Kelas
: XI IPA 1
No. absen
: 02
Semester 1
bab 1 : besaran dan pengukuran
A. Pengukuran
Pengukuran adalah kegiatan membandingkan suatu besaran dengan besaran
sejenis sebagai satu satuan . pengukuran memerlukan alat ukur , berikut
beberapa contoh alat ukur yang bias digunakan untuk mengukur suatu besaran .
- Alat ukur panjang
1. Penggaris / mistar ( skala >0,1cm)
2. Micrometer sekrup (skala >0,001cm)
- Alat ukur massa
1. Neraca badan (>1kg)
2. Neraca pegas (>1 gr)
3. Neraca Ohauss (>0,1gr)
4. Neraca analitis (>1mg)
- Alat ukur waktu
1. Jam / arloji
2. Stopwatch
B. Besaran
Besaran pokok
Panjang
Massa
Waktu
Arus listrik
Suhu
Intensitas cahaya
Jumlah zat
Satuan (SI)
Meter
Kilogram
Sekon
Ampere
Kelvin
Candela
Mol
Lambing satuan
M
Kg
s
A
K
Cd
Mol
2. Besaran turunan
Satuan besaran turunan tergantung pada suatu besaran pokok nya ,
No
1
Besaran
turunan
Usaha, energi
Lambang
Daya
Watt
Kg. m . s
Tekanan
Pascal
Kg. m . s
Berat
Kg. m. s
Massa jenis
Kg/
Kg. m
Satuan
Joule
Kg. m . s
m3
C. Angka penting
Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran , terdiri
dari angka pasti(eksak) dan satu angka terakhir yang ditaksir .
- Peraturan penulisan angka penting
1) Sema angka bukan nol merupakan angka penting
31,8 kg memiliki 3 angka penting
100000lembar memiliki 1 angka penting
2) Semua angka nol terletak diantara angka bukan nol adalah anka penting
45,06kg memiliki 4 angka penting
35,007kg memiliki 5 angka penting
3) Angka nol yang digukan hanya untuk tempat titik decimal bukan angka
penting
0,006gr memiliki 1 angka penting
0,00700gr memiliki 1 angka penting
A
B
R= A2 + B2 +2 AB cos
b. arah vector resultan
R
F x =F cos
F y =F sin
tg=
Fy
Fx
gerak relative : benda dikatakan bergerak atau tidak tergantung pada acuan
yang digunakan .
gerak semu : gerak yang sebenarnya tidak terjadi .
Kelajuan rata-rata =
perpindahan
selang waktu
atau v =
x
t
c. percepatan
adalah perubahan kecepatan tiap satuan waktu
a=
v v 2v 1
=
t t 2t 1
; a=percepatan rata-rata = m/ s
v=
s
t
v = kecepatan (m/s)
s = jarak (m)
t = selang waktu (s)
2. gerak lurus berubah beraturan (GLBB)
definisi dari gerak lurus berubah beraturan adalah gerak benda pada suatu
lintasan berupa garis lurus dengan kecepatan tetap.
Rumus pada GLBB :
1.
v t =v 0+ a .t
2.
v=
3.
s=v .t
v 0+ v
2
4.
1
s=s 0+v 0 .t + . a. t 2
2
5.
2
2
v t =v 0 +2.a. s
Keterangan :
s= s- s 0 = perpindahan (m)
a= percepatan (m/ s 2 )
s 0 = posisi awal
(m)
3. Gerak jatuh bebas (GLBB dipercepat )
Merupakan gerak suatu benda jatuh dari suatu ketinggian tanpa kecepatan awal
dan selama geraknya mengalami percepatan tetap.
a. Kecepatan saat sebelum menumbuk tanah :
b. Waktu yang diperlukan sampai ketanah :
c. Ketinggian suatu benda tempat :
t=
v t = 2 gh
2h
g
1
2
h= g . t
2
Waktu diudara = 2.
t=
v0
g
2 v0
g
v 20
h
=
maks
Tinggi maksimum yang dicapai :
2g
5. Gerak vertical kebawah
gerak suatu benda yang dilempar tegak lurus kebawah dengan kecepatan awal
tertentu
6. Gerak parabola
Merupakan perpaduan gerak lurus beraturan dengan gerak lurus berubah
beraturan
T=
t
n
f=
n
t
f=
1
T
kelajuan linear=
panjang lintasan
selang waktu tempuh
kecepatan sudut=
sudut pusat
waktu tempuh
c. Percepatan sentripetal
Yaitu percepatan yang selalu tegak lurus terhadap kecepatan linearmya dan
mengarah kepusat lingkaran
a s=
v2
=2 R
R
d. Gaya sentripetal
Gaya yang menyebabkan benda bergerak melingkar.
2
F s=m .a s=m
v
=m 2 R
R
a=
F atau
m
f =m . a
F=
resultan gaya = newton (N)
a= percepatan =m/ s 2
m= massa =kg
-
a=
m2
m 1 +m 2 .g
T=
m1 . m2
m1+m .g
2
a=percepatan (m/ s 2 )
G=percepatan gravitasi (m/ s
T=tegangan tali (N)
a=
F
m1 +m2
m1
Tegangan tali : T= m1 +m 2 . F
= mg cos
Semester 2
Bab 1 : optika geometri
Adalah bagian dari optika yang mempelajari khusus mempelajari sifat-sifat cahaya. Sifat
sifat cahaya yaitu :
- Merambat lurus diruang hampa
- Dapat dipantulkan
- Dapat dibiaskan
- Dapat mengalami perpaduan
- Dapat mengalami penguraian
- Dapat mengalami lenturan
- Dapat mengalami pengkutuban
A. Pemantulan cahaya
Pemantulan cahaya dibagi menjadi 2 , yaitu :
1. Pemantulan teratur
2. Pemantulan baur
1
R
Rumus : f= 2
c. Cermin cembung
360
1
a
1 2 1 1
= = +
f R s s'
ruang benda
+(No
ruang bayangan =5
| || |
'
'
s h
+
s
h
M=
PM =
F=
1
PR
1
P
~dalam meter
Rabun dekat (hipermiopi) :PP>25cm,PR=~
Tidak bias melihat jelas benda benda dekat, dibantu dengan lensa
positif
PH =
100 100
s
PP
F=
1
P
~dalam meter
Mata tua (presbiopi) : PP>25cm , PR < ~
Tidak dapat melihat benda dekat maupun benda jauh dengan jelas
Astigmatisme
Tidak bias melihat gari horizontal dan vertical secara bersama sama.
B. Lup
Merupakan alat optic paling sederhana karena hanya menggunakan sebuah lensa cembung
.
1. Pembesaran anguler
2. Pembesaran linear
- Untuk mata berakomodasi maksimum
Normal :
M=
M=
Tidak normal :
Normal :
PP PP
+
F
X
M=
Tak normal :
PP
+1
F
PP
F
M=
PP
s
C. Mikroskop
Digunakan untuk melihat benda renik .
1. Untuk mataberakomodasi maksimum (
Perbesarannya
S 'ob s n
M= (
+1)
S ob F ok
d=S'ob + S ok
S ok =25 cm )
S 'ob s n
M= (
)
S ob F ok
Panjang mikroskop
'
d=S ob + S ok
D. Teropong
Digunakan untuk melihat benda-benda yang sangat jauh ,sehingga tampak terlihat lebih
jelas .
1. Teropong bintang (
Fob > F ok , S ob = )
M=
Panjang teropong
F ob
Fok
d=F
ob + F ok
F ob
S ok
Mata berakomodasi :
M=
Perbesaran nya
f ob+ s ok
: d=
2. Teropong bumi
Untuk mengamati benda benda yang ada dibumi .
a. Mata tak berakomodasi
Pembesaran :
Panjang
M=
: d=
F ob
Fok
f ob+ 4 f p +f ok
M=
Pembesaran
Panjang teropong
: d=
F ob
s ok
f ob+ 4 f p +s ok
Suhu : ukuran untuk menyatakan derajat panas atau dinginnya suatu benda ,
bena dingin bersuhu rendah , sedangkan benda panas mempunyai suhu
tinggi . alat ukur nya yaitu thermometer .
Hubungan suhu celcius , reamur , Fahrenheit dan kelvin
C : R : ( F 32 ) : ( K 273 ) = 5 : 4 : 9 : 5
Nama
Celcius
Reamur
Fahrenheit
Kelvin
Titik didih
100
80
212
373
Titik cair
0
0
32
273
Kalor : suatu bentuk energy yang diterima oleh suatu benda yang
menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujudnya .
1 kalori = 4,2 joule
1 joule = 0,24 kalori
Kapasitas dan jenis kalor
Kaloe jenis : banyaknya kalor yang diserap zat bermassa 1gr untuk
menaikkan suhu sebesar 1
Q = m.c. t
Kapasitas kalor suatu zat : bilangan yang menunjukkan banyaknya
kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu sebesar 1
C=
Q
Q=C . t
t
l=l 1l 0
Perpindahan kalor
Kalor mengalir secera spontan dari benda bersuhu tinggi kebenda
bersuhu rendah.
1. Konduksi : perpindahan kalor tanpa disertai dengan perpindahan
partikel zat perantaranya .
Konduktor : zat yang mudah mengantarkan kalor
Isolator : zat yang sulit menghantarkan kalor
Jumlah kalor yang dipindahkan secara konduksi dapat dihitung
dengan rumus :
H = K .A.
T
)
L
Ket :
H = jumlah kalor yang merambat persatuan waktu
K = koefisien konduksi
A = luas penampang
L = panjang benda
Dengan :
H=jumlah kalor yang merambat per satuan waktu
K = koefisien konduksi
t = kenaikkan suhu
. T4
Qlepas =Qterima
I=
Q
t
I =n . e . V . A
Q= muatan listrik ( c )
T = waktu (s)
N = jumlah electron
v= kecepatan electron (m/s)
A= luas penampang
I = kuat arus listrik (A)
2. Hambatan lisrtik
a. Hambatan jenis : perbandingan antara kuat medan dan rapat arus dalam suatu
penghantar
E
J
E= kuat medan
J= rapat arus (A/m2)
A= luas penampang (m2)
b. Hambatan penghantar
R=
.L
A
hambatan jenis(ohm)
R= hambatan (ohm)
L = panjang konduktor (m)
A = luas penampang kawat
c. Hambatan dengan suhu
Rt =R0 (1+a . t)
Rt = hambatan pada t
R0=
hambatan awal
t = selisih suhu (
C. Hokum ohm
Menyatakan bahwa besar arus yang mengalir pada suatu konduktor pada suhu tetap
sebanding dengan beda potensial antara keduan ujung ujung konduktor .
I=
V
R
I=
n. E
R+ n .r d
1
1 1 1
= + +
R p R1 R2 R 3
V =V 1=V 2=V 3=
I =I 1 + I 2+ I 3 +
Pada rangkaian paralel hambatan , beda potensial ,tiap-tiap hambatansama besar , sedang
kuat arus lisrtiknya berbeda :
I1 =
V
R1
I=
Q
t
W = (I.t).V
W=V.I.t
Apabila perumusan tersebut dihubungkan dengan hokum ohm , maka diperoleh
rumus
W = I . R . I .t
2. Hubungan antara energy listrik dengan energy kalor
- Persamaan energy kalor :
Q=m . c ( t 2t 1 )
Hokum kekekalan energy
W=Q
I.R.I.t=
m. c ( t 2 t 1 )
t1 = suhu mula-mula
t2 = suhu akhir
3. Daya listrik : besar energy tiap satuan waktu
P=
W
t
P=V . I
P=
I .R
2
V
P=
R
E. Hokum kirchoff
1. Hokum kirchoff I
jumlah kuat arus yang masuk ke tiitk percebangan sama dengan jumlah kuat
arus yang keluar dari titik percabangan
I masuk= I keluar
2. Hokum kirchoff II
dalam rangkaian tertutup , jumlah aljabar GGL(E) sumber arus yang sama
dengan jumlah aljabar penurunan potensial .
E= I . R
E= I . R+ I .r
10 10 hertz )
b. Gelombang televise(
11
c. Geombang mikro ( 10 3. 10 Hz )
10
d. Gelombang radar ( 10 Hz )
11
14
e. Sinar inframerah ( 10 10 Hz
f.
Cahaya tampak (
1014 Hz
15
16
g. Sinar ultraviolet ( 10 10
16
20
h. Sinar X ( 10 10
i.
20
25
Sinar gamma ( 10 10
Semester 3
Bab 1 : kinematika gerak
1. Posisi partikel
a. Dua dimensi : X I , Y j
b. Tiga dimensi : X I .Yj ,Z k
-
Dua dimensi
Persamaan vector posisi :
R= x.i + y.j
Nilai/jarak posisi :
R=
x2 + y 2
Arah posisi :
Tg
y
x
Persamaan perpindahan
Nilai perpindahan :
r =r 2r 1
| r|= ( x 2x 1 )2+ ( y 2 y 1 )2
-
Arah perpindahan
Tg
y 2 y 1
x 2x 1
2. Kecepatan
Vector satuan kecepatan :
v=
t
r
r = x . i+ y . j
v=
x . i+ y . j
t
v =v x . i+v y . j
v = v x 2 +v y2
tg g=
vy
vx
a=
v
t
a=
v x .i +v y . j
t
a=ax . i+ay . j
a= ax 2+ ay 2
tg =
ay
ax
-
Integral :
x=at n x=
-
a
. t n+1
n+1
Deferensial
n
'
x=at x =n . a .t
n1
3. Gerak melingkar
a. Posisi sudut
Satuan : derajat , radian , putaran
Konvensi :
1 putaran = 360 derajat
1
putaran
360
1 derajat =
360 =2 rad
1 =
2
rad
360
1 putaran=
1
rad
2
b. Kecepatan sudut
rad/sRpm
r =
-
d
dt
c. Percepatan sudut
- Percepatan sudut rata-rata :
ar =
-
a=
d
dt
F
A
F= gaya (N)
A= luas penampang ( m
= tegangan ( N/ m2
2. Regangan (strain ) : suatu perbandingan antara pertambahan panjang benda
terhadp panjang awal benda 9m
e=
l
l0
strain
E=
A. Hokum hooke
pertambahan panjang suatu benda sebanding dengan gaya yang bekerja pada
benda teersebut .
F=k . x
F= gaya (N)
K = tetapan pegas (N/m)
X= pertambahan panjang pegas (m)
B. Energy potensial pegas
1
2
Ep pegas = . k . x
2
1. Susunan seri :
1
1 1
1
1
= + + + +
ks k 1 k 2 k 3
kn
2. Susunan paralel :
Bab 3 : getaran
Getaran :gerak bolak balik benda melewati titik setimbangannya .
a. Periode (T)
T=
t
n
T= periode (s)
t= waktu (s)
n=jumlah getaran
3. Frekuensi getaran (f)
Frekuensi : banyaknya getaran yang dilakukan tiap satuan waktu .
f=
n
t
F=k . l
Sehingga periode pada getaran pada pegas yang disebabkan oleh pegas yang
disebabkan gaya getar besarnya :
T =2
m
k
T =2
l
g
1
Ep= k y 2
2
W =F . s
W=usaha (N.m)
F= gaya (N)
S = perpindahan (m)
b. Energy
Energy : kemampuan untuk melakukan usaha , energy tidak dapat diciptakan dan di
musnahkan
a. Energy potensial
Energy potensial : energy yang dimiliki suatu benda karena kedudukannya.
Ep=m . g . h
1
Ek= m. v 2
2
1
2
Ek= m. v 2 dan Ep=0
2
Ek+ Ep=tetap
Em=Ek+ Ep
Em =energy mekanik
Ek = energy kinetic
Ep = energy potensial
P=m . v
I =F . t
I= impuls (Ns)
F = gaya (N)
T = selang waktu (s)
c. Hubungan antara impuls dengan momentum
F=m. a
F . t =m .
v
.t
t
F . t =m(v' v )
I = P
V= kecepatan awal benda (m/s)
V= kecepatan akhir benda (m/s)
P= perubahan momentum
d. Hokum kekekalan momentum
jika tidak ada gaya luar maka besarnya momentum suatu benda adalah tetap
Faksi=F reaksi
F1=F 2
F1 . t=F 2 . t
m1 v 1+ m2 v 2=m1 v '1 +m2 v '2
'
'
P1+ P 2=P1+ P 2
e. Tumbukan
1. Tumbukan sempurna
v '1v '2
e=
=1
v 1v 2
2. Tumbukan lenting sebagian
'
'
v v
e= 1 2 0< e<1
v 1v 2
3. Tumbukan tak lenting sama sekali
e=
v '1v '2
=0
v 1v 2
Semester 4
Bab 1 : momentum sudut dan rotasi benda
A. Gaya momentum
1. Gerak translasi
F=ma
Keterangan :
F= gaya (N)
M = massa (Kg)
a = percepatan (m/ s
2. Gerak rotasi
Dirumuskan :
=r X F atau =r F sin
=Fd
Keterangan :
total= 1 + 2 +
B. Momen inersia
Momen inersia : gerak rotasi , ukuran untuk menyatakan besarnya kecenderungan
I =mr
Keterangan :
=F . r F=m. r . a
=m. ra . r
=m. r 2 a .r mr 2 =I
=I . a
Keterangan :
I= momen inersia ( kg m
1
Ek= m v 2 dimana v =r ,
2
sehingga :
1 2
Ek rot = I
2
I=momen inersia ( kg m
Em=Ek+ Ep=tetap
F=0
Tegangan tali T dapat diuraikan dalam bentuk komponen tegangan dalam arah
vertical dan horizontal.
F x =0
cos
)
cos
F y =0
T 1 sin aT 2 sin =mg
T 1 cos aT 1
T1=
sin=mg
( cos
cos )
mg
cos
sin +
sin
cos
( )
2. Keseimbangan rotasi
Sebelumnya telah dibahas tentang momenn gaya pada dinamika rotasi ,yaitu
besaran fisika yang memungkinkan benda berotasi mengelilingi suatu sumbu
tertentu .besar momen gaya merupakan hasil kali dari gaya (F) dan jarak titik (r)
terhadap garis kerja gaya .
Suatu benda dikatakan berada dalam kesetimbangan rotasi apabila besar
momen gaya searah jarumjam sama dengan momen gaya berlawanan arah
jarum jam terhadap suatu poros tertentu (
3. Momen Koppel
=0
).
Koppel adalah pasangan dua gaya yang sama besar tetapi arahnya berlawanan .
besar momen koppel adalah hasil perkalian antara salah satu gayanya dengan
jarak antara kedua gaya tersebut .
M =Fd
Keterangan :
F = besar gaya (N)
d = jarak kedua gaya (m)
M = momen koppel (Nm)
M (+) = bila searah jarum jam
M (-) = bila berlawanan jarum jam
4. Kesetimbangan benda tegar
Benda tegar : benda yang tidak mengalami perubahan bentuk akibat pengaruh
gaya atau momen gaya . suatu benda yang memiliki kesetimbangan translasi
dan rotasi yang memenuhi syarat :
F=0 atau =0
F1 x , F 2 x , F 3 x , dengan jarak
x 1 , x 2 , x 3 terhadap sumbu Y.
X R=
Ry
Rx
w 1 , w 2 , w 3 , yang masing-masing
Terhada sumbu X :
wi xi
wi
Terhadap sumbu Y :
F. Jenis-jenis kesetimbangan
1. Kesetimbangan stabil
wi y i
wi
Ph= p . g . h
P1=P2
F1 F 2
=
A1 A2
Keteranga :
P = tekanan
F = gaya
A = luas penampang
3. Hokum Archimedes
suatu benda yang terendam dalam zat cair baik sebagian ataupun seluruhnya
akan mendapatkan gaya tekan ke atas yang sama besar denga berat zat cair
yang dipindahkannya
FA= p . g . V
Keterangan :
Fa= gaya keatas
p = massa jenis fluida
g = perceptan gravitasi
V = volum zat cair yang dipindahkan
Terapung : jika sebagian atau seluruh bagian benda berada dalam zat
cair
Melayang : jika seluruh bagian benda berada dalam zat cair
Tenggelam : jika benda berada didasar fluida
4. Tegangan permukaan
Rumus :
F
2l
= tegangan permukaan
F = gaya
L = panjang lapisan
5. Kapilaritas
Gejala naik/turun nya zat cair dinamakan kapilaritas.
F=2 r cos
Keterangan :
F = gaya
R = jari-jari lingkaran gelas
= tegangan permukaan
= sudut kontak
= r 2 p . g . y
2 r cos
y=
2 cos
p gr
Keterangan :
Y = naik/turunnya permukaan fluida
B. Fluida bergerak
1. Persamaan kontinuitas
Fluida yang mengalir lewat suatu pipa yang luas penampangya A maka
kecepatan dan debit alirannya adalah :
Q=v . A
Q = debit aliran
v = kecepatan aliran
A = luas penampang pipa
2. Hokum Bernoulli
Usaha yang dilakukan oleh fluida yang bergerak merupakan hasil penjumlahan
Ek dan Ep dari fluida tersebut , sehingga :
1
1
P1+ p . v 21 + p . g . h1=P2 + . v 22 + p . g . h2
2
2
Kecepatan alirannya :
v =2. g . h
3. Pipa ventasi dan tabung pitot
Fungsi untuk mengukur kecepatan dan besar massa fluida yang mengalir .
Berdasarkan hokum Bernoulli berlaku :
1
1
2
2
P1+ . v 1 =P 2+ . v 2
2
2
Besarnya dinyatakan :
v=
2. g . h . '
Keterangan :
V : kecepatan aliran gas
G : gravitasi
h : perbedaan ketinggian cairan dalam pipa kiri dan kanan
'
dyne sekon
2
cm
)
poise=
Hokum stokes : besarnya gaya berat benda dalam fluida sama besar dengan
besarnya gaya gesek antara benda dengan fluida tapi arahnnya berlawanan
F s=6 n r v
Fs = gaya stokes (N)
n = kekentalan fluida (poise)
r = jari-jari benda
v = kecepatan benda (m/s)
A. Tekanan gas
Apabila gas berada pada ruang tertutup , maka dinding ruang akan mengalami
tekanan oleh gas tersebut karena partikel senantiasa bergerak .
Nm v 2x
Px =
V
2
P y=
Nm v y
V
Nm v 2z
Pz =
V
Ket :
N : jumlah partikel
m : massa partikel (Kg)
v : kecepatan partikel (m/det)
V : volume
Karena kecepatan partikel gas kesemua arah dianggap sama , maka :
Vx = Vy = Vz maka Px =Py=Pz
Maka persamaannya akan menjadi :
1
2
P .V = N .2 Ek atau P .V = N . Ek
3
3
Ek=
3. PV
2. N
Ket :
P = tekanan gas (N/ m
V = volume gas ( m
P.V
P .V
=konstan ATAU
=n . R P . V =n. RT
T
T
Dengan :
n=
N
dan R=N 0 . k
N0
Ket :
N = jumlah molekul gas
n=
m
M
maka
P .V =
m
. RT
M
mv2x ,
3
1 2
Ek= kT = mv
2
2
Berdasarkan rumus inergi kinetic translasi rata-rata dari suatu
molekul adalah 3/2 kT , sehingga :
3
1
kT = m ( v 2x + v 2y + v2Z )
2
2
Prinsip ekipartisi
Tiap derajat kebebasan dalam molekul gas memberikan konstribusi
pada gas sebesar kT atau dapat ditulis :
1
Ek=f ( kT )
2
dengan f
3
Ek= kT
2
3
Ek= kT
2
5
Ek= kT
2
7
Ek= kT
2
f
Ek= kT
2
3
Ek= NkT
2
Karena didalam gas tidak ada enrgi laik selain Ek , maka energy kinetic yang dimiliki
oleh gas inilah yang disebut energy dalam (U)
Sehingga
3
U= NkT
2
Ne , Ar) dan gas diatomic pada tekanan rendah dan suhu rendah .
-
3
5
U= NkT + NkT = NkT
2
2
5
7
U= NkT + NkT = NkT
2
2
rendah dan
5
U= nRT
2
3
U= nRT
2
E. Pemantulan cahaya
Untuk menentukan kecepatan rata-rata dari partikel gas, maka hubungan antara
energy dalam (U) dengan energy kinetic untuk sebuah partikel gas (N=1)
Ek=U
1
3
m v 2= kT
2
2
v 2=
3 kT
3 kT
v=
m
m
Keterangan :
v : kecepatan rata-rata partikel gas (m/s)
k : konstanta boltzman
T : suhu mutlak gas (K)
m : massa partikel (Kg)
bab 4 : termodinamika
A. Percobaan joule
Satu kalori adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1gr dari
14,5
ke 15,5
hiperbola .
2. Proses isokhorik
Proses perubahan keadaan system yang berlangsung pada volum tetap . jika
gas mengalami proses dengan volum tetap , maka :
P 1 P2
=
T1 T 2
3. Proses isobaric
Proses perubahab keadaan yang terjadi pada system dengan tekanan tetap . jika
gas mengalami proses tekanan tetap .
V1 V2
=
T 1 T2
Maka :
4. Proses adiabatic
Suatu gas berada dalam ruang tertutup , gas tersebut tidak mengalami
pertukaran kalor dengan sekelilingnya atau tidak ada kalor yang dile[askan
ataupun diterima oleh gas tersebut .
Persamaan memenuhi :
P1 V 1=P 2 x V 2
Keterangan :
CP
: konstanta Laplace = =
CV
=1
Grafik P dan V
C. Usaha luar
W =F x S
Px A x S
W =P x V
Keterangan :
P : tekanan (N/ m
V :V 2V 1
W : usaha yang dilakukan oleh gas (J)
D. Kapasitas kalor
Dari hokum I termodinamika dapat dirumuskan sebagai berikut :
Q= U + W dengan C=
U
C : kapasitas kalor
T
Q U W
=
+
T T T
C=
U W
+
T T
pada tekanan
teteap .
W =P x V =n x R x T
3
U =Ek= nR T
2
3
nR T
2
nR T
Cp=
+
T
T
3
Cp= n x R+ nR
2
5
Cp= nR ( untuk gas monoatomik )
2
7
Cp= nR ( untuk gas diatomik )
2
2. Proses tsokhorik (V tetap )
Kapasitas kalor gas pada volum tetap dinotasikan dengan
C v dan bersatuan
J/K . kapasitas kalor pada volum tetap yaitu kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu suatu gas pada proses isokhorik sebesar 1
W =0
3
nR T
U 2
CV =
=
T
T
3
CV = nR ( untuk gas monoatomik )
2
5
CV = nR (untuk gas diatomik)
2
Dari hokum I termodinamikajuga dapat ditunjukkan hubungan antara Cp dan Cv
Q= U + W
n C p T =n C v T + nR T
C p =C v + R atau C p C v =R
Perbandingan antara kapasitas kalor pada tekanan tetap dan volum tetap disebut
teteapan Laplace ( )
Cp
dengan Cp>Cv sehingga > 1
Cv
E. Siklus carnot
Siklus carnot mengubah usaha menjadi kalor yang dapat dilakukan secara terusmenerus , akan tetapi sebaliknya pengubah kalor menjadi usaha tidaklah demikian .
harus diusahakan gas itu kembali ke keadaan semu;a , agar gas itu diusahakan gas
itu kembali ke keadaan semula , agar gas dapat melakukan usaha kembali . proses
ini disebut siklus . siklus carnot memepergunakan 2 proses isotermik dan 2 proses
adiabatic .
Proses :
A b : proses isotermik
B c : proses adiabatic
C d : proses isotermik
D a : proses adiabatic
Besar usaha yang dilakukan gas adalah luas daerah didalam siklus tersebut (W)
karena :
Q1 = kalor yang diberikan pada gas
Q2 = kalor yang dilepaskan oleh gas
Dari perubahan kalor menjadi kerja maka dapat ditentukan efisiensi suatu mesin:
n=
Q Q 2
Q
W
x 100 = 1
=1 1 x 100
Q1
Q1
Q2
n= 1
T2
x 100
T1
Keterangan :
Q1 : kalor masuk
Q2 : kalor yang dilepaskan
W : usaha
T1 : suhu tinggi
T2 : suhu rendah
F. Siklus otto
A b dan c d : proses adiabatic
B c dan d a : proses isokhorik
n=1 1
I.
T2
T T
x 100 dan W =Q1 1 2
T1
T1
Mesin pendingin
Prinsip pada mesin pendinginmerupakan kebalikan dari siklus carnot .alat ini
beroperasi untuk mengalirkan kalor kelluar dari lingkungan yang hangat
W =Q 1Q2
K=
T2
T 1T 2
W =Q 2
T 1T 2
T2
Keterangan :
Q1 : kalor yang dikeluarkan pada temperature tinggi
Q2 : kalor yang diserap dari temperature rendah
W : kerja yang harus dilakukan dari luar berupa energy listrik
K : koefisien daya guna