Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KELOMPOK

NUTRISI SEBAGAI TERAPI DAN JENIS DIET


PADA PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIK

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Gizi dan Diet


Dosen Mata Ajar : Dr. Muslim Argo Bayu Kusuma, M.Gizi

Disusun Oleh :

Disusun Oleh :

1. Avionita Risma E (16.013)


2. Figik Kurniawan (16.032)
3. Ika Lutfiana (16.040)
4. Jeffri Riyan Mustakim (16.046)
5. Lia Puji Lestari (16.053)
6. Nicky Galuh P (16.065)
7. Ruwita Duwiyanti (16.087)

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM IV/DIPONEGORO


SEMARANG
2017

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME karena berkat

rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang

disusun untuk memenuhi tugas Gizi dan Diet sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan.

Terima kasih kami sampaikan kepada dosen bidang studi yang telah

memberikan kesempatan bagi kami untuk mengerjakan tugas makalah ini,

sehingga kami menjadi lebih mengerti dan memahami tentang materi “Gagal

Ginjal Kronik”. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya

kepada seluruh pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung telah

membantu dalam upaya penyelesaian makalah ini baik mendukung secara moril

dan materil.

Kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan, kekurangan dan

kehilafan dalam makalah ini. Untuk itu saran dan kritik tetap kami harapkan demi

perbaikan makalah ini kedepan.akhir kata kami berharap makalah ini dapat

bermanfaat bagi kami semua.

Semarang, 6 April 2017

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul...................................................................................................... 1
Kata Pengantar...................................................................................................... 2
Daftar Isi............................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 4
A. Latar Belakang................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah............................................................................................ 5
C. Tujuan............................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................... 6
A. Konsep Dasar GGK.......................................................................................... 6
B. Diit Penyakit GGK........................................................................................... 9
BAB III PENUTUP.............................................................................................. 14
A. Kesimpulan...................................................................................................... 14
B. Saran................................................................................................................. 14
Daftar Pustaka....................................................................................................... 15
Lampiran...............................................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gangguan fungsi ginjal dapat menggambarkan kondisi sistem vaskuler

sehingga dapat membantu upaya pencegahan penyakit lebih dini sebelum

pasien mengalami komplikasi yang lebih parah seperti stroke, penyakit

jantung koroner, gagal ginjal dan penyakit pembuluh darah perifer.


Pada penyakit gagal ginjal kronik terjadi penurunan fungsi ginjal yang

memerlukan terapi pengganti yang membutuhkan biaya yang mahal. Selama

ini, pengelolaan penyakit gagal ginjal kronik mengutamakan diagnosis dan

pengobatan terhadap penyakit ginjal spresifik yang merupakan penyebab

penyakit gagal ginjal kronik. Oleh karena itu, upaya yang harus dilakukan

adalah diagnosis dini dan penceghan yang efektif terhadap penyakit gagal

ginjal kronik.
Kita tak dapat mengetahui dengan tepat prevalensi GGK sebetulnya oleh

karena banyak pasien yang tak bergejala atau dirujuk. Angka yang lebih tepat

adalah banyakanya pasien GGK yang masuk fase terminal oleh karena

memerlukan atau sedang menjalani dialisis. Dari data yang didasarkan atas

kreatinin serum abnormal, saat ini di perkirakan pasien GGK adalah sekitar

2000 per juta penduduk (PJP). Kebanyakan diantara pasien ini tidak

memerlukan pengobatan pengganti, karena sudah terlebih dahulu meninggal

oleh sebab lain. Dibandingkan dengan penyakit jantung koroner, stroke, DM,

dan kanker angka ini jauh lebih kecil, akan tetapi menimbulkan masalah besar

oleh karena biaya pengobaatanya amat mahal.

4
Data dan epidemiologis tentang GGK di Indonesia dapat dikatakan tidak

ada. Yang ada tetapi juga langka, adalah study atau data epidemiologis klinis.

Pada saat ini tak dapat di kemukakan pola prevalensi di Indonesia,demikian

pula pola morbidias dan mortalitas. Data klinis yang ada, berasal dari RS

rujukan nasional, RS rujukan Provinsi dan RS swasta spesialistik. Dengan

demikaian dapat dimengerti bahwa data tersebut berasal dari kelompok

khusus.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar penyakit gagal ginjal kronik ?
2. Bagaimana diit yang tepat pada pasien gagal ginjal kronik ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar penyakit gagal ginjal kronik.
2. Untuk mengetahui diit yang tepat pada pasien gagal ginjal kronik.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Gagal Ginjal Kronik


Pengertian
Gagal ginjal kronik adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan

penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan

cukup lanjut.
Gagal ginjal kronik merupakan keadaan klinis kerusakan ginjal yang

progresif dan ireversibel yang berasal dari berbagai penyebab.


Gagal ginjal; kronik merupakan ketidakmampuan ginjal untuk

mempertahankan keseimbangan dan integritas tubuh yang muncul secara

bertahap sebelum terjun ke fase penurunan faal ginjal tahap akhir.


Etiologi
 Diabetus Miletus
 Glumerulonefritis kronis
 Pielonefritis
 Hipertensi tak terkontrol
 Obstruksi saluran kemih
 Penyakit ginjal polikistik
 Gangguan vaskuler
 Lesi herediter
 Agen toksik
Manifestasi Klinis
 Kardiovaskular
- Hipertensi
- Pitting edema
- Edema periorbital
- Pembesaran vena leher
 Pulmoner
- Krekel
- Napas dangkal
- Kusmaul
- Sputum kental dan liat
 Gastrointestinal
- Anoreksia, nausea, vomitus
- Pendarahan saluran GI
- Ulserasi dan pendarahan pada mulut
- Konstipasi/diare
- Napas berbau amonia
 Muskuloskeletal

6
- Kram otot
- Kehilangan kekuatan otot
- Fraktur tulang
- Foot drop
 Integumen
- Warna kulit abu-abu mengkilat
- Kulit kering, bersisik
- Pruritus
- Ekimosis
- Kuku tipis dan rapuh
- Rambut tipis dan kasar
 Reproduksi
- Amenore
- Atrofi testis
- Obstruksi saluran kemih
- Penyakit ginjal polikistik
- Gangguan vaskuler
- Lesi herediter
- Agen toksik (timah, kadmium, dan merkuri)
Patofisiologi
 Penurunan GFR
Penurunan GFR dapat dideteksi dengan mendapatkan urine 24 jam

untuk pemeriksaan klirens kreatinin. Akibat dari penurunan GFR,

maka klirens kretinin akan menurun, kreatinin akan meningkat dan

nitrogen urea darah juga akan meningkat.


 Gangguan klirens renal
Banyak masalah muncul pada gagal ginjal sebagai akibat dari

penurunan jumlah glumeruli yang berfungsi yang menyebabkan

penurunan klirens (substansi darah yang seharusnya dibersikan oleh

ginjal).
 Retensi cairan dan natrium
Ginjal kehilangan kemampuan untuk mengonsentrasikan atau

mengencerkan urine secara normal. Terjadi penahanan cairan dan

natrium ; meningkatkan resiko terjadinya edema, gagal jantung

kongestif dan hipertensi.


 Anemia

7
Anemia terjadi sebagai akibat dari produksi eritropoetin yang tidak

adekuat, memendeknya usia sel darah merah, defisiensi nutrisi, dan

kecenderungan untuk terjadi pendarahan akibat status uremik pasien,

terutama dari saluran gastrointestinal.


 Ketidakseimbangan kalsium dan fosfat
Kadar serum kalium dan fosfat tubuh memiliki hubungan yang saling

timbal balik, jika salah satunya meningkat yang lain akan turun.

Dengan menurunnya GFR, maka terjadi peningkatan kadar fosfat

serum dan sebaliknya penurunan kadar kalsium. Penurunan kadar

kalsium ini akan memicu sekresi paratormon, namun dalam kondisi

gagal ginjal, tubuh tidak berespon terhadap peningkatan sekresi

paratormon, akibatnya kalsium di tulang menurun menyebabkan

perubahan pada tulangdan penyakit tulang.


B. Diit Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik
Pasien kelompok gagal ginjal kronik dengan LFG ≤ 5 ml per hari dan

sindrom nefrotik dapat diberikan diuretika untuk memperlancar diuresis.

Kebutuhan nutrisi tubuh sangat dipengaruhi dengan berat badan, karenanya

diet diberikan sesuai dengan berat badan pasien. Jenis diet digolongkan

menjadi tiga, yaitu diet rendah protein I : asupan protein 30 g dan diberikan

kepada pasien dengan berat badan 50 kg. Diet rendah protein II : asupan

protein 35 g dan diberikan kepada pasien dengan berat badan 60 kg. Diet

protein rendah III : diberikan kepada pasien dengan beat badan 65 kg.

Maknan diberikan dalam bentuk makanan cair atau lunak untuk meringankan

organ pencernaan. Vitamin cukup bila perlu diberikan suplemen piridoksi,

asam folat, vitamin C dan vitamin D.

8
Diet rendah protein untuk penyakit gagal ginjal kronik, selain faktor

keturunan, diabetes, hipertensi, infeksi, batu ginjal, gaya hidup dan pola

makan juga sangat berpengaruh kejadian penyakit ginjal kronik yang

berakibat pada gagal ginjal. Agar kondisi ginjal tidak semkain parah, perlu

dilakukan diet khusus bagi penderita penyakit ginjal kronik.


Terapi diet rendah protein (DRP) menguntungkan untuk mencegah atau

mengurangi toksik azotemia tetapi untuk jangka waktu lama dapat merugikan

terutama gangguan keseimbangan negatif nitrogen.


Tujuan program diet rendah protein :
a. Mempertahankan keadaan nutisi optimal.
b. Mengurangi atau mencegah akumulasi toksin azotemia.
c. Mencegah memburuknya faal ginjal (LFG) akibat proses

glomerulosklerosis.
Terapi diet hanya bersifat membantu memperlambat progresivitas gagal

ginjal kronik. Pemberian suplemen seperti zat besi, asam folat, kalsium dan

vitamin D mungkin diperlukan. Suplemen vitamin A tidak dibutuhkan

sementara asupan mineral fosfor, magnesium dan elektrolit tertentu seperti

kalium dan natrium mungkin harus dikurangi. Pemberian suplemen vitamin-

mineral pada gagal ginjal kronis harus mengacu kepada hasil-hasil

pemeriksaan laboratorium seperti kadar hemoglobin, kadar kalium, natrium

dan klorida. Pada pasien-pasien gagal ginjal kronis, fokus terapi gizi adalah

untuk menghindari asupan elektrolit yang berlebihan dari makanan karena

kadar elektrolit bisa meninggi akibat klirens renal yang menurun.


Prinsip Diet :
a. Asupan kalori harus ditentukan pada tingkat yang bisa mencegah

pemecahan protein untuk memenuhi kebutuhan energi. Jika energi dari

makanan yang dikonsumsi tidak cukup, tubuh cenderung akan

menggunakan simpanan protein dalam otot untuk menghasilkan energi.

9
b. Asupan kalori dianjurkan sebesar 30-35 kal/kg BB/hari.
c. Pembatasan protein dilakukan berdasarkan berat badan, derajat

insufisiensi renal, dan tipe dialisis yang akan dijalani.


d. Kenaikan kadar serum magnesium, kalium dan fosfor umumnya terjadi.

Jika hal ini terjadi, bahan makanan yang kaya akan elektrolit tersebut

perlu dihindari, seperti pisang, kacang hijau, air kelapa muda karena

semua makanan ini banyak mengandung kalium.


e. Pasien ginjal yang mendapat terapi antasid tidak boleh menggunakan

antasid yang mengandung magnesium.


f. Pembatasan garam sampai 3 g garam per hari.
g. Asupan fosfor dari makanan akan menurun dengan diet rendah protein

sehingga cukup efektif untuk mengendalikan keadaan hiperfosfatemia.

Pemberian suplemen kalsium karbonat dapat dapat dilakukan dokter bila

dirasakan perlu membantu mengurangi asupan fosfor namun menambah

asupan kalsium.
Semua pasien gagal ginjal kronik harus mendapatkan konsultasi gizi

yang disediakan bagi mereka. Pasien yang menjalani dialisis peritoneal dapat

mengendalikan kadar serum elektrolit dengan diet yang tidak begitu

membatasi, namun pembatasan natrium serta kalium mungkin perlu

dilakukan secara intern.


Preskripsi Diet :
a. Diet gagal ginjal sering pula disebut diet nasi karena nasi mengandung

jumlah kalori yang cukup tinggi tetapi memiliki kandungan protein yang

relatif rendah jika dibandingkan dengan kentang atau roti (gandum).

Karena itu biasanya nasi bisa diberikan dengan lebih bebas jika tidak ada

kontraindikasi seperti diabetes.


b. Tingkatkan asupan kalori dengan makanan camilan yang mengandung

hidratarang secara teratur, seperti krekers, buah-buahan, biskuit, dll.

10
c. Makan sekitar 25 gram daging, ikan atau ayam hanya pada saat makan

siang dan malam jika dokter menghendaki Diet Rendah Protein I (20 g

protein/hari).
d. Hindari makanan yang mengandung zat adiktif seperti pewarna,

pengawet dan penyedap rasa. Jenis makanan ini biasanya berupa

makanan instan atau makanan kalengan seperti sosis, korned, sirup, saus

tomat, kecap dan sebagainya.


e. Beli sayuran segar untuk mengurangi asupan natrium.
f. Membatasi asupan cairan jika diperlukan, misalnya pada keadaan edema

atau asites, dan dengan memperhatikan volume urine yang diekresikan.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi penyakit gagal ginjal kronik dapat menurunkan fungsi ginjal yang di

sebabkan adanya gangguan fungsi hati yang menganggu fungsi ginjal.


Gagal ginjal kronik merupakan keadaan klinis kerusakan ginjal yang

progresif dan ireversibel yang berasal dari berbagai penyebab.


Gagal ginjal kronik merupakan ketidakmampuan ginjal untuk

mempertahankan keseimbangan dan integritas tubuh yang muncul secara

bertahap sebelum terjun ke fase penurunan faal ginjal tahap akhir.


penyakit ginjal dapat membuat metabolisme tubuh terganggu termasuk fungsi

ginjal itu sendiri.


B. Saran
Jadi bagi penderita gagal ginjal kronik perlu menjaga pola makan dan

menjaga pola hidupnya agar mengurangi rasa sakit pada penderita gagal

ginjal. Memperbanyak minum air putih dan menghindari makanan makanan

yang menyebabkan ginjal menjadi terganggu dan bagi orang yang tidak

terkena sakit ginjal tetap harus menjaga pola makan dan menjaga gaya hidup

untuk mencegah terjadinya penyakit ginjal .

12
DAFTAR PUSTAKA

Price, Sylvia Anderson.2005.Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.Jakarta : EGC


Hartono, Andry.2006.Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit.Jakarta : EGC
Tjockronegoro, Arjatmo dan Utama, Hendra.2001.Ilmu Penyakit Dalam.Jakarta :
Gaya Baru

Bararah, Taqiyyah dan Jauhar, Mohammad.2013.Asuhan Keperawatan : Panduan


Lengkap Menjadi Perawat Profesional.Jakarta : Prestasi Pustaka Jakarta

13

Anda mungkin juga menyukai