Anda di halaman 1dari 36

Nama

: Adam Harde Bagus M

Kelas

: XI IPA 1

No. absen

: 02

Rangkuman materi fisika semester 1 , 2 , dan


3

Semester 1
bab 1 : besaran dan pengukuran
A. Pengukuran
Pengukuran adalah kegiatan membandingkan suatu besaran dengan besaran
sejenis sebagai satu satuan . pengukuran memerlukan alat ukur , berikut
beberapa contoh alat ukur yang bias digunakan untuk mengukur suatu besaran .
- Alat ukur panjang
1. Penggaris / mistar ( skala >0,1cm)
2. Micrometer sekrup (skala >0,001cm)
- Alat ukur massa
1. Neraca badan (>1kg)
2. Neraca pegas (>1 gr)
3. Neraca Ohauss (>0,1gr)
4. Neraca analitis (>1mg)
- Alat ukur waktu
1. Jam / arloji
2. Stopwatch

B. Besaran

Dalam fisika dikenal 2 jenis besaran , yaitu :


1. Besaran pokok : besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu
No
1
2
3
4
5
6
7

Besaran pokok
Panjang
Massa
Waktu
Arus listrik
Suhu
Intensitas cahaya
Jumlah zat

Satuan (SI)
Meter
Kilogram
Sekon
Ampere
Kelvin
Candela
Mol

Lambing satuan
M
Kg
s
A
K
Cd
Mol

2. Besaran turunan
Satuan besaran turunan tergantung pada suatu besaran pokok nya ,
No
1

Besaran
turunan
Usaha, energi

Lambang

Daya

Watt

Kg. m . s

Tekanan

Pascal

Kg. m . s

Berat

Kg. m. s

Massa jenis

Kg/

Kg. m

Satuan

Pernyataan dalam lambing satuan


dasar

Joule

Kg. m . s

m3

C. Angka penting
Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran , terdiri
dari angka pasti(eksak) dan satu angka terakhir yang ditaksir .
- Peraturan penulisan angka penting
1) Sema angka bukan nol merupakan angka penting
31,8 kg memiliki 3 angka penting
100000lembar memiliki 1 angka penting
2) Semua angka nol terletak diantara angka bukan nol adalah anka penting
45,06kg memiliki 4 angka penting
35,007kg memiliki 5 angka penting
3) Angka nol yang digukan hanya untuk tempat titik decimal bukan angka
penting
0,006gr memiliki 1 angka penting
0,00700gr memiliki 1 angka penting

Perhitungan angka penting


a) Penjumlahan/pengurangan 2 angka penting atau lebih akan
menghasilkan 1ngka penting yang hanya memiliki 1 angka taksir
475,670
6 angka penting
24,2
3 angka penting
+

499,870 (hasilnya kita tulis 499,9 ; memiliki 4 angka peting )


b) Hasil perkalian/pembagian dari angka penting memiliki angka penting
paling sedikit dari bilangan-bilangan yang terlibat dalam
perkalian/pembagian.
22,5 X 4,2 = 96,75 ( kita tulis hasilnya 97 ; memiliki 2 angka penting )
c) Perkalian/pembagian bilangan penting dengan bilangan eksak
74,5 gr
memiliki 3 angka penting
25
bilangan eksak
X
1862,5
hasilnya harus dibulatkan supaya mempunyai 3 angka penting
; menjadi 1860
D. Vektor
Besaran vector adalah besaran yang selainmemiliki nilai juga memiliki arah .
contoh besaran ektor adalah perpindahan , kecepatan, percepatan, dan
momentum.
1. Penggambaran vector

A
B

2. Penjumlahan vector yang segaris dan berlawanan arah


3. a. penjumlahan vector dengan jajar genjang
b. penjumlahan vector dengan polygon
c. penjumlahan vector dengan segitiga

4. besar dan arah vector resultan


a. besar vector resultan

R= A2 + B2 +2 AB cos
b. arah vector resultan
R

sin a=B sin

c. komponen-komponen sebuah vector

F x =F cos
F y =F sin

tg=

Fy
Fx

Bab 2 : gerak lurus


A. gerak
gerak adalah perubahan posisi atau kedudukan suatu benda terhadap titik acuan
tertentu .

gerak relative : benda dikatakan bergerak atau tidak tergantung pada acuan
yang digunakan .
gerak semu : gerak yang sebenarnya tidak terjadi .

1. besaran dalam gerak


a. jarak dan perpindahan
jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh oleh suatu benda , perpindahan
merupakan perubahan posisi atau kedudukan suatu benda dihitung dari
posisi awal sampai poisisi akhir .perpindahan positif jika arah gerak benda
kekanan dan sebaliknya .
b. kelajuan dan kecepatan
kelajuan merupakanjarak tenpuh dibagi waktu tempuh , alat ukur kelajuan
yaitu speedometer . kecepatan adalah perpindahan tiap satuan waktu , alat
ukurnya yaitu velocitymeter.

jarak tempuh total


selang waktu

Kelajuan rata-rata =

; satuan kelajuan rata-rata : m/s

Kecepatan rata-rata didefinisikan sebagai perpindahan yang ditempuh


terhadap waktu
Kecepatan rata-rata =

perpindahan
selang waktu

atau v =

x
t

c. percepatan
adalah perubahan kecepatan tiap satuan waktu

a=

v v 2v 1
=
t t 2t 1

; a=percepatan rata-rata = m/ s

B. macam gerak lurus


1. gerak lurus beraturan (GLB)
apabila benda bergerak lurus dengan kecepatan tetap , maka benda itu disebut
gerak lurus beraturan .

v=

s
t

v = kecepatan (m/s)
s = jarak (m)
t = selang waktu (s)
2. gerak lurus berubah beraturan (GLBB)
definisi dari gerak lurus berubah beraturan adalah gerak benda pada suatu
lintasan berupa garis lurus dengan kecepatan tetap.
Rumus pada GLBB :
1.

v t =v 0+ a .t

2.

v=

3.

s=v .t

v 0+ v
2

4.

1
s=s 0+v 0 .t + . a. t 2
2

5.

2
2
v t =v 0 +2.a. s

Keterangan :

v 0 =kecepatan awal (m/s)

t= selang waktu (s)

v t = kecepatan akhir (m/s)

v = kecepatan rata-rata (m)

s= s- s 0 = perpindahan (m)

a= percepatan (m/ s 2 )

s 0 = posisi awal

(m)
3. Gerak jatuh bebas (GLBB dipercepat )
Merupakan gerak suatu benda jatuh dari suatu ketinggian tanpa kecepatan awal
dan selama geraknya mengalami percepatan tetap.
a. Kecepatan saat sebelum menumbuk tanah :
b. Waktu yang diperlukan sampai ketanah :
c. Ketinggian suatu benda tempat :

t=

v t = 2 gh

2h
g

1
2
h= g . t
2

4. Gerak vertical keatas (GLBB diperlambat )


Adalah suatu gerak benda yang dilempar tegak lurus keatas dengan kecepatan
awal tertentu
Persamaannya :
Waktu naik = waktu turun :

Waktu diudara = 2.

t=

v0
g

t naik =2. t turun =2t=

2 v0
g

v 20
h
=
maks
Tinggi maksimum yang dicapai :
2g
5. Gerak vertical kebawah
gerak suatu benda yang dilempar tegak lurus kebawah dengan kecepatan awal
tertentu
6. Gerak parabola
Merupakan perpaduan gerak lurus beraturan dengan gerak lurus berubah
beraturan

Bab 3 : gerak melingkar


Adalah suatu gerak yang menempuh lintasan berbentuk lingkaran dengan laju
linear tetap .
Besaran-besaran pada gerak melingkar :
a. Periode dan frekuensi
Periode : waktu yang dibutuhkan untuk melakukan 1 putaran penuh

T=

t
n

; T : periode (s) , t =waktu (s) , n=jumlah putaran

frekuensi : banyak putaran yang dilakukan selama 1 sekon

f=

n
t

Hubungan antara periode dengan frekuensi :

f=

1
T

b. Kelajuan linear dan kecepatan sudut

kelajuan linear=

panjang lintasan
selang waktu tempuh

kecepatan sudut=

sudut pusat
waktu tempuh

c. Percepatan sentripetal
Yaitu percepatan yang selalu tegak lurus terhadap kecepatan linearmya dan
mengarah kepusat lingkaran

a s=

v2
=2 R
R

V=laju linear (m/s)

= kecepatan sudut (rad/s)


R = jari jari lingkaran (m)

d. Gaya sentripetal
Gaya yang menyebabkan benda bergerak melingkar.
2

F s=m .a s=m

v
=m 2 R
R

Bab 4 : dinamika gerak

Ilmu yang mempelajari tentang gerak dan gaya penyebabnya disebut


dinamika .
Hokum I newton
jika resultan gaya pada suatu benda sama dengan nol , maka :

a. Benda yang mula-mula diam akan tetap diam


b. Benda yang mula-mula bergerak akan terus bergerak dengan kecepatan
tetap .
Hokum II newton
percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada suatu
benda sebanding dengan resultan gaya ,searah dengan resultan gaya dan
berb anding terbalik dengan massa benda .

a=

F atau
m

f =m . a

F=
resultan gaya = newton (N)
a= percepatan =m/ s 2
m= massa =kg
-

Hokum III newton


jika A mengerjakan gaya pada B , maka B akan mengerjakan gaya pada A
,yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan .
Aksi = reaksi
a. Pasangan aksi dan reaksi selalu melibatkan 2 benda dan bekerja pada 2
benda yan berlainan
b. Besar gaya aksi = besar gaya reaksi , arahnya berlawanan
Penerapan hokum newton
a. Gerak pada bidan miring
1. Besar gaya normal oleh bidang miring : N=W cos
2. Percapatan pada bidang miring : a=g sin

b. Dua benda dihubungkan dengan katrol

a=

m2
m 1 +m 2 .g

T=

m1 . m2
m1+m .g
2

a=percepatan (m/ s 2 )
G=percepatan gravitasi (m/ s
T=tegangan tali (N)

m1 = massa benda 1 (Kg)


m 2 = massa benda 2 (Kg)

c. Dua balok dihubungkan tali


Percepatan :

a=

F
m1 +m2
m1

Tegangan tali : T= m1 +m 2 . F

= mg cos

Macam macam gerak


1. Gaya berat
W=m.g
2. Gaya gesek
3. Gaya normal
Penerapan gaya melingkar
1. Gerak melingkar vertical pada seutas tali
2. Gearak melingkar vertical pada sisi sebelah dalam lingkaran
3. Gerak melingkar vertical pada sisi sebelah luar lingkaran
4. Ayunan konis dan belokan jalan miring

Semester 2
Bab 1 : optika geometri
Adalah bagian dari optika yang mempelajari khusus mempelajari sifat-sifat cahaya. Sifat
sifat cahaya yaitu :
- Merambat lurus diruang hampa
- Dapat dipantulkan
- Dapat dibiaskan
- Dapat mengalami perpaduan
- Dapat mengalami penguraian
- Dapat mengalami lenturan
- Dapat mengalami pengkutuban
A. Pemantulan cahaya
Pemantulan cahaya dibagi menjadi 2 , yaitu :
1. Pemantulan teratur
2. Pemantulan baur

B. Pemantulan pada cermin


Ada 3 jenis ermin yaitu :
a. Cermin datar
Sifat :
Maya
Tegak
Sama besar
Berbalikan sisi
Dirumuskan : n=
b. Cermin cekung

1
R
Rumus : f= 2

c. Cermin cembung

360
1
a

a) Hubungan jarak benda dan jarak bayangan

1 2 1 1
= = +
f R s s'

b) Letak benda dan bayangan yang dapat diperoleh dengan rumus


(No

ruang benda

+(No

ruang bayangan =5

c) Perbesaran bayangan (M)

| || |
'

'

s h
+
s
h

M=

Bab 2 : alat optic


Alat optic adalah alal yang bekerjanya berdasakan sifat-sifat optic , jenis alat optic :mata ,
kacamata , kamera , lup , mikroskop , teleskop.
A. Mata
Merupakan alat optic yang paling penting walaupun daya penglihatannya cukup terbatas .
Daya akomodasi yaitu kemampuan lensa mata untuk menebal / memipih sesuai benda yang
dilihat
Ada 2 macam akomodasi :
a. Akomodasi maksimum , terjadi jika :
Mata melihat benda pada titik dekatnya (PP)
Lensa mata dalam keadaan cembung
b. Mata tidak berakomodasi , jika :
Mata melihat pada titik jauhnya (PR)
Lensa mata dalam kedaan paling pipih
Rabun jauh(miopi): PP<25cm ,PR<~
Mata yang mengalami miopi tidak dapat melhat benda-benda yang
jauh . dibantu dengan lensa negative.

PM =
F=

1
PR

1
P

~dalam meter
Rabun dekat (hipermiopi) :PP>25cm,PR=~
Tidak bias melihat jelas benda benda dekat, dibantu dengan lensa
positif

PH =

100 100

s
PP

F=

1
P

~dalam meter
Mata tua (presbiopi) : PP>25cm , PR < ~
Tidak dapat melihat benda dekat maupun benda jauh dengan jelas
Astigmatisme
Tidak bias melihat gari horizontal dan vertical secara bersama sama.
B. Lup
Merupakan alat optic paling sederhana karena hanya menggunakan sebuah lensa cembung
.
1. Pembesaran anguler

2. Pembesaran linear
- Untuk mata berakomodasi maksimum
Normal :

M=

M=

Tidak normal :
Normal :

PP PP
+
F
X

Untuk mata tak berakomodasi

M=

Tak normal :

PP
+1
F

PP
F

M=

PP
s

C. Mikroskop
Digunakan untuk melihat benda renik .
1. Untuk mataberakomodasi maksimum (
Perbesarannya

S 'ob s n
M= (
+1)
S ob F ok

Panjang mikroskop (d)

d=S'ob + S ok

2. Untuk mata tak berakomodasi (


Perbesaran nya

S ok =25 cm )

S 'ok = dan Sok =F ok )

S 'ob s n
M= (
)
S ob F ok

Panjang mikroskop

'
d=S ob + S ok

D. Teropong
Digunakan untuk melihat benda-benda yang sangat jauh ,sehingga tampak terlihat lebih
jelas .
1. Teropong bintang (

Fob > F ok , S ob = )

Digunakan untuk mengamati benda langit ,sifatnya maya ,


terbalik , diperbesar .
Mata tak berakomodasi :
Perbesarannya

M=

Panjang teropong

F ob
Fok

d=F
ob + F ok
F ob
S ok

Mata berakomodasi :

M=

Perbesaran nya

f ob+ s ok

: d=

2. Teropong bumi
Untuk mengamati benda benda yang ada dibumi .
a. Mata tak berakomodasi
Pembesaran :
Panjang

M=

: d=

F ob
Fok

f ob+ 4 f p +f ok

b. Mata berakomodasi maksimum

M=

Pembesaran

Panjang teropong

: d=

F ob
s ok

f ob+ 4 f p +s ok

Bab 3 : suhu dan kalor


-

Suhu : ukuran untuk menyatakan derajat panas atau dinginnya suatu benda ,
bena dingin bersuhu rendah , sedangkan benda panas mempunyai suhu
tinggi . alat ukur nya yaitu thermometer .
Hubungan suhu celcius , reamur , Fahrenheit dan kelvin
C : R : ( F 32 ) : ( K 273 ) = 5 : 4 : 9 : 5
Nama
Celcius
Reamur
Fahrenheit
Kelvin

Titik didih
100
80
212
373

Titik cair
0
0
32
273

Kalor : suatu bentuk energy yang diterima oleh suatu benda yang
menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujudnya .
1 kalori = 4,2 joule
1 joule = 0,24 kalori
Kapasitas dan jenis kalor
Kaloe jenis : banyaknya kalor yang diserap zat bermassa 1gr untuk
menaikkan suhu sebesar 1
Q = m.c. t
Kapasitas kalor suatu zat : bilangan yang menunjukkan banyaknya
kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu sebesar 1

C=

Q
Q=C . t
t

Hubungan kalor jenis dengan kapasitas kalor : C = m . c


Keterangan :
Q = kalor yang dilepas / diterima (kal)
M=massa benda (gr / kg )

t= perubahan suhu ( C atau K )

c= kalor jenis benda (joule/kgK)


C = kapasitas kalor (joule/K)
Perubahan zat
Besarnya klaor yang diserap/dilepaskan dalam proses perubahan
wujud sebesar : Q = m . L
Dengan : m = massa zat (Kg)
Q = kalor yang diserap atau dilepas (joule)
L = kalor laten (J/kg)
Pemuaian
Pada umunya zat akan mengalami pemuaian jika dipanaskan .
Pemuaian panjang
Koefisien muai panjang suatu bahan adalah perbandingan antara
pertambahan panjang terhadap panjang awalnya persatuan kenaikan suhu .

l=l 1l 0

Perpindahan kalor
Kalor mengalir secera spontan dari benda bersuhu tinggi kebenda
bersuhu rendah.
1. Konduksi : perpindahan kalor tanpa disertai dengan perpindahan
partikel zat perantaranya .
Konduktor : zat yang mudah mengantarkan kalor
Isolator : zat yang sulit menghantarkan kalor
Jumlah kalor yang dipindahkan secara konduksi dapat dihitung
dengan rumus :
H = K .A.

T
)
L

Ket :
H = jumlah kalor yang merambat persatuan waktu
K = koefisien konduksi
A = luas penampang
L = panjang benda

2. Konveksi : perpindahan kalor yang disertai perpindahan partikel


zat perantaranya , karna perbedaan massa jenis .
Konveksi alamiah : karna perbedaan massa jenis
Konveksi paksa : perpindahan partikel zat perantaranya langsung diarahkan
ketujuan oleh sebuah pompa .
Jumlah kalor yang dipindahkan secara konveksi :
H = K .A.

Dengan :
H=jumlah kalor yang merambat per satuan waktu
K = koefisien konduksi

t = kenaikkan suhu

3. Radiasi : perpindahan kalor dalam bentuk pancaran gelombang


elektromagnetik .
Hokum Stefan boltzman : W = e .

. T4

W= intensitas energy radiasi yang dipancarkan per satua waktu


e = emisivitas
T = suhu mutlak

= konstanta boltzman = 5,672 X 108 watt/ m2 . K 4


4. Asas black : jika 2 benda yang suhunya berbeda salig disentuh
maka benda yang bersuhu lebih tinggi akan melepas kalor dan
benda yang bersuhu rendah akan menyerap kalor .dimana jumlah
kalor yang dilepas akan sama besar dengan kalor yang diserap .
Kalor yang dilepas = kalor diterima

Qlepas =Qterima

Bab 4 : listrik dinamis


A. Alat ukur listrik
1. Amperemeter : untuk mengukur kuat arus listrik
2. Voltmeter: untuk mengukur beda potensial listrik
3. Jembatan wheatstone
B. Besaran-besaran listrik
1. Kuat arus listrik : banyaknya muatan listrik yang mengalir pada penghantar per
satuan waktu , ditulis :

I=

Q
t

I =n . e . V . A
Q= muatan listrik ( c )
T = waktu (s)
N = jumlah electron
v= kecepatan electron (m/s)
A= luas penampang
I = kuat arus listrik (A)
2. Hambatan lisrtik

a. Hambatan jenis : perbandingan antara kuat medan dan rapat arus dalam suatu
penghantar

E
J

= tahanan jenis (ohm)

E= kuat medan
J= rapat arus (A/m2)
A= luas penampang (m2)
b. Hambatan penghantar

R=

.L
A

hambatan jenis(ohm)

R= hambatan (ohm)
L = panjang konduktor (m)
A = luas penampang kawat
c. Hambatan dengan suhu

Rt =R0 (1+a . t)
Rt = hambatan pada t
R0=

hambatan awal

a= konstanta bahan konduktor

t = selisih suhu (
C. Hokum ohm
Menyatakan bahwa besar arus yang mengalir pada suatu konduktor pada suhu tetap
sebanding dengan beda potensial antara keduan ujung ujung konduktor .

I=

V
R

I = kuat arus listrik (A)


V = tegangan listrik (V)
R = hambatan listrik (ohm )
- Hokum ohm untuk rangkaian tertutup

I=

n. E
R+ n .r d

N = banyaknya elemen yang disusun seri


E = ggl (volt)

r d = hambatan dalam elemen


R= hambatan luar

Rangkaian hambatan disusun seri dan parallel


a. Seri
R= R1 + R2 + R3 + .
V = V1 + V2 + V3 + .
I = I1 = I2 = I3 = I4 = . 1
a. Paralel

1
1 1 1
= + +
R p R1 R2 R 3

V =V 1=V 2=V 3=
I =I 1 + I 2+ I 3 +
Pada rangkaian paralel hambatan , beda potensial ,tiap-tiap hambatansama besar , sedang
kuat arus lisrtiknya berbeda :

I1 =

V
R1

D. Energy dan daya listrik


1. Energy listrik
Energy : kemampuan untuk melakukan usaha
Energy lisrtik : kemampuan untuk melakukan atau menghasilkan usaha listrik .
W = Q .V
Dengan ,
W = energy muatan (J)
Q = muatan listrik (c)
V = beda potensial (v)
Karna ,

I=

Q
t

maka diperoleh perumusan

W = (I.t).V
W=V.I.t
Apabila perumusan tersebut dihubungkan dengan hokum ohm , maka diperoleh
rumus
W = I . R . I .t
2. Hubungan antara energy listrik dengan energy kalor
- Persamaan energy kalor :

Q=m . c ( t 2t 1 )
Hokum kekekalan energy
W=Q
I.R.I.t=

m. c ( t 2 t 1 )

I= kuat arus listrik (A)


R= hambatan (ohm)
t = waktu yang dibutuhkan (sekon)
m= massa (kg)
c= kalor jenis (j/kg

t1 = suhu mula-mula
t2 = suhu akhir
3. Daya listrik : besar energy tiap satuan waktu

P=

W
t

P=V . I
P=

I .R
2

V
P=
R

E. Hokum kirchoff
1. Hokum kirchoff I
jumlah kuat arus yang masuk ke tiitk percebangan sama dengan jumlah kuat
arus yang keluar dari titik percabangan

I masuk= I keluar

2. Hokum kirchoff II
dalam rangkaian tertutup , jumlah aljabar GGL(E) sumber arus yang sama
dengan jumlah aljabar penurunan potensial .

E= I . R

Jika sumber GGL mempunyai hambatan , maka :

E= I . R+ I .r

Bab 5 : gelombang elektromagnetik


Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat tanpa memerlukan
medium . contoh : cahaya matahari .
Teori Maxwell : perubahan medan listrik menimbulkan medan magnet dan perubahan
medan magnet akan menimbulkan medan listrik sehingga terjadi proses berantai.
A. Sifat sifat gelombang elektromagnetik
a. Merupakan rambatan medna magnet dan medan listrik
b. Arah medan magnet dan medan listrik saling tegak lurus
c. Merupakan gelombang transversal
d. Dapat merambat diruang hampa
e. Tidak bermuatan listrik
f. Memiliki sifat umum seperti mengalami
refleksi,refraksi,difraksi,polarisasi,interferensi
g. Tidak memerlukan medium perantara
B. Spectrum gelombang elektromagnetik

Berikut ini macam-macam gelombang elektromagnetik dari frekuensi terendah


sampai tertinggi
a. Gelombang radio (300 kHz 300 gHz )
8

10 10 hertz )

b. Gelombang televise(

11

c. Geombang mikro ( 10 3. 10 Hz )
10

d. Gelombang radar ( 10 Hz )
11

14

e. Sinar inframerah ( 10 10 Hz
f.

Cahaya tampak (

1014 Hz
15

16

g. Sinar ultraviolet ( 10 10
16

20

h. Sinar X ( 10 10
i.

20

25

Sinar gamma ( 10 10

Semester 3
Bab 1 : kinematika gerak
1. Posisi partikel
a. Dua dimensi : X I , Y j
b. Tiga dimensi : X I .Yj ,Z k
-

Dua dimensi
Persamaan vector posisi :
R= x.i + y.j
Nilai/jarak posisi :
R=

x2 + y 2

Arah posisi :
Tg

y
x

Persamaan perpindahan

Nilai perpindahan :

r =r 2r 1

| r|= ( x 2x 1 )2+ ( y 2 y 1 )2
-

Arah perpindahan

Tg

y 2 y 1
x 2x 1

2. Kecepatan
Vector satuan kecepatan :

v=

t
r

r = x . i+ y . j
v=

x . i+ y . j
t

v =v x . i+v y . j
v = v x 2 +v y2

tg g=

vy
vx

Vector satuan untuk percepatan :

a=

v
t

a=

v x .i +v y . j
t

a=ax . i+ay . j
a= ax 2+ ay 2
tg =

ay
ax
-

Integral :

x=at n x=
-

a
. t n+1
n+1

Deferensial
n

'

x=at x =n . a .t

n1

3. Gerak melingkar
a. Posisi sudut
Satuan : derajat , radian , putaran
Konvensi :
1 putaran = 360 derajat

1
putaran
360

1 derajat =

360 =2 rad
1 =

2
rad
360

1 putaran=

1
rad
2

b. Kecepatan sudut

rad/sRpm

Kecepatan sudut rata-rata :

r =
-

Kecepatan sudut sesaat :

d
dt

c. Percepatan sudut
- Percepatan sudut rata-rata :

ar =
-

Percepatan sudut sesaat :

a=

d
dt

Bab 2 : elastisitas bahan


Elastisitas bahan : kekuatan benda untuk dapat bergerak kesegala arah tanpa merubah
bentuk .
1. Tegangan (stress) : hasil bagi antara gaya yang bekerja pada benda dengan luas
penampangnya .

F
A

F= gaya (N)
A= luas penampang ( m

= tegangan ( N/ m2
2. Regangan (strain ) : suatu perbandingan antara pertambahan panjang benda
terhadp panjang awal benda 9m

e=

l
l0

l = pertambahan panjang (m)


l 0= panjang awal (m)
e=

strain

3. Modulus young (E) : perbandingan antara stress dengan strain

E=

A. Hokum hooke
pertambahan panjang suatu benda sebanding dengan gaya yang bekerja pada
benda teersebut .

F=k . x

F= gaya (N)
K = tetapan pegas (N/m)
X= pertambahan panjang pegas (m)
B. Energy potensial pegas

1
2
Ep pegas = . k . x
2

1. Susunan seri :

1
1 1
1
1
= + + + +
ks k 1 k 2 k 3
kn

2. Susunan paralel :

kp=k 1+k 2+k 3+ +kn

Bab 3 : getaran
Getaran :gerak bolak balik benda melewati titik setimbangannya .
a. Periode (T)

T=

t
n

T= periode (s)
t= waktu (s)
n=jumlah getaran
3. Frekuensi getaran (f)
Frekuensi : banyaknya getaran yang dilakukan tiap satuan waktu .

f=

n
t

F=frekuensi getaran (Hz)


N= jumlah getaran
t = waktu (s)
A. Getaran pada pegas

F=k . l
Sehingga periode pada getaran pada pegas yang disebabkan oleh pegas yang
disebabkan gaya getar besarnya :

T =2

m
k

B. Getaran pada ayunan


Periode getaran pada ayunan :

T =2

l
g

C. Energy pada getaran

1
Ep= k y 2
2

Bab 4 : usaha dan energy


a. Usaha (W)
Usaha : kerja yang dilakukan oleh gaya untuk memindahkan benda .

W =F . s

W=usaha (N.m)
F= gaya (N)
S = perpindahan (m)
b. Energy
Energy : kemampuan untuk melakukan usaha , energy tidak dapat diciptakan dan di
musnahkan
a. Energy potensial
Energy potensial : energy yang dimiliki suatu benda karena kedudukannya.

Ep=m . g . h

Ep=energy potensial (J)


M = massa (kg)
G = gravitasi (m/s2)
H = tinggi benda (m)
b. Energy kinetic
Energy kinetic : energy yang dimiliki benda karena geraknya .

1
Ek= m. v 2
2

Ek= energy kinetic (J)


M = massa benda (Kg)
V = kecepatan benda (m/s2)
Hokum kekekalan energy
energy tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan ,yang terjadi adalah perubahan
energy satu bentuk kebentuk lain.

1
2
Ek= m. v 2 dan Ep=0
2

Ek+ Ep=tetap
Em=Ek+ Ep
Em =energy mekanik
Ek = energy kinetic
Ep = energy potensial

Bab 5 : momentum linear dan impuls


a. Momentum
Momentum : hasil kali massa dan kecepatan benda .

P=m . v

P= momentum benda (Kgm/s)


M= massa benda (kg)
V = kecepatan benda (m/s)
b. Impuls
Impuls : besaan vector hasil kali antara gaya dan waktu

I =F . t

I= impuls (Ns)
F = gaya (N)
T = selang waktu (s)
c. Hubungan antara impuls dengan momentum

F=m. a

F . t =m .

v
.t
t

F . t =m(v' v )
I = P
V= kecepatan awal benda (m/s)
V= kecepatan akhir benda (m/s)
P= perubahan momentum
d. Hokum kekekalan momentum
jika tidak ada gaya luar maka besarnya momentum suatu benda adalah tetap

Faksi=F reaksi
F1=F 2
F1 . t=F 2 . t
m1 v 1+ m2 v 2=m1 v '1 +m2 v '2
'

'

P1+ P 2=P1+ P 2
e. Tumbukan
1. Tumbukan sempurna

v '1v '2
e=
=1
v 1v 2
2. Tumbukan lenting sebagian
'

'

v v
e= 1 2 0< e<1
v 1v 2
3. Tumbukan tak lenting sama sekali

e=

v '1v '2
=0
v 1v 2

Semester 4
Bab 1 : momentum sudut dan rotasi benda
A. Gaya momentum
1. Gerak translasi

F=ma

Keterangan :
F= gaya (N)
M = massa (Kg)
a = percepatan (m/ s

2. Gerak rotasi
Dirumuskan :

=r X F atau =r F sin

Besar momentum gaya :

=Fd

Keterangan :

= momen gaya (Nm)

= sudut yang dubentuk oleh gaya F dengan vector r


F= gaya yang bekerja (N)
R= jarak titik tangkap gaya ke sumbu rotasi (m)
D = lengan momen (m)
Momen gaya total :

total= 1 + 2 +

B. Momen inersia
Momen inersia : gerak rotasi , ukuran untuk menyatakan besarnya kecenderungan

I =mr
Keterangan :

I = momen inersia (kg m

M = massa partikel (Kg)


R = jarak lurus dari partikel ke poros (m)
C. Dinamika rotasi
1. Hubungan momen gaya dengan percepatan sudut
Untuk memperoleh hubungan momen gaya dengan percepatan sudut , kedua
ruas dikalikan dengan r sehingga :

=F . r F=m. r . a
=m. ra . r

=m. r 2 a .r mr 2 =I
=I . a
Keterangan :
I= momen inersia ( kg m

a = percepatan sudut (rad/ s

= momen gaya (Nm)


2. Energy kinetic rotasi
Sebuah partikel bergerak melingkar dengan kecepatan singgung
energy kinetic partikel tersebut adalah :

1
Ek= m v 2 dimana v =r ,
2

sehingga :

1 2
Ek rot = I
2

I=momen inersia ( kg m

= kecepatan sudut (rad/s)


Ek rot = energy kinetic (J)
3. Kombinasi benda yang bertranslasi dan berotasi
Benda yang menggelinding pada bidang datar , umumnya selain mengalami
gerak tanslasi juga mengalami gerak rotasi .

Ek=Ek translasi + Ek rotasi


1
2 1
2
Ek= m v + I w
2
2

4. Hokum kekekalan energy mekanik


Energi mekanik adalah jumlah energy potensial dan energy kinetic

Em=Ek+ Ep=tetap

Ek 1+ Ep1 =Ek 2+ Ep2


Ep+ Ek trans 1+ Ek rot 1=Ep2 + Ek trans 2+ Ek rot 2
Ep= Ek trans+ Ek rot
Ep= perubahan energy potensial
Ek trans= perubahan energy kinetic translasi
Ek rot = perubahan energy kinetic rotasi
5. Gerak benda pada katrol
Gaya berat : W=m.g
Gaya tegangan tali : F = m.a
T=m.g - m.a
D. Kesetimbangan
1. Kesetimbangan partikel
Partikel hanya mengalami gerak translasi (menggeser ) dan tidak mengalami
gerak rotasi (memutar).besar resultan yang bekerja pada suatu partikel yang
berada dalam keseimbangan statisss adalah nol .

F=0

Tegangan tali T dapat diuraikan dalam bentuk komponen tegangan dalam arah
vertical dan horizontal.

F x =0

T 1 cos aT 2 cos T 2=T 1 (

cos
)
cos

F y =0
T 1 sin aT 2 sin =mg
T 1 cos aT 1
T1=

sin=mg
( cos
cos )

mg
cos
sin +
sin
cos

( )

2. Keseimbangan rotasi
Sebelumnya telah dibahas tentang momenn gaya pada dinamika rotasi ,yaitu
besaran fisika yang memungkinkan benda berotasi mengelilingi suatu sumbu
tertentu .besar momen gaya merupakan hasil kali dari gaya (F) dan jarak titik (r)
terhadap garis kerja gaya .
Suatu benda dikatakan berada dalam kesetimbangan rotasi apabila besar
momen gaya searah jarumjam sama dengan momen gaya berlawanan arah
jarum jam terhadap suatu poros tertentu (
3. Momen Koppel

=0

).

Koppel adalah pasangan dua gaya yang sama besar tetapi arahnya berlawanan .
besar momen koppel adalah hasil perkalian antara salah satu gayanya dengan
jarak antara kedua gaya tersebut .

M =Fd

Keterangan :
F = besar gaya (N)
d = jarak kedua gaya (m)
M = momen koppel (Nm)
M (+) = bila searah jarum jam
M (-) = bila berlawanan jarum jam
4. Kesetimbangan benda tegar
Benda tegar : benda yang tidak mengalami perubahan bentuk akibat pengaruh
gaya atau momen gaya . suatu benda yang memiliki kesetimbangan translasi
dan rotasi yang memenuhi syarat :

F=0 atau =0

E. Titik berat dan titik massa


Titik berat benda : titik tangkap resultan gaya berat , letaknya tetap dan tidak
tergantung pada kedudukan benda .
a. Koordinat titik tangkap gaya resultan
Apabila sejumlah gaya bekerja pada bidang xy , maka setiap gaya tersebut dapat
di uraikan atas komponen komponen nya . pada sumbu x dan sumbu Y mislkan
komponen-komponen pada sumbu X :

F1 x , F 2 x , F 3 x , dengan jarak

y 1 , y 2 , y3 terhadap sumbu X sedangkan komponen pada sumbu Y :


F1 y , F 2 y , F3 y , dengan jarak

x 1 , x 2 , x 3 terhadap sumbu Y.

Jika resultan komponen gaya pada sumbu Y adalah Ry dengan jarak xR


terhadap sumbu Y, maka berlaku hubungan :

X R=

FnyXn dan Y = Fnxyn


R

Ry

Rx

Rx= Fny , Ry= Fnx


b. Titik berat dan titik pusat massa
Berat bagian-bagian kecil benda

w 1 , w 2 , w 3 , yang masing-masing

mempunyai koordinat-koordinat besar momen gaya berat pada benda :

Terhada sumbu X :

wi xi
wi

Terhadap sumbu Y :
F. Jenis-jenis kesetimbangan
1. Kesetimbangan stabil

wi y i
wi

Beberapa kedudukan benda yang termasuk jenis kesetimbangan stabil : kelereng


dalam mangkok dan topi tergantung .
Bila ada gaya luar bekerja pada kelereng maka titik berat benda naik dan gaya
luar berhenti bekerja kedudukan benda kembali kesemula .
2. Kesetimbangan labil
Contoh : kelereng diatas bola dan topi berdiri .
Apabila ada gaya luar yang bekerja maka titik berat benda kedudukannya akan
turun dan tidak bisa kembali ke keadaan semula .
3. Kesetimbangan netral
Contoh : bola dilantai dan topi dengan posisi tidur
Bab 2: fluida
A. Gaya dan momen gaya
Fluida static : fluida yang diam , contohnya air dalam bejana , gas dalam tabung , dll.
1. Tekanan hidrostatik
Tekanan hidrostatik : tekanan dalam zat cair yang diakibatkan oleh zat cair itu.

Ph= p . g . h

Ptot =P0 +Ph


keterangan :
Ph = tekanan hidrostatis
P = massa jenis zat cair
g = gravitasi
h = kedalaman fluida
2. Hokum pascall
Apabila dalam suatu fluida diam diberi tekanan , maka gaya tekan tersebut akan
diteruskan ke segala arah sama besar .

P1=P2

F1 F 2
=
A1 A2

Keteranga :
P = tekanan
F = gaya
A = luas penampang
3. Hokum Archimedes
suatu benda yang terendam dalam zat cair baik sebagian ataupun seluruhnya
akan mendapatkan gaya tekan ke atas yang sama besar denga berat zat cair
yang dipindahkannya

FA= p . g . V

Keterangan :
Fa= gaya keatas
p = massa jenis fluida
g = perceptan gravitasi
V = volum zat cair yang dipindahkan
Terapung : jika sebagian atau seluruh bagian benda berada dalam zat
cair
Melayang : jika seluruh bagian benda berada dalam zat cair
Tenggelam : jika benda berada didasar fluida
4. Tegangan permukaan

Rumus :

F
2l

= tegangan permukaan
F = gaya
L = panjang lapisan
5. Kapilaritas
Gejala naik/turun nya zat cair dinamakan kapilaritas.

F=2 r cos

Keterangan :
F = gaya
R = jari-jari lingkaran gelas

= tegangan permukaan
= sudut kontak

= r 2 p . g . y
2 r cos
y=

2 cos
p gr

Keterangan :
Y = naik/turunnya permukaan fluida
B. Fluida bergerak
1. Persamaan kontinuitas
Fluida yang mengalir lewat suatu pipa yang luas penampangya A maka
kecepatan dan debit alirannya adalah :

Q=v . A

Q = debit aliran
v = kecepatan aliran
A = luas penampang pipa
2. Hokum Bernoulli
Usaha yang dilakukan oleh fluida yang bergerak merupakan hasil penjumlahan
Ek dan Ep dari fluida tersebut , sehingga :

1
1
P1+ p . v 21 + p . g . h1=P2 + . v 22 + p . g . h2
2
2

Kecepatan alirannya :

v =2. g . h
3. Pipa ventasi dan tabung pitot
Fungsi untuk mengukur kecepatan dan besar massa fluida yang mengalir .
Berdasarkan hokum Bernoulli berlaku :

1
1
2
2
P1+ . v 1 =P 2+ . v 2
2
2

Besarnya dinyatakan :

v=

2. g . h . '

Keterangan :
V : kecepatan aliran gas
G : gravitasi
h : perbedaan ketinggian cairan dalam pipa kiri dan kanan

: massa jenis zat yang diukur kelajuannya

'

: massa jenis aliran pada pipa


4. Viskositas dan hokum stokes
Viskositas adalah tingkat kekentalan fluida
Satuan viskositas =

dyne sekon
2
cm
)
poise=

Hokum stokes : besarnya gaya berat benda dalam fluida sama besar dengan
besarnya gaya gesek antara benda dengan fluida tapi arahnnya berlawanan

F s=6 n r v
Fs = gaya stokes (N)
n = kekentalan fluida (poise)
r = jari-jari benda
v = kecepatan benda (m/s)

bab 3 : teori kinetic gas


pengertian gas ideal :
gas pada tekanan renda dan pada suhu kamar sudah mempunyai sifat mendekati gas
ideal , gas ideal beranggapan sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Terdiri partikel-partikel dalam jumlah besar


Partikel senantiasa bergerak dengan arah sembarangan
Partikel tersebar merata dalam ruang sempit
Jarak antara partikel lebih besar disbanding ukuran partikel
Tidak ada gaya antara partikel satu dengan yang lain , kecuali bila ada tumbukan
Tumbukan antara partikel dengan partikel atau partikel dinding secara lenting
sempurna
g. Hokum-hukum newton tentang gerak berlaku

A. Tekanan gas
Apabila gas berada pada ruang tertutup , maka dinding ruang akan mengalami
tekanan oleh gas tersebut karena partikel senantiasa bergerak .

Nm v 2x
Px =
V
2

P y=

Nm v y
V

Nm v 2z
Pz =
V
Ket :
N : jumlah partikel
m : massa partikel (Kg)
v : kecepatan partikel (m/det)
V : volume
Karena kecepatan partikel gas kesemua arah dianggap sama , maka :
Vx = Vy = Vz maka Px =Py=Pz
Maka persamaannya akan menjadi :

1
2
P .V = N .2 Ek atau P .V = N . Ek
3
3
Ek=

3. PV
2. N

Ket :
P = tekanan gas (N/ m
V = volume gas ( m

N = jumlah partikel gas


Ek = energy kinetic gas (J)
B. Persamaan keadaan gas
Hokum boyle-gay lusac bahwa :

P.V
P .V
=konstan ATAU
=n . R P . V =n. RT
T
T

Dengan :

n=

N
dan R=N 0 . k
N0

Ket :
N = jumlah molekul gas

N 0 = bilangan Avogadro (6,25 x 1023 )

R = konstanta gas umum (8,31 jule/K mol )


n = jumlah mol gas
jika ,

n=

m
M

maka

m : massa gas (gr)

P .V =

m
. RT
M

M : berat molekul gas


C. Teorema ekspartisi gas
1. Derajat kebebasan
Kecepatan molekul gas dipengaruhi oleh suhu , pada suhu yang berbeda ,
molekul gas melakukan jenis gerakan seperti translasi , rotasi dan vibrasi .
Misalkan sebuah partikel molekul dipaksakan bergerak dalam satu arah sumbu
X . energy molekul ini hanya satu macam saja yaitu memiliki satu derajat
kebebasan .
Andaikan partikel tersebut diletakkan dalam suatu ruangan maka partikel
tersebut mempunyai 3 kemungkinan bergerak yaitu pada sumbu X , Y , Z . dalam
hal ini ada 3 bentuk energy yang dimiliki partikel tersebut yaitu

mv2x ,

mv 2y , mv2z sehingga atom ini dikatakan mempunyai 3 dewrajat


kebebasan .
Derajat kebebasan : jenis gerakan yang dibuat oleh partikel gas karena
dipengaruhi suhu .
Teorema ekipartisi energy

3
1 2
Ek= kT = mv
2
2
Berdasarkan rumus inergi kinetic translasi rata-rata dari suatu
molekul adalah 3/2 kT , sehingga :

3
1
kT = m ( v 2x + v 2y + v2Z )
2
2

Prinsip ekipartisi
Tiap derajat kebebasan dalam molekul gas memberikan konstribusi
pada gas sebesar kT atau dapat ditulis :

1
Ek=f ( kT )
2

dengan f

adalah derajat kebebasan .


Sebagai contoh pengaruh suhu terhadap kecepatan dan derajat
kebebasan adalah sebagai berikut :
a. Molekul gas monoatomic (He , Ne , Ar )
Mempunyai 3 derajat kebebasan (hanya gerak translasi ) , pada
suhu -250k

3
Ek= kT
2

b. Pada molekul diatomic


Pada suhu rendah ( 250 k)
Melakukan 3 jenis translasi f=3

3
Ek= kT
2

Pada suhu sedang (500k)


Melakukan 2 jenis gerakan (3translasi , 2 vibrasi) , memiliki 5 derajat
kebebasan atau f=5

5
Ek= kT
2

Pada suhu tinggi (1000K)


Melakukan gerak translasi,rotasi dan vibrasi . jumlah derajat kebebasan
adalah f=7 .

7
Ek= kT
2

c. Molekul gas politomik


Sumbangan derajat kebebasan terhadap energy kinetic rata-rata
molekul :

f
Ek= kT
2

D. Energy dalam gas


Untuk N partikel gas berlaku persamaan :

3
Ek= NkT
2

Karena didalam gas tidak ada enrgi laik selain Ek , maka energy kinetic yang dimiliki
oleh gas inilah yang disebut energy dalam (U)
Sehingga

3
U= NkT
2

berlaku untuk gas monoatomic bertekanan rendah (He ,

Ne , Ar) dan gas diatomic pada tekanan rendah dan suhu rendah .
-

Untuk gas diatomic pada suhu sedang :

Untuk gas diatomic pada suhu tinggi :

3
5
U= NkT + NkT = NkT
2
2
5
7
U= NkT + NkT = NkT
2
2

Penambahan N kT disebabkan timbulnya gerak rotasi dan translasi pada


setiap kenaikkan suhu pada gas .
Energy dalam dapat pula dituliskan :

rendah dan

5
U= nRT
2

3
U= nRT
2

gas monoatomic suhui

gas diatomic pada suhu rendah .

E. Pemantulan cahaya
Untuk menentukan kecepatan rata-rata dari partikel gas, maka hubungan antara
energy dalam (U) dengan energy kinetic untuk sebuah partikel gas (N=1)

Ek=U

1
3
m v 2= kT
2
2
v 2=

3 kT
3 kT
v=
m
m

Keterangan :
v : kecepatan rata-rata partikel gas (m/s)
k : konstanta boltzman
T : suhu mutlak gas (K)
m : massa partikel (Kg)

bab 4 : termodinamika
A. Percobaan joule
Satu kalori adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1gr dari
14,5

ke 15,5

sehingga 1 kalori = 4,2joule

B. Proses-proses yang dialami gas


Usaha luar yang dilakukan oleh gas ideal tergantung dari jenis proses yang
dilakukan berkaitan dengan suhu , volum , tekanan dan energy dalam gas . prosesproses tersebut meliputi proses isokhorik , isobaric , dan adiabatic
1. Proses isotermik
Suatu proses yang dialami gas ideal pada suhu tetap . jika gas mengalami
proses dengan suhu tetap , maka berlaku :

P1 x V 1=P2 x V 2 . grafik berupa

hiperbola .
2. Proses isokhorik
Proses perubahan keadaan system yang berlangsung pada volum tetap . jika
gas mengalami proses dengan volum tetap , maka :

P 1 P2
=
T1 T 2

3. Proses isobaric
Proses perubahab keadaan yang terjadi pada system dengan tekanan tetap . jika
gas mengalami proses tekanan tetap .

V1 V2
=
T 1 T2

Maka :

4. Proses adiabatic
Suatu gas berada dalam ruang tertutup , gas tersebut tidak mengalami
pertukaran kalor dengan sekelilingnya atau tidak ada kalor yang dile[askan
ataupun diterima oleh gas tersebut .
Persamaan memenuhi :

P1 V 1=P 2 x V 2
Keterangan :

CP
: konstanta Laplace = =
CV

=1

C P : kalor jenis gas pada tekanan tetap


CV

: kalor jenis gas volume tetap

Grafik P dan V
C. Usaha luar

W =F x S

Px A x S
W =P x V

Keterangan :
P : tekanan (N/ m

V :V 2V 1
W : usaha yang dilakukan oleh gas (J)
D. Kapasitas kalor
Dari hokum I termodinamika dapat dirumuskan sebagai berikut :

Q= U + W dengan C=

U
C : kapasitas kalor
T

Q U W
=
+
T T T
C=

U W
+
T T

1. Proses isobaric ( P tetap )

Kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu gas sebesar 1

pada tekanan

teteap .

W =P x V =n x R x T

3
U =Ek= nR T
2
3
nR T
2
nR T
Cp=
+
T
T
3
Cp= n x R+ nR
2
5
Cp= nR ( untuk gas monoatomik )
2
7
Cp= nR ( untuk gas diatomik )
2
2. Proses tsokhorik (V tetap )
Kapasitas kalor gas pada volum tetap dinotasikan dengan

C v dan bersatuan

J/K . kapasitas kalor pada volum tetap yaitu kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu suatu gas pada proses isokhorik sebesar 1

W =0

3
nR T
U 2
CV =
=
T
T

3
CV = nR ( untuk gas monoatomik )
2
5
CV = nR (untuk gas diatomik)
2
Dari hokum I termodinamikajuga dapat ditunjukkan hubungan antara Cp dan Cv

Q= U + W

n C p T =n C v T + nR T
C p =C v + R atau C p C v =R
Perbandingan antara kapasitas kalor pada tekanan tetap dan volum tetap disebut
teteapan Laplace ( )

Cp
dengan Cp>Cv sehingga > 1
Cv

E. Siklus carnot
Siklus carnot mengubah usaha menjadi kalor yang dapat dilakukan secara terusmenerus , akan tetapi sebaliknya pengubah kalor menjadi usaha tidaklah demikian .
harus diusahakan gas itu kembali ke keadaan semu;a , agar gas itu diusahakan gas
itu kembali ke keadaan semula , agar gas dapat melakukan usaha kembali . proses
ini disebut siklus . siklus carnot memepergunakan 2 proses isotermik dan 2 proses
adiabatic .
Proses :
A b : proses isotermik
B c : proses adiabatic
C d : proses isotermik
D a : proses adiabatic
Besar usaha yang dilakukan gas adalah luas daerah didalam siklus tersebut (W)
karena :
Q1 = kalor yang diberikan pada gas
Q2 = kalor yang dilepaskan oleh gas
Dari perubahan kalor menjadi kerja maka dapat ditentukan efisiensi suatu mesin:

n=

Q Q 2
Q
W
x 100 = 1
=1 1 x 100
Q1
Q1
Q2

Khusus untuk mesin carnot :

n= 1

T2
x 100
T1

Keterangan :
Q1 : kalor masuk
Q2 : kalor yang dilepaskan
W : usaha
T1 : suhu tinggi
T2 : suhu rendah
F. Siklus otto
A b dan c d : proses adiabatic
B c dan d a : proses isokhorik

Q1 : kalor yang masuk pada mesin


Q2 : kalor yang dilepaskan oleh mesin
G. Siklus diesel
A b dan c d : proses adiabatic
B c : proses isobaric
D a : proses isokhorik
Q1 : mesin yang memenerima mesin
Q2 : kalor yang dilepaskan oleh mesin
H. Hokum II termodinamika
Dalam hokum II termodinamika berlaku sebagai berikut :
- Tidak mungkin membuat mesin yang bekerja dalam suatu siklus , menerima
kalor dari suatu reservoir dan mengubah kalor ini semua menjadi usaha
(kelvin planck)
- Tida mungkin membuat mesin yang bekerja dalam suatu siklus , mengambil
kalor dari reservoir suhu rendah dan memberikannya pada reservoiryang
mempunyai suhu tinggi , tanpa memerlukan usaha dari luar . ini merupakan
mesin pendingin (clausius )
- Mesin yang bekerja diantara reservoir suhi T1 dan suhu T2 (T1 > T2 ) ,
efisiensinya maksimal :

n=1 1
I.

T2
T T
x 100 dan W =Q1 1 2
T1
T1

Mesin pendingin
Prinsip pada mesin pendinginmerupakan kebalikan dari siklus carnot .alat ini
beroperasi untuk mengalirkan kalor kelluar dari lingkungan yang hangat

W =Q 1Q2
K=

T2
T 1T 2

W =Q 2

T 1T 2
T2

Keterangan :
Q1 : kalor yang dikeluarkan pada temperature tinggi
Q2 : kalor yang diserap dari temperature rendah
W : kerja yang harus dilakukan dari luar berupa energy listrik
K : koefisien daya guna

Anda mungkin juga menyukai