Anda di halaman 1dari 5

BAB III

TINJAUAN PENELITIAN DESKRIPTIF

Penelitian studi retrospektif yang dilakukan Al - Ghamdi tahun 2006 di

King Fahd Hospital of the University menunjukkan total terdapat 203 pasien

didiagnosis impetigo tetapi setelah dilakukan kultur hanya sebanyak 65 kasus

yang terkonfirmasi sebagai impetigo. Dari data tersebut didapatkan pula distribusi

data berdasarkan jenis kelamin yaitu laki- laki sebanyak 41 (63,1%) sedangkan

perempuan berjumlah 24 (36,9%). Insiden terjadinya impetigo paling banyak

terjadi pada musim panas dan puncak insiden terjadi pada bulan Juni dan Juli.

Gambar 2.13 Distribusi Impetigo


Sepanjang Tahun

Selain itu penelitian ini menunjukkan gambaran klinis impetigo yang

paling sering adalah eritema dan lesi krusta kekuningan. Gambaran krusta

kekuningan terjadi pada 43 pasien (66,2%) dan eritema terjadi pada 35 pasien

(53,8%). Impetigo non bulosa adalah tipe impetigo yang sering ditemukan yaitu

berjumlah 43 (66,2%) pasien, 30 (69,8%) di antaranya adalah laki-laki dan 13

(30,2%) perempuan. Impetigo bulosa terjadi pada 16 (24,6%) pasien, 10 pasien di

antaranya adalah pria dan 6 wanita dan mayoritas (87,5%) dari kasus ini berusia

21
22

<5 tahun. Tempat distribusi lesi paling banyak yaitu terdapat pada ekstremitas dan

wajah.

Gambar 2.14 Distribusi Predileksi Impetigo

Hasil kultur mengungkapkan bahwa Staphylococcus aureus positif pada

43 kasus (66,2%) dan Group A β Hemolytic Streptococcus positif dalam 8 kasus

(12,3%). Infeksi campuran oleh kedua organisme positif dalam 12 kasus (18,5%)

dan dalam 2 kasus lainnya disebabkan oleh Klebsiella dan Streptococcus Grup C.

Gambar 2.15 Distribusi Penyebab Impetigo

Pada penelitian retrospektif yang dilakukan Rizani, Djajakusumah ,dan

Sakinah di RS Al- Islam Bandung periode 1 Januari - 31 Desember 2013 terdapat

sejumlah 43 pasien terdiagnosis impetigo. Jumlah seluruh pasien rawat jalan

penyakit kulit di Rumah Sakit Al - Islam Bandung pada periode tersebut adalah

6527 pasien, sehingga dari seluruh pasien yang diperoleh dapat ditentukan angka
23

kejadian impetigo yaitu sebesar 1,72 %. Dari total kasus impetigo terdapat jenis

impetigo bulosa sebanyak 20 kasus (46,5 %) sedangkan sisanya yaitu impetigo

kontagiosa sebanyak 23 kasus (53,5 %).

Pada penelitian ini juga didapatkan distribusi impetigo berdasarkan umur

yaitu pada infancy periodicity (new born - 9 bulan) sebanyak 2 kasus (4,7 %),

early childhood (1 - 4 tahun) sebanyak 21 kasus (48,8 %), dan middle childhood

periodicity (5 - 10 tahun) sebanyak 20 kasus (46,5 %). Berdasaran distribusi jenis

kelamin didapatkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara laki - laki dan

perempuan yaitu laki - laki sebanyak 23 kasus (53,5 %) dan perempuan sebanyak

20 kasus (46,5 %).

Berdasarkan penelitian deskriptif retrospektif mengenai pioderma pada

anak di bagian Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou

Manado periode januari sampai desember 2012 didapatkan jumlah keseluruhan

pasien yang berobat adalah sebesar 4023 pasien dan sebanyak 321 pasien (7,97 %)

diantaranya adalah pasien anak. Dari total keseluruhan pasien anak terdapat 53

anak (16,51 %) menderita pioderma. Berdasarkan distribusi umur pasien pioderma

pada anak diatas didapatkan bahwa usia terbanyak yaitu pada golongan umur 1-4

tahun sebanyak 23 pasien (43,4%).

Tabel 3.1 Distribusi Umur

Pada penelitian ini juga didapatkan bahwa jenis pioderma pada anak yang

paling sering ialah impetigo dengan jumlah kasus sebanyak 31 kasus (58,5%).
24

Berdasarkan seluruh kasus impetigo pada anak, didapatkan sebanyak 15 kasus

(18,3%) ialah jenis impetigo krustosa sedangkan sisanya sebanyak 16 kasus

(30,2%) adalah jenis impetigo bulosa.

Tabel 3.2 Distribusi Jenis Pioderma pada Anak

Menurut penelitian deskriptif retrospektif yang dilakukan Resandini tahun

2018 pada pasien anak di Instalasi Rawat Jalan Kulit dan Kelamin RSUP Dr.

Sardjito Yogyakarta pada tahun 2014 - 2016 didapatkan sebanyak 71 anak

menderita impetigo. Impetigo lebih sering terjadi pada anak usia 1 – 4 tahun

(52,1%) dan jenis kelamin laki - laki lebih sering terserang (50,7%), namun

jumlahnya hampir sama dengan perempuan.

Lokasi tersering yaitu pada ekstremitas (36,4%) diikuti dengan wajah

(22,3%). Tipe impetigo yang paling banyak ialah impetigo non bulosa yaitu

sebanyak 64,8%. Diagnosis impetigo yang paling sering ialah impetigo tanpa

disertai penyakit lain (81,7%). Terapi yang paling sering diberikan adalah

kombinasi kompres NaCl, antibiotik topikal, dan antibiotik sistemik (40,8%)

dengan antibiotik topikal yang sering digunakan adalah mupirosin yaitu sebanyak

86,4% dan antibiotik sistemik yang tersering digunakan adalah amoksisilin +

asam klavulanat (Amoksiklav) yaitu sebanyak 48%.


25

Pada RSUD Jombang periode Agustus 2017 sampai Agustus 2018

didapatkan pasien dengan diagnosis impetigo sejumlah 9 pasien. Jenis impetigo

bulosa merupakan jenis terbanyak yaitu berjumlah 7 pasien, sedangkan impetigo

non bulosa hanya berjumlah 2 pasien. Dari distribusi usia, impetigo pada usia 1- 4

tahun adalah terbanyak yaitu 5 pasien, lalu usia 25-44 tahun berjumlah 2 pasien

dan usia 65 tahun keatas berjumlah 2 pasien. Jenis kelamin antara laki - laki dan

perempuan tidak ada perbedaan yang signifikan yaitu laki - laki berjumlah 5

pasien sedangkan perempuan berjumlah 4 pasien.

Anda mungkin juga menyukai