Anda di halaman 1dari 7

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat ALLAH SWT karena masih diberikan rahmat dan
hikmatnya,sehingga dalam kesempatan ini saya dapat menyelesaikan LAPORAN
PENDAHULUAN dan RESUME dengan penyakit “ ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan
Atas).
Dalam penyusunan laporan pendahuluan dan resume ini saya berusaha dengan sebaik-
baiknya dengan harapan dapat membuat laporan pendahuluan dan resume dengan
baik.namun kiranya apabila masih terdapat kekurangan dalam laporan pendahuluan dan
resume ini saya mohon maaf dan diharapkan dapat diberikan saran serta kritik untuk saya
selaku penyusun laporan dan resume ini.

Kotamobagu, Desember 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan manusia hanya dapat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan jika manusia
tersebut terpapar terhadap factor lingkungan pada tingkat yang tidak dapat ditenggang
keberadaannya. Seorang tokoh di dunia kedokteran Hipokrates (460-377 SM) adalah tokoh
yang pertama-tama berpendapat bahwa penyakit itu ada hubungannya denganfenomena alam
dan lingkungannya.
Salah satunya penyakit rabies merupakan jenis penyakit yang didapat karena
fenomena alam dan lingkungan tersebut. Rabies disebabkan oleh gigitan anjing, kera
dankucing serta hewan yang berdarah yang berada disekitar kita. Hal ini adalah jelas
bahwabintang tersebut merupakan fenomena yang jelas-jelas berada di sekeliling kita.
Rabies merupakan saru di antara zoonosis penting di Indonesia. Arti penyakit initidak saja
dampak kematian manusia yang ditimbulkannya tetapi juga dampak psikologis(kepanikan,
kegelisahan, kekhawatiran, kesakitan dan ketidaknyamanan) pada orang-orang yang terpapar
serta kerugian ekonomi pada daerah yang tertular seperti biayapendidikan, pengendalian yang
harus dibelanjakan pemerintah serta pendapatan negaradan masyarakat yang hilang akibat
pembatalan kunjungan wisatawan.

Rumusan masalah
1. Apa pengertian dariVulnus Morsum?
2. Apa etiologi dari Vulnus Morsum?
3. Bagaimana anatomi dan fisiologi organ terkait Vulnus Morsum?
4. Bagaimana tanda dan gejala Vulnus Morsum?
5. Bagaimana patofisiologi dari Vulnus Morsum?
6. Bagaimana pathway dari Vulnus Morsum?
7. Bagaimana komplikasi dari Vulnus Morsum?
8. Bagaimana penatalaksanaan medis dan keperawatan Vulnus Morsum
9. Bagaimana pengkajian keperawatan Vulnus Morsum?
10. Bagaiamana diagnosis keperawatan yang mungkin muncul dari Vulnus Morsum?
11. Bagaimana rencana intervensi keperawatan Vulnus Morsum?

A. Tujuan
a. Tujuan umum
Untuk menyelesaikan LAPORAN PENDAHULUAN dan RESUME mengenai Vulnus
Morsum
b. Tujuan khusus
Untuk mengetahui,memahami,serta menambah wawasan pengetahuan mengenai penyakit
Vulnus Morsum
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN
Vulnus morsum merupakan luka mekanik yang diakibatkan oleh gigitan hewan, umumnya
akibat gigitan anjing. Luka yang ditimbulkan memiliki sifat vulnus punctum; luka akibat
tusukan benda tajam, dan vulnus laceratum; luka sobek atau sayatan. Derajat keparahan
vulnus morsum tergantung dari gerakan mekanik hewan penggigit, semakin dalam dan kuat
cengkraman rahang hewan tersebut, maka luka yang dihasilkan akan semakin parah, bahkan
dapat menyebabkan kematian (Fekete dan Zsiros, 2008).
Jejas gigit (Bite Mark) dapat berupa luka lecet tekan berbentuk garis lengkungterputus-
putus hematoma tau luka robek dengan tepi rata, luka gigitan umumnyamasih baik
strukturnya sampai 3 jam pasca trauma, setelah itu dapat beruba bentukakibat elastisitas kulit
(Mansjoer,2000)
Vulnus morsum merupakan luka yang tercabik-cabik yang dapat berupamemar
yang disebabkan oleh gigitan binatang atau manusia (Morison J,2003)
Dapat ditemui pada bekas gigitan terasa nyeri, panas, dan udem. Dapat menyebabkan
shock anafilaktif dan membawa masuk bakteri atau parasit kedalam tubuh hewan. Luka
gigitan yang paling sering dijumpai diantaranya:
 Ular (vulnus morsum serpentis)
 Anjing (vulnus morsum canis)
 Kucing (vulnus morsum felis )
 Monyet (vulnus morsum macacus)
 Manusia (vulnus morsum sapiens)
 Kalajengking (vulnus morsum scorpion)
Jenis-jenis luka tersebut memiliki tindakan penanganan masing-masing. Untuk luka
gigitan akibat hewan yang memiliki bisa harus dengan tanggap mengobatinya jika tidak maka
racun bisa dapat menyebar keseluruh tubuh dan jaringan syaraf dan dapat menyebabkan
kematian. Untuk vulnus morsum yang disebabkan oleh gigitan kucing atau anjing, tindakan
pertama yang harus dilakukan adalah pembersihan luka dari debris/kotoran lalu pemberian
antibiotik dapat mencegah infeksi sekunder agen bakteri. Jika jejas luka besar dan dalam
maka harus dilakukan penutupan luka dengan tindakan pembedahan yaitu dengan tehnik
suture (penjahitan).

B. ETIOLOGI
Vulnus morsum masuk ke dalam kategori luka terbuka (vulnus apertum). Penyebab utama
Vulnus morsum adalah gigitan hewan seperti ular, anjing, kucing, kalajengking dan lain –
lain. Pada kasus ini luka gigitan disebabkan oleh kucing yang dapat disebut juga Vulnus
morsum felis. Luka gigitan hewan memiliki bentuk permukaan luka yang mengikuti gigi
hewan yang menggigit dengan kedalaman luka juga menyesuaikan gigitan hewan tersebut.
Vulnus morsum harus ditangani dengan cepat karena Gigitan hewan dapat menjadikan sarana
penularan virus (rabies), bakteri dan parasit apabila tidak segera ditangani.
TANDA DAN GEJALA
Diawali dengan demam ringan atau sedang, sakit kepala, nafsu makan menurun, badan
terasa lemah, mual, muntah dan perasaan yang abnormal pada daerah sekitar gigitan (rasa
panas, nyeri berdenyut)
a) Rasa takut yang sangat pada air, dan peka terhadap cahaya, udara, dan suara
b) Air liur dan air mata keluar berlebihan
c) Pupil mata membesar
d) Bicara tidak karuan, selalu ingin bergerak dan nampak kesakitan
e) Selanjutnya ditandai dengan kejang-kejang lalu lumpuh dan akhirnya meninggal dunia

PATOFISIOLOGIS
Patofisiologi rabies melibatkan masuknya virus dari liur hewan penular melalui bagian kulit
yang terbuka akibat gigitan atau cakaran, replikasi virus secara lokal, penyebaran virus secara
neuronal dari saraf perifer ke sistem saraf pusat, serta diseminasi virus ke seluruh tubuh yang
diperantarai saraf perifer. Hal ini menjadi dasar mengapa virus rabies dapat ditemukan pada
berbagai sampel jaringan pada penentuan diagnosis post mortem.
PATHWAY
Etiologi vulnus
morsum    ( gigitan
Etiologi vulnus
manusia, binatang,
morsum    ( gigitan
dll )
manusia, binatang, dll )

Traumatikjaringan
Traumatik jaringan

Terputusnya kontinuitas
Terputusnya
jaringan
kontinuitas jaringan

Kerusakan syaraf perifer
Kerusakan syaraf
Kerusakan ↓
kulit kulit
Kerusakan
↓ Menstimulasi pengeluaran Perdarahan berlebih
neurotransmitter
Rusaknya
Rusaknya barier
barier tubuh ↓
(prostaglandin, histamine,
↓ bradikinin, serotonin) Perpindahan cairan
↓ intravaskuler ke
Terpapar
Terpapar dengan
dengan ↓ ekstravaskuler
lingkungan
lingkungan Serabut eferen
Serabut

↓ ↓ Keluarnya cairan tubuh
Resti
Restiinfeksi Medula
Medula spinalis
spinalis (ketidakseimbangan)
infeksi
↓ ↓
Korteks serebri Kekurangan volume
Korteks
cairan
serebri

↓ ↓
Resti syok hipovolemik
Serabut
Serabut aferen
aferen

Nyeri
Nyeri

Kemempuan
Kemempuanambang
ambang
batas
batastubuh
tubuhtidak
tidak Aktifitas motorik terbatas
menahan
menahan ↓
Stress
Kekuatan otot menurun
↓ ↓

Ansietas Syok neurogenik
Syok Gangguan mobilisasi
↓ neurogenik fisik  
Gangguan pola istirahat
dan tidur
Defisit perawatan diri
KOMPLIKASI
1. Tetanus

Tetanus merupakan kondisi yang ditandai dengan gejala utama berupa kesulitan menelan
dan kaku pada otot. Untuk mencegah terjadinya tetanus, para pemelihara bisa melakukan
vaksinasi tetanus. Vaksinasi ini bisa dilakukan untuk anak-anak maupun orang dewasa.
Pencegahan sangat penting dilakukan, karena hingga kini belum ada obat yang mampu
mengatasi tetanus.

2. Rabies

Gejala rabies akan ditandai dengan demam tinggi, sulit menelan, dan kejang-kejang.


Pada kasus yang sangat terjadi, rabies bisa terjadi karena gigitan kucing. Komplikasinya
dapat berujung pada kematian pengidapnya. Jika setelah digigit hewan peliharaan kamu
menunjukkan sejumlah gejala rabies, segera temui dokter di rumah sakit terdekat untuk
melakukan langkah penanganan

Naluri menggigit akan terus muncul secara tiba-tiba, meski kamu sudah lama
memeliharanya. Yang harus kamu lakukan adalah memberikan ruang untuk melepaskan
tendensi mereka, seperti menyediakan mainan untuk digigit. Berikut sejumlah gejala infeksi
gigitan hewan:

 Rasa sakit dan pembengkakan pada area yang digigit.


 Keluarnya nanah atau cairan dari luka.
 Mati rasa pada area di sekitar gigitan.
 Guratan merah di area gigitan.
 Demam dan menggigil.
 Berkeringat pada malam hari.
 Kesulitan bernapas.
 Kelelahan.
 Kelemahan pada otot.

PENATALAKSANAAN MEDIS

Anda mungkin juga menyukai