KEPERAWATAN
Callista Roy
Penyusun :
Erni Amalia
Lilih Madaniyyah
Livia Amelia
Rizki Listiyansah
KEPERAWATAN KOMUNITAS
S1 KEPERAWATAN 4A
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan buku ini.
Buku ini mempunyai judul “Teori Keperawatan Callisa Roy”, yang disusun dalam
rangka memenuhi salah satu tugas Keperawatan Maternitas.
Tidak ada gading yang tak retak, demikian pula dengan tuga ini, kami menyadari
bahwa buku yang kami buat ini belum mencapai kesempurnaan karena masih banyak
kekurangan yang kami lakukan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun baik dari pihak Dosen maupun teman-teman lainnya demi kesmpurnaan tugas
ini, sehingga tugas ini dapat dijadikan pedoman untuk menyusun tugas dimasa yang akan
datang.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
5
2.1 Teori Filosofi Calista Roy
Adapun teori Adaptasi Calista Roy yang diambil dari berbagai sumber dari
teoritis keperawatan. Dalam asuhan keperawatan, menurut Roy (1984) sebagai
penerima asuhan keperawatan adalah individu, keluarga, kelompok, masyarakat yang
dipandang sebagai “Holistic adaptif system” dalam segala aspek yang merupakan satu
kesatuan.
Sistem adalah Suatu kesatuan yang di hubungkan karena fungsinya sebagai
kesatuan untuk beberapa tujuan dan adanya saling ketergantungan dari setiap bagian-
bagiannya.
Sistem terdiri dari proses input, autput, kontrol dan umpan balik ( Roy, 1991 ),
dengan penjelasan sebagai berikut :
6
1. Input.
2. Kontrol
Proses kontrol seseorang menurut Roy adalah bentuk mekanisme koping yang di
gunakan. Mekanisme kontrol ini dibagi atas regulator dan kognator yang
merupakan subsistem.
a) Subsistem regulator.
b) Subsistem kognator.
3. Output
Output dari suatu sistem adalah perilaku yang dapt di amati, diukur atau secara
subyektif dapat dilaporkan baik berasal dari dalam maupun dari luar . Perilaku ini
7
merupakan umpan balik untuk sistem. Roy mengkategorikan output sistem sebagai
respon yang adaptif atau respon yang tidak mal-adaptif. Respon yang adaptif dapat
meningkatkan integritas seseorang yang secara keseluruhan dapat terlihat bila
seseorang tersebut mampu melaksanakan tujuan yang berkenaan dengan
kelangsungan hidup, perkembangan, reproduksi dan keunggulan. Sedangkan respon
yang mal adaptif perilaku yang tidak mendukung tujuan ini.
Roy telah menggunakan bentuk mekanisme koping untuk menjelaskan proses
kontrol seseorang sebagai adaptif sistem. Beberapa mekanisme koping diwariskan
atau diturunkan secara genetik (misal sel darah putih) sebagai sistem pertahanan
terhadap bakteri yang menyerang tubuh. Mekanisme yang lain yang dapat dipelajari
seperti penggunaan antiseptik untuk membersihkan luka. Roy memperkenalkan
konsep ilmu Keperawatan yang unik yaitu mekanisme kontrol yang disebut
Regulator dan Kognator dan mekanisme tersebut merupakan bagian sub sistem
adaptasi.
Menurut Roy terdapat empat objek utama dalam ilmu keperawatan, yaitu :
2. Keperawatan;
9
3. Konsep sehat;
4. Konsep lingkungan;
a). Pengkajian
Roy merekomendasikan pengkajian dibagi menjadi dua bagian, yaitu pengkajian
tahap I dan pengkajian tahap II. Pengkajian pertama meliputi pengumpulan data
tentang perilaku klien sebagai suatu system adaptif berhubungan dengan masing-
masing mode adaptasi: fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan ketergantungan.
Oleh karena itu pengkajian pertama diartikan sebagai pengkajian perilaku,yaitu
pengkajian klien terhadap masing-masing mode adaptasi secara sistematik dan
holistic. Setelah pengkajian pertama, perawat menganalisa pola perubahan perilaku
klien tentang ketidakefektifan respon atau respon adaptif yang memerlukan
dukungan perawat. Jika ditemukan ketidakefektifan respon (mal-adaptif), perawat
melaksanakan pengkajian tahap kedua. Pada tahap ini, perawat mengumpulkan data
tentang stimulus fokal, kontekstual dan residual yang berdampak terhadap klien.
Menurut Martinez, factor yang mempengaruhi respon adaptif meliputi: genetic;
jenis kelamin, tahap perkembangan, obat-obatan, alcohol, merokok, konsep diri,
10
fungsi peran, ketergantungan, pola interaksi social; mekanisme koping dan gaya,
strea fisik dan emosi; budaya;dan lingkungan fisik
b). Perumusan diagnosa keperawatan
Roy mendefinisikan 3 metode untuk menyusun diagnosa keperawatan:
(1) Menggunakan tipologi diagnosa yang dikembangkan oleh Roy dan
berhubungan dengan 4 mode adaptif . dalam mengaplikasikan diagnosa ini,
diagnosa pada kasus Tn. Smith adalah “hypoxia”.
(2) Menggunakan diagnosa dengan pernyataan/mengobservasi dari perilaku yang
tampak dan berpengaruh tehadap stimulusnya. Dengan menggunakan metode
diagnosa ini maka diagnosanya adalah “nyeri dada disebabkan oleh
kekurangan oksigen pada otot jantung berhubungan dengan cuaca lingkungan
yang panas”.
(3) Menyimpulkan perilaku dari satu atau lebih adaptif mode berhubungan dengan
stimulus yang sama, yaitu berhubungan Misalnya jika seorang petani
mengalami nyeri dada, dimana ia bekerja di luar pada cuaca yang panas. Pada
kasus ini, diagnosa yang sesuai adalah “kegagalan peran berhubungan dengan
keterbatasan fisik (myocardial) untuk bekerja di cuaca yang panas”.
c). Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan adalah suatu perencanaan dengan tujuan merubah
ataumemanipulasi stimulus fokal, kontekstual, dan residual. Pelaksanaannya juga
ditujukan kepada kemampuan klien dalam koping secara luas, supaya stimulus
secara keseluruhan dapat terjadi pada klien, sehinga total stimuli berkurang dan
kemampuan adaptasi meningkat. Tujuan intervensi keperawatan adalah pencapaian
kondisi yang optimal, dengan menggunakan koping yang konstruktif. Tujuan
jangka panjang harus dapat menggambarkan penyelesaian masalah adaptif dan
ketersediaan energi untuk memenuhi kebutuhan tersebut (mempertahankan,
pertumbuhan, reproduksi). Tujuan jangka pendek mengidentifikasi harapan
perilaku klien setelah manipulasi stimulus fokal, kontekstual dan residual.
d). Implementasi
Implementasi keperawatan direncanakan dengan tujuan merubah atau
memanipulasi fokal, kontextual dan residual stimuli dan juga memperluas
kemampuan koping seseorang pada zona adaptasi sehinga total stimuli berkurang
dan kemampuan adaptasi meningkat.
e). Evaluasi
Penilaian terakhir dari proses keperawatan berdasarkan tujuan keperawatan yang
ditetapkan. Penetapan keberhasilan suatu asuhan keperawatan didasarkan pada
perubahan perilaku dari kriteria hasil yang ditetapkan, yaitu terjadinya adaptasi
pada individu.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam penjabaran mengenai teori Calista Roy, kita dapat menyimpulkan bahwa
terbentuknya teori adaptasi dipengaruhi oleh beberapa teori dari berbagai mode dan
konsep para teoritis keperawatan. Dalam teori adaptasi ini dikenal beberapa system,
antara lain: input, output, dan kontrol. Selain itu juga terdapat elemen-elemen dalam
teori adaptasi tersebut. Elemen-elemen tersebut adalah manusia, keperawatan, sehat
sakit, dan lingkungan. Dalam setiap elemen tersebut terdapat asuhan dari beberapa
model tersendiri yang disusun oleh Calista Roy dalam teori adaptasinya. Yang mana
dalam teori tersebut terdapat beberapa pemenuhan asuhan keperawatan. Dan yang
terakhir adalah adanya hubungan teori adaptasi dengan keperawatan yaitu dalam
bentuk pemberian asuhan keperawatan. Bentuk pemberian asuhan keperawatan
tersebut antara lain: pengkajian, perumusan diagnose keperawatan, Interverensi
keperawatan, implementasi, evaluasi.
12
DAFTAR PUSTAKA
13