Dosen Pengampuh :
Prof. Dr. Bunga Dara Amin, M.Ed
Disusun oleh :
Indah Nurul Izzah
210107500005
Pendidikan Biologi B
B. PENGUKURAN
Pengertian Pengukuran
Pengukuran merupakan proses mengukur. Sedangkan mengukur
didefinisikan sebagai kegiatan untuk membandingkan suatu besaran
dengan besaran standart yang sudah ditetapkan terlebih dahulu. Dari
pengertian ini dapat diturunkan pengertian berikutnya yaitu besaran dan
satuan.
Pengertian Alat Ukur
Alat ukur merupakan Alat yang sudah diakui sebagai acuan suatu ukuran
berdasarkan standard Internasional, yang digunakan untuk mengukur benda
atau kejadian tersebut. Seluruh alat pengukur terkena error peralatan yang
bervariasi. Bidang ilmu yang mempelajari cara-cara pengukuran
dinamakan metrologi.
a. Hukum Newton I
Hukum I Newton menyatakan: Sebuah benda dalam keadaan diam atau
bergerak dengan kecepatan konstan, akan tetap diam atau akan terus
bergerak dengan kecepatan konstan, kecuali ada gaya-gaya eksternal
yang bekerja pada benda itu”.
b. Hukum Newton II
Hukum II Newton menyatakan: “Percepatan sebuah benda berbanding
lurus dengan gaya total yang bekerja padanya, dan berbanding terbalik
dengan massanya. Arah percepatan sama dengan arah gaya total yang
bekerja padanya”.
B. GAYA GRAVITASI
Menurut Galileo bahwa benda-benda yang dijatuhkan didekat
permukaan bumi akan jatuh dengan percepatan yang sama jika hambatan
udara dapat di abaikan. Gaya yang dapat menyebabkan percepatan g
disebut gaya gravitasi. gaya gravitasi FG pada sebuah benda, yang biasa
disebut berat benda (diberi lambing W dari kata weight)dapat ditulis
sebagai :
Berat adalah gaya gravitasi bumi (sering disebut gaya tarik bumi),
karena itu vector berat selalu berarah tegak lurus pada permukaan bumi
menuju ke pusat bumi.
Titik tumpuan terletak di antara gaya berat dan gaya otot. (Gambar 2.4)
Gaya otot terletak di antara titik tumpuan dan gaya berat. (Gambar 2.6)
Titik berat
Titik berat dari suatu benda tegar adalah titik tunggal yang
dilewati oleh resultan dari semua gaya berat dari partikel
penyusun benda tegar tersebut. Titik berat disebut juga dengan
pusat gravitasi.
Heat conduntance adalah ratio antara rata rata transfer panas (rate
of heat transfer)/rata-rata alih panas dengan perbedaan temperature
antara teperatur internal/rectal dengan temperature kulit rata-rata.
Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut.
B. KALOR JENIS
Jika kalor diberikan suatu benda, maka temperature benda akan naik. Dari
nhasil eksperimen diperoleh hasil bahwa besar kalor q yang dibutuhkan untuk
menaikkan temperature suatu zat sebanding dengan massa m dan perubahan
zat tersebut. Hal ini ndapat dinyatakan dengan persamaan
𝑄 = 𝑚𝑐∆𝑇
kalor jenis merupakan besaran karakteristik dari zat tersebut. Kalor jenis
adalah nilai yang menyatakan jumlah atau banyaknya kalor yang diperlukan
oleh suatu zat untuk menaikkan suhunya sebesar 1 tiap satu satuan massa.
Dapat dinyatakan dalam persamaan:
𝑐 = 𝑄 𝑚∆𝑇
maka satuan kalor jenis adalah J/kg (dalam SI) atau cal/g(dalam cgs).
C. KALORIMETER
Jika turunnya suhu cairan akibat dimasukkan benda tersebut maka besarnya
kalor yang dilepaskan cairan sama dengan
D. PERPINDAHAN PANAS
Panas adalah bentuk energi yang bergerak. Jika dua benda memiliki suhu
yang berbeda atau dua bagian dari suatu benda memiliki suhu yang berbeda,
maka panas akan mengalir dari benda (bagian benda) yang bersuhu tinggi ke
benda (bagian benda) yang bersuhu rendah.
1. Konduksi
3. Radiasi
Radiasi adalah proses perpindahan panas oleh gelombang
elektromagnetik. Gelombang elektromagnetik tersebut bergerak dengan
kecepatan 186mil/s atau 300 juta m/, dan untuk bergerak tidak
memerlukan medium perantara.
4. Evaporasi
Evaporasi adalah peralihan panas dari bentuk cairan menjadi uap.
Manusia kehilangan sekitar 9.10 kalori/gram melalui penguapan par-paru.
b. Proses Isotermal
c. Proses isobaric
𝑾 = 𝑷(𝑽𝟐 − 𝑽𝟏 ) = 𝑷. ∆
d. Proses Adiabatik
𝑷𝟏𝑽𝟏 𝜸 = 𝑷𝟐𝑽𝟐 𝜸
b. Proses Isotermal
c. Proses isobaric
𝑾 = 𝑷(𝑽𝟐 − 𝑽𝟏 ) = 𝑷. ∆
d. Proses Adiabatik
𝑷𝟏𝑽𝟏 𝜸 = 𝑷𝟐𝑽𝟐 𝜸
Perubahan energi dalam pada sistem yang tertutup merupakan selisih kalor
yang diterima dengan usaha yang dilakukan oleh sistem.
∆𝑼 = 𝑸 − 𝑾 𝒂𝒕𝒂𝒖
𝑸 = ∆𝑼 + 𝑾
dengan:
𝑊 = usaha (J)
𝑼 = 𝟑 𝟐 𝑵. 𝒌. 𝑻 = 𝟑 𝟐 𝒏.𝑹.
a. Proses Isotermal
Proses isothermal terjadi pada suhu konstan (∆𝑇 = 0) sehingga 3 2
𝑛. 𝑅. ∆𝑇 = 0. Berdasarkan Hukum I Termordinamika, maka:
v₂
𝑄 = 𝑊 = 𝑛. 𝑅. 𝑇 = 𝑙𝑛 ( )
v₁
b. Proses Isobarik
Proses isobaric terjadi pada tekanan konstan (∆𝑃 = 0). Sesuai
Hukum I Termodinamika, maka:
c. Proses Isokhorik
Proses isokhorik terjadi pada volume tetap (∆𝑉 = 0) sehingga (𝑊 =
𝑃. ∆𝑉 = 0). Berdasarkan Hukum I Termodinamika maka:
d. Proses Adiabatik
Dalam proses adibatik tidak ada pertukaran energi antara sistem
dengan lingkungan (𝑄 = 0.Berdasarkan Hukum I Termodinamika, maka:
4. BUNYI
A. PENGERTIAN BUNYI
Gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal yang arah
getarannya seaarah dengan arah rambatannya. Gelombang ini terjadi karena
perapatan dan perenggangan dalam medium gas, cair padat. Gelombang bunyi
dihasilkan dari getaran partikel-partikel benda yang saling beradu satusama
lain sehingga menghasilkan energy. Energy dipindahkan dari sumber dalam
bentuk gelombang longitudinal dan kemudian dapat dideteksi oleh telinga
atau suatu alat tertentu
B. LAJU GELOMBANG BUNYI
Laju gelombang bunyi bergantung pada sifat medium. Laju
gelombang bunyi berbeda untuk materi yang berbeda. Untuk gelombang
bunyi dalam fuida seperti udara atau
C. INTENSITAS BUNYI
Sebagaimana ketinggian, kenyaringan juga merupakan sensasi dalam
kesadaran manusia. Ketinggian juga berhubungan dengan intensitas
gelombang. Intensitas gelombang didefinisikan sebagai energi yang dibawa
sebuah gelombang persatuan waktu melalui satuan luas.
D. TELINGA
Telinga manusia merupakan detector bunyi yang sangat sensitive.
Fungsi telinga adalah untuk secara efesien merubah energy getaran dari
gelombang menjadi sinyal listrik yang dibawa ke otak melalui saraf. Hal ini
sama dengan mikrofon di mana gelombang bunyi yang mengenai diafragma
mikrofon akan menggetarkannya, dan getaran ini diubah menjadi sinyal listrik
dengan frekuensi yang sama, kemudian dikuatkan oleh amplifier dan dikirim
ke pengeras suara. Telinga dibagi menjadi tiga bagian utama: telinga luar,
telinga tengah, dan telinga dalam. Di telinga luar, gelombang bunyi dari luar
merambat sepanjang saluran telinga ke gendang telinga (timpani), yang
bergetar sebagai tanggapan terhadap gelombang yang menimpanya. Telinga
tengah terdiri dari tiga tulang kecil yang dikenal dengan nama martil landasan
dan sanggurdi, yang memindahkan getaran gendang telinga dalam jendela
oval. Yang cukup besar, tetapi energy yang tersisa dibuang melalui jendela
bundar di ujung luar saluran timpani. Antara dua saluran ini ada saluran ke
tiga, yang disebut sebagai pembuluh rumah siput. Pada membran yang
memisahkan pembuluh rumah siput dengan saluran timpani, (membrane
basilar) terdapat organ Corti yang berisis sekitar 30.000 ujung saraf.
Sementara gelombang tekanan melewati saluran timpani, gelombang ini
menyebabkan riak riak di membrane basilar dan organ Corti yang melekat
pada saluran ini.
E. KEBISINGAN
Bunyi biasa seperti yang dihasilkan dengan memukulkan dua batu,
merupakan bunyi yang mempunyai kualiltas tertentu, tetapi ketinggian yang
jelas tidak dapat dilihat. Bunyi seperti ini merupakan campuran dari banyak
frekuensi yang sedikit hubungannya satu sama lain. Bunyi seperti ini disebut
kebisingan. Bising disefinisikan sebagai bunyi yang tidak dikehendaki yang
berasal dari aktivitas alam seperti bicara manusia, dan buatan manusia seperti
bunyi mesin. Kebisingan mempengaruhi kita baik secara psikologis maupun
fisiologi. Kadang-kadang kebisingan hanya merupakan gangguan biasa, tetapi
kebisingan yang keras dapat menyebabkan kehilangan pendengaran yang saat
ini menjadi permasalahan di pabrik-pabrik dan tempat industry. Kehilangan
pendengaran Karena tingkat kebisingan yang berlebihan ditemukan oleh
orang Romawi kuno. Kebisingan menyebabkan kehilangan pendengaran yang
serius pada frekuensi 2000-5000 Hz yang merupakan daerah penting untuk
percakapan dan music. Kebisingan dapat diukur dengan sound level meter
yang dapat mengukur kebisingan antara 30-130 dB dan frekuensi 20-20.000
Hz.
a. Pembagian Kebisingan
b. Pengaruh Kebisingan terhadap Kesehatan
c. Pencegahan Ketulian dari Kebisingan
F. EFEK DOPPLER
Apa bila sumber bunyi bergerak mendekati pengamat/pendenga,
ketinggian nada lebih tinggi dari pada ketika sumber tersebut dalam keadaan
dia; dan ketika sumber bunyi menjauh dari pengamat ketinggian nada lebih
rendah. Fenomena ini dikenal sebagai efek Doppler. Perhatikan sirine
mobilambulan ketika dalam keadaan diam, yang memancarkan bunyi dengan
frekuensi tertentu ke semuah arah. Kenyaringan sirine mobil ambulan berubah
ketika ambulan mendekat atau menjauhi pengamat. Kecepatan gelombang
hanya bergantung pada medium dimana ia merambat, dan tidak tergantung
dari kecepatan sumber ataupun pengamat. Perubahan frekuensi bunyi sedikit
berbeda bergantung apakah sumber Fisika untuk Jurusan Biologi dan
Kesehatan 57 atau penerima yang sedang bergerak relative terhadap medium.
Apabila sumber bunyi yang, bergerak, panjang gelombang akan berubah, dan
frekuensi baru f akan ditemukan dengan pertama kali mencari panjang
gelombang baru ë dan kemudian menghitung f = υ/ë. Bila sumber bergerak
mendekati pengamat yang diam dengan frekuensi f dan kecepatan υs sedang
kecepatan bunyi di udara υ, maka frekuensi yang terdengaroleh pengamat
adalah :