Anda di halaman 1dari 39

PERDARAHAN

SUBARACHNOID
WAHIDAH MUSLIMIN S.KED

PEMBIMBING :

Prof. Dr. dr. H. Amiruddin


Aliah, Sp.S(K)

IDENTITAS PASIEN

Nama
: Ny. HR
Umur
: 76 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
: IRT
Alamat
: Jl. Colleng no 54a, Malino
Tanggal Masuk
: 25 Februari 2016
Ruangan
: 231 RSI Faisal Makassar

ANAMNESIS
Keluhan Utama :

Nyeri kepala hebat

Anamnesis terpimpin :
Informasi mengenai keluhan utama
nyeri kepala yang dirasakan sejak tadi pagi. Nyeri kepala dirasakan terus
menerus dan frekuensi nyeri semakin meningkat apabila pasien menggerakkan
kepala, nyeri tidak menjalar hanya dirasakan dikepala bagian belakang dan
dirasakan seperti tertekan. Nyeri kepala tidak disertai perasaan berputar dan
tidak disertai penglihatan ganda. Setelah jatuh pasien telah didapatkan dengan
kondisi tidak sadarkan diri dengan posisi terbaring dengan posisi kepala miring
kekiri. Pasien tidak sadarkan diri 15 menit setelah itu, pasien mengeluh mual
dan muntah sesaat ketika pasien telah sadar dengan frekuensi 4 kali. Muntah
tidak menyemprot, berisi sisa makanan dan cairan berwarna bening.

Anamnesis Sistematis :
Demam (-), batuk(-), nyeri menelan(-), sesak(-), nyeri
dada(-), nyeri ulu hati(+), BAB biasa kesan normal
berwarna kuning dengan konsistensi lunak biasa , BAK
berwarna kuning jernih kesan normal.
Riwayat Penyakit Terdahulu :
Pasien memiliki riwayat Hipertensi sejak 1 tahun yang
lalu, mengkonsumsi Captopril 50 mg dosis 1 x 1,
pengobatan
tidak teratur. Riwayat Diabetes Melitus
disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Dalam keluarga pasien, tidak terdapat penyakit yang
sama dengan pasien. Riwayat Hipertensi dan
Diabetes
disangkal.

PEMERIKSAAN FISIS
Pemeriksaan Umum
Kesan: sakit sedang

Kesadaran

: Compos

mentis
Gizi

: Cukup

Tekanan Darah : 180/100

mmHg
Nadi : 84x/menit
Suhu : 36,5C

Pernapasan : 22x/menit
Anemi

:-

PEMERIKSAAN FISIK
TORAKS :
Paru-paru :
Inspeksi : Dinding thoraks
simetris
saat statis atau dinamis, retraksi otot
dinding dada (-)
Palpasi : Simetris antara kiri dan kanan
Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi: Suara napas vesikuler, ronkhi
(-/-), wheezing (-/-)

PEMERIKSAAN FISIK
TORAKS :
Jantung :
Inspeksi : Tidak tampak iktus cordis
Palpasi
: Tidak teraba iktus cordis
Perkusi
: Batas jantung paru dalam
batas
normal
Auskultasi: Bunyi jantung 1 dan 2 reguler,
murmur (-)

PEMERIKSAAN FISIK
ABDOMEN :
Inspeksi : Massa (-), Ascites (-)
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
Massa abnormal (-)
Perkusi : Dalam batas normal
Auskultasi: Peristaltik normal
Ekstremitas : Tidak ada bekas trauma,
akral hangat.

STATUS NEUROLOGIS
GCS = E4 M6
V5
Kesadaran :
Compos Mentis

Gerakan
abnormal : (-)

Rangsang
Meningeal
Kaku kuduk
(+)
Kernigs
Sign (-)

NERVUS CRANIALIS
Nervus I (Olfactorius)
Normosmia

Nervus II (Opticus)
Visus : Tidak dilakukan
pemeriksaan
Lapangan pandang : Normal
Funduskopi : Tidak dilakukan
pemeriksaan

NERVUS CRANIALIS
Nervus III,IV,VI

(Oculomotorius,Abducens,Trochlearis)

Gerakan bola mata : dalam batas normal


Nistagmus
: tidak tampak
Ptosis
: tidak ada
Pupil
: isokor. OD : 2,5mm/ OS : 2,5 mm
Refleks pupil
Langsung
:+/+
Tidak langsung : + / +

NERVUS CRANIALIS
Nervus V (Trigeminus)
Sensorik
N-V1 (ophtalmicus) : normal
N-V2 (maxillaris) : normal
N-V3 (mandibularis) : normal
Motorik
: normal
Refleks kornea : normal

NERVUS CRANIALIS
Nervus VII (Facialis)
Sensoris (indra pengecap) : tidak dilakukan
pemeriksaan

Motorik

Angkat alis
: simetris kiri=kanan
Menutup mata
: kiri=kanan
Menggembungkan pipi : tidak ada gangguan
Menyeringai
: sulcus nasolabialis
kiri=kanan

NERVUS CRANIALIS
Nervus VIII (Vestibulocochlearis)

Pendengaran
Test rinne
: tidak dilakukan pemeriksaan
Test schwabach : tidak dilakukan
pemeriksaan
Test weber
: tidak dilakukan pemeriksaan

NERVUS CRANIALIS
Nervus IX, X (Glossopharyngeus,
Vagus)
Refleks menelan : normal
Refleks
batuk :
tidak
dilakukan
pemeriksaan
Refleks
muntah :
tidak
dilakukan
pemeriksaan
Posisi uvula : normal. Tidak ada deviasi
Posisi arkus faring : simetris

NERVUS CRANIALIS
Nervus XI (Accesorius)
Kekuatan M. Sternocleidomastoideus : baik
Kekuatan M. Trapezius
: baik

Nervus XII (Hypoglossus)

Tremor lidah : tidak ada


Atrofi lidah : tidak ada
Deviasi lidah : tidak ada
Fasikulasi : tidak ada

PEMERIKSAAN MOTORIK
PERGERAKAN

TONUS

KEKUATAN

REFLEKS FISIOLOGIS REFLEKS PATOLOGIS


-

BICEPS
TRICEPS
PATELLA
ACHILLES

:
:
:
:

+/+ - Hoffman-Tromner
+/+ - Babinski : -/+/+ - Oppenheim : -/+/+

: -/-

PEMERIKSAAN MOTORIK
Sensibilitas
N

Sistem koordinasi
Finger to nose test : dalam batas normal
Telunjuk ke telunjuk : dalam batas normal

Fungsi kortikal : dalam batas normal


Susunan saraf otonom
BAB : lancar
BAK : lancar

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi
Hb : 13,9 mg/dL
WBC : 8.500 %
RBC : 4.540.000 / uL
PLT : 364.000 / ul
Ht : 39,4 vol %
Faal Ginjal
Ureum : 50 mg/ dL
Kreatinin` : 1,0 mg/dL
Lain-lain
GDS : 97 mg/dl
Elektrolit
Natrium : 116 mEg/L
Kalium : 2,6 mEg/L
Clorida : 76 mEg/L

PEMERIKSAAN RADIOLOGI
CT SCAN NON KONTRAS

RESUME
Pasien perempuan umur 76 tahun masuk di UGD rumah sakit
Faisal dengan keluhan cephalgia yang dirasakan sejak tadi pagi.
Cephalgia dirasakan terus menerus dan frekuensi nyeri semakin
meningkat apabila pasien menggerakkan kepala, nyeri tidak
menjalar hanya dirasakan dikepala bagian belakang dan dirasakan
seperti tertekan. Cephalgia tidak disertai perasaan berputar dan
tidak disertai diplopia. Sebelumnya pasien memiliki riwayat terjatuh
di kamar mandi. Setelah jatuh pasien telah didapatkan dengan
kondisi kesadaran menurun dengan posisi terbaring dengan posisi
kepala miring kekiri. Pasien tidak sadarkan diri 15 menit namun
pasien tidak sadarkan diri. Selain itu, pasien mengeluh nausea dan
vomitus dengan frekuensi 4 kali. Vomitus tidak proyektil, berisi sisa
makanan dan cairan berwarna bening. BAB biasa kesan normal
berwarna kuning dengan konsistensi lunak biasa , BAK berwarna
kuning jernih kesan normal. Pasien memiliki riwayat Hipertensi sejak
1 tahun yang lalu, mengkonsumsi Captopril 50 mg dosis 1 x 1,
pengobatan tidak teratur.

DIAGNOSA
Diagnosa klinis : Cephalgia
Topis
: Perdarahan Subarachnoid
Etiologi : Hemoragik stroke

DIAGNOSA BANDING
Non hemorragic stroke

TERAPI
IVFD RL 20 tpm
Ketorolac 2 x 1 amp IV
Manitol 20% 4 x 125
gr drip
Citicolin 250 mg/ 12
jam/ iv
Non medikamentosa
Tirah baring kepala
ditinggikan 30 derajat

PROGNOSIS
Qua Ad Vitam :
Dubia
Qua Ad Sanationam:
Dubia
Ad Fungsionam:
Dubia

PEMBAHASAN
Pasien perempuan umur 76 tahun masuk di UGD rumah sakit
Faisal dengan keluhan cephalgia yang dirasakan sejak tadi pagi.
Cephalgia dirasakan terus menerus dan frekuensi nyeri semakin
meningkat apabila pasien menggerakkan kepala, nyeri tidak
menjalar hanya dirasakan dikepala bagian belakang dan
dirasakan seperti tertekan. Cephalgia tidak disertai perasaan
berputar dan tidak disertai diplopia. Sebelumnya pasien memiliki
riwayat terjatuh di kamar mandi. Setelah jatuh pasien telah
didapatkan dengan kondisi kesadaran menurun dengan posisi
terbaring dengan posisi kepala miring kekiri. Pasien tidak
sadarkan diri 15 menit setelah itu pasien mengeluh nausea dan
vomitus dengan frekuensi 4 kali. Vomitus tidak proyektil, berisi
sisa makanan dan cairan berwarna bening. BAB biasa kesan
normal berwarna kuning dengan konsistensi lunak biasa , BAK
berwarna kuning jernih kesan normal.

PEMBAHASAN
Pasien memiliki riwayat Hipertensi sejak 1 tahun yang lalu,
mengkonsumsi Captopril 50 mg dosis 1 x 1, pengobatan
tidak teratur. Berdasarkan hasil anamnesis pada pasien
tersebut dan dengan menggunakan skor hasanuddin
diagnosa yang didapatkan adalah :
Diagnosa klinis : Cephalgia
Topis : Perdarahan Subarachnoid
Etiologi : Hemoragik stroke
Hal tersebut diatas berdasarkan pasien datang dengan
keluhan nyeri kepala hebat, dimana hal tersebut
didapatkan pada hasil anamnesis dan pemeriksaan fisis
dengan VAS 8-9 dengan hal ini dikatakan pasien
mengalami cephalgia.

PEMBAHASAN
Terjadinya perdarahan subarachnoid disini berdasarkan didapatkan
dari anamnesis, pemeriksaan fisis serta pemeriksaan penunjang yaitu
CT Scan. Stroke disini adalah tipe hemoragik, dimana menurut skor
hasanuddin yang didapat adalah bernilai 32 dengan interpretasi total
<15 adalah NHS, sedangkan >15 adalah HS.
Penatalaksanaan
pada
pasien
ini
adalah
berdasarkan
penatalaksanaan Hemoragik Stroke dimana, diberikan IVFD RL 20 TPM
untuk memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit, serta untuk
memasukkan obat melalui vena. Ketorolac memberikan efek anti
analgesik yang bertujuan menghilangkan nyeri. Manitol diberikan pada
pasien memiliki efek diuretik osmotik yang bertujuan untuk
meningkatkan cairan yang dikeluarkan untuk mengurangi tekanan di
otak. Citicolin diberikan sebagai neuroprotektor diharapkan bekerja
dengan merangsang asetilkolin untuk terus bekerja sehingga
diharapkan neuron-neuron dapat terus aktif. Ranitidine sebagai barrier
untuk mukosa lambung sehingga mencegah kerusakan mukosa
lambung akibat konsumsi obat-obatan diberikan.

DISKU
SI

Click icon to add picture

DEFENISI
suatu keadaan yang
ditandai dengan adanya
darah pada rongga
subarakhnoid yang
disebabkan oleh proses
patologis.

Perdarahan subaraknoid

ETIOLOGI
Aneurisma
sakuler
(berry)
Aneurisma
fusiformis
Aneurisma
mikotik

PATOFIOLOGI
Peningkatan tekanan
sistemik
Aneurisma
Perdarahan Arakhnoid
Hematoma cerebral
Penurunan kesadaran

MANIFESTASI KLINIS
Nyeri
kepala
(60%)

Meningis
mus

Hilangnya
kesadara
n

Mual dan
muntah
(40%)

Fotofobia
(40%)

DIAGNOSIS
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

DIAGNOSIS BANDING
Terdapat beberapa penyakit yang dapat
didiagnosis banding dengan stroke hemoragik
akibat perdarahan subarakhnoid, yaitu :
Non-hemorrhagic stroke
Trauma capitis

PENATALAKSANAAN
BREATH

Blood

Brain

Oksigen 2-3 liter


Nimodipine 60mg/4 jam/oral
Manitol 20% tappering perhari
Citicolin 250mg/12jam/IV
Neurobion

Blader

Pemasangan kateter

Bowel

Pemantauan buang air besar

Bed
position

Head 30-40

DAFTAR PUSTAKA
1. Setyopranoto I. Penatalaksanaan Perdarahan Subarakhnoid. Continuing Medical
Education. 2012;39.
2. Student Med. Stroke.2011.
3. Baehr M, Frotcsher M. Diagnosis Topik Neurologi DUUS Anatomi, Fisiologi, Tanda,
Gejala. 4th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2012.
4. Jones R, Srinivasan J, Allam GJ, Baker RA. Subarachnoid Hemorrhage. Netter's
Neurology2014. p. 526-37.
5. PERDOSSI. Buku Ajar Neurologi Klinis. Yogyakarta: Gajah Mada University Pres; 2011.
6. Becske T. Subarachnoid Hemorrhage Treatment & Management. Medscape Reference
Drugs, Disease & Procedures. 2014.
7. N S, H K, K K, Y O, A F, etc. Effects of cilotazol on cerebral vasospasm after
aneurysmal
subarachnoid hemorrhage: a multicenter prospective, randomized, openlabel blinded end point trial. journal of Neurosurgery. 2014.
8. Jasmine L. Subarachnoid Hemorrhage. Medline Plus. 2013.
9. Wahjoepurmono EJ, Junus J. Tindakan Pembedahan pada Penderita Aneurisma
Intrakranial. 2003;22(2).
10. Yahya RC. Stroke Hemragik - Defenisi, Penyebaba & Pengobatan Stroke
Perdarahan Otak.
Jevuska. 2014.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai