perhatikan batas tanggal penjualan ketika berbelanja makanan dan jangan
mengonsumsi makanan yang melampaui tanggal
19. Kalau dapat , hindari membeli makanan dari penjajah makanan
20. Ketik amakan diluar,perhatikan kebersihan , hindari restoran yang tidak
dapat memenuhi starndar kesehatan(restoran yang memenuhi standar
memenuhi sertifikat yang dikeluarkan oleh departemen kesehatan atau
kanwil kesehatan setempat setelah dilakukan inteksi).
21. Kalau makan di restoran ,usahakan untuk memesan masakan yang baru
dipersipakan paad saat anda memesannya.
D. Secara Umum Anemia Dikelompokan Menjadi :

1. Anemia mikrositik hipokrom

a. Anemia defisiensi besi

Untuk membuat sel darah merah diperlukan zat besi (Fe). Kebutuhan Fe
sekitar 20 mg/hari, dan hanya kira-kira 2 mg yang diserap. Jumlah total Fe dalam
tubuh berkisar 2-4 mg, kira-kira 50 mg/kg BB pada pria dan 35 mg/kg BB pada
wanita. Anemia ini umumnya disebabkan oleh perdarahan kronik. Di Indonesia
banyak disebabkan oleh infestasi cacing tambang (ankilostomiasis), inipun tidak
akan menyebabkan anemia bila tidak disertai malnutrisi. Anemia jenis ini dapat
pula disebabkan karena :

Diet yang tidak mencukupi

Absorpsi yang menurun

Kebutuhan yang meningkat pada wanita hamil dan menyusui

Perdarahan pada saluran cerna, menstruasi, donor darah

Hemoglobinuria

Penyimpanan besi yang berkurang, seperti pada hemosiderosis


paru.

b. Anemia penyakit kronik

Anemia ini dikenal pula dengan nama sideropenic anemia with


reticuloendothelial siderosis. Penyakit ini banyak dihubungkan dengan berbagai
penyakit infeksi seperti infeksi ginjal, paru ( abses, empiema, dll ).

2. Anemia makrositik

a. Anemia Pernisiosa
Anemia yang terjadi karena kekurangan vitamin B12 akibat
faktor intrinsik karena gangguan absorsi yang merupakan penyakit
herediter autoimun maupun faktor ekstrinsik karena kekurangan
asupan vitamin B12.

b. Anemia defisiensi asam folat

Anemia ini umumnya berhubungan dengan malnutrisi,


namun penurunan absorpsi asam folat jarang ditemukan karena
absorpsi terjadi di seluruh saluran cerna. Asam folat terdapat dalam
daging, susu, dan daun – daun yang hijau.

3. Anemia karena perdarahan

a. Perdarahan akut

Mungkin timbul renjatan bila pengeluaran darah cukup banyak,


sedangkan penurunan kadar Hb baru terjadi beberapa hari
kemudian.

b. Perdarahan kronik

Pengeluaran darah biasanya sedikit – sedikit sehingga tidak


diketahui pasien. Penyebab yang sering antara lain ulkus peptikum,
menometroragi, perdarahan saluran cerna, dan epistaksis.

4. Anemia hemolitik

Pada anemia hemolitik terjadi penurunan usia sel darah merah ( normal
120 hari ), baik sementara atau terus menerus. Anemia ini disebabkan karena
kelainan membran, kelainan glikolisis, kelainan enzim, ganguan sistem imun,
infeksi, hipersplenisme, dan luka bakar. Biasanya pasien ikterus dan
splenomegali.
5. Anemia aplastik

Terjadi karena ketidaksanggupan sumsum tulang untuk membentuk sel-sel


darah. Penyebabnya bisa kongenital, idiopatik, kemoterapi, radioterapi, toksin, dll.

E. PENCEGAH ANANEMIA
Banyak jenis anemia tidak dapat dicegah. Namun, Anda dapat
membantu menghindari anemia kekurangan zat besi dan anemia kekurangan
vitamin dengan makan yang sehat, variasi makanan, termasuk:

1. Besi. Sumber terbaik zat besi adalah daging sapi dan daging lainnya.
Makanan lain yang kaya zat besi, termasuk kacang-kacangan, lentil, sereal
kaya zat besi, sayuran berdaun hijau tua, buah kering, selai kacang dan
kacang-kacangan.
2. Folat. Gizi ini, dan bentuk sintetik, asam folat, dapat ditemukan di jus
jeruk dan buah-buahan, pisang, sayuran berdaun hijau tua, kacang polong
dan dibentengi roti, sereal dan pasta.
3. Vitamin B-12. Vitamin ini banyak dalam daging dan produk susu.
4. Vitamin C. Makanan yang mengandung vitamin C, seperti jeruk, melon
dan beri, membantu meningkatkan penyerapan zat besi.

Makan banyak makanan yang mengandung zat besi sangat penting bagi
orang-orang yang memiliki kebutuhan besi yang tinggi, seperti anak-anak - besi
yang diperlukan selama ledakan pertumbuhan - dan perempuan hamil dan
menstruasi.

F. PENANGGULANGAN ANEMIA
Tindakan penting yang dilakukan untuk mencegah kekurangan besi antara lain :
1. Konseling untuk membantu memilih bahan makanan dengan kadar besi yang
cukup secara rutin pada usia remaja.
2. Meningkatkan konsumsi besi dari sumber hewani seperti daging, ikan, unggas,
makanan laut disertai minum sari buah yang mengandung vitamin C (asam
askorbat) untuk meningkatkan absorbsi besi dan menghindari atau mengurangi
minum kopi, teh, teh es, minuman ringan yang mengandung karbonat dan minum
susu pada saat makan.
3. Suplementasi besi. Merupakan cara untuk menanggulangi ADB di daerah
dengan prevalensi tinggi. Pemberian suplementasi besi pada remaja dosis 1
mg/KgBB/hari.
4. Untuk meningkatkan absorbsi besi, sebaiknya suplementasi besi tidak diberi
bersama susu, kopi, teh, minuman ringan yang mengandung karbonat,
multivitamin yang mengandung phosphate dan kalsium.
5. Skrining anemia. Pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit masih merupakan
pilihan untuk skrining anemia defisiensi besi .

G. PENGOBATAN ANEMIA

Pengobatan anemia tergantung pada penyebabnya:

1. Anemia kekurangan zat besi. Bentuk anemia ini diobati dengan suplemen
zat besi, yang mungkin Anda harus minum selama beberapa bulan atau
lebih. Jika penyebab kekurangan zat besi kehilangan darah - selain dari
haid - sumber perdarahan harus diketahui dan dihentikan. Hal ini mungkin
melibatkan operasi.
2. Anemia kekurangan vitamin. Anemia pernisiosa diobati dengan suntikan -
yang seringkali suntikan seumur hidup - vitamin B-12. Anemia karena
kekurangan asam folat diobati dengan suplemen asam folat.
3. Anemia penyakit kronis. Tidak ada pengobatan khusus untuk anemia jenis
ini. Suplemen zat besi dan vitamin umumnya tidak membantu jenis
anemia ini . Namun, jika gejala menjadi parah, transfusi darah atau
suntikan eritropoietin sintetis, hormon yang biasanya dihasilkan oleh
ginjal, dapat membantu merangsang produksi sel darah merah dan
mengurangi kelelahan.
4. Aplastic anemia. Pengobatan untuk anemia ini dapat mencakup transfusi
darah untuk meningkatkan kadar sel darah merah. Anda mungkin
memerlukan transplantasi sumsum tulang jika sumsum tulang Anda
berpenyakit dan tidak dapat membuat sel-sel darah sehat. Anda mungkin
perlu obat penekan kekebalan tubuh untuk mengurangi sistem kekebalan
tubuh Anda dan memberikan kesempatan sumsum tulang
ditransplantasikan berespon untuk mulai berfungsi lagi.
5. Anemia terkait dengan penyakit sumsum tulang. Pengobatan berbagai
penyakit dapat berkisar dari obat yang sederhana hingga kemoterapi untuk
transplantasi sumsum tulang.
6. Anemias hemolitik. Mengelola anemia hemolitik termasuk menghindari
obat-obatan tertentu, mengobati infeksi terkait dan menggunakan obat-
obatan yang menekan sistem kekebalan Anda, yang dapat menyerang sel-
sel darah merah. Pengobatan singkat dengan steroid, obat penekan
kekebalan atau gamma globulin dapat membantu menekan sistem
kekebalan tubuh menyerang sel-sel darah merah.
7. Sickle cell anemia. Pengobatan untuk anemia ini dapat mencakup
pemberian oksigen, obat menghilangkan rasa sakit, baik oral dan cairan
infus untuk mengurangi rasa sakit dan mencegah komplikasi. Dokter juga
biasanya menggunakan transfusi darah, suplemen asam folat dan
antibiotik. Sebuah obat kanker yang disebut hidroksiurea (Droxia, Hydrea)
juga digunakan untuk mengobati anemia sel sabit pada orang dewasa.

H. TUJUAN DIET
1. Meningkatkan asupan makanan sumber Fe sehingga tidak terjadi anemia

2. Mencapai dan mempertahankan tekanan darah normal

3. Mencapai dan mempertahankan BB dan setatus gizi yang optimal sehingga


tidak terjadi malnutrisi

4. Memperbaiki pola makan yang salah


5. Mengurangi/ mencegah timbulnya factor resiko lain/ penyakit baru pada saat
kehamilan/ setelah melahirkan

6. Memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat untuk mencegah dan
mengurangi kerusakan jaringan tubuh.

I. Syarat Diet Anemia

1. Energi sesuai kebutuhan diberikan 2515,356 kkal

2. Protein tinggi 1,5 gr/kg BB yaitu sebesar 91,5 gram

3. Lemak sedang diberikan 25 % yaitu sebesar 69,871 gram

4. Karhohidrat sesuai kebutuhan diberikan 380,13 gram

5. Vitamin dan mineral terutama pemberian Fe, asam folat, dan vit B12 serta vit C

6. Pemberian makan disesuaikan dengan kebutuhan pasien

H. Diet Pada Klien Anemia

Tabel 2 Nilai gizi diet

Nilai Gizi TETP I TETP II


Energi (kkal) 2690 3040
Protein (g) 103 120
Lemak (g) 73 98
Karbohidrat (g) 420 420
Kalsium (mg) 700 1400
Besi (mg) 30,2 36
Vitamin A (RE) 2746 2965
Tiamin (mg) 1,5 1,7
Vitamin C (mg) 114 116

Tabel 3 Bahan Makanan yang Dianjurkan dan yang Tidak Dianjurkan

Bahan makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan


Sumber Karbohidrat Nasi, mie, roti, macaroni,
dan hasil olah tetepung-
tepungan lain, seperti
cake, tarcis, pudding, dan
pastry, dodol, ubi,
karbohidrat sederhana
seperti gula pasir.
Sumber Protein Daging sapi, ayam, ikan, Dimasak dengan banyak
telur, susu, dan hasil olah minyak atau kelapa/
seperti keju dan yoghurt santan kental.
custard dan es krim.
Sumber Protein Nabati Semua jenis kacang- Dimasak dengan banyak
kacangan dan hasil minyak atau kelapa/
olahanya, seperti tempe, santan kental.
tahu, dan pindakas.
Sayuran Semua jenis sayuran, Dimasak dengan banyak
terutama jenis B, seperti minyak atau kelapa/
bayam, buncis, daun santan kental.
singkong, kacang
panjang, labu siam dan
wortel direbus, dikukus
dan ditumis.
Buah-buahan Semua jenis buah segar,
buah kaleng, buah kering
dan jus buah.
Lemak dan minyak Minyak goring, mentega, Santan kental
margarine, santan encer,
salad dressing.
Minuman Soft drink, madu, sirup, Minuman rendah energy
teh dan kopi encer.
Bumbu Bumbu tidak tajam, Bumbu yang tajam,
seperti bawang merah, seperti cabe dan merica
bawang putih, laos,
salam, dan kecap.

Tabel 4 Contoh Menu Sehari TETP II


Pagi Siang Malam
Nasi Nasi Nasi
Telur dadar Ikan Daging empal
Daging semur Ayam goring Telur balado
Ketimun + tomat iris Tempe bacam Sup sayuran
Susu Sayur asam Pisang
Papaya
Pukul 10.00 Pukul 16.00 Pukul 21.00
Bubur kacang hijau susu Telur ½ masak
Susu - Formula komersial
BAB III

PENUTUP

A.SIMPULAN

Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari seperti kehilangan


komponen darah. Elemen tak adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk
pembentukan sel darah.yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut
oksigen darah.

Sel darah merah mengandung hemoglobin yang mengangkut oksigen dari


paru-paru dan mengantarkan ke seluruh bagian tubuh. seorang pasien dikatakan
terken anemia apabila konsentrasi hemoglobin( HB) nya kurang dari 13,5 gram/dl.
Atau het kurang dari 36 % pada perempuan.

B. SARAN
Diet untuk anemia seharusnya memilih makanan yang kaya akan
kandungan zat besi. Pengolahan makanan juga harus benar sehingga kandungan
nutrisi dalam makanan tetap dan idak hilang karena proses memasak. Lebih
mengatur diet makanan juga mengkonsumsi vitamin B,asam folat dan protein,
DAFTAR PUSTAKA
B

Anda mungkin juga menyukai