Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN TUMOR GINJAL

1. Definisi
Tumor ginjal yaitu tumor ginjal padat jinak dan tumor ginjal ganas. Tumor ginjal padat ialah
adenoma, onkositoma, leiomioma, lipoma, hemangioma, dan hemartoma. Sedangkan tumor
ginjal ganas biasanya berupa tumor padat yang berasal dari urotelius, yaitu karsinoma sel
transional atau yang berasal dari sel epitel ginjal. (Nurarif & Kusuma, 2015, p. 139).

Tumor ginjal adalah penyakit yang ganas dimana sel kanker terbentuk dalam tubulus pada
ginjal. Ketika tumor besar jinak terjadi secara keseluruhan tidak mungkin membedakan dengan
tumor ganas melalui pemeriksaan rontgen, paling tidak 85% dari seluruh tumor ginjal adalah
ganas, dan sekitar 12.890 orang meninggal karena kanker ginjal setiap tahunnya. (Black &
Hwaks, 2014, hal. 196).

Berdasarkan definisi diatas dapat diambil kesimpulan penyakit tumor ginjal adalah penyakit
yang ganas dimana sel kanker terbentuk dalam tubulus pada ginjal, dan biasanya berupa
tumor padat yang berasal dari urotelius, yaitu karsinoma sel transional atau yang berasal dari
sel epitel ginjal.

2. Etiologi
Mengenai etiologinya hanya sedikit yang diketahui merokok mungkin mempunyai peran. Pada
40% penderita telah ditemukan metastasis pada waktu tumor primer ditemukan. Lama hidup
rata-rata penderita ini 6-12bulan,tanpa penangannan proses lokal ini meluas dengan
bertumbuh terus kedalam jaringan sekelilingnya dan bermetastasis menyebabkan kematian.
Progesititasnya berbeda beda karena itu periode sakit total bervariasi anatara beberapa bulan dan
beberapa tahun. Gambaran histologiknya heterogen, di samping sel-sel(clear cell) dan eosinofil
glandular(granular cell) terdapat lebih bannyak sel polifrom,fusifrom dan sel-sel raksasa.
Bagian karsinoma sering terdapat disamping bagian – bagian pseudosarkomatosa diselingi
dengan nekrosis dan pendarahan.Penyebab pasti dari kanker ginjal belum diketahui secara
pasti. Ada beberapa faktor resiko diketahui mampu memicu kejadian kanker ginjal yaitu.
1). Merokok

Perilaku merokok aktif/pasif meningkatkan resiko terkena kanker ginjal(40%). Anak yang
sering menjadi perokok pasif (status paparan) meningkatkan resiko terkena Tumor Wilms.

2). Obesitas pada wanita


Mungkin juga obesitas pada wanita disebabkan karena pengaruh faktor endokrin, karena
kondisi ini muncul pada saat-sat adanya perubahan hormonal tersebut.

3). Hormonal
Peningkatan kadar diethylstibestrol(berdasarkan uji eksperimen pada hamster) mempengaruhi
timbulnya adenoharsinoma pada ginjal. Dan biasanya kanker ginjal dimulai setelah usia 40
tahun dan akan memuncak pada usia antara 50 tahun sampai 60 tahun
(Prabowo & Pranata, 2014, hal. 76)

3. Manifestasi Klinis
Menurut (Prabowo & Pranata, 2014, hal. 76-77) tanda gejala pada penderita kanker ginjal antara lain:

1) Hematuria
Pemeriksaan mikroskopis untuk melihat komponen pada urine(urinalisis) sering didapatkan adanya gross hem

2) Nyeri
Merupakan alarm(sinyal) alamiah bagi tubuh akan adanya gangguan fisiologis. Pada klien dengan kanker ginja

3) Adanya massa
Pada palpasi akan teraba massa dengan jaringan yang halus,berkumpul,dan adanya nyeri tekan(karena ad
4) Demam
Biasanya terjadi karena adanya perdarahan, sehingga volume intravaskuler menurun atau karena adanya jarin

5) Anoreksia
Anoreksia suatu masalah kesehatan jiwa yang mana pengidapnya terobsesi untuk memiliki tubuh kurus dan s

6) Manifestasi klinis lainnya : Penurunan berat badan drastic, Edema ekstrimitas, Nausea, Vorniting, Hiper

4. Patofisiologi
Tumor ginjal meskipun memiliki angka yang tidak signifikan dibandingkan kanker yang lain
namun memiliki tingkat prognosa yang buruk jika tidak tertangani dengan baik. Tumor ini
berasal daeri tubulus proksimalis ginjal yang mula-mula berada di dalam kortex, dan
kemudian menembus kapsul ginjal. Beberapa jenis tumor ini disertai dengan pseudokapsul
yang terdiri atas perenkim ginjal yang tertekan oleh jaringan tumor dan jaringan fibrosa. Tidak
jarang ditemukan kista-kista yang berasal dari tumor yang mengalami nekrosis dan diresorbsi.
Fasia gerota merupakan barier yang menahan penyebaran tumor ke organ sekitarnya.Pada
irisan tampak berwarna kuning sampai oranye sedangkan pada gambaran histopologik
terdapat berbagai jenis clear cell, granular, sarkomatoid, papiler dan berbentuk campuran.
(Prabowo & Pranata, 2014, p. 17).

Merokok, obesitas pada wanita, diet lemak tinggi dan kolesterol mengakibatkan toksik pada
vaskular yang mengakibatkan elastisitas vaskuler turun yang menyebabkan hiposirkulasi.
Hiperlipidemia pada wanita obesitas mengakibatkan kompresi vaskuler juga mengakibatkan
laju sirkulasi menurun. Diet tinggi lemak dan kolesterol mengakibatkan pasien memiliki resiko
atherosklerosis. Hiposirkulasi dan atherosklerosis menyebabkan hipoksia pada organ ginjal
yang menyebabkan inflamasi sel sehingga sel akan mengalami metaplasia/hiperplasia sel yang
berpotensi menjadi kanker ginjal. Ca ginjal mengakibatkan hipervaskularisasi sel ganas yang
meningkatkan tekanan intravaskuler yang mengakibatkan urine yang keluar bercampur darah
(hematuria) yang mengakibatakan nyeri akut (Nurarif & Kusuma, 2015, p. 135)
5. Komplikasi
a. Komplikasi biopsi ginjal antara lain hematoma hematuria makroskopik,fistula
arteriovena,infeksi dan pembedah
b. Perdarahan hematoma parirenal ditandai dengan penurunan Hb. Hematuria makroskopik
dengan hematoma parirenal terjadi 2%, dan hanya 1% membutuhkan transfusi darah.
Hematuria yang berat dapat menyebabkan kolik. Bila hematuria berlanjut perlu angiografi
untuk tindak lanjut embolisasi
c. Fistula arteriovena. Sering tidak ada keluhan dan ditemukan secara radiologi. Frekuensi
sekitar 10% bila diperiksa secara arteriografi atau doppler berwarna. Kebanyakan kasus
akan
sembuh spontan. Fistula arteriovena yang menetap, dapat menyebabkan hematuria, hipertensi
dan gangguan fungsi ginjal. Dalam situasi demikian embolisasi perlu dilakukan.
d. Komplikasi lain,walaupun sangat jarang, biopsi ginjal dapat menyebabkan fistula
peritoneal/kalises,hematotorak,perforasi kolon atau page kidney dimana terjadi tamponade
ginjal.
e. Kematian karena biopsi sangat jarang dan biasanya disebabkan perdarahan. (Black &
Hwaks, 2014, hal. 299)

DAFTAR PUSTAKA
Black, J. M., & Hwaks, J. H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba Medika.

Prabowo, E., & Pranata, A. E. (2014). Asuhan Keperawatan Sistem Perkemihan. Yogyakarta: Nuha Me

Anda mungkin juga menyukai