Fase Fokus
2. Tahap Identifikasi
Pada fase ini sudah terbentuk hubungan saling percaya antara perawat dengan
ibu T, perawat meyakinkan pada ibu T bahwa untuk mengatasi masalah ibu T.
kemudian perawat mengidentifikasi keluhan apa yang dirasakan oleh ibu T
saat ini. Pada fase ini perawat dapat menjalankan perannya sebagai peran wali
(surrogate rule), yaitu sikap dan tingkah laku perawat menciptakan perasaan
tertentu (feeling tones) dalam diri klien yang bersifat reaktif yang muncul dari
hubungan sebelumnya. Pada fase ini baik perawat maupun ibu T merasakan
adanya keterikatan ( dependen), independen dan interdependen .
3. Tahap Exploitasi
Setelah perawat mengidentifikasi masalah klien yaitu klien berperilaku seperti
itu karena dia merasa malu dengan kondisinya dan merasa tidak berguna dan
tidak siap untuk meninggalkan semuanya ( pek erjaan, suami dan terutama
anak-anaknya yang masih sangat membutuhkan dia). Perawat berusaha untuk
menjelaskan tentang penyakitnya, memotivasi klien untuk mengikuti
pengobatan dan perawatan yang diberikan dan meningkatkan spiritual dan
kepada keluarga untuk bisa menerima dan ikut mensuport klien. Pada fase ini
perawat menjalankan perannya sebagai narasumber, (role of resourc e
person), peran pengajaran (teaching role), peran kepemimpinan dan peran
konseling.
4. Tahap Resolusi
Pada tahap ini perawat bersama ibu T, menyimpulkan apa yang sudah dicapai
selama interaksi dilakukan dan bagaimana interaksi dapat dilanjutkan terhadap
masalah lain yang mungkin terjadi pada ibu T. dalam fase ini peran perawat
sebagai peran kepemimpinan (leadership role).