A. PENGERTIAN
Kanker Ginjal adalah kondisi medis yang ditandai dengan kelainan pertumbuhan dari sel-sel kanker pada
ginjal. Biasanya, hanya satu ginjal yang terkena kanker. Kanker ginjal merupakan sebagian besar tumor ginjal yang
solid (padat) dan jenis kanker ginjal yang paling sering ditemukan adalah karsinoma sel ginjal (adeno karsinoma
renalis / hipernefroma). Kanker Ginjal atau hipernefroma merupakan jenis kanker yang terdapat pada bagian ginjal
atau disebut tubulus renal proksimal. Ginjal juga memproduksi renin serta eritropoitin yang terlibat dalam
digunakan secara bergantian. Tumor mungkin jinak (non-kanker) atau ganas (kanker). Tumor ginjal yang solid bisa
jinak, tetapi bisa menjadi kanker lebih dari 80% seiring berjalannya waktu. (American Urological Association, april
2014) Carcinoma adalah tumor malignan yang tumbuh di jaringan eptel. Carcinoid syndrome adalah syndrome
klinis yang timbul setelah terjadi pertumbuhan dan penyebaran tumor karsinoid yang mensekresikan 5-
hidroksitripamin 5-HT (yang juga disebut serotonin). Renal berhubungan dengan ginjal, Renal cortex adalah bagian
ginjal paling luar yang berwarna pucat dan berada dibawah kapsula renis. (kamus keperawatan, tahun 2012)
B. ETIOLOGI
Dalam keadaan normal, sel-sel di dalam saluran kemih tumbuh dan membelah secara wajar.Tetapi kadang sel-
sel mulai membelah diluar kendali dan menghasilkan sel-sel barumeskipun tubuh tidak memerlukannya. Hal ini akan
menyebabkan terbentuknya suatu massa yang terdiri jaringan berlebihan, yang dikenal sebagai tumor. Tidak
semua tumor merupakan kanker (keganasan). Tumor yang ganas disebut tumor maligna. Sel-se ldari tumor ini
menyusup dan merusak jaringan disekitarnya. Sel-sel ini juga keluar dari tumor asalnya dan memasuki aliran
darah atau system getah bening, paru-paru, hati, tulang , Pembuluh limfe, Vena renalis. dan akan terbawa ke
Penyebab mengganasnya sel-sel ginjal tidak diketahui. Namun penelitian telah menemukan factor-faktor
tertentu yang tampaknya meningkatkan risiko terjadinya kanker ginjal. Risiko terjadinya carcinoma sel ginjal
meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. Kanker ini paling sering terjadi pad ausia 50-70 tahun.
tidak kegemukan.
3. Dialysis jangka panjang. Dialysis adalah perawatan untuk orang – orang yang ginjalnya tidak bekerja dengan baik.
ginjal, juga menyebabkan kista atau tumor dimata, otak dan bagian – bagian tubuh yang lainnya. Penderita
sindrom ini bisa melakukan tes pemeriksaan terhadap kemungkinan gen VHL yang tidak normal.
6. Jenis kelamin. Laki – laki dimungkinkan lebih banyak menderita kanker ginjal daripada perempuan. Di AS, sekitar
20.000 laki – laki dan 12.000 perempuan menderita kanker ginjal dalam setiap tahun.
7. Makanan tinggi lemak
C. MANIFESTASI KLINIS
Pada stadium dini, kanker ginjal jarang menimbulkan gejala. Pada stadium lanjut, gejala yang paling
banyak ditemukan adalah hematuria ( adanya darah di dalam air kemih). Hematuria bisa diketahui dari air kemih
yang tampak kemerahan atau diketahui melalui analisis air kemih. Nyeri tumpul pada daerah punggung terjadi
sebagai akibat dari tekanan balik yang ditimbulkan oleh kompresi ureter, perluasan tumor ke daerah perienal atau
perdarahan ke dalam jaringan ginjal. Nyeri yang bersifat kolik terjadi jika bekuan darah atau massa sel tumor
Tekanan darah tinggi terjadi akibat tidak kuatnya aliran darah ke beberapa bagian atau seluruh ginjal
sehingga memicu dilepaskannya zat kimia pembawa pesan untuk meningkatkan tekanan darah. Polisitemia
sekunder terjadi akibat tingginya kadar hormone eritropoietin, yang merangsang sumsum tulang untuk
meningkatkan pembentukan sel darah merah.
3. Kelelahan
4. Anemia
5. Terdapat massa
6. Tanda metalase
7. Demam
8. Polisitemia, hiperkalsemia
9. Kebanyakan Carsinoma ginjal teridentifikasi secara kebetulan pada saat pemeriksaan diagnostic abdomen
seperti CT-scan.
10. Gejala yang Nampak mungkin berkaitan dengan metastase tumor seperti fraktur patologi pada paha.
4. PATOFISIOLOGI
Penyebab pasti terjadinya kanker ginjal hingga saat ini idiopatik, namun ada beberapa faktor yang dapat
memicu terjadinya kanker ginjal seperti rokok, faktor keturunan, obesitas, hipertensi, von helper-lindau syndrome,
dialysis >5th pada pasien gagal ginjal kronik, analgesik penasetin. Untuk rokok (kandungan cadmium dalam rokok)
masuk ke dalam tubuh melalui air liur hingga masuk ke dalam pembuluh darah menyebabkan vasokontriksi arteriol
aferen dimana cadmium saling berikatan dengan protein yang mengakibatkan konsentrasi dalam darah meningkat
menyebabkan penurunan LFG (Laju filtrasi glomerulus). Apabila hal ini terjadi dalam waktu yang lama
menimbulkan obstruksi atau kerusakan lumen tubular dalam ginjal memicu pelepasan zat-zat vasoaktiv intrarenal
yang merangsang pertumbuhan sel endotel yang abnormal dan bersifat merusak.
Jika faktor keturunan dan von helper-lindau syndrome terkait masalah genetic yang menyebabkan tidak
berfungsinya gen pengekang tumor (VHL) sehingga menyebabkan peningkatan HIF yang merangsang
peningkatan angiogenesis dan menghasilkan produksi vascular-endotel growth homon & platelet-derived growth
hormone Peningkatan jumlah platelet dan hormone eritropoetin Meningkatkan pembentukan sel darah baru
dalam tubuh Mengakibatkan produksi sitokin bertambah. Menghasilkan GM-CSF (granulocyte monocyte-citokinin
stimulating hormone). Merangsang pertumbuhan sel endotel yang abnormal dan bersifat merusak.
Hipertensi disebabkan adanya peningkatan produksi renin oleh apparatus jugstak glomerulus yang
memicu respon angiotensin aldosteron yang meningkatkan reabsorbsi natrium serta air dalam tubulus renal
tekanan pada saat jantung memompa sehingga resistensi pembuluh darah arteri menyebabkan vasokontriksi
pembuluh darah arteri sehinga darah yang masuk ke ginjal berkurang dan menyebabkan penurunan laju filtrasi
glomerulus apabila hal ini terjadi dalam waktu yang lama menimbulkan obstruksi atau kerusakan lumen tubular
dalam ginjal memicu pelepasan zat-zat vasoaktiv intrarenal yang merangsang pertumbuhan sel endotel yang
abnormal dan bersifat merusak.
Phenacetin yang masuk dalam pembuluh darah bersifat kurang dapat dilarutkan sehingga meningkatkan
kinerja ginjal, terhambatnya proses filtrasi menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerus apabila hal ini terjadi
dalam waktu yang lama menimbulkan obstruksi atau kerusakan lumen tubular dalam ginjal memicu pelepasan zat-
zat vasoaktiv intrarenal tubular dalam ginjal memicu pelepasan zat-zat vasoaktiv intrarenal yang merangsang
PATWAY
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. CT – Scan.
2. Ultrasound. Alat ultrasoud bekerja dengan menggunakan gelombang – gelombang suara yang tidak dapat
didengar oleh orang. Gelombang – gelombang suara memantul balik dari ginjal, dan komputer menggunakan
gema – gema untuk menciptakan gambar yang disebut sonogram.
3. Biopsy. Biopsy adalah pengangkatan jaringan untuk mencari sel – sel kanker.
4. Urografi intravena
5. USG
7. RPG
8. Arteriografi
9. Pemeriksaan Fisik
Periksa tanda – tanda kesehatan umum dan mengujinya untuk demam dan tekanan darah tinggi. Raba perut dan
pinggang untuk memastikan adanya gejala tumor.
11. Tes darah. Laboratorium memeriksa darah untuk melihat seberapa baik ginjal berfungsi. Laboratorium memeriksa
tingkat dari beberapa senyawa, seperti creatinine. Tingginya creatinine akan mengakibatkan ginjal tidak bekerja
secara normal.
12. Intravenous Pyelogram ( IVP ). Pemberian zat warna suatu vena di lengan dengan cara disuntikkan. Zat warna
berjalan melalui tubuh dan berkumpul di ginjal. Zat warna itu lalu terlihat pada sinar X. Lalu zat warna itu akan
H. KLASIFIKASI
Ginjal yang semakin lama mengalami kegagalan atau gangguan fungsi ginjal, sehingga tidak mampu lagi
bekerja dengan normal, membuat organ ginjal semakin berat dan akhirnya menjadi kanker ginjal. Stadium kanker
ginjal didasarkan pada ukuran tumor, penyebaran dan luas penyebaran. Stadium – stadium tersebut adalah :
1. Stadium I.
Stadium ini merupakan awal dari kanker ginjal. Tumornya berukuran 2,75 inci ( 7 cm ) atau tidak lebih besar dari
sebuah bola tenis. Sel – sel kanker ditemukan hanya berada di ginjal.
2. Stadium II.
Stadium ini merupakan awal dari kanker ginjal namun tumor sudah berukuran lebih dari 2,75 inci. Sel – sel kanker
Pada stadium ini, tumor tidak meluas diluar ginjal, tetapi sel – sel kanker telah menyebar melalui sistem getah
bening ke suatu simpul getah bening yang berdekatan. Tumor juga menyerang kelenjar adrenal atau lapisan –
lapisan dari lemak dan jaringan yang berserabut yang mengelilingi ginjal. Namun, sel – sel kanker masih belum
menyebar diluar jaringan berserabut. Sel – sel kanker ditemukan pada satu simpul getah bening yang berdekatan
atau menyebar dari ginjal ke suatu pembuluh darah besar yang berdekatan. Sel – sel kanker juga ditemukan pada
4. Stadium IV.
Pada stadium ini, tumor meluas dari luar jaringan berserabut yang mengelilingi ginjal. Sel – sel kanker ditemukan
pada lebih dari satu simpul getah bening yang berdekatan atau kanker yang telah menyebar ke tempat – tempat
lainnya.
Gerota
Stadium III III A Tumor menembus fasia gerota dan masuk ke V renalis
IV B Metatase jauh
1. Operasi
Operasi adalah perawatan yang paling umum untuk kanker ginjal. Perawatan jenis ini merupakan suatu
tipe dari terapi lokal yang dilakukan dengan merawat kanker ginjal dan area yang dekat pada tumor. Operasi untuk
mengangkat ginjal disebut nephrectomy. Adapun tipe operasi pengangkatan ginjal ini tergantung pada stadium
dari tumor yaitu :
b. Simple nephrectomy. Ahli bedah hanya mengangkat ginjal. Biasanya tindakan ini dilakukan pada penderita
kanker ginjal stadium I.
c. Partial nephrectomy. Ahli bedah hanya mengangkat bagian dari ginjal yang mengandung tumor. Operasi
ini dilakukan ketika seseorang itu hanya mempunyai satu ginjal, ketika kanker sudah memengaruhi kedua
ginjal, maupun penderita yang ukuran tumor ginjalnya kurang dari 4 cm atau ¾ inci.
Efek samping dari operasi adalah lamanya waktu untuk sembuh. Lama waktu yang diperlukan untuk
kesembuhan pun berbeda untuk setiap orang. Pasien sering tidak nyaman selama beberapa hari pertama
Arterial embolization adalah tipe terapi lokal yang menyusutkan tumor dan dilakukan sebelum tindakan
operasi. Tujuannya adalah agar operasi dapat berjalan lebih mudah. Ketika operasi tidak mungkin dilakukan, maka
embolization digunakan untuk membantu menghilangkan gejala – gejala kanker ginjal. Cara ini dilakukan dengan
memasukkan tabung yang sempit ke dalam suatu pembuluh darah di kaki. Tabung dialirkan keatas hingga ke
pembuluh darah besar utama atau arteri ginjal yang menyediakan darah pada ginjal. Lalu disuntikkan suatu
senyawa ke pembuluh darah untuk menghalangi aliran darah ke dalam ginjal. Setelah arterial embolization
penderita biasanya merasakan nyeri punggung atau mengalami demam. Efek – efek lainnya mual dan muntah.
3. Terapi radiasi
Terapi radiasi ( radioterapi ) adalah tipe lain dari tipe lokal yang yang menggunakan sinar bertenaga tinggi
untuk membunuh sel – sel kanker, serta memengaruhi sel – sel kanker di area yang dirawat. Pasien mendapatkan
perawatan di rumah sakit atau klinik dalam lima hari setiap minggu selama beberapa minggu. Efek samping dari
terapi radiasi tergantung pada jumlah radiasi yang diberikan dan bagian tubuh yang dirawat. Pasien bisa menjadi
sangat lelah selama terapi radiasi, terutama pada minggu – minggu pertama perawatan. Terapi radiasi pada ginjal
dan area – area yang berdekatan memungkinkan terjadinya mual, muntah, diare atau tidak nyaman ketika BAK.
Selain itu juga menyebabkan kekurangan jumlah sel darah putih sehat yang sebenarnya membantu melindungi
tubuh terhadap infeksi. Efek lainnya kulit diarea yang dirawat akan memerah, kering dan peka.
4. Terapi biologis
Terapi biologis adalah suatu tipe dari terapi sistematis atau terapi yang menggunakan senyawa – senyawa
yang berjalan melalui aliran darah, mencapai dan memengaruhi sel – sel di seluruh tubuh. Terapi biologis
menggunakan kemampuan alamiah tubuh atau sistem imun untuk melawan kanker. Terapi biologis mungkin
menyebabkan gejala – gejala seperti flu, kedinginan, demam, nyeri – nyeri otot, kelemahan, kehilangan nafsu
makan, mual, muntah dan diare. Pasien – pasien juga mungkin memperoleh suatu ruam kulit atau skin rash.
Persoalan – persoalan ini dapat menjadi parah, namun mereka menghilang setelah perawatan dihentikan.
5. Kemoterapi
Kemoterapi adalah tipe dari terapi sistemis dengan menggunakan obat – obatan. Obat – obatan anti
kanker memasuki aliran darah dan mengalir ke seluruh tubuh. Meskipun berguna untuk kanker – kanker yang lain,
obat – obatan tersebut telah menunjukkan penggunaan yang teratas terhadap kanker. Efek samping dari
kemoterapi tergantung pada obat – obatan spesifik dan jumlah yang diterima. Pada umumnya, obat – obatan anti
kanker memengaruhi sel – sel yang membelah secara cepat, terutama sel – sel darah. Sel – sel ini melawan infeksi,
membantu darah untuk menggumpal atau membantu, dan membawa oksigen ke seluruh tubuh. Ketika obat –
obat memengaruhi sel – sel darah, pasien lebih mudah mendapat infeksi, memar berdarah, juga merasa sangat
lemah dan lelah.
Kemoterapi dapat menyebabkan kerontokan rambut. Rambut tumbuh kembali, namun adakalanya rambut
yang baru memiliki warna dan tekstur yang agak berbeda. Kemoterapi dapat menyebabkan nafsu makan yang
buruk, mual, muntah, diare, atau luka – luka mulut dan bibir. Namun, efek – efek samping ini dapat dikontrol
6. Nutrisi
Pasien perlu makan dengan baik selama terapi kanker. kecukupan kalori dibutuhkan untuk menjaga berat
badan dan protein untuk mempertahankan kekuatan. Nutrisi bisa membuat penderita kanker merasa lebih baik
dan mempunyai lebih banyak energi. Masalahnya pasien kanker sering kali sulit untuk makan karena tidak merasa
nyaman atau lelah.
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
2. Riwayat penyakit sekarang
Klien mengeluh kencing berwarna seperti cucian daging, bengkak sekitar mata dan seluruh tubuh. Tidak
nafsu makan, mual ,muntah dan diare. Badan panas hanya satu hari pertama sakit.
3. Pengkajian fisik
a. Keadaan umum
b. Berat badan
c. Pengkajian Head To Toe
d. TTV
e. Kaji pola nutrisi
f. Adanya nyeri tekan pada bagian abdomen
4. Pengkajian Perpolaa.
Suhu badan normal hanya panas hari pertama sakit. Dapat terjadi kelebihan beban sirkulasi karena adanya
retensi natrium dan air, edema pada sekitar mata dan seluruh tubuh. Klien mudah mengalami infeksi karena
adanya depresi sistem imun. Adanya mual , muntah dan anoreksia menyebabkan intake nutrisi yang tidak adekuat.
BB meningkat karena adanya edema. Perlukaan pada kulit dapat terjadi karena uremia.
b. Pola eliminasi :
Eliminasi alvi tidak ada gangguan, eliminasi uri : gangguan pada glumerulus menyebakan sisa-sisa
metabolisme tidak dapat diekskresi dan terjadi penyerapan kembali air dan natrium pada tubulus yang tidak
mengalami gangguan yang menyebabkan oliguria sampaianuria ,proteinuri, hematuria.
c. Pola Aktifitas dan latihan :
Pada Klien dengan kelemahan malaise, kelemahan otot dan kehilangan tonus karena adanya
hiperkalemia. Dalam perawatan klien perlu istirahat karena adanya kelainan jantung dan tekanan darah mutlak
selama 2 minggu dan mobilisasi duduk dimulai bila tekanan darah sudah normal selama 1 minggu. Adanya edema
paru maka pada inspeksi terlihat retraksi dada, pengggunaan otot bantu napas, teraba ,auskultasi terdengar rales
dan krekels , pasien mengeluh sesak, frekuensi napas. Kelebihan beban sirkulasi dapat menyebabkan pembesaran
jantung (Dispnea, ortopnea dan pasien terlihat lemah) anemia dan hipertensi yang juga disebabkan oleh spasme
pembuluh darah. Hipertensi yang menetap dapat menyebabkan gagal jantung. Hipertensi ensefalopati merupakan
gejala serebrum karena hipertensi dengan gejala penglihatan kabur, pusing, muntah, dan kejang-kejang.
GNA munculnya tiba-tiba orang tua tidak mengetahui penyebab dan penanganan penyakit ini.
d. Pola tidur dan istirahat :
Klien tidak dapat tidur terlentang karena sesak dan gatal karena adanya uremia. keletihan, kelemahan
malaise, kelemahan otot dan kehilangan tonus Kognitif & perseptual : Peningkatan ureum darah menyebabkan
kulit bersisik kasar dan rasa gatal. Gangguan penglihatan dapat terjadi apabila terjadi ensefalopatihi pertensi.
Hipertemi terjadi pada hari pertama sakit dan ditemukan bila ada infeksi karena inumnitas yang menurun.
e. Persepsi diri :
Klien cemas dan takut karena urinenya berwarna merah dan edema dan perawatan yang lama. Anak
g. Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan labolatorium tidak banyak membantu, hanya dapat ditemukan laju endap darah yang
meninggi dan kadang kadang ditemukan hematuria. Bila kedua kelainan labolatorium ini ditemukan, maka
prognosis diagnosa buruk Pada foto polos abdomen akan tampak masa jaringan lunak dan jarang ditemukan
klsifikasi didalamnya.Pemeriksaan pielografi intravena dapat memperlihatkan gambaran distori, penekanan dan
pemanjangan susunan pelvis dan kalises. Dari pemeriksaan renoarteriogram didapatkan gambaran arteri yang
memasuki masa tumor. Foto thoraks dibuat untuk mencari metastasi kedalam paru-paru.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Masalah Keperawatan
1. Nyeri
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
No. Diagnosa
Tujuan dan kriteria hasil intervensi
keperawatan
nyeri (skala,
intensitas, frekuensi 7. Pilih dan lakukan
4) non farmakologi
e. Selalu menujukan
kriteria hasil
K. Berikan penggantian
4. Sering menujukan
kriteria hasil
5. Selalu menujukan
kriteria hasil
4) f. Ajarkan pasien
kriteria hasil
e. Selalu menujukan 6. Monitor mual dan
kriteria hasil muntah
7. Monitor makanan
kesukaan
8. Monitor pertumbuhan
dan perkembangan
yang di
DAFTAR PUSTAKA
Aspirani, Y. Reny. 2015. Buku Ajar Keperawatan pada Klien dengan Gangguan
Sistem Perkemihan, aplikasi NANDA NIC dan NOC. Jakarta: Trans Info Media.
Smeltzer, C. Susan. Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, Ed: 12.
Jakarta: EGC.