Anda di halaman 1dari 36

Hamzah B, S.KM., M.

Kes
Bertujuan :
 Mendiskripsikan distribusi, pola,

kecenderungan, perjalanan, dan dampak


penyakit menurut karakteristik populasi,
letak geografis, dan waktu.

 Mempelajari penyebaran penyakit menurut


orang, tempat dan waktu.
 Faktor-faktor sosio demografi ( umur,
gender, ras, status perkawinan, pekerjaan ,
tempat tinggal )

 Faktor Perilaku ( hidup sehat, sexual,


pemakaian obat2an)
Mengamati populasi :
Studi Ekologis (Ecologic study)
Time Series

Mengamati Individu :
Laporan kasus (Case report)
Case Series

Surveilans
 Memberikan masukkan untuk perencanaan dan
alokasi sumber daya kesehatan tentang
penyebaran dan kecenderungan penyakit disuatu
populasi tertentu.

 Memberi petunjukkan awal mengenai etiologi


penyakit dan permasalahannya untuk perumusan
hypothesis bahwa suatu paparan adalah factor
risiko.

 Membuktikan hubungan kausal, khususnya yang


memberikan penjelasan tentang hubungan
biologis paparan – penyakit
 Epidemiologi analitik adalah studi epidemiologi yang bertujuan
utk menganalisis fx penyebab (determinan) dari masalah
kesehatan
 Epidemiologi analitik menjawab pertanyaan (why) penyebab
terjadinya masalah kesehatan

Desain studi analitik digunakan untuk meneliti :


-Apakah suatu fx determinan dari suatu kejadian penyakit
-Apakah suatu fx mrpkn penyebab dari suatu kejadian penyakit
-Apakah suatu fx mrpkn faktor risiko dari suatu kejadian penyakit
 studi analitik menjawab pertanyaan why (mengapa)
studi analitikmerupakan studi lanjutan dari studi deskriptif
 studi analitik dilakukan untuk membuktikan sebuah

hipotesa
Bentuk desain dari studi deskriptif lengkap, karena

mempelajari dua kelompok atau lebih ( ada kelompok


pembanding)
1. Menjelaskan fx– fx risiko dan kausa penyakit
2. Memprediksikan kejadian penyakit
3. Memberikan saran strategi intervensi yg efektif untuk
pengendalian penyakit
Jika :
- E mrpkn faktor yg diteliti (exposure, determinan, fx risiko)
- D mrpkn penyakit yg diteliti (disease)

E D

Apakah ada hubungan antara E dan D???


1. Cross sectional (potong lintang)
2. Case control (kasus kontrol)
3. Kohort
4. Eksperimen
Studi potong lintang (cross sectional) untuk
penelitian analitik adalah studi yang
mempelajari hubungan faktor risiko (paparan)
dan efek (penyakit/masalah kesehatan) dengan
cara mengamati faktor risiko dan efek secara
serentak pada banyak individu dari suatu
populasi pada satu saat
 Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan
prevalensi penyakit tertentu.
 Pada penelitian ini tidak terdapat kelompok

pembanding.
 Hubungan sebab-akibat hanya merupakan

perkiraan saja.
 Penelitian ini dapat menghasilkan hipotesis.
 Merupakan penelitian pendahuluan dari

penelitian analitis
 Identifikasi dan perumusan masalah
 Menentukan tujuan penelitian.
 Menentukan lokasi dan populasi studi.
 Menentukan cara dan besar sampel.
 Memberikan definisi operasional.
 Menentukan variabel yang akan diukur.
 Menyusun instrumen pengumpulan data.
 Rencana analisis.
 Cepat, dapat dilakukan  Umumnya hanya
dengan hanya sekali menemukan kasus
pengamatan atau interview. yang selamat. Tidak
 Murah, bahkan dapat dapat menemukan
termurah dibandingkan
dengan penelitian lainnya.
mereka yang mati
 Berguna untuk informasi
karna penyakit yang
bagi perencanaan misalnya diteliti.
untuk menentukan lokasi  Sulit dilakukan
rumah sakit, penganggaran terhadap penyakit atau
obat, dan peralatan medis, masalah yang jarang
dan jenis jenis pelayanan
yang diperlukan.
dalam masyarakat.
 Untuk mengamati
 Sulit dipakai untuk
kemungkinan hubungan penyakit yang akut,
berbagai variabel yang ada. pendek masa inkubasi
dan masa akhirnya
Kelebihan studi potong Kelemahan studi potong
lintang: lintang :
 utk meneliti fx risiko/determinan suatu penyakit dimana
outcome jarang terjadi
 bersifat observasional
 unit pengamatan adalah individu
1. Penelitian dimulai dari status outcome (D) pd subjek-subjek yg
diteliti, kmd dikelompokkan :
- kelp subjek yg sakit (D+)
- kelp subjek yg tdk sakit (D-)
2. Subjek pd kedua kelp scr retrospektif diteliti ttg status
keterpaparannya dgn var E
3. Bandingkan status keterpaparan dengan E pada kelp D+ dan D-
4. Hubungan antara E dan D diukur dgn OR, tdk bisa menghitung
insidens
E+

D+

E-

E+

D-

E-

The past The present


1. Analisis univariat
- mendeskripsikan dist. Frekuensi variabel eksposure outcome
- jika data dalam skala kontinyu, analisis dari nilai mean dan 95% CI
- jika data dalam skala kategorikal, analisis dari nilai proporsi, 95% CI

2. Analisis bivariat
- melihat hub (asosiasi) antara variabel E dan D
- tgt dari skala pengukuran variabel E dan D
- jika var E dan D dlm skala kategorikal : hub asosiasi diukur dgn
OR, uji statistik dgn chi-square
- jika var E dlm skala kategorikal dan D dlm skala kontinyu : hub
asosiasi diukur dgn membandingkan nilai mean, uji statistik dgn
membandingkan dua mean
- jika var E dan D dlm skala kontinyu : hub asosiasi diukur dgn koef
korelasi “r”, uji statistik dgn uj korelasi
Kelebihan :
1.Cocok utk penelitian dgn frekuensi outcome jarang
2.Durasi penelitian relatif singkat
3.Relatif murah
4.Jumlah sampel yg dibutuhkan relatif sedikit
5.Menghasilkan nilai OR (sbg pendekatan RR)

Kelemahan:
1.Berpotensi utk terjadinya bias akibat pengambilan sampal kasus
dan kontrol dr populasi yg berbeda (bias seleksi)
2.Berpotensi terjadi bias dlm pengukuran var E (bias informas)
3.Terbatas pada satu var outcome
4.Tdk dpt menghasilkan insidens, prevalens, RR ataupaun AR
 cohort mrp istilah yg berasal dari bahasa romawi kuno yang
artinya : sekelompok tentara yang maju bersama-sama ke
medan pertempuran

 studi kohort mempunyai 2 tujuan utama :


1. tujuan deskriptif : mendeskripsikan insidens suatu kejadian
penyakit ttt selama periode waktu tertentu
2. tujuan analitik : meneliti hub antara suatu fx risiko dengan
kejadian penyakit

 penelitian kohort bersifat obeservasional

 unit pengamatan adalah individu


1. Penelitian dimulai dari pengukuran status keterpaparan thd fx
risiko (exposure) pd subjek2 yg diteliti, kmd dikelompokkan :
- kelp terpapar dgn eksposure (E+)
- kelp tdk terpapar dgn eksposure (E-)
2. Kedua kelompok di follow up
3. Kemudian diukur out come (disease) pada msg2 kelp :
dibandingkan
4. Penelitian dilakukan pada subjek2 yg masih bebas dari outcome
(sehat) tetapi tetap berisiko utk mengalaminya
D+

E+
D-
Population
Follow
at risk D+
up
E-
D-

The present The future


Berdasarkan waktu dilakukannya pengukuran thd E dan D :
-Prospektif kohort
-Retrospektif kohort

Berdasarkan asal dari kelp pembanding :


-Single cohort : berasal dari 1 populasi(internal comparison)
-Double cohort : berasal dari populasi yg berneda status
keterpaparannya dgn eksposure (external comparison)

Berdasarkan dinamika subjek:


-Closed cohort : fixed populatiom
-Open cohort : unfixed population
1. Analisis univariat
- mendeskripsikan dist. Frekuensi variabel eksposure outcome
- jika data dalam skala kontinyu, analisis dari nilai mean dan 95% CI
- jika data dalam skala kategorikal, analisis dari nilai proporsi, 95% CI

2. Analisis bivariat
- melihat hub (asosiasi) antara variabel E dan D
- tgt dari skala pengukuran variabel E dan D
- jika var E dan D dlm skala kategorikal : hub asosiasi diukur dgn RR,
OR atau AR , uji statistik dgn chi-square
- jika var E dlm skala kategorikal dan D dlm skala kontinyu : hub
asosiasi diukur dgn membandingkan nilai mean, uji statistik dgn
membandingkan dua mean
- jika var E dan D dlm skala kontinyu : hub asosiasi diukur dgn koef
korelasi “r”, uji statistik dgn uj korelasi
3. Analisis multivariat
- utk melihat hub antara E dan D setelah dikontrol dgn variael-
variabel lain yg merancu hubungan E dan D
Kekuatan :

1.Dpt utk melihat sekuens/urutan kejadian sebab akibat


2.Dpt menghindari terjadinya bias dlm pengukuran2 var E
3.Dpt meneliti bbrp outcome sekaligus
4.Jumlah dari var outcome dpt bertambah selama proses follow
up
5.Dpt utk menghitung insidens, RR dan AR
6.Cocok untuk var E yang jarang

Kelemahan:

1.Membutuhkan sampel yang besar


2.Tidak realistik utk outcome yg jarang
 studi eksperimen mirip dgn studi kohort, tetapi pd studi
eksperimen peneliti memberikan perlakuan (intervensi thd status
eksposure)
Berdasarkan proses pengalokasian eksposure kpd subjek penelitian ,
maka studi eksperimen dibagi menjadi dua yaitu :
1.True experiment study : bila ada proses randomisasi
2.Quasi experiment study : tanpa ada proses randomisasi

Berdasarkan kelp pembanding , maka studi eksperimen dibagi


menjadi dua yaitu :
1.Within group design : pre test dan post test design, seluruh individu
mendapat eksposure yg sama , kemudian di foolow up, bandingkan
outcome pada saat pre test dan post test
2.Between group design : peneliti membandingkan outcome dari dua
atau lebih kelp yg mendapat intervensi berbeda
 randomisasi = random allocation
- proses yg dilakukan oleh peneliti thd subjek yg diteliti
sedemikian rupa sehingga setia subjek mempunyai kesempatan
yang sama utk mdptkan “eksposure” atau tidak mendapat
“eksposure”
- Memilih secara random anggota sampel utk mendapat eksposure

 random sampling=random selection


- peneliti menseleksi subjek2 yang akan diteliti sedemikian rupa
sehingga setiap subjek di populasi studi mempunyai kesempatan
yg sama utk terpilih menjadi anggota sampel
- memilih secara random anggota populasi utk menjadi sampel
populasi
sampel

Random selection
Outcome +

E+
Outcome-
Follow
up Outcome +
Random alocation
E-
Outcome -
Untuk mengaplikasikan eksposure (randomisasi) pada subjek
penelitian biasanya dilakukan blinding’
1.Single blind : hanya subjek yg tidak mengetahui
2.Double blind : jika subjek dan peneliti tidak mengetahui
3.Triple blind : jika subjek, peneliti dan penganalisis tidak
mengetahui

Tujuan :
1.Pada proses randomisasi : dapat mengeliminasi confounder
2.Pada periode follow up : menghindari bias yang berasal dari
subjek, peneliti ataupun penganalisis
Kelebihan :
1.Dpt memberikan bukti kuat adanya hubungan sebab akibat
2.Mrp satu-satuya disain yg sesuai dipakai untuk meneliti obat2an
baru
3.Dpt menghasilkan penelitian yg murah dan cepat dibandingkan
penelitian observasional

Kelemahan:
1.Mahal dan memakan waktu
2.Tdk semua pertanyaan penelitian dpt dijawab dgn desain
eksperimen : ada masalah etika, frekuensi outcome jarang
3.Cenderung membatasi skope penelitian
4.Standar intervensi eksposure mungkin berbeda dengan kondisi yg
sesungguhnya di populasi

Anda mungkin juga menyukai