Anda di halaman 1dari 28

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.1.1 Pengukuran dan Ketidakpastian Pada Hasil Pengukuran

Setiap alat ukur mempunyai skala terkecil yang merupakan keterbatasannya

karena itu hasil pengukran dengan membaca skala pada alat ukur hanaya dapat

dipastikan hingga batas ( jumlah anggka ) tertentu saja. ( tim peyusun praktikum

fisika dasar 2017)

Pengukuran dan besaran merupakan hal yang bersifat dasar, dan pengukuran

merupakan salah satu syarat yang tidak boleh ditinggalkan. Aktivitas mengukur

menjadi sesuatu yang sangat penting untuk selalu dilakukan dalam mempelajari

berbagai fenomena yang sedang dipelajari.

Perlu kita tahu mengukur dapat dikatakan sebagai usaha untuk

mendefinisikan karakteristik suatu fenomena atau permasalahan secara

kualintatik. Dan jika dikaitkan dengan proses penelitian atau sekedar pembuktian

suatu hipotesis maka pengukuran menjadi jalan untuk mencari data-data  yang

mendukung. Dengan pengukuran ini kemudian akan diperoleh data-data numeric

yang menunjukan pola-pola tertentu sebagai bentuk karakteristik dari

permasalahan tersebut .

Pentingnya besaran dalam pengukuran, maka dilakukan praktikum ini yang

dapat membantu untuk memahami materi dasar-dasar pengukuran. Dalam

mengamati suatu gejala tidak lengkap apabila tidak dilengkapi dengan data yang

didapat dari hasi pengukuran yang kemudian besaran-besaran yang didapat dari

hasil pengukuran kemudian ditetapkan sebagai satuan.

1
Dengan penjelasan di atas, setelah dapat kita ketahui betapa pentingnya dan

aktivitas pengukuran dan besaran dalam fisika, untuk memperoleh suatu hasil /

data dari suatu pengukuran yang yg begitu akurat.

1.1.2 Bandul Sederhana

Bandul adalah benda yang terikat pada sebuah tali dan dapat berayun secara

bebas dan periodik yang menjadi dasar kerja dari sebuah jam dinding kuno yang

mempunyai ayunan. Dalam bidang fisika, prinsip ini pertama kali ditemukan pada

1tahun 1602 oleh Galileo Galilei, bahwa perioda (lama gerak osilasi satu ayunan,

T) dipengaruhi oleh panjang tali dan percepatan gravitasi.

Setiap gerak yang terjadi secara berulang dalam selang waktu yang sama disebut

gerak periodik. Karena gerak ini terjadi secara teratur maka disebut juga sebagai

gerak harmonik. Apabila suatu partikel melakukan gerak periodik pada lintasan

yang sama maka geraknya disebut gerak osilasi/getaran. Bentuk yang sederhana

dari gerak periodik adalah benda yang berosilasi pada ujung pegas. Karenanya

kita menyebutnya gerak harmonis sederhana. 

Gerak Harmonik Sederhana adalah gerak bolak balik secara teratur melalui titik

keseimbangannya dengan banyaknya getaran benjjjda dalam setiap sekon selalu

sama atau konstan.

1.1.3 Elastisitas

Pada beberapa bahasan mengenai gaya, benda yang mengalami gaya

dianggap tidak mengalami perubahan bentuk. Namun keyataannya setiap benda

akan mengalami perubahan bentuk apabila di berikan gaya pada benda tersebut.

Pada benda elastis akan terjadi pertambahan panjang yang merupakan akibat dari

adanya gaya yang terjadi pada bena tersebut. Benda ini berlaku pada hamper

2
semua materi padat, tetapi hanya pada suatu batas tertentu. Apabila benda yang

terjadi terlalu besar, maka benda pun akan merenggang dengan sangat besar

sehingga tidak menutup kemungkinan benda tersebut akan patah. Gaya luar yang

dikerjakan pada benda tersebut mengakibatkan perubahan bentuk benda

(deformasi) yang tidak melebihi batas proporsional. Sedangkan pada benda

plastis, jika benda tersebut diberi gaya maka akan mengalami pertambahan

panjang dan jika benda yang bekerja pada benda tersebut di hilangkan maka

benda tidak akan dapat kembali kebentuk semula.

Sebenarnya dalam kehidupan kita sehari-hari kita sering mempraktikan

ilmu-ilmu fisika, baik yang kita sudah pelajari maupun yg belum kita pelajari.

Namun seringnya kita tidak menyadari dan tidakan paham akan hal itu. Sebagai

contoh yang berhubungan dengan fisika yang sering kali kita temui dalam

kehidupan sehari-hari adalah sebuah karet gelang yg kita regangkan, jika kita

lepaskan akan kembali kebentuk semula. Itulah yang menunjukan sifat elastis

benda yang kita kenal dengan keelastisan. Semua benda nyata, jika diberi gaya,

akan berubah di bawah pengaruh gaya yang bekerja padanya. Perubahan bentuk

pada volume tersebut di tentukan gaya antar molekulnya. Untuk membedakan

kedua jenis bahan benda antar benda elastis dan benda plastis, maka di definisikan

suatu sifat bahan yang disebut elastisitas.

1.2 Tujuan Praktikum

1.2.1 Pengukuran dasar dan Ketidakpastian

1. Mampu menggunakan beberapa alat ukur dasar , menentukan

ketidakpastian pada hasil pengukuran dan hasil percobaan serta

3
menjelaskan arti statistiknya dan memahami pengertian angka berarti

(AB)

2. Menggunakan jangka sorong, micrometer dan neraca ohaus 311 gn.

3. Mencari besaran turunan ( dalam modul ini: volume dan massa jenis ).

4. Mengungkapkan hasil perhitungan lengkap dengan ketidkpastianya.

1.2.2 Bandul sederhana

1.Memahami konsep gerak harmonik sederhana dan beberapa vaktor

yangmempengaruhi periode ( waktu ayun ).

2. Mengukur periode gerak bandul sederhana.

3. Menghitung percepatan grafitasi bumi.

1.2.3 Elastisitas

2. Memahami konsep elastisitas suatu bahan melalui percobaan.

3. Mengamati sifat elastisitas suatu bahan.

4. Mengukur / menghitung elastisitas bahan.

5. Membuat grafik hubungan antara tegangan dan rengangan.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengukuran dasar dan ketidakpastian pada hasil pengukuran

Pengukuran atau mengukur adalah suatu kegiatan membandingkan suatu besaran

dengan besaran lain yang di tetapkan sebagai satuan. Jangka sorong adalah salah satu alat

untuk mengukkur panjang dengan ketelitian sampai 0,1 mm atau 0,01 cm

(sisyanto,2012).pengamatan suatu gejala secara umum tidaklah lengkap bila tidak

dilengkapi dengan data kuantitatif yang didapat dari hasil pengukuran. Lord

Kelvin, seorang ahli fisika berkata, bila kita dapat mengukur apa yang sedang kita

bicarakan dan menyatakannya dengan angka-angka, berarti kita menghetahui apa

yang sedang kita bDan pada umumnya, sesuatu yang dapat diukur memiliki

satuan. . Dan pada umumnya, sesuatu yang dapat diukur memiliki satuan. Sesuatu

yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka kita sebut besaran. Panjang,

massa dan waktu termasuk pada besaran karena dapat kita ukur dan dapat kita

nyatakan dengan angka-angka. Akan tetapi kebaikan dan kejujuran misalnya.

Tidak dapat kita ukur dan tidak dapat kita nyatakan dengan angka-angka. Tapi

walaupun demikian, tidak semua besaran fisika selalu mempunyai 

satuan.Sedangkan arti dari pengukuran itu sendiri adalah membandingkan sesuatu

yang sedang diukur dengan besaran sejenis yang ditetapkan sebagai satuan,

misalnya bila kita mendapat data pengukuran panjang sebesar 5 meter, artinya

benda tersebut panjangnya 5 kali panjang mistar yang memiliki panjang 1

meter.  Dalam hal ini, angka 5 menunjukkan nilai dari besaran panjang, sedangkan

meter menyatakan besaran dari satuan panjang. Dan pada umumnya, sesuatu yang

dapat diukur memiliki satuan.

5
2.2 Bandul Sederhana

2.2.1 Pengertian Bandul

Bandul adalah benda yang terikat pada sebuah tali dan dapat berayun secara

bebas dan periodik yang menjadi dasar kerja dari sebuah jam dinding kuno yang

mempunyai ayunan. Dalam bidang fisika, prinsip ini pertama kali ditemukan pada

tahun 1602 oleh Galileo Galilei, bahwa perioda (lama gerak osilasi satu ayunan,

T) dipengaruhi oleh panjang tali dan percepatan gravitasi.

Bandul sederhana adalah sebuah benda kecil, biasanya benda berupa bola

pejal, digantungkan pada seutas tali yang massanya dapat diabaikan dibandingkan

dengan massa bola dan panjang bandul sangat besar .dibandingkan dengan jari-

jari bola.

2.2.2 Prinsip Gerak Bandul Sederhana

Bandul adalah benda ideal yang terdiri dari sebuah titik massa yang

digunakan seutas tali yang ringan dan tidak dapat melar. Dan apabila bandul

ditarik kesamping dari posisi keseimbangannya lalu dilepaskan, maka bandul itu

akan berayun dalam bidang verikal karena pengaruh gravitasi bumi. Gerak

harmonik pada bandul Ketika beban digantungkan pada ayunan dan tidak

diberikan gaya, maka benda akan dian di titik keseimbangan B. Jika beban ditarik

ke titik A dan dilepaskan, maka beban akan bergerak ke B, C, lalu kembali lagi ke

6
A. Gerakan beban akan terjadi berulang secara periodik, dengan kata lain beban

pada ayunan di atas melakukan gerak harmonik sederhana.

2.2.3 Gaya Yang Berkerja Pada Bandul Sederhana

Gaya-gaya yang berkerja pada bandul terdiri atas komponen radial dan

komponen tangsial. Sedangkan resultan adalah gaya radial yang bertindak

sebagai gaya yang dibutuhkan agar beban tidak bergerak melingkar. Dan

sedangkan resultan gaya tangensial bertindak sebagai gaya pemuli yang berkerja

pada bandul berfungsi untuk mengembalikan pada titik keseimbangannya. Gaya

Pemulih Gaya pemulih dimiliki oleh setiap benda elastis yang terkena gaya

sehingga benda elastis tersebut berubah bentuk. Gaya yang timbul pada benda

elastis untuk menarik kembali benda yang melekat padanya di sebut gaya pemulih

2.2.4 Gerak Harmonik pada Bandul

Ketika beban digantungkan pada ayunan dan tidak diberikan gaya, maka

benda akan dian di titik keseimbangan B[2]. Jika beban ditarik ke titik A dan

dilepaskan, maka beban akan bergerak ke B, C, lalu kembali lagi ke A. Gerakan

beban akan terjadi berulang secara periodik, dengan kata lain beban pada ayunan

di atas melakukan gerak harmonik sederhana.

2.3 Elastisitas

7
Elastissitas adalah kemampuan sebuah benda untuk kembali ke bentuk

awalnya ketika gaya luar yang di berikan pada benda tersebut dihilangkan. Suatu

benda dikatakan elastis apabila benda tersebut di berih gaya akan kembali

kebentuk semula. Setiap benda elastis memiliki batas elastic yang apabila

keelastisan benda tersebut sudah melebihi batas elastisitas maka akan meyebabkan

kerusakan pada benda terebut. Jika sebuah gaya diberikan pada sebuah benda

elastic, maka bentuk benda tersebut akan berubah.

Bolah yang terbuat dari karet, bila diberi gaya tekan maka maka bentuknya

tidak bulat lagi. Namun jika gaya tersebut dihilangkan, bentuk bola tersebut juga

akan kembali kebentuk semula. Dari kejadian tersebut maka dapat disimpulkan

bahwa ada 2 golongan bahan, yaitu bahan elastis dan bahan tidak elastis. Bahan

elastic adalah bahan yang dapat kembali pada bentuk semula jika diberi suatu

gaya contohnya adalah karet, baja dan kayu. Sedangkan bahan tidak elastis bahan

yang tidak dapat kembali lagi pada bentuk semula jika diberi gaya meski gaya

tersebut telah dihilangkan, contohnya adalah tanah liat dan plastisin. Menurut

kukum hooke jika gaya tarik tidak melampaui batas elastic pegas maka

pertambahan panjang pegas berbanding lurus dengan gaya tariknya.

8
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Waktu pelaksanaan praktikum Fisika Dasar ini yakni hari SABTU, 3O

DESEMBER 2017 mulai Pukul 13:00-16.00 .

Tempat pelaksanaan praktikum Fisika Dasar ini, di laboratorium

pertanian STIP Mujahidin Tolitoli.

3.2 Alat praktikum

3.2.1 Pengukuran dasar dan ketidakpastian


1.stop watch

2.jangka sorong

3.micrometer sekrup

4.neraca analitik

5.mistar 100 cm

6.balok besi

7. kelereng

3.2.2Bandul sederhana
1. Bandul dan penggantung

2. Statif

3. Stop watch

4. Mistar (100 cm)

5. Kertas grafik

3.2.3 Elastisitas

9
1. Statif dengan 2 klem

2. Mistar 100 cm

3. Beban 10 buah 5g

4. Karet ventil atau karet gelang +20 cm

5. Jarum penunjuk skala

3.3 prosedur kerja

3.3.1 Pengukuran dasar dan ketidakpastian

Mentukan NST dari :

a. Mistar plastik

b. Jangka sorong

c. Mikrometer sekrup

1. Pelajarilah hasil pengukuran jangka sorong dengan menggunakan

noniusnya.

a. Mengambil mistar plastik, kemudian mentukan nilai skala utama yang

paling kecil dari jangka sorong.

b. Menghitung banyak skala nonius.

c. Mengutupkan jangka sorong anda rapat-rapat (jangan paksakan),

perhatikan kunci yang harus ditekan agar dapat menggerakkan bagian

yang dapat digeser. Pada kedudukan ini mencatat penunjukkan nonius

terakhir terhadap skala utama.

d. Mentukann skala noniusnya.

e. Mentukan NST jangka sorong.

2. Mempelajari cara membaca hasil pengukuran dengan mikrometer sekrup.

10
a. Mengambil mikrometer, kemudian tentukan nilai skala mendatar yang

paling kecil dari mikrometer.

b. Menghitung banyak skala berputar.

c. Memutar teromol hingga skala berputar menunjuk nol skala mendatar

juga mennujukkan nol skala berputar.

d. Memutar kembali teromol satu kali putaran penuh, kemudian catat

berapa skala mendatar yang keluar.

e. Menentukan satu nilai skala berputar dari data yang didapat.

f. Memutar kembali hingga teromol berbunyi satu kali. Mencatat

penunjukkan skala berputar dan skala mendatar. Penunjukan ini

disebut kesalahan titik nol (jika kedua skala tidak tepat nol).

Menentukan kesalahan titik nolnya. Mengingat tandanya ada yang

positif dan ada yang negatif.

3. Mengukur panjang dan lebar balok dengan jangka sorong. Masing-masing

satu kali. Menentukan ketidakpastian relatifnya masing-masing.

Mengumpulkan hasil pengukuran lengkap dengan ketidakpastiannya.

3.3.2 Bandul sederhana.

 Mengukur panjang benang dengan panjang 50 cm dan 40 cm

 Kemudian setelah itu gantung benang tersebut yang berisi dengan

massa bebannya

 Biarkan berayun untuk beberapa saat. Setelah itu mencatat berapa

waktu yang dibutuhkan

 Mengulang langka 1-2 dengan panjang tali dan beban yang sama dan

begitu seterusnya sampai percobaan yang ke 3.

11
3.3.3 Elastisitas.

1. Pasang pegas pada batang peyangga

2. Ukur panjang pegas

3.Kemudian beri beban secara bertahap 60g, 75g, 100g

4. Mengukur panjang pegas setiap diberi beban

5. Memasukan data hasil pengukuran kedalam table yang telah disiapkan

12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tabel pengamatan

4.1.1 Pengukuran dasar dan ketidakpersamaan

Tabel 1.

BANYAKNYA
NO NAMA ALAT NST
SKALA NONIUS
1 Jangka Sorong 0,1 mm 10 skala
2 Micrometer Sekrup 0,01 mm 50 skala
3 Mistar Plastik 1 mm 10 skala
4 Neraca Analitik 0,01 mm -

Tabel 2.

HASIL

NAMA ALAT UKUR BESARAN PENGUKURA

NO BENDA TERUKUR N
Micrometer

1 Kelereng sekrup Diameter 15,1± 0,05


2 Balok besi Jangka sorong Sisi balok 20,9± 0,005
Kelereng1 1) 15,16

3 2 Jangka sorong diameter 2) 15,45

3 3) 15,07
Kelereng 1

4 2

3 Neraca Masa 1) 5,45

2) 5,49

3) 5,37
Balok besi 1

2 1) 20,5
5 Jangka sorong Sisi

13
3 2) 20,9

3) 20,7

4.1.2 Bandul sederhana

Tabel 1

HASIL PENGUKURAN

N BESARAN TERUKUR

O
WAKTU PERIODE GRAVITASI

1. M1 = L1 = 40 T1 = 64 s 1, 29 9,50

15,63 cm

M2 = L2 = 40 T2 = 65 s

21,34 cm

M1 = L1 = 50 T1 = 72 s 1,45 9,39

15,63 cm

M2 = L2 = 50 T2 = 75 s

21,34 cm

14
4.1.3 Elastisitas

Tabel 1

No Massa (m) Panjang Karet + L = L1 - L0 Gaya

Beban

1. M1 =60 L1 = 25,9 1078x10-3 N


L = 25,9 – 25

= 0,9

L = 25,9 – 25
2. M2= 75 L2= 26,5 1,225 x 10-3N
= 0,9

3 M3= 100 L3= 27,4


L = 25,9 – 25 1,470 x 10-3 N

= 0,9

15
3.2 Analisis data

4.2.1 pengukuran dasar dan ketidakpastian

1.kelereng

X = skala utama( skala nonius x NST)

= 15,1

2. balok besi

X= skala utama (skala nonius x NST)

= 20 (9 x 0,1)

= 20,9

Menghitung diameter kelereng secara berulang menggunakan alat ukur micrometer

sekrup.

Kelereng 1. 15,16

2. 15,45

3. 15,07

(∑xi)2= (15,16+15,45+15,07)2 = 45,682 = 2.086,66

∑X2= (15,162 + 15,452 + 15,072)

16
= (229,82 + 238,70 + 227,10

∑X12 = 695,62

2 2
1 N ( ∈ Xi ) −( ∈ Xi )
jadi ∆ X=
2 ( N −1 )
1 3.695,62−2086,66
∆ X=
2( 2 )
1 3.695,62−2086,66
∆ X=
2( 2 )
1 2086,86−2086,66
¿
2( 2 )
1 0,2
∆ X= ( )
2 2

1
∆ X= x 0,1 ∆ X = 0,05
2

Menghitung maasa menggunakan neraca

Kelereng 1) 5,45

2) 5,49

3) 5,37

Menghitung nilai rata rata balok besi

Balok besi 1) 20,5

2) 20,9

3) 20,7

∑xi)2 = ( x1 + x2 + x3)

= ( 20,5 + 20,9 + 20,7)2 = 62,12 = 3.856,41

17
∑xi)2= x1 + x2 + x3

= 20,52 + 20,92 + 20,72

= 420,25 + 436,81 + 428,49 = 1285,55

2 2
1 N ( ∈ Xi ) −( ∈ Xi )
∆ X=
2 ( N −1 )
1 3 . 1286,65−3. 856,41
∆ X=
2( 3−1 )
1 3856,65−3856,41
¿
2( 2 )
1 0,24
¿ ( )
2 2

1
¿ ( 0,12 )
2

∆ X=0,06

3.2.2 Bandul sederhana

1) M1 = 15,63 L1 = 64 s t1 = 64s N = 50

M2 = 21,34 t2 = 65s

Periode :

t t
T1 = T2 =
n n

64 65
T2= = 1,28 T2 = = 1,3
50 50

T 1+T 2
T=
N

18
1,28+1,3
T=
2

2,58
T= = 1,29
2

Gravitasi :

4 πL
g=
T2

4 ∙3,14 2 ∙ 0,4
g=
1,29 2

4 ∙ 9,85960∙ 0,4
g=
1,292

15,77
g=
1,66

= 9,5

2) M1 = 15,63 L2 = 50 t1 = 72s N = 50

M2 = 21,34 t2 = 73s

t t
T= T2 =
n n

72 73
T= = 1,44 T2 = = 1,46
50 50

T 1+T 2
T=
N

1,44+1,46
T=
2

19
2,9
T= = 1,45
2

4 πL
¿
T2

4 ∙3,14 2 ∙ 0,5
g=
1,452

19,71
g=
2,10

= 9,38

3.2.3 Elastisitas

Diketahui : massa = M1 = 60 gr Diketahui panjang karet : L1 = 25,9

M2 = 75 gr L2 = 26,5

M3 = 100 gr L3 = 27,4

∆ l=l1−l 0

= 25,9 – 25 = 0,9

= 26,5 – 25 = 1,5

= 27,4 – 25 = 2,4

∆ m = M0 + M1 ∆ m = M0 + M1 ∆ m = M0 + M1

= 50 x 10-3 + 60 x 10-3 = 50 x 10-3 + 75 x 10-3 = 50 x 10-3 + 100 x 10-3

= 110 x 10-3 = 125 x 10-3 = 150 x 10-3

F1 =
∆ m. g F2 =
∆ m. g F3 =
∆ m. g

20
= 110 . 9,8 = 125 . 9,8 = 150 . 9,8

= 1078 x 10-3 = 1225 x 10-3 = 1470 x 10-3

 Regangan  Tegangan  Modulus young

∆l F T
1. ∈= 1. T= 1. γ =
l0 π r2 ∈

0,9× 10−2 1078 × 10−3 γ=


∑= =
25 × 10−2 3,14(1,515)2
= 0,036 m 149,72 x 10−2
1078× 10−3
= ∈
∆l 3,14 ×2295
∈=
l0
1078× 10−3 8,4 x 10-2
=
7,206
1,5× 10−2 = 17,82 x 105
ε=
25× 10−2 1078× 10−3
=
= 0,06 m 7206× 10−2
T
∆l = 149,72 m 2. γ =
2. ε = ∑
l0
F
2. T=
π r2 γ=
2,4 ×10−2
ε=
25 ×10−2
1225 × 10−3
= 2
= 0,096 m 3,14(1,515) 170 ,3 x 10−2
0,4 ¿
1225× 10−3 ¿
=
3,14 ×2295
12,52 x 104
1225× 10−3
=
7,2 x 10

= 170 m

F
3. T=
π r2

21
s=

1470 × 10−3
2
3,14(1,515)

1470× 10−3
3,14 ×2,295

1470× 10−3
=
7,206

1470× 10−3
=
7206× 10−2

= 204 m

3.3 Pembahasan

4.3.1 Pengukuran dan ketidakpesamaan

pengukuran dasar dan ketidakpastian pada hasil pengukuran dapat diketahui

bahwa pada pengukuran menggunakan jangka sorong dan mikrometer sekrup

terdapat ketidakpastian pengukuran

Pada pengukuran yang dilakukan, baik dalam pengukuran panjang diameter

kelereng yang terdiri dari 3 buah. Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang

tepat dan akurat kita dapat menambahkan persamaan ∆ x=1 /5 alat ukur. Untuk

menentukan panjang sisi sebuah balok dengan skala utama berjumlah 20 dan skala

nonius berjumlah 9 jadi, skala utama+ (skala nonius x NST) = 20 . (9 x 0,1) =

20,9

4.3.1 Bandul sederhana

22
Pada praktikum kali ini melakukan praktikum tentang bandul

sederhanaadalahsalah satu bentuk garka harmonik sederhana. Gerak harmonic

sederhana adalah benda yang bergerak bolak balik di sekitar titik

keseimbangannya. Titik terjauh dari keseimbanganya yang disebut amplitudo.

Sedangkan jarak benda yang bergetar dari titik kesetimbangan di sebut

simpangan. Yang berubah secara pariodik dalam besar dan arahnya. Kecepatan

dan percepatan juga berubah dalam besar dan arah.

3.3.2 Elistisitas

Berdasarkan table di atas di ketahui bahwa semakin berat beban atau massa suatu

benda yang digantungkan pada suatu pegas maka semakin besar beban yang

ditambahkan dan semakin panjang beban yang diberi beban. Dari hal tersebut

dapat dapat dikaitkan bahwa pertambahan gaya pada pegas atau beban yang

diberikan pada benda tersebut.

Elastis adalah benda yang kembali kebentuk awalnya setelah

dihilangkan gaya luar. Perbandingan antara tegangan dan regangan dinamakan

sebagai modulus elastisitasatau modulus young. Perubahan panjang suatu pegas

berbandig lurus (linier) dengan gaya tarik atau gaya tekan yang diberikan pada

benda tersebut.

23
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Pengukuran dan ketidakpastian

Dengan melakukan praktikum ini kita dapat mengetahui hasil

pengukuran dari ketidakpastian pengukuran dan menjelaskan statistiknya.

5.1.2 Bandul sederhana

24
Bandul sederhana adalah sebuah benda kecil, biasanya benda berupa bola

pijal, digantungkan pada seutas tali yang massa dapat diabaikan dibandingkan

dengan massa bola dan panjang bandul sangat besar.

5.1.3 Elastissitas

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan jika sebuah

pegas diberikan gaya maka pertambahan pegas akan sebanding dengan gaya yang

diberikan, mempermudah menentukan dan membandingkan nilai konstanta

dengan metode grafik persamaan hokum hooke.

5.2 Saran

5.2.1 Pengukuran dan ketidakpastian

Sebaiknya sebelum melakukan praktikum, alat yang digunakan haruslah

bersih, agar praktikum dapat berjalan dengan lancer. Dan dibutuhkan ketelitian

5.2.2 Bandul sederhana

Percobaan harus teliti dan cermat dalam mengamati waktu dan menghitung

getaran yang terjadi, karena akan berpengaruh pada periode yang dihasilkan.

5.2.3 Elastisitas

Harus berhati hati dalam melaksanakan praktikum agar tidak terjadi

kesalahan dan kerusakan pada alat praktikum.

25
DAFTAR PUSTAKA

Siti,Fatima dan nuraini. 2017. Penuntun Praktikum Fisika Dasar. Tolitoli :

Laboratorium Ilmu-Ilmu Pertanian STIP Mujahidin TOLI TOLI.

Burhanuddin, Muhammad. Laporan Praktikum Fisika Dasar. Tersedia di:


http://shofaifa.blogspot.co.id/2013/02/laporan-fisika-dasar-pengukuran.html
[03 Desember 2016]

Asia, Aatuti. Laporan elastisitas fisika. Tersedia di :

26
http://asiiahw.blogspot.co.id/2013/11/laporan-elastisitas.html?m=1

Utami, Kurnia. Lapran bandul sederhana. Tersedia di :

http://akusukabelajarfisika.blogspot.co.id/2016/11/laporan-praktikum-

fisika-dasar-bandul-html/m=1

27
28

Anda mungkin juga menyukai