Anda di halaman 1dari 21

Stenosis Arteri

Renalis dan
Karsinoma Ginjal
Nama Anggota Kelompok 6:
1. Agripina Yunifa Putri Dime 30621001
2. Ays Al Qornik 30621007
3. Naufal Ihsannur Imam 30621022
01
STENOSIS ARTERI
RENALIS
Stenosis Arteri Renalis adalah

Stenosis arteri renalis adalah penyempitan salah satu atau lebih dari
satu arteri yang mengangkut darah menuju ginjal (renal artery).

Ginjal butuh aliran darah yang memadai untuk membantu menyaring


produk limbah dan membuang cairan yang berlebihan.

Penyempitan arteri mencegah sejumlah darah kaya oksigen mencapai


ginjal.Aliran darah yang berkurang mungkin meningkatkan tekanan
darah pada seluruh tubuh (tekanan darah sistemik) dan merusak
jaringan ginjal. Ketika kedua arteri terhambat, dapat berakibat masalah
serius, termasuk gagal ginjal.
penyebab utama dari stenosis arteri renalis

Ada dua penyebab utama dari stenosis arteri renalis berikut ini

• Terjadi penumpukan pada arteri ginjal


Lemak, kolesterol, dan zat lain dapat menumpuk pada bagian dalam dan dinding arteri ginjal.
Kondisi ini Anda kenal dengan sebautan aterosklerosis.
• Displasia fibromuskular
Pada displasia fibromuskular, otot pada dinding arteri tumbuh secara tidak normal,
sering kali sejak masa kanak-kanak.
Arteri ginjal dapat memiliki bagian sempit bergantian dengan bagian yang lebih luas,
memberikan penampilan seperti manik-manik .
Arteri ginjal yang menyempit dapat menyebabkan ginjal tidak mendapatkan suplai darah yang
cukup dan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi pada usia muda.
Ini bisa terjadi pada satu atau kedua ginjal.
Patologi Stenosis Arteri Renalis
Ketika stenosis terjadi perlahan, pembuluh kolateral terbentuk dan mensuplai ginjal. Ginjal
salah merasakan aliran yang berkurang sebagai tekanan darah rendah (melalui
juxtaglomerular apparatus) dan melepaskan sejumlah besar renin yang mengubah
angiotensinogen menjadi angiotensin I. Angiotensin I kemudian diubah menjadi angiotensin
II dengan bantuan enzim pengubah angiotensin (ACE) di paru-paru. Angiotensin II
bertanggung jawab untuk vasokonstriksi dan pelepasan aldosteron yang menyebabkan retensi
natrium dan air, sehingga mengakibatkan hipertensi sekunder
 Faktor Resiko Stenosis Arteri Renalis
1. Menuanya usia
2. Memiliki penyakit tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, atau diabetes
3. Obesitas dan jarang berolahraga
4. Merokok
5. Memiliki riwayat penyakit jantung dalam anggota keluarga

 Tanda dan Gejala Stenosis Arteri Renalis


1. Tekanan darah tinggi mendadak. Kondisi ini bisa terjadi sebelum usia 30 tahun atau sesudah 55 tahun
2. Peningkatan level protein dalam urine atau tanda-tanda kelainan fungsi ginjal lainnya
3. Semakin memburuknya fungsi ginjal selama pengobatan tekanan darah tinggi
4. Kelebihan cairan dan pembengkakan (edema) pada jaringan tubuh
5. Gagal jantung yang tidak dapat diobati
Diagnosis Stenosis Arteri Renalis

• Dimulai dengan pemeriksaan fisik. Dokter memeriksa area ginjal menggunakan


stetoskop untuk mendeteksi kelainan suara pertanda adanya penyempitan

• Kemudian, dokter akan melihat riwayat kesehatan dan kebiasaan pasien. Langkah
berikutnya yaitu tes urine untuk memeriksa fungsi ginjal dan tes darah untuk
mengukur kadar hormon tertentu

• Selain itu, pasien akan menjalanin serangkaian tes pencitraan seperti USG Doppler,
CT-A, dan MRA
USG Doppler
 Doppler Ultrasound atau USG Doppler adalah tes bersifat
non-invasif yang digunakan untuk memperkirakan aliran
darah melalui pembuluh darah. Proses pemeriksaannya
dilakukan dengan memantulkan gelombang suara frekuensi
tinggi (ultrasound) dari sirkulasi sel darah merah.

 Berikut gambat Stenosis arteri Renalis di USG Doppler.


Pada gambar tersebut menunjukan kecepatan sistolik
puncak (PSV) melebihi 80 cm/detik dan indeks resistif (RI)
lebih besar dari 0,7, menunjukan stenosis arteri pada ginjal
kiri
CT Angiografi

 Computed tomography angiografi berfungsi untuk


mendeteksi kelainan pembuluh darah. CT Angiografi ini
hanyalah salah satu fasilitas yang dimiliki oleh CT Scan.

 Berikut gambat Stenosis Arteri Renalis di CT Angiografi.


(gambar A) menunjukan stenosis ostium arteri ginjal kanan,
(gambar B) Dilatasi dan stenting dari stenosis memulihkan
patensi luminal, (gambar C) menunjukan stenosis arteri
renalis di ginjal kiri, (gambar D) aorta perut yang menebal
dan meradang secara difus.
MRA

 Magnetic resonance angiography merupakan pemeriksaan


radiologi yang memanfaatkan magnetic resonance khusus
untuk pembuluh darah (vaskuler).

 Berikut gambat Stenosis arteri Renalis di MRA. Pada


gambar tersebut menunjukan penyakit aterosklerotik pada
aorta perut dan stenosis arteri renalis parah pada arteri ginjal
kiri.
02

KARSINOMA GINJAL
Karsinoma Sel Jernih pada Ginjal

Karsinoma sel jernih pada ginjal adalah jenis kanker ginjal yang paling umum. Jumlah kasus kanker ini
mencakup lebih dari 90% neoplasma yang berawal dari ginjal. Kanker ini juga bertanggung jawab atas 3%
kasus kanker pada pasien dewasa. Kanker ini juga dikenal sebagai karsinoma sel ginjal (renal cell
carcinoma/RCC). RCC terjadi ketika sel ganas terbentuk di tubulus ginjal, yang membawa molekul zat sisa dari
darah ke urin. Seperti mesothelioma (kanker pada lapisan paru-paru), RCC adalah jenis kanker agresif yang
kerap menyebar ke paru-paru dan organ sekitar. Namun, perkembangan metode pengobatan terbaru telah
berhasil memperpanjang usia pasien, bahkan pada kasus kanker stadium lanjut.
Penyebab Karsinoma Sel Jernih pada Ginjal

Seperti kanker lainnya, penyebab karsinoma sel jernih pada ginjal belum diketahui. Namun,
penelitian menunjukkan bahwa penyakit ini paling banyak ditemukan pada pria berusia 50 hingga
70 tahun. Ditemukan pula, faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker sel ginjal.
Seperti merokok dan konsumsi obat pereda nyeri dalam jangka panjang. Selain keduanya, faktor
risiko lainnya adalah:

Penyakit ginjal polikistik, kelainan genetik atau keturunan yang menyebabkan terbentuknya
kumpulan kista jinak di dalam ginjal. Biarpun kista ini tidak ganas, namun pasien dapat mengalami
komplikasi, termasuk tekanan darah tinggi dan gagal ginjal.
Patologi Karsinoma Ginjal
Karsinoma ginjal bermula pada lapisan tubula (tabung yang sangat kecil) dalam ginjal, dan mulai
tumbuh secara tidak terkendali untuk membentuk massa tunggal di dalam ginjal. Lebih dari satu
tumor dapat berkembang dalam satu atau kedua ginjal. Adapun klasifikasi dari karsinoma ginjal,
diantaranya :
• Karsinoma sel ginjal jernih. Timbul karena sel ganas terbentuk di tubulus kontortus proksimal,
yang membawa molekul zat sisa dari darah ke urin dan merupakan jenis kanker agresif yang
kerap menyebar ke paru-paru dan organ sekitar
• Karsinoma sel ginjal papiler. Timbul dari tubulus kontortus distal.
• Karsinoma ginjal sel kromofob. Tumor berkembang dari tubulus yang sangat kecil di ginjal.
Faktor Resiko Karsinoma Ginjal
1. Kebiasaan merokok, karena asap rokok mengandung zat karsinogenik
2. Obesitas
3. Hipertensi
4. Keturunan atau genetik
5. Obat dan paparan bahan kimia. Penggunaan obat pereda nyeri dan paparan trichloroethylene
dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko karsinoma sel ginjal.
6. Memiliki riwayat penyakit ginjal
Tanda dan Gejala Karsinoma Ginjal
 Gejala karsinoma ginjal yang umumnya dialami orang dewasa adalah:
1. Ada darah dalam urine (hematuria)
2. Nyeri punggung bawah di satu sisi
3. Ada benjolan di bagian punggung bawah atau punggung samping
4. Berat badan menurun tanpa penyebab yang jelas dan nafsu makan memburuk
5. Demam yang tidak kunjung sembuh
6. Anemia (jumlah sel darah merah yang rendah)

 Sementara karsinoma ginjal pada anak menimbulkan gejala lain, seperti:


1. Terjadi pembengkakan pada perut disertai rasa nyeri
2. Mengalami mual, muntah, atau sembelit
3. Sesak napas dan tekanan darah tinggi
Diagnosis Karsinoma Ginjal
• Melakukan pemeriksaan fisik. Temuan yang bisa mengindikasikan karsinoma ginjal
termasuk pembengkakan atau benjolan di perut, atau pada pria pembesaran di kantong
skrotum (varikokel)

• Jika karsinoma sel renal dicurigai, dokter akan memesan sejumlah tes untuk
mendapatkan diagnosis yang akurat, meliputi pemeriksaan laboraturium (Tes hitung
darah lengkap dan urinalis) kemudian ada pemeriksaan dengan CT scan dengan kontras,
USG Abdomen, dan MRI dengan kontras
USG ABDOMEN
 Ultrasonografi abdomen adalah suatu prosedur pemeriksaan
menggunakan teknologi gelombang suara frekuensi tinggi
untuk memeriksa organ-organ utama dalam rongga perut.
 Berikut adalah gambar karsinoma ginjal pada USG abdomen.
Pada ginjal kiri terdapat massa ginjal yang besar dan kompleks
dan hampir seluruhnya menggantikan parenkim normal seluruh
ginjal.
CT Scan dengan kontras

 Computed tomography scan dengan kontras bertujuan


untuk memperjelas kualitas gambar dari bagian-bagian
yang terlihat samar (pembuluh darah, struktur, atau
jaringan lunak tertentu)

 Berikut adalah gambar Karsinoma ginjal. Gambar


aksial dari CT scan dengan kontras menunjukkan
massa padat heterogen di dalam ginjal kanan
MRI dengan kontras
 Magnetic Resonance Imaging dengan kontras
memanfaatkan medan magnet kuat, gelombang radio, serta
menyuntikkan zat kontras ke pembuluh darah di lengan
untuk memperjelas struktur tubuh

 Berikut adalah gambar karsinoma sel ginjal dengan


trombus tumor di MRI dengan kontras. Pada sel ginjal
kanan menunjukkan trombus tumor besar (panah hitam)
meluas ke vena kava inferior retrohepatik di vena hepatik
utama (panah putih)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai