Anda di halaman 1dari 21

TUBERKULOSIS (TBC)

DISUSUN OLEH :
Kelompok 4 Kelas 1A :
Biwidya Noor Mindari (2720162819)
Bolan Kunthi Wijaya (2720162820)
Dara Anggun Mustika (2720162821)
Eva Ayu Elisa (2720162822)
Desti Novitasari (2720162823)
Dewi Lestyo Febriyanti M (2720162824)
Dian Widyastuti (2720162825)
APAKAH TBC ITU ?
TBC adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobakterium
tuberculosis suatu basil yang tahan asam dan menyerang parenkim paru
atau bagian lain dari tubuh manusia. Bakteri ini sangat mudah berpindah
dari orang yang satu ke orang yang lain melalui udara (batuk atau bersin)

Mycobacterium tuberculosis
(stained red) in sputum..
KLASIFIKASI TBC
1. Klasifikasi berdasarkan organ tubuh yang terkenal
Tuberkulosis paru
Tuberkulosis ekstra paru
2. Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan dahak mikroskopis,
yaitu pada Tb Paru:
Tuberkulosis paru BTA positif
Tuberculosis paru BTA negatif
3. Klasifikasi berdasarkan tipe pasien ditentukan berdasarkan
riwayat pengobatan sebelumnya. Ada beberapa tipe pasien yaitu:
Kasus
Kasus kambuh (relaps
Kasus setelah putus berobat (default
Kasus setelah gagal (failure
Kasus lain
Etiologi Tuberculosis (TBC)
Penyebabnya adalah Mycobacterium tuberculosis
Kuman batang, keadaan dormant pada tubuh host.
Terdiri dari asam lemak (lipid).
Lebih tahan terhadap asam, gangguan kimia dan fisika.
Sifat aerob. menyenangi jaringan tinggi kadar oksigen
PATOFISIOLOGI TBC
Kuman sangat lambat bereproduksi, membutuhkan waktu
24 jam utk melakukan pembelahan. Koloni kuman yang
tumbuh pada kultur dapat dilihat setelah 3-5 minggu.
Tuberkulosis paru terjadi apabila droplet nuklei (kurang dari
10 mikron) terinhalasi. Melalui alveoli paru menginfeksi
makrofag alveoler melalui mekanisme fagositosis. Hal ini
terjadi pada paru bagian distal. Apabila makrofag dapat
melakukan eliminasi, proses berhenti disini, infeksi dapat
dihentikan. Apabila tidak terjadi kalsifikasi tuberkel atau
pembentukan granuloma, basil2 akan menuju hilus
limfatikus dan seterusnya dapat menyebar keseluruh tubuh.
Terdapat 2 bentuk penyakit yaitu: tuberkulosis laten dan
tuberkulosis aktif
MANIFESTASI KLINIS
a) Gejala Respiratorik, meliputi :
Batuk
Batuk Darah
b) Gejala Haemoptoe, meliputi :
Batuk Darah
Muntah Darah
Epistaksis
Sesak Nafas
Nyeri Dada
c) Gejala Sistemik, meliputi :
Demam
Gejala Sistemik lain, seperti : anoreksia,
penurunan berat badan, dan malaise (Gejala
berupa: tidak ada nafsu makan, sakit kepala,
meriang, dll.
DIAGNOSIS
a. P e m e r i k s a a n
Laboratorium
Darah
Sputum
Tes Tubercullin
Foto Thorax
b. Diagnosa Keperawatan :
Risiko tinggi terhadap penyebaran
infeksi berhubungan dengan kurang
pengetahuan.
Bersihan jalan nafas tidak efektif
berhubungan dengan peningkatan
penumpukan/produksi secret dijalan
nafas.
Risiko tinggi terhadap kerusakan
pertukaran gas berhubungan dengan
penurunan permukaan efektif paru-paru.
Pemenuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia.
Kurang pengetahuan berhubungan
dengan kurangnya informasi.
ORGAN LAIN YANG TERKENA

Kulit : TB Kulit
Tulang & Sendi : TB tulang & sendi /
Spondilitis TB
Otak & saraf : Meningitis TB
Mata : TB Mata
RADIOGRAFI

Radiografi ialah pengunaan sinar


pengionan (sinar X dan sinar gamma)
untuk membentuk bayangan benda
yang dikaji pada film. Radiografi
umumnya digunakan untuk melihat
benda tak tembus pandang, misalnya
bagian dalam tubuh manusia.
Gambaran benda yang diambil dengan
radiografi disebut radiograf.
TERAPI OBAT
1. Fase Intensif (2-3 bulan)
a. Rifampisin
b. Isoniazid
c. Pirazinamid
d. Etambutol
e. Streptomisin
2. Fase Lanjutan (4-7 bulan)
a. Ofloxacin
b. Levofloxacin
c. Ciprofloxacin
3. Fixed Dose Combination (FDC)

FDC juga dapat disebut sebagai KDT (kombinasi


dosis tetap) yang berarti gabungan antara beberapa
obat anti tuberculosis dalam satu macam obat.
Pengobatan Tuberculosis diberikan dalam dua
tahap, yaitu :
Tahap intensif
Tahap Lanjutan
a) Kategori 1
Tahap intensif terdiri dari Berat Tahap Intensif Tahap Lanjutan 3
2RHZE (150 mg Rifampisin,
Badan tiap hari kali
75 mg Isoniazid (INH), 400
mg Pyrazinamid, dan 275 mg selama 56 hari seminggu selama 16
Etambutol). Obat-obat
tersebut diberikan setiap hari minggu
selama 2 bulan. Kemudian di
30 37 2 tablet 4RH3 2 tablet 2 RHZE
teruskan dengan tahap
intermiten (lanjut) yang terdiri kg
dari 4RH3 (Rifampisin dan
38 54 3 tablet 4 RH3 3 tablet 2 RHZE
Isoniazid), diberikan tiga kali
dalam seminggu selama 4 kg
bulan, diberikan untuk:
55 70 4 tablet 4 RH3 4 tablet 2 RHZE
- Pasien Baru TB paru
BTA (+) kg
- Pasien Paru BTA (-) 71 kg 5 tablet 4 RH3 5. tablet 2 RHZE
ronsen (+)
- Pasien TB Ekstra Paru
b) Kategori 2
Tahap lanjutan terdiri dari 5R3H3E3 (Rifampisin,
Isoniazid, Ethambutol 400 mg) yang diberikan tiga kali
seminggu dalam waktu 5 bulan. Paduan OAT ini di
berikan untuk pasien BTA positif yang telah diobati
sebelumnya :
- Pasien kambuh
- Pasien gagal
- Pasien dengan pengobatan setelah default (terputus)
c) Kategori Anak-anak
Tahap intensif terdiri dari 2RHZ Berat Badan Tahap Intensif Tahap Lanjutan
tiap hari selama tiap hari selama
(Rifampicin 60 mg, Isoniazid 30 mg, 2 bulan 4 bulan
pirazinamid 150 mg) yang diberikan
setiap hari selama 2 bulan. 7 kg 1 tablet 4RH 1 tablet 2RHZ
Diberikan kepada pasien TB anak
yang berusia 0 14 tahun. 8-9 kg 1,5 tablet 4RH 1,5 tablet 2RHZ
Tahap lanjutan terdiri dari 4RH
(Rifampisin600 mg, Isoniazid30 mg)
10-14 kg 2 tablet 4RH 2 tablet 2RHZ
yang diberikan 3 kali seminggu
selama 4 bulan. Digunakan untuk
pengobatan setiap hari dalam tahap 15-19 kg 3 tablet 4RH 3 tablet 2RHZ
lanjutan. Sama halnya dengan
pemberian pada pasien dewasa, 20-24 kg 4 tablet 4RH 4 tablet 2RHZ
pemberian jumlah FDC pada pasien
anak juga disesuaikan dengan berat
25-29 kg 5 tablet 4RH 5 tablet
badan anak.
2RHZ
4. Panduan Pemakaian OAT Kategori
Penyakit
Rekomendasi Dosis
Drug Harian 3 kali seminggu

Dosis dan Maksimum Dosis dan Maksimum


rentang ( mg ) rentang harian ( mg )
( mg/kgBB ) ( mg/kgBB )
Isoniazid ( H ) 5 (4-6) 300 10 (8-12) 900

Rifampicin ( R ) 10 (8-12) 600 10 (8-12) 600


Pirazinamid (Z) 25 (20-30) - 35 (30-40) -
Ethambutol (E) 15 (15-20) - 30 (25-35) -
Streptomisin (S) 15 (12-18) - 15 (12-18) 1000
a. Kategori 1, Penyakit TB yang tergolong dalam kategori I ini
adalah :
TB Paru yang test sputum dengan hasil BTA (+)
TB Paru yang test sputum dengan hasil BTA (-) dan foto
toraks (+)
TB ektra Paru berat.
b. Kategori 2, Penyakit Tb yang tergolong dalam kategori II
adalah :
Pasien kambuh
Gagal terapi pengobatan
Kasus putus obat
c. Kategori 3, Pasien yang tergolong dalam kategori III ini
adalah :
TB Paru dengan pemeriksaan BTA (-) dengan lesi minimal
Pdr ekstra paru ringan limfadenitis, osteomielitis tb, artritis tb,
dan nepritis tb
d. Kategori 4 , Paduan OAT ini disediakan dalam bentuk paket
kombipak
Pencegahan Penyakit TB
Makan makanan yang bergizi
Istirahat yang cukup
Olah raga teratur
Hindari rokok
Bila batuk ditutup mulutnya
Jangan meludah sembarangan
Lingkungan sehat
Vaksinasi Bayi & Anak
KESIMPULAN
TBC adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis,
suatu basil yang tahan asam dan menyerang parenkim paru atau bagian lain dari
tubuh manusia. Bakteri ini sangat mudah berpindah dari orang yang satu ke orang
yang lain melalui udara (batuk atau bersin). Adapun klasifikasi dari penyakit TB
terbagi menjadi 3, yaitu : organ tubuh yang terkena, hasil pemeriksaan dahak
mikroskopis, dan tipe pasien yang ditentukan dengan riwayat pengobatan
Sebelumnya. Penyakit TBC dapat menggunakan terapi obat yaitu dengan isoniazid,
rifampisin, pirazinamid, streptomisin, etambutol, ofloxacin, levofloxacin, dan
ciprofloxacin. Penyakit ini dapat dicegah dengan mass chest X-ray, pemeriksaan
kontak, vaksinasi BCG, Kemoprofilaksis dengan mengunakan INH 5mg/kgBB, dan
komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) tentang penyakit tuberculosis kepada
masyarakat di tingkat puskemas maupun di tingkat rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai