Jika LES menjadi longgar dan tidak menutup dengan baik, asam lambung bisa
keluar dari perut dan menyebabkan penyakit asam lambung. Penyebab penyakit
asam lambung biasanya terkait dengan faktor keturunan, stres, konsumsi obat-obat
tertentu, kelebihan berat badan, hiatus hernia, keadaan hamil, gastroparesis, atau
konsumsi makanan yang mengandung banyak lemak.
Gejala GERD yang dirasakan adalah sensasi terbakar di bagian dada atau nyeri ulu
hati. Akibatnya, kita akan merasa tidak nyaman setelah mengonsumsi makanan.
Mulut serta kerongkongan juga akan terasa tidak enak. Kita juga akan mengalami
rasa sakit dan kesulitan menelan makanan. Perawatan serius akan diperlukan jika
gejala GERD muncul secara terus-menerus.
Ketika asam lambung naik, jaringan dinding kerongkongan dan mulut akan teriritasi oleh
asam lambung. Berikut ini adalah gejala-gejala yang paling umum dialami oleh penderita
penyakit asam lambung:
Refluks asam lambung atau regurgitasi. Asam di dalam perut akan kembali ke
kerongkongan dan juga mulut sehingga muncul rasa asam dan pahit.
Sensasi terbakar di dada atau nyeri ulu hati. Kondisi ini dirasakan pada tulang dada akibat
asam lambung yang naik ke esofagus. Rasa nyeri akan terasa lebih kuat setelah makan dan
saat membungkuk.
Selain gejala di atas, ada juga beberapa gejala lain yang mungkin dialami, di antaranya:
Laringitis (peradangan pada laring atau pita suara yang menyebabkan tenggorokan sakit dan
suara menjadi parau).
Sakit dada.
Mengi.
Penyakit asam lambung ringan yang terjadi satu atau dua kali dalam sebulan biasanya tidak
memerlukan intervensi dokter. Ini bisa diatasi dengan mengubah menu makanan dan
mengonsumsi obat yang dijual bebas di pasaran ketika gejalanya muncul. Namun untuk
gejala yang lebih parah dan sering terjadi, dianjurkan untuk menemui dokter dan menanyakan
tentang obat atau penanganan yang lebih tepat. Konsumsilah obat sesuai dengan dosis dan
aturan pakai.
Penyakit asam lambung umumnya disebabkan oleh lower esophageal sphinchter (LES) yang
tidak berfungsi dengan baik. LES adalah lingkaran otot pada bagian bawah esofagus yang
berfungsi sebagai ‘penjaga gerbang’. Ketika sedang makan, otot LES akan rileks dan
membiarkan makanan masuk ke dalam lambung. Setelah makanan lewat, otot LES akan
menjadi tegang dan menutup agar asam lambung dan makanan tidak naik kembali dari
lambung ke esofagus atau kerongkongan.
Pada penderita penyakit asam lambung, LES mengalami kelemahan. Akibatnya, asam
lambung bisa lolos dan naik kembali ke esofagus. Penderita akan merasakan nyeri ulu hati
atau sensasi terbakar di dada dan perut menjadi terasa tidak enak.
Walau belum diketahui pasti kenapa LES melemah, ada beberapa faktor risiko yang diduga
terkait dengan kondisi ini. Yang pertama adalah kelebihan berat badan atau obesitas. Orang
yang berbadan gemuk memiliki tekanan yang lebih tinggi di dalam lambungnya
dibandingkan dengan orang yang berat badannya ideal. Tekanan yang tinggi ini diduga
melemahkan otot LES.
Faktor yang kedua adalah terlalu banyak mengonsumsi makanan berlemak. Makanan
berlemak memerlukan waktu pencernaan lebih lama di dalam perut sehingga asam lambung
yang diproduksi akan lebih banyak dan risiko untuk naik kembali ke esofagus juga lebih
tinggi.
Faktor yang ketiga adalah terlalu banyak mengonsumsi kopi, cokelat, atau alkohol, serta suka
merokok. Unsur-unsur ini membuat otot LES menjadi rileks sehingga asam lambung dapat
naik ke kerongkongan.
Faktor yang keempat adalah kehamilan. Orang yang sedang hamil akan mengalami
perubahan hormon, inilah yang bisa melemahkan LES. Selain itu akan terjadi peningkatan
tekanan pada perut.
Lalu faktor yang kelima adalah menderita hiatus hernia. Ini adalah kondisi ketika sebagian
dari lambung terdorong hingga melewati diafragma. LES melemah pada penderita hernia
hiatus. Faktor stres juga berperan dalam membuat LES menjadi lemah.
Selain itu, penderita diabetes juga lebih berisiko menderita penyakit asam lambung. Kadar
gula yang tinggi merusak saraf yang mengendalikan otot perut. Akibatnya, makanan tinggal
di dalam perut lebih lama sebelum berlanjut ke usus halus. Kondisi ini memberi asam
lambung kesempatan untuk naik ke kerongkongan.
Selain faktor-faktor di atas, obat-obatan juga bisa memberi dampak kepada melemahnya otot
LES. Terhadap penderita tekanan darah tinggi atau hipertensi, pemberian obat penghambat
kalsium (calcium-channel blockers) bisa menjadi salah satu langkah pengobatan. Obat ini
bisa melemahkan sistem kerja LES. Selain itu, nitrat yang dipakai untuk mengobati angina
juga dapat melemahkan LES.
Untuk mengetahui apakah Anda menderita penyakit asam lambung atau GERD, dokter cukup
menanyakan gejala-gejala yang dialami dan dia bisa menentukan diagnosisnya.
Tes lebih lanjut hanya dianjurkan jika Anda merasakan sakit atau kesulitan saat menelan,
serta jika gejala tidak mereda setelah mengonsumsi obat-obatan.Tes lanjut dilakukan untuk
memastikan gejala yang terjadi bukan karena penyakit lain seperti sindrom iritasi usus besar
atau IBS.
Berikut ini beberapa tes lanjutan yang mungkin akan disarankan dokter untuk memeriksa
penyakit asam lambung atau GERD.
Berikut ini adalah beberapa hal yang penderita bisa lakukan untuk meredakan gejala GERD:
Berhenti merokok.
Tidur dengan bantal yang agak tinggi untuk mencegah naiknya asam lambung ketika sedang
berbaring.
Hindari stres.
Alginat
Obat ini dikonsumsi tepat setelah makan. Alginat berfungsi melindungi dinding perut dan
esofagus atau kerongkongan dari iritasi asam lambung yang berlebihan. Obat ini bisa dibeli
langsung di apotek tanpa resep dokter.
Terjadinya perubahan pada sel esofagus yang disebabkan oleh iritasi asam lambung, sering
disebut sebagai esofagus Barrett.
Operasi fundoplikasi Nissen laparoskopi berfungsi mengencangkan LES untuk mencegah
naiknya asam lambung ke esofagus. Ini dilakukan dengan membungkus LES dengan bagian
atas perut untuk membentuk kerah. Operasi ini biasanya dilakukan dengan cara laparoskopi
atau operasi ‘lubang kunci’.
Beberapa teknik pembedahan lain yang dapat dilakukan untuk menangani GERD adalah
sebagai berikut:
Endoscopic injection of bulking agent. Zat khusus akan disuntikkan dalam bagian tubuh
antara perut dan esofagus untuk membuatnya lebih sempit.
Endoluminal gastroplication. Lipatan akan dijahit pada bagian bawah otot LES, untuk
membatasi lebar bukaan otot tersebut.
Endoskopi augmentasi dengan implan hidrogel. Implan berisi gel khusus ditempatkan di
antara perut dan esofagus untuk membuatnya lebih sempit.
Endoskopi ablasi radiofrekuensi. Balon kecil akan ditaruh di bawah esofagus. Balon kecil
itu akan menghasilkan panas untuk membuat esofagus lebih sempit.
Laparoscopic insertion of a magnetic bead band (LINX). Cincin magnetik ditanam di
sekitar bagian bawah esofagus untuk memperkuat serta membantunya menutup saat tidak
menelan.
Penyakit asam lambung atau GERD yang berlangsung dalam kurun waktu lama dan tidak
ditangani bisa menyebabkan komplikasi. Komplikasi yang terjadi adalah:
Luka pada dinding esofagus atau tukak esofagus. Asam lambung bisa mengikis dinding
esofagus dengan sangat parah, ini yang menyebabkan luka atau tukak terbentuk. Tukak
esofagus bisa berdarah dan menyebabkan munculnya rasa sakit dan kesulitan saat menelan.
Penyempitan saluran esofagus. Dinding bagian bawah dari esofagus bisa rusak karena
teriritasi asam lambung secara terus-menerus. Iritasi yang terjadi dalam jangka waktu lama
ini bisa menyebabkan terbentuknya jaringan tukak di dalam esofagus dan mempersempit
saluran yang dilewati oleh makanan.
Esofagus Barrett. Perubahan sel-sel pada dinding esofagus bisa terjadi setelah teriritasi asam
lambung berulang kali. Kondisi ini disebut Esofagus Barrett dan bisa dianggap sebagai
kondisi prakanker. Perubahan sel yang terjadi belum memiliki sifat-sifat kanker. Tapi di
kemudian hari, sel-sel ini bisa memicu munculnya sel kanker walau terhitung jarang.
Kanker esofagus. Selain akibat GERD yang berkelanjutan, terdapat beberapa hal yang bisa
meningkatkan risiko munculnya kanker esofagus. Risiko akan meningkat jika penderita
adalah perokok, peminum alkohol, atau orang yang mengalami obesitas atau kegemukan.
Gejala kanker esofagus yang paling umum adalah kesulitan dan rasa sakit saat menelan, serta
penurunan berat badan.