Anda di halaman 1dari 26

TINDAKAN COLOSTOMY DAN

WOUND CARE

Disusun Oleh : Kelompok 5


This Photo by Unknown Author is
licensed under CC BY-SA-NC
This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-NC
Stoma adalah lubang terbuka dari suatu saluran berrongga
yang menghubungkan saluran tersebut dengan permukaan kulit,
seperti ileostomi, kolostomi, dan urotomi (Grace & Borley, 2006).

Stoma adalah lubang buatan pada abdomen utnuk mengalirkan urine atau faeces keluar dari tubuh.
Pembuatan stoma ini sering bersamaan melalui operasi pembukaan dinding perut (laparotomi) dengan
insisi di atas garis tengah perut (midline incision)
Jenis-jenis Stoma
◦ 1. Colostomy (Lubang buatan di usus besar)
◦ Colostomy berasal dari kata kolon yang artinya usus besar dan stoma yang artinya mulut diartikan disini
sebagai mulut yang dibuat dari usus besar dan lebih dikenal sebagai anus buatan.
◦ 2. Ileostomi
Tindakan bedah membuat suatu opening antara usus halus dengan dinding abdomen yang biasanya
berasal dari ileum distal atau bahkan lebih proximal dari usus halus.
◦ 3. Urostomy (Lubang buatan di kandung kemih)
Urostomy adalah ( pembukaan buatan ) stoma untuk sistem kemih.
Jenis – Jenis Kolostomi

◦ a. Kolostomi Permanen
Pembuatan kolostomi permanen biasanya dilakukan apabila pasien sudah tidak memungkinkan untuk
defekasi secara normal karena adanya keganasan, perlengketan, atau pengangkatan kolon sigmoid atau
rectum sehingga tidak memungkinkan feses melalui anus. Kolostomi permanen biasanya berupa
kolostomi single barrel ( dengan satu ujung lubang)
◦ b. Kolostomi temporer/ sementara
Pembuatan kolostomi sementara biasanya untuk tujuan dekompresi kolon atau untuk mengalirkan feses
sementara dan kemudian kolon akan dikembalikan seperti semula dan abdomen ditutup kembali.
Kolostomi temporer ini mempunyai dua ujung lubang yang dikeluarkan melalui abdomen yang disebut
kolostomi double barrel.
Indikasi Stoma

◦ Secara umum, ostomi dilakukan pada kasus dimana tidak dimungkinkannya untuk melakukan
anasomose usus secara langsung dengan berbagai alasan, atau ditakutkan adanya resiko
kegagalan pada sambungan usus, pada kasus dimana tidak terdapat usus pada bagian distal
seperti pada pasien pasca reseksi abdominoperineal
◦ Indikasi untuk dilakukan ostomi, yaitu cancer, diverticular disease, inflamatory bowel disease-ulcurative
colitis, crohn’s disease, radiation enteritis, complex perirectal, rectovaginal, or rectourethtal fistulas,
trauma, obstruction, perforation, motality and functional disorder including idiopathic megarectum and
megacolon, infection-necrotizing facilities, fournier’s gangrene, congenital disorder-imperforate anus,
hirschsprung’s disease, necrotizing enterocolitis, intestinal atresias.
Ciri-ciri stoma sehat

a. Berwaran merah muda :


b. Lembab
c. Tidak nyeri
d. Dapat “Bergerak”
Ciri-ciri stoma yang komplikasi
◦ a. Komplikasi stoma ( kolap, perdarahan, diare berlebihan, feses jadi mirip
pita, sulit buang air besar dan platus).
b. Obstruksi intestinal atau konstipasi
c. Krolaps sekmen proksimal
d. Perdarahan
e. Peningktan defekasi
f. infeksi
g. Gangguan pada kulit disekitar stoma ditandai dengan adanya erithema,
maserasi, kemerahan, ulserasi dan melepuh
a.Obstruksi/ penyumbatan
b.Infeksi Komplikasi
c. Retraksi stoma/ mengkerut
d.Prolaps pada stoma
e. Stenosis
f. Perdarahan stoma
Persiapan Pre Operasi

◦ Untuk penatalaksanaan pre operasi terdiri atas


pengkajian,pendidikan kesehatan,konsultasi dan stoma
siting.Pada pasca operasi ostomy, perawat harus melihat
kembali laporan operasi pasien waktu di kamar bedah
untuk mempelajari prosedur operasi, apa yang ditemukan
pada saat operasi dan hasil patologi harus secepatnya
diketahui karena akan menentukan prognosi.
Stoma Sitting

◦Menandai pembedahan stoma untuk


mendapatkan sebelum operasi stoma
memungkinkan perut akan dinilai dalam posisi
berbaring duduk dan berdiri
Hal yang Perlu Dipertimbangkan untuk
menentukan lokasi pembedaan stoma:
a. Masalah Positioning : kontraktur, postur, mobilitas misalnya kursi roda kurungan,
penggunaan walker dll
b. Fisik pertimbangan: perut besar / menonjol / terjumbai, lipatan perut, keriput, bekas
luka / jahitan baris, stoma lain, otot rektus, garis pinggang, puncak iliaka, kawat gigi,
payudara terjumbai, visi, ketangkasan, adanya hernia.
c. Pasien pertimbangan: Diagnosis, riwayat radiasi, pekerjaan umur, Lain-lain: Bedah
preferensi, preferensi pasien, jenis ostomy atau penyelewengan, konsistensi tinja
diantisipasi.
d. Beberapa situs stoma: Tandai stoma tinja dan urine pada bidang horisontal yang
berbeda / baris.
Stoma in lying, sitting and standing position
Penatalaksanaan post operasi
◦ a. Perawatan rutin untuk pasien post operative. Monitor tanda vital dan intake dan
output, meliputi drainase lambung dan lainnya dari drain luka. Kaji perdarahan dari
insisi abdomen dan perineal, kolostomi, atau anus. Evaluasi komplikasi luka yang
lainnya, dan pertahankan integritas psikologi.
b. Monitor bising usus dan derajad distensi abdomen. Manipulasi pembedahan dari
usus menghentikan peristaltik, menyebabkan ileus. Adanya bising usus dan pasase
flatus indikasi kembalinya peristaltik.
c. Sediakan obat pengurang nyeri dan pemeriksaan rasa nyaman, seperti perubahan
posisi. Klien yang mengalami nyeri postoperatif adekuat ditangani pemulihan lebih
cepat dan mengalami beberapa komplikasi.
…..Lanjutan
◦ d. Kaji status pernafasan, sangga abdomen dengan selimut atau bantal untuk
membantu batuk. Pemotongan kanker kolorektal dengan anastomosis usus atau
kolostomi adalah bedah mayor abdominal. Perawatan untuk mengurangi nyeri,
pertahankan fungsi pernafasan yang adekuat, dan cegah komplikasi
pembedahan.
e. Kaji posisi dan patensi NGT, persambungan suction. Bila selang
terlipat/sumbat, irigasi dengan gentle / hati-hati dengan normal saline steril.
NGT digunakan postoperatif untuk dekompressi gastroinestinal dan fasilitasi
penyembuhan dari anastomosa. Memastikan kelancaran penting untuk rasa
nyaman dan penyembuhan klien.
….Lanjutan

. Kaji warna, jumlah, dan bau drainase dan kolostomi (bila ada), catat berbagai perubahan atau adanya
f

bekuan atau perdarahan berwarna merah terang. Drainase dapat berwarna merah terang dan kemudian
gelap dan akhirnya bersih atau hijau kekuningan setelah 2 – 3 hari pertama. Perubahan warna; jumlah;
atau bau dari drainase dapat mengindikasikan komplikasi seperti perdarahan, sumbatan usus, atau infeksi.
g. Perhatian bagi seluruh personal perawatan dengan klien reseksi abdomminoperitoneal untuk
menghindari pemasangan temperatur rektal, suppositoria, atau prosedur rektal lainnya. Prosedur ini dapat
merusak garis jahitan anal, menyebabkan perdarahan, infeksi, atau gangguan penyembuhan.
h. Pertahankan cairan intravena ketika masih dilakukan suction naso gastrik. Klien dengan suction NGT
tidak mampu untuk makan dan minum peroral dan, selebihnya, kehilangan elektrolit dan cairan melalui
NGT. Bila tidak dilakukan penggantian cairan dan elektrolit, klien berisiko dehidrasi; ketidakseimbangan
sodium, potasium, dan chloride; dan alkalosis metabolik.
….Lanjutan
◦ i. Pemberian antasid, antagonis histamin2-reseptor, dan terapi antibiotik
dianjurkan. Tergantung pada prosedur yang dilakukan. Terapi antibiotik untuk
mencegah infeksi akibat dari kontaminasi rongga abdominal dengan isi dari
usus.
j. Pemberian cairan dan makanan oral dianjurkan.makanan dapat berupa
cairan, dan kemudian diberikan sering dan porsi sedikit. Monitor bising usus
dan monitor distensi abdomen sesering mungkin selama periode ini. Oral
feeding dilakukan kembali perlahan-lahan untuk meminimalkan distensi
abdomen dan trauma terhadap garis jahitan.
k. Anjurkan ambulasi. Merangsang peristaltik.
l. Mulai pengajaran dan perencanaan pulang. Konsultasikan dengan ahli diet
……Lanjutan
usus. Ajarkan klien tentang tanda-tanda dan gejala komplikasi ini dan cara
pencegahannya.
m. Nutrisi pada pasien stoma. Pasien stoma harus menghindari makanan yang
mengandung gas, makanan yang dapat menimbulkan diare juga harus diidentifikasi,
dan menghindari makanan yang melembekkan feces. Nutrisi pada pasien ileostomi
harus menghindari makanan tinggi serat, harus banyak minum min. 8 gelas – 2
liter /hari, dan menjaga keseimbangan elektrolit. Adapun nutrisi pada pasien
Urostomi harus menghindari makanan berbau, dan banyak minum air putih.
◦ 
Wound care
◦ Pengertian
Membersihkan stoma kolostomi, kulit sekitar stoma , dan mengganti kantong kolostomi
secara berkala sesuai kebutuhan
1. Tujuan 
 Menjaga kebersihan pasien
 Mencegah terjadinya infeksi
 Mencegah iritasi kulit sekitar stoma
 Mempertahankan kenyamanan pasien dan lingkungannya
1. Persiapan Pasien
 Memberi penjelasan pada pasien tentang tujuan tindakan, dll
 Mengatur posisi tidur pasien (supinasi)
 Mengatur tempat tidur pasien dan lingkungan pasien (menutup gorden
jendela, pintu, memasang penyekat tempat tidur (k/P),
mempersilahkan keluarga untuk menunggu di luar kecuali jika
diperlukan untuk belajar merawat kolostomi pasien
Persiapan Alat

1. Colostomy bag atau cincin tumit, bantalan 7. Bethadine (bila perlu) bila mengalami iritasi
kapas, kain berlubang, dan kain persegi
8. Zink salep
empat
9. Perlak dan alasnya
2. Kapas sublimate/kapas basah, NaCl
10. Plester dan gunting
3. Kapas kering atau tissue
11. Bila perlu obat desinfektan
4. 1 pasang sarung tangan bersih
12. bengkok
5. Kantong untuk balutan kotor 13. Set ganti balut
6. Baju ruangan / celemek
PERSIAPAN KLIEN

1.Memberitahu klien
2.Menyiapkan lingkungan klien
3.Mengatur posisi tidur klien
PROSEDUR KERJA

1. Cuci tangan
2. Gunakan sarung tangan
3. Letakkan perlak dan alasnya di bagian kanan atau kiri pasien
sesuai letak stoma
4. Meletakkan bengkok di atas perlak dan didekatkan ke tubuh pasien
5. Mengobservasi produk stoma (warna, konsistensi, dll)
….Lanjutan

6. Membuka kantong kolostomi secara hati-hati dengan


menggunakan pinset dan tangan kiri menekan kulit pasien
7. Meletakan colostomy bag kotor dalam bengkok
8. Melakukan observasi terhadap kulit dan stoma
9. Membersihkan colostomy dan kulit disekitar colostomy
dengan kapas sublimat / kapas hangat (air hangat)/ NaCl
…..Lanjutan
10. Mengeringkan kulit sekitar colostomy dengan sangat hati-hati menggunakan
kassa steril
11. Memberikan zink salep (tipis-tipis) jika terdapat iritasi pada kulit sekitar stoma
12. Menyesuaikan lubang colostomy dengan stoma colostomy
13. Menempelkan kantong kolostomi dengan posisi vertical/horizontal/miring
sesuai kebutuhan pasien
14. Memasukkan stoma melalui lubang kantong kolostomi
……Lanjutan
15. Merekatkan/memasang kolostomy bag dengan tepat tanpa udara didalamnya
16. Merapikan klien dan lingkungannya
17. Membereskan alat-alat dan membuang kotoran
18. Melepas sarung tangan
19. Mencuci tangan
20. Membuat laporan

Anda mungkin juga menyukai