A. Pengertian
Trauma arteri adalah trauma pada pembuluh darah arteri yang bisa
disebabkan oleh trauma tembus atau trauma tumpul terhadap ekstremitas yang
jika tidak diketahui dan tidak dilakukan tindakan sedini mungkin akan
luka tembak ( 70-80%), luka tusuk ( 5-10%), luka akibat pecahan kaca.
Selain itu trauma pada pembuluh darah yang disebabkan oleh trauma
tumpul seperti pada korban kecelakaan atau seorang atlet yang cedera
a. Trauma Tajam
b. Trauma tumpul
Derajat I adalah robekan tunika intima yang luas. Pada derajat II,
terjadi robekan tunika intima dan tunika media disertai hematoma dan
c. Trauma iatrogenik
pengobatan.
lokasi yang beresiko tinggi adalah axilla, medial dan anterior lengan atas,
dan fosa antecubiti karena lokasi arteri axillaries dan brachialis terletak
fossa popliteal Trauma pada arteri radialis atau ulnaris dapat dilakukan
tindakan ligasi saja asalkan arkus palmaris intak dan tidak ada trauma
3. Manifestasi Klinis
yang irreversible dan kerusakan otot pada 10% pasien, trauma arteri
pulsatil, hematoma yang meluas, thrill atau bruit, dan tanda2 terjadinya
dilakukan tindakan bedah eksplorasi dan repair. Tanda tak pasti (Soft
Sign ) meliputi hematoma yang kecil dan tetap tidak bertambah ukuran,
gangguan pada saraf tepi akibat cedera langsung pada sistem saraf
( neuropati iskemik terjadi pada fase lanjut beberapa jam kemudian bukan
pada fase akut ), hipotensi atau syok , atau adanya cedera yang bersamaan
seperti fraktur atau dislokasi, adanya cedera pada lokasi dimana terdapat
pembuluh darah yang melintasi. Jika ditemukan tanda tak pasti ini
pembuluh darah pada lengan. Pemeriksaan lain yang berguna adalah allen
specificity terhadap penegakkan diagnosa trauma pada arteri. API > 0.90
4. Pemeriksaan Diagnostik
sonography. Keistimewaan alat ini adalah portable, cepat dan murah, dan
akurat. Selain itu alat ini juga bisa digunakan untuk mendiagnosa cedera
alat ini adalah perlu keahlian dari operator, alat tidak bisa pada luka yang
terbuka, dan tidak bisa dilakukan pada hematoma yang sangat luas, tidak
profunda.
pada kasus trauma arteri, tetapi pemeriksaan ini memiliki kerugian biaya
pencitraan dengan resolusi tinggi terhadap vaskular, tulang, dan soft tissue
5. Komplikasi
b. Sindroma kompartemen
kompartemen yang disebabkan oleh iskemia otot dan sel saraf. Gejala
gangguan sensasi
d. Nekrosis jaringan akibat vaskular compromise dalam waktu yang lama
e. Infeksi
6. Penatalaksanaan Medis
a. Terapi Medikamentosa
kontroversial.
b. Terapi Surgikal
mencederai saraf tepi selain itu juga tidak efektif untuk kontrol
diameter dari arteri yang terluka. Jika gap arteri cukup besar, maka
D. Intevensi
Intervensi Rasional
a. Lakukan pemeriksaan nyeri a. Mengetahui penyebab nyeri
secara komprehensif b. Mengurangi nyeri
b. Ajarkan teknik non c. Menambah pengetahuan
farmakologi (relaksasi, terapi mengenai nyeri
musik) d. Mengurangi nyeri
c. Berikan informasi mengenai
nyeri (penyebab nyeri)
d. Kolaborasi pemberian
analgetik
Intervensi Rasional
a. Monitor adanya tanda dan a. Mengetahui jika terjadi infeksi
gejala infeksi b. Mengurangi penyebaran
b. Batasi jumlah pengunjung bila infeksi
perlu c. Mengurangi infeksi
c. Cuci tangan sebelum dan d. Mencegah terjadinya infeksi
sesudah tindakan pada area tusukan infus
d. Ganti letak IV perifer dan e. Membantu mengurangi
dressing sesuai petunjuk terjadinya infeksi
umum
e. Kolaborasi pemberian
antibiotik
3. Kerusakan Integritas Kulit Berhubungan dengan Faktor mekanik
Intervensi Rasional
a. Monitor kulit akan adanya a. Mengetahui keadaan kulit klien
kemerahan b. Mengurangi gesekan luka pada
b. Ajarkan pasien untuk kulit
menggunakan pakaian yang c. Mencegah terjadinya infeksi
longgar dan mencegah kulit agar tidak
c. Jaga kebersihan kulit agar lembab
tetap bersih dan kering d. Mengetahui rentang gerak
d. Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien
pasien setiap 2 jam sekali)
e. Monitor aktivitas dan
mobilisasi pasien
Intervensi Rasional
a. Jelaskan semua prosedur dan a. Mengetahui prosedur dan dapat
apa yang dirasakan selama mengurangi kecemasan
prosedur b. Membantu mengurangi
b. Dengarkan dengan penuh kecemasan
perhatian c. Membantu kliem lebih rileks
c. Ajarkan teknik relaksasi nafas d. Dapat membantu klien lebih
dalam tenang
d. Kolaborasi pemberian obat
untuk mengurangi kecemasan
DAFTAR PUSTAKA
Dennis JW, Frykberg ER, Crump JM. New perspectives on the management of
Durham JR, Yao JS, Pearce WH. Arterial injuries in the thoracic outlet syndrome. J
Eskandari MK, Yao JST. Occupational Vascular Problems. In: Rutherford RB, ed.
Hafez HM, Woolgar J, Robbs JV. Lower extremity arterial injury: results of 550 cases
and review of risk factors associated with limb loss. J Vasc Surg. Jun 2007 ;
33(6):1212-9. [Medline].
Kaar G, Broe PJ, Bouchier-Hayes DJ. Upper limb emboli. A review of 55 patients
8.
McCroskey BL, Moore EE, Pearce WH. Traumatic injuries of the brachial artery. Am
Samett EJ , Espinosa GA, Chiu JC. Clinical assessment and arteriography for patients
with penetrating extremity injuries: a review of 500 cases with the Veterans
Affairs West Side Medical Center. Mil Med. Jan 2006 ;162(1):19-23.
[Medline].