MORFOLOGI DAUN
Dosen pengampu: Tanjung Ardo,S Si, M Sc.
Oleh:
Anas Mujahidin (M0419006)
i
DAFTAR ISI
Daftar Isi............................................................................................. ii
BAB. 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................... iii
B. Tujuan Penulisan................................................................. iv
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Fungsi Daun...................................................................... 1
B. Asal Usul Daun dan Perkembangannya..................... ….. 2
C. Bagian dan Kelengkapan Daun......................................... 4
D. Tata Letak Daun pada Batang........................................... 10
E. Daun Tunggal Vs Daun Majemuk.................................... 17
F. Modifikasi Daun ............................................................... 22
G. Macam-Macam Bentuk Daun............................................ 28
H. Aksesoris(Alat Tambahan) Daun...................................... 42
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................ 43
Daftar Pusaka....................................................................................... 44
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumbuhan adalah makhluk hidup yang pada umumnya memiliki akar, batang dan
daun. dapat pula disebut tanaman dan pohon. tumbuhan pada umumnya dapat membuat
makanannya sendiri dengan bantuan sinar.Daun adalah salah satu organ tumbuhan yang
tumbuh dari ranting, biasanya berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama
berfungsi sebagai penangkap energi dari
cahaya matahari untuk fotosintesis.Daun(follium) merupakan salah
satu organ tumbuhan yang sangat penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai
sejumlah besar daun. Alat ini hanya tumbuh dari batang saja dan tidak pernah terdapat
pada bagian lain pada tubuh tumbuhan
Bagian batang tempat duduknya atau melekatnya daun dinamakan buku-buku
(nodus) batang dan tempat diatas daun yang merupakan sudut antara batang dan daun
dinamakan ketiak daun (axilla), umumnya berwarna hijau (mengandung klorofil) dan
terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahayamatahari untuk fotosintesis.
Sebenarnya daun juga memiliki pigmen lain, misalnya karoten (berwarna
jingga), xantofil (berwarna kuning), dan antosianin (berwarna merah, biru, atau ungu,
tergantung derajat keasaman). Daun tua kehilangan klorofil sehingga warnanya berubah
menjadi kuning atau merah (dapat dilihat dengan jelas pada daun yang gugur). Daun
merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena
tumbuhan adalah organisme autotrofobligat, ia harus memasok kebutuhan energinya
sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia.
Bentuk daun beraneka ragam sehingga sering digunakan untuk mengenali jenis
tumbuhan. Bentuk umum dan ditentukan berdasarkan letak bagian daun yang terlebar,
perbandingan lebar dengan panjang helai daun, dan pertemuan antara helai daun dengan
tangkai daun, bentuk pangkal, ujung dan tepi daun . Keragaman daun juga dapat dilihat
pada susunan pertulangan daun, ketebalan helai daun, dan warna serta bagian permukaan
daun.
iii
B. Rumusan Masalah
Tujuan penulisan ini adalah untuk menjawab beberapa rumusan masalah berikut:
1. Apa fungsi daun?
2. Bagaimana asal usul daun dan perkembangannya?
3. Apa saja bagian dan kelengkapan daun?
4. Bagaimana tata letak daun pada batang?
5. Apa perbedaan daun tungal dan daun majemuk?
6. Bagaimana macam-macam bentuk daun?
7. Bagaimana modifikasis daun?
8. Apa saja aksesoris(alat tambahan) daun?
C. Tujuan Penulisan
1. Menambah pengetahuan tentang daun
2. Untuk lebih memahami fungsi daun pada tumbuhan.
3. Untuk mengetahui bagian-bagian dari daun.
4. Untuk mengetahui dasar penggolongan bentuk daun
iv
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Fungsi Daun
Terdapat beberapa fungsi daun bagi tumbuhan beberapa diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Fotosintesis
Fotosintesis merupakan proses pembuatan makanan pada tumbuhan, di
mana kebutuhan air diperoleh dari penyerapan akar dan CO2 diambil dari
reaksi fiksasi dari udara, energi sinar matahari yang diikat oleh klorofil.
Peristiwa ini akan membentuk glukosa dan gas O2 (oksigen). Reaksi
fotosintesis secara ringkas berlangsung sebagai berikut:
6 CO22C6H12O66 H2O
1
proses fotosintesis, kita dapat mengetahui berbagai kondisi di mana proses
fotosintesis berlangsung dengan sempurna:
a. CO2 (karbon dioksida) dari tanaman berasal dari udara melalui
stomata (mulut daun).
b. Memiliki cukup sinar matahari.
c. Air dari tanah, yang di hisap terhadap akar dan kemudian dialirkan
melalui pembuluh kayu (xilem) ke daun.
d. Zat hijau daun (klorofil) adalah penerima energi yang berasal dari sinar
matahari untuk melakukan sebuah proses fotosintesis
3. Tempat proses transpirasi
Jika tanaman memiliki terlalu banyak atau terlalu sedikit air, kutikula atau
zat lain yang ada pada permukaan daun dapat menyebabkan jaringan
tanaman menguap melalui stomata.
Transpirasi yang terjadi di setiap tanaman dan umumnya kehilangan
jumlah air terbesar yang mengalir melalui serangkaian daun.
Ada dua jenis transpirasi melalui tanaman, yaitu:
a. Aspirasi Kutikula
Aspirasi kutikula adalah penguapan yang telah melewati kutikula
yakni epidermis.
b. Pernafasan Stomata
Pernafasan stomata adalah hilangnya air yang terjadi langsung melalui
stomata dan bahkan hingga 97% air di pabrik hilang melalui stomata
transpirasi.
4. Alat Perkembangbiakan Vegetatif
Mirip dengan tunas daun tanaman kelapa bebek dapat dibentuk pada daun,
yang disebut sebagai Adventivtriebe.
2
progresif, sebagai akibat aktifitas meristem di dalam daun itu sendiri.
Interval waktu antara pembentukan primordial daun sebelumnya dengan
primordial daun berikutnya pada meristem apeks disebut plastokron.
Primordial daun pada tumbuhan dikotil biasanya terbentuk pada sebagian
kecil dari diameter meristem apeks pucuk, sedangkan pada tumbuhan
monokotil, primordial daun terbentuk dan berkembang pada sekeliling
meristem apeks pucuk. Jadi, daun dikotil yang sangat muda tampak
berbentuk seperti pasak, sedangkan daun monokotil tampak seperti kerah
baju yang menutupi seluruh apek pucuk .
3
Pada awal perkembangan daun, aktifitas meristem daun
menyebabkan terjadinya perpanjangan daun. Perpanjangan daun
berikutnya terjadi sebagai akibat aktifitas meristem interkalar. Pelebaran
daun (bifacial/dorsoventral) terjadi bila meristem tepi daun aktif
melakukan pembelahan sel. Bila aktifitas meristem tepi tersebut terbatas
hanya pada daerah-daerah tertentu saja, maka akan terbentuk daun yang
berbagi menyirip atau majemuk menyirip. Jadi, pada dasarnya bentuk daun
sangat tergantung dari perkembangannya, terutama pembelahan dan
pembesaran sel. Selain itu, adanya kematian sel pada daerah-daerah
tertentu selama perkembangan daun berlangsung juga dapat menentukan
bentuk akhir dari suatu daun. Perkembangan daun seperti inilah yang
merupakan dasar bagi terbentuknya basal daun, ujung daun, tepi daun, dan
bentuk geometri daun yang berbeda-beda
C. Bagian dan Kelengkapan Daun
Bagian serta kelengkapan pada daun dapat dibagi menjadi struktur
dalam serta struktur luar atau morfologinya. Bagian struktur luar daun
meliputi helai daun, tangkai daun dan pelepah daun, sehingga tumbuhan
yang mempunyai ketiga bagian daun tersebut sekaligus disebut berdaun
lengkap. Contoh tumbuhan berdaun lengkap adalah bambu (Bambusa sp.).
Tapi tidak semua daun mempunyai ketiga bagian daun dengan lengkap,
contohnya seperti daun tanaman jagung (Zea mays L.). Daun jagung
ternyata tidak bertangkai, pelepahnya langsung berhubungan dengan helai
daun sehingga tumbuhan tersebut disebut berdaun tidak lengkap. Pada
umumnya tumbuhan mempunyai daun yang tidak lengkap karena tidak
mempunyai salah satu atau kedua dari tiga bagian pelepah daun, tangkai
daun, dan helai daun. Berikut ini akan dijelaskan mengenai struktur bagian
luar daun:
4
1. Helai Daun (Lamina)
Helai daun dapat dikatakan sebagai bagian yang paling penting dari
sebuah daun karena di helai daun inilah proses fotosintesis pada
tumbuhan berlangsung.. Helai daun sangat bervariasi, baik ukuran, bentuk
maupun warnanya. Adanya variasi tersebut banyak digunakan untuk
membantu mengidentifikasi tumbuhan.
2. Tangkai Daun (Petiolus)
Tangkai daun merupakan bagian yang menempel pada bagian
batang dan sebagai penopang atau pendukung helai daun.
Namun, tidak semua tumbuhan memiliki tangkai daun. Pada daun lengkap,
tangkai daun menghubungkan pelepah daun dengan helai daun. Tumbuhan
yang memiliki tangkai dan helai daun, tetapi tidak memiliki pelepah daun
disebut daun bertangkai. Sedangkan tumbuhan yang tidak memiliki
pelepah maupun tangkai daun disebut daun duduk (sesile). Helai daunnya
langsung berlekatan dengan batang.
5
c. Stipula intrapetiolar, terdapat di ketiak daun,
d. Stipula antidroma, melekat dan terletak berhadapan dengan tangkai
daun,
e. Stipula interpetiolar, terletak di antara dua tangkai daun
yang berhadapan, misalnya pada tanaman kopi (Coffea sp),
pace/mengkudu (Morinda citrifolia L.),
f. Okrea, stipula berupa selaput tipis yang kedua sisinya saling berlekatan
melingkari batang, terdapat di atas pangkal daun.
(adnata) (intrapetiolar) (interpetiolar) (antidroma) (okrea)
(Letak stipula (Tjitrosoepomo, 2003))
6
daun, dimana dibagian ini terletak sebuah kuncuk yang akan berkembang
menjadi tunas cabang.
1. Epidermis
Lapisan luar pada daun disebut juga dengan jaringan epidermis.
Jaringan epidermis merupakan jaringan dengan sel berlapis satu yang
tersusun rapat dan dindingnya mengalami penebalan lignin. Jaringan
epidermis memiliki fungsi utama, yaitu untuk melindungi jaringan yang
ada di bawahnya, selain itu epidermis juga berperan dalam proses
penguapan air (transpirasi) dengan menggunakan lapisan kutikula yang
7
terdapat pada epidermis tersebut. Pada beberapa tumbuhan, epidermis ini
ditutupi oleh lapisan lilin. Selain itu, epidermis daun juga dapat dijumpai
trikhoma yang beraneka ragam bentuknya. Ada yang bercabang-cabang
dan ada yang tidak bercabang. Ada yang berkelenjar dan ada yang tidak
berkelenjar.
P
ada epidermis ini biasanya terdapat stomata yang diapit oleh dua sel
penutup. Letak dari stomata pada daun ini dapat berbeda-beda menurut
jenis tumbuhannya. Ada yang letak stomata-nya berada di lapisan atas, ada
yang stomata-nya terletak di bagian bawah saja, atau bisa juga terletak di
lapisan atas dan bawah. Stomata ada yang berbentuk ginjal dan ada yang
berbentuk halter. Tipe stoma bermacam-macam yang dapat dikenali
dengan posisi sel penutup terhadap sel tetangga, berapa jumlah sel
tetangganya, dan apakah sel tetangga tersebut sama besar atau berbeda
ukurannya Letak stomata terhadap epidermis juga beragam. Ada yang
berada sejajar dengan lapisan epidermis dan ada yang letaknya masuk ke
dalam (tersembunyi). Ada juga yang letaknya teratur dan ada yang
tersebar.
8
2. Mesofil
Dinamakan mesofil karena jaringan ini terletak di bagian tengah,
antara epidermis atas dan epidermis bawah. Jaringan mesofil tersusun dari
sel-sel parenkim yang tersusun cukup longgar sehingga memiliki ruang
antarsel atau rongga antarsel. Parenkim tersebut dapat dibedakan dalam
dua macam bentuk, yaitu:
a. Jaringan Palisade
Jaringan palisade atau yang biasa disebut sebagai jaringan
tiang ini memiliki sel yang berbentuk silinder dan tersusun rapat
berjajar. Jaringan ini dapat terdiri dari satu lapis sel atau beberapa
lapis sel Di dalam jaringan palisade ini, terdapat banyak kloroplas
dan jaringan ini juga berfungsi dalam proses pembuatan makanan
atau fotosintesis. Jumlah klorofil pada palisade jauh lebih banyak
dibanding dengan klorofil pada bunga karang.
b. Jaringan Spons
Jaringan spons atau yang biasa disebut juga dengan
jaringan bunga karang ini memiliki sel yang berbentuk cuping
dengan susunannya yang lebih longgar jika dibandingkan dengan
jaringan palisade. Jaringan spons ini banyak mengandung ruang
antarsel yang berisi udara (termasuk CO2) yang dapat digunakan
9
3. Jaringan Pembuluh Angkut
Berkas pembuluh angkut ini terdapat pada tulang daun dan
fungsinya secara umum adalah alat transpor dan juga sebagai penguat
daun. Pada tulang daun dapat dijumpai adanya seludang pembuluh (bundle
sheath). Berkas pembuluh angkut ini terbagi menjadi 2 macam bagian,
yaitu
a. Xylem
Xylem atau yang biasa juga disebut dengan pembuluh kayu ini
memiliki fungsi untuk mengalirkan air beserta zat haranya menuju ke
daun untuk fotosintesis. Xilem terletak di bagian atas daun.
b. Floem
Floem atau yang biasa juga disebut pembuluh tapis ini
memiliki fungsi untuk menyalurkan hasil fotosintesis tumbuhan
dari bagian daun ke bagian tumbuhan yang lain. Floem terletak di
bagian bawah daun.
10
Tata Letak Daun pada Batang (Wilson & Loomis, 1966)
11
Jika untuk mencapai daun yang tegak lurus dengan daun pertama
tadi mengelilingi batang a kali (jumlah lingkaran spiral genetic), dan
jumlah daun yang dilewati selama itu adalah b (jumlah garis ortostik),
maka perbandingan kedua bilangan tadi akan merupakan pecahan a/b,
yang dinamakan juga : Rumus daun atau Divergensi.
Pada tanaman padi, daun ke-1 dan daun ke -3 terdapat pada satu
garis ortostik dan spiral genetik membentuk satu lingkaran.
Perbandingan jumlah lingkaran spiral genetik dan jumlah garis ortostik
hingga mencapai daun terdekat yang terdapat pada garis ortostik yang
sama pada tanaman padi = ½. Dapat dikatakan bahwa tata letak daun
pada padi (disebut juga filotaksis) adalah ½. Pecahan a/b menunjukkan
jarak sudut antara dua daun berturut-turut, jika diproyeksikan pada
bidang datar. Jarak sudut antara dua daun berturut-turut pun tetap dan
besarnya adalah a/b x 3600, yang disebut : sudut divergensi. Pada
tumbuhan padi, sudut divergensinya adalah ½ x 360° = 180°.
Tumbuhan dengan tata letak daun tersebar, ternyata pecahan
a/bnya, dapat terdiri atas pecahan-pecahan : ½, 1/3, 2/5, 3/8, 5/13, 8/21
dst. yang disebut deret Fibonacci. Angka-angka diatas memperlihatkan
sifat berikut :
Tiap suku dibelakang suku kedua (jadi suku ketiga dst.)
merupakan suatu pecahan, yang pembilangnya dapat diperoleh
dengan menjumlah kedua pembilang dua suku yang ada di
depannya, dan penyebutnya merupakan hasil penjumlahan
kedua penyebut dua suku yang di depannya, atau
Tiap suku dalam deretan itu merupakan suatu pecahan yang
pembilangnya merupakan selisih antara penyebut dan
pembilang suku yang di depannya, dan penyebutnya adalah
jumlah penyebut suku di depanya dengan pembilang suku itu
sendiri.
Seperti suku ke-3 deret Fibonacci diatas, yaitu 2/5 diperoleh dari:
pembilang suku ketiga = pembilang suku pertama ditambah
pembilang suku kedua (pembilang suku ketiga, yaitu 2 = 1 + 1).
12
Penyebut suku ketiga = penyebut suku pertama ditambah dengan
penyebut suku kedua (penyebut suku ketiga, yaitu 5 = 2 + 3).
Pada tumbuhan dengan tata letak daun tersebar, kadang-kadang
duduk daun rapat berjejal-jejal karena ruas-ruas batang amat
pendek, sehingga duduk daun pada batang tampak hampir sama
tinggi, dan sangat sukar untuk menentukan urut-urutan tua
mudanya. Daun-daun yang mempuyai susunan demikian disebut
suatu : roset (rosula). Roset ada 2 macam :
a) roset akar, yaitu jika batang amat pendek, sehingga semua
daun berjejal-jejal diatas tanah, ch. pada lobak (Raphanus sativus
L.) dan tapak liman (Elephantopus scaber L.).
b) roset batang, jika daun yang rapat berjejal-jejal itu
terdapat pada ujung batang, ch. Pada pohon kelapa (Cocos nucifera
L.) dan bermacam –macam palma lainnya.
Pada cabang-cabang yang mendatar atau serong keatas, daun-
daun dengan tata letak tersebar dapat teratur sedemikian rupa pada
suatu bidang datar, dan membentuk suatu pola seperti mosaik (pola
karpet). Susuna daun yang demikian itu disebut mosaik daun. Bila
hanya satu helai daun pada setiap nodus (buku), maka duduk daun
dapat:
a) Monostika (Monostichous) bila seluruh daun tampak berada
pada satu sisi batang jika dilihat dari atas duduk daun seperti
ini jarang ditemukan. Bila ada, seringkali dipengaruhi oleh
pertumbuhan ruas (internode) yang asimetris diantara dua daun
yang berurutan, sehingga daun tampak tersusun membentuk
putaran helix yang dangkal. duduk daun seperti ini disebut
sebagai spiromonostik (spiromonostichous).
13
b) Distika (distichous), yaitu daun tampak berada dalam dua
deret jika dilihat dari atas, biasanya sudut yang terbentuk diantara
dua deret daun tersebut 1800 . bila kedua deretan tersebut berputar
ke arah yang sama, masing-masing dengan sudut putar yang sama,
maka duduk daun menjadi spirodistika (spirodistichous).
c) Tristika (tristichous), yaitu bila daun-daun berada dalam
tiga deret bila dilihat dari atas dengan sudut diantara deret satu
dengan berikutnya adalah 120° pada tumbuhan dengan duduk daun
seperti ini, batangnya dapat mengalami perputaran sehingga duduk
daun menjadi spirotristika (spirotristichous)
d) Spiral, yaitu bila dilihat dari atas daun-daun berada pada
lebih dari tiga deret, misalnya 5 atau 8 deret . pada beberapa
tumbuhan duduk daun tidak persis mengikuti pola spiral sebagai
akibat panjang ruas yang berbeda-beda atau sebagai akibat adanya
perubahan selama masa pertumbuhan batang. Duduk daun spiral
seperti ini biasanya disebut sebagai duduk daun tersebar. Pada
beberapa tumbuhan lainnya dengan duduk daun spiral, letak daun
kelihatan sangat rapat satu sama lain sebagai akibat ruas batang
sangat pendek, misalna pada kelapa dan beberapa tanaman famili
Brasicaceae. Akibatnya, duduk daun tampak hampir sama tinggi
dan sukar untuk menentukan ukurannya. Duduk daun seperti ini ini
disebut roset.
14
Kedua daun yang berada pada setiap buku satu sama lain membentuk
sudut 180° . Bila pasangan daun pertama dan berikutnya terorientasi
dengan sudut 90°, maka akan terdapat empat deretan daun bila dilihat
dari atas. duduk daun seperti ini disebut berhadapan
bersilang (opposita-decussata). Bila batang yang memiliki duduk daun
sepert ini mengalami perputaran , maka duduk daun dapat dinyatakan
sebagai spiral decussata. Contoh pada mengkudu (Morinda citrifolia
L.), soka (Ixora poludosa Kurz.).
3. Bila terdapat tiga atau lebih daun muda pada setiap buku (nodus)
Bila terdapat tiga atau lebih daun muda pada setiap buku (nodus),
maka duduk daun dikatakan berkarang (whorld/verticillata). Pada
duduk daun seperti ini daun-daun yang berada dalam dua karangan
berurutan masing-masing dapat sejajar, dapat pula tidak. Bila daun dari
dua karangan letaknya tidak sejajar, maka apabila dilihat dari atas akan
tampak deretan daun sebanyak dua kali jumlah daun pada setiap
bukunya. Contoh pada pohon pulai (Alstonia scholaris
R.Br.), alamanda (Allamanda cathartica L.),oleander (Nerium oleander
L.)
15
1. Bagan Tata Letak Daun
Batang tumbuhan digambarkan sebagai silinder. Garis
ortostik yang merupakan garis sumbu proyeksi daun digambarkan
dengan garis membujur, sedangkan spiral genetik digambarkan
dengan garis melingkar. Garis putus-putus menggambarkan bahwa
garis tersebut terdapat di bagian belakang batang. Nomor 1, 2, 3,
dan seterusnya merupakan nomor daun secara berurutan dari bawah
ke atas.
16
Diagram Tata Letak Daun
17
e. Pelepah atau upih (vagina)
18
anak daun (foliolum). Suatu daun majemuk berasal dari suatu daun
tunggal yang torehnya sedemikian dalamnya sehingga bagian daun
diantara toreh-toreh itu terpisah satu sama lain dan masing-masing bagian
merupakan suatu helaian kecil tersendiri. Daun majemuk memiliki
bagian-bagian, yaitu :
a. Ibu tangkai daun (petiolus communis)
Yaitu bagian daun majemuk yang menjadi tempat duduknya helaian.
Ibu tangkai daun dapat dipandang sebagai penjelmaan tangkai daun
tunggal ditambah ibu tulangnya, sehingga kuncup ketiak terletak di
atas pangkal ibu tangkai pada batang.
b. Tangkai anak daun (petiololus)
Yaitu cabang-cabang ibu tangkai daun yang mendukung tangkai daun.
Dapat dianggap sebagai penjelmaan pangkal suatu tulang cabang pada
daun tunggal sehingga di dalam ketiaknya tak pernah terdapat kuncup.
c. Anak daun (foliolum)
Merupakan bagian helaian daun yang karena dalam dan besarnya
toreh menjadi terpisah. Anak daun pada daun majemuk umumnya
mempunyai tangkai pendek atau hamper duduk pada ibu tangkai,
misalnya pada daun seledri. Terkadang anak daun mempunyai tangkai
yang cukup panjang dan terlihat jelas, seperti pada daun mangkonan.
d. Upih daun (vagina)
Yaitu bagian di bawah ibu tangkai yang lebar dan biasanya memeluk
batang. Misalnya pada daun pinang
19
Berdasarkan susunan anak daun pada ibu tangkainya, daun majemuk dapat
dibedakan menjadi empat golongan, yaitu :
Daun majemuk menyirip (pinnatus)
Adalah daun majemuk yang anak daunnya terdapat di kanan kiri ibu
tangkai daun sehingga tersusun seperti sirip pada ikan. Daun majemuk
menyirip dapat dibedakan menjadi :
o Daun majemuk menyirip beranak satu (unifoliolotus)
o Daun majemuk menyirip genap (abrupte pinnatus)
o Daun majemuk menyirip gasal (impraripinnatus)
20
Gambar bifoliolatus pada daun Gambar trifoliolatus pada daun
Cynometra caulicula Hevea brasiliensis
21
Gambar daun majemuk campuran pada daun Mimosa pudica L.
F. Modifikasi Daun
Modifikasi daun adalah variasi pada daun yang terjadi akibat adanya
reduksi atau penambahan jaringan-jaringan tertentu selama
perkembangannya karena faktor kegiatan daun itu sendiri atau oleh
lingkungan. Modifikasi daun berkaitan dengan adaptasi yang bertujuan
untuk mempertahankan hidupnya. Ada beberapa macam modifikasi pada
daun, diantaranya adalah :
22
Jika umbi diiris membujur akan tampak jelas susunan berlapis-lapis.
Contohnya adalah bawang merah.
b. Umbi lapis tersusun menyirap (bulbus squamosus). Pada umbi ini,
daun tidak menyelubungi umbi dan tersusun seperti genting.
Contohnya adalah bunga lilia.
Gambar umbi lapis bawang merah dan bagiannya Gambar umbi lapis bunga lilia
Gambar daun kantong semar dan bagiannya Gambar daun kantong semar
23
tumbuhan pemakan serangga yang hidup di air, misalnya adalah rumput
gelembung (Ultricularia flexuosa Vahl.). Bagi tumbuhan ini, gelembung
merupakan semacam bubu untuk menangkap serangga-serangga kecil yang
hidup di dalam air.
4. Daun kait
Modifikasi ini terjadi pada ujung aksis daun majemuk yang
berfungsi untuk memanjat. Contohnya adalah duri kait rotan. Rotan
mempunyai daun majemuk dan pelepah daun yang tumbuh menutupi ruas-
ruas batang.
24
majemuk, atau bagian daun yang lain. Daun pembelit dapat ditemukan pada
kembang talang (Gloriosa superba) serta kapri (Pisum asiaticum).
25
7. Duri daun (spina phyllogenum)
Duri merupakan modifikasi dari daun, akar, maupun batang. Biasanya bentuk
duri berupa struktur kecil yang tajam. Menurut asalnya, duri dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu :
Duri semu
Duri ini bukan merupakan modifikasi tumbuhan karena merupakan
alat tambahan. Duri semu menempel pada batang atau tangkai,
sehingga disebut duri tempel (aculeus). Biasanya duri tempel memiliki
struktur tajam dan mudah dilepaskan tanpa menyebabkan luka pada
tumbuhan. Duri ini bisa ditemui pada tumbuhan mawar (Rosa
chinensis).
Duri sejati
Merupakan hasil modifikasi darisalah satu bagian pokok tumbuhan
dan sukar untuk dilepaskan. Jika dilepaskan dapat mengakibatkan luka
pada tumbuhan. Duri sejati dapat dibedakan menjadi :
a) Duri daun (spina phyllogenum)
Yaitu duri yang merupakan modifikasi dari daun. Biasanya
berbentuk halus dan berjumlah banyak. Duri daun terdapat
pada tanaman yang tumbuh di lingkungan yang kering sebagai
bentuk adaptasi terhadap lingkungan untuk mengurangi
penguapan air. Bukti bahwa duri ini berasal dari daun dapat
26
terlihat dari adanya kuncup atau tunas yang keluar dari ketiak
daun atau batang. Contoh tumbuhan dengan duri daun adalah
kaktus (Opuntia sp).
27
kayu dalam batang. Duri jens ini dapat ditemukan pada
tumbuhan bugenvil (Bougainivillea spectabilis).
28
Belah ketupat (rhomboid),Yaitu bangun segi empat yang sama
sisinya serta sama panjang misalnya pada daun anak pada daun
bengkuwang. (Pachyrrhizus erosus Urb)
Bertelinga atau bercuping (auriculatus),yaitu bangun helai daun
yang seperti tombak tetapi pangkal daunnya baik kekiri dan ke kanan
membulat pada dan tempuyung (Sonchus asper Vill)
Bulat atau bundar (orbicularis),bentuk ini kan dijumpai pada
Victoria regia dan Teratai daun besar (Nelumbium nelumbo Druce)
Bulat telur (ovatus),misalnya daun kembang sepatu (Hibiscus
rosasinensis) dan dan cili padi (Capsicum frutescens L)
Bulat telur sungsang (obovatus),yaitu sepert bulat telur tetapi bagian
yang terlebar terdapat dekat bagian ujung helai daun misalnya
dijumpai pada helai daun sawo kecik (Manilkara kauki Dub)
Delta (deltoid),yaitu bangun segitiga yang sama ketiga sisinya
misalnya pada daun air mata penganting / bunga antigong (Antigonon
leptopus Hook et am)
Garis (linearis),Bentuk daun ini ditandai dengan Panjang daun
berbanding dengan lebar daunnya adalah 25 : 1. Bentuk dengan pola
ini dijumpai pada pada daun tumbuhan Alang-alang (Imperata
cylindrica ), Hallophyta
Ginjal (reniformis),bangun helai daun pendek melebar dengan ujung
yang tumpul atau membulat dan pangkal yang berlekuk dangkal
misalnya pada daun kaki kuda (Centela asistica Urb)
Jarum (acerosus atau acicular), Bangun jarum; bulat torak, kecil
dan panjang, seperti bentuk daun Pinus.
Jantung (cordatus), yaitu bangun seperti bulat telur tetapi pangkal
daunnya memperlihakan sesuatu lekukan misalnya pada daun pohon
waru (Hibiscus tiliaceus L)
Jantung sungsang (obcordatus),misalnya pada daun sidaguri (Sida
retusa ) atau daun semanggi gunung (Oxalis corniculata L)
Jorong (ovalis atau ellipticus),Bentuk ini adalah perkbangan struktur
bentuk helai daun dari bentuk bulat sebelumnya dengan
29
perkembangan kearah apex dan basic Contohnya pada daun nangka
(Arthocarpus heterophyla Merr) dan Bintanggor (Callophylium
inophylium L)
Lanset (lanceolatus),bangun struktur hekai daun yang lebig amping
dari bentuk oblong bagian tengan lebih sempit dari bagian oblong
contohnya ini pada daun kemboja (Plumiera acuminata Ait) dan
oliander (Nerium oleander L)
Memanjang (oblongus),perbandingan 2½ - 3 : 1 Bentuk ini dikenal
dengan tipe memanjang ( Oblong) yang merupakan modifikasi bentuk
memanjang kearah apex dan base dari bentuk jorong misalnya pada
sirikaya (Annona squamosa L dan sirsak (Annona muricata L)
Paku atau dabus (subulatus), Bangun paku atau dabus; bulat torak,
pendek dengan ujung lancip.
Pedang (ensiformis), Bangun pedang; lonjong memanjang dengan
tepi kurang lebih sejajar dan berujung lancip. Bagian tengah (dekat
ibu tulang daun) lebih tebal dari tepi-tepinya.
Perisai (peltatus), biasanya bulat mempunyai tangkai yang tidak
tertanam pada pangkal daun tetapi pada bagian tengah tengah daun.
Pita (ligulatus), Bentuk daun dengan perbandingan nya adalah 10 : 1
dan contoh pada jagung ( Zea mays), tebu (Zacharum offisinarum )
Segitiga (triangularis),yaitu bangun seperti segi-tiga sama kaki
misalnya daun bunga pukul empat (Mirabilis jalapa L)
Segitiga terbalik atau pasak (cuneatus),misalnya anak daun
semanggi (Marsilea crenata Prest)
30
2. Ujung Daun
Bentuk ujung daun dapat dibedakan menjadi :
Runcing (acutus),jika kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit
demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak daun
31
Membulat (rotundatus), seperti pada ujung yang tumpul, tetapi tak
bersudut sama sekali, hingga ujung daun membentuk semacam suatu
busur.Contoh : ujung daun Kaki Kuda (Centella asiatica),ujung daun
bunga teratai,ujung daun nangka.
Rompang (truncatus), ujung daun tampak sebagai garis yang rata,
misalnya ujung anak daun semanggi (Marsika crenata Presl.)
Terbelah (retusus), ujung daun justru seperti terbelah dua,
memperlihatkan lekukan, kadang-kadang terlihat. Misalnya ujung
daun Nenas Sebrang (Agave sp.)
Berlekuk (emarginatus),melekuk dangkal di ujungnya.
Berduri (mucronatus), jika ujung daun ditutupi oleh suatu bagian
y
a
n
g
runcing keras atau duri. Contohnya pada ujung daun Nenas Sebrang
(Agave sp.).
3. Pangkal Daun, Bentuk pangkal daun dapat dibedakan menjadi :
Berlekuk (emarginatus),biasanya terdapat pada daun bangun
jantung misalnya daun Waru (Hibiscus tiliaceus L.),pada daun
bangun ginjal misalnya daun Kaki Kuda (Centella asiatica
Urb.),dan pada daun bangun anak panah misalnya daun
Enceng (Sagittaria sagittifolia L.).
32
Membulat (rotundatus),biasanya terdapat pada daun bangun
bulat misalnya daun Teratai Besar (Nelumbium nelumbo
Druce),pada daun bangun jorong misalnya daun Nangka
(Artocarpus integra Merr.),dan pada daun bangun bulat telur
misalnya daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.).
Runcing (acutus),biasanya terdapat pada daun bangun
memanjang misalnya daun Sirsat (Annona muricata L.),pada
daun bangun lancet misalnya daun Oleander (Nerium oleander
L.),pada daun bangun belah ketupat misalnya daun
Bangkuwang (Pachyrrhizus erosus Urb.),
Rompang (truncatus), pangkal daun rata,biasanya terdapat
pada daun bangun segitiga misalnya daun Bunga Pukul Empat
(Mirabilis jalapa L.),pada daun bangun delta misalnya daun
Air Mata Pengantin (Antigonon leptopus Hook. et Arn.),dan
pada daun bangun tombak misalnya daun Wewehan
(Monochoria hastata Solms).
Meruncing (acuminatus), bentuknya seperti runcing (acutus)
tetapi lebih tajam.biasanya terdapat pada daun bangun bulat
telur sungsang misalnya daun Sawo Kecik (Manilkara kauki
Dub.),atau pada daun bangun sudip misalnya daun Tapak
Liman (Elephantopus scaber L.).
Tumpul (obtusus),biasanya terdapat pada daun bangun bulat
telur misalnya daun Lombok Rawit (Capsicum frutescens
L.),pada daun bangun jorong misalnya daun Nyamplung
(Calophyllum inophyllum L.).
Miring atau asimetri (oblique),helaian di pangkal tidak
simetris. Misalnya pada Begonia.
33
4. Tepi Daun, Bentuk tepi daun dapat dibagi menjadi dua bentuk
yaitu :
a) Rata (integer)
b) Bertoreh (divisus). Tepi daun memiliki torehan yang berdasarkan
dalamnya torehan terbagi dua yaitu :
Torehan yang tidak mempengaruhi bentuk asli daun (toreh
yang merdeka)
Torehan yang dangkal dan letaknya tidak tergantung pada
jalannya tulang daun. Torehannya disebut sebagai sinus sementara
bagian yang menonjol keluar disebut angulus. Bentuk-bentuk dari
torehan ini antara lain :
- Bergerigi (serratus), apabila sinus dan angulus sama
lancipnya
- Bergerigi ganda/rangkap (biserratus), apabila angulus cukup
besar dan tepinya bergerigi lagi
- Bergigi (dentatus), apabila sinus tumpul dan angulus lancip
34
- Berlekuk (lobatus), jika kedalaman toreh kurang daripada
setengah panjang tulang-tulang yang terdapat di kiri kanannya.
- Bercanga
- p (fissus), jika kedalaman toreh kurang lebih sampai ditengah
panjang tulang-tulang daun di kiri kanannya.
- Berbagi (partitus), jika kedalaman toreh melebihi setengah
panjang tulang daun di kanan kirinya.
5. Pertulangan Daun
Berdasarkan susunan tulang daunnya, pertulangan daun
dibedakan menjadi :
a. Menyirip (penninervis),Daun menyirip yaitu daun yang
mempunyai struktur tulang daun jenis menyirip seperti pada
sirip-sirip ikan.Daunnya tersusun rapi mulai dari tangkai
hingga ujung dari helai daun.Daun menyirip dapat kita temui
pada pohon kuweni (Mangifera odorata), belimbing manis
(Averrhoa carambola L), daun pohon durian (Durio zibethinus
35
b. Menjari (palminervis),Tanaman ini memiliki bentuk daun
dengan satu tulang daun yang cukup besar dan berbentuk
seperti jari-jari tangan manusia.Daun dengan struktur
tulang daun menjari ini dapat kita jumpai pada daun
singkong, daun pepaya, daun ketela pohon, daun kapas dan
yang lainnya
c. M
e
lengkung (cervinervis),Daun melengkung ialah daun
dengan tulang daun berbentuk seperti garis-garis
melengkung. Daun dengan jenis tulang daun sperti ini dapat
kita jumpai di berbagai tumbuhan lingkungan sekitar
36
tempat tinggal kita. Seperti misalnya daun gadung, sirih,
dan genjer.
37
H. Aksesoris(alat tambahan) Daun
Organ pelengkap atau tambahan pada daun meliputi :
1. Daun penumpu (stipula)
Stipula merupakan dua helai daun kecil dekat pangkal tangkai daun
yang berfungsi untuk melindungi kuncup yang masih muda. Pada
kacang kapri (Pisum sativum) daun penumpu itu besar dan lebar
sementara pada pohon nangka (Artocarpus integra) daun penumpunya
mudah gugur, tetapi pada mawar (Rosa sp) tinggal lama dan baru
gugur bersama-sama daunnya.
38
Stipula pada kacang tanah dan kembang sepatu
39
Stipula yang termodifikasi menjadi duri pada Zizhipus dan Acacia
40
Stipula yang termodifikasi menjadi sulur
41
3. Lidah-lidah (ligula)
Suatu selaput kecil yang biasanya terdapat pada batas upih dan helaian
daun pada rumput-rumputan (Graminae). Alat ini berguna untuk
mencegah mengalirnya air hujan kedalam ketiak antara batang dan
upih daun, sehingga kemungkinan pembusukan dapat dihindarkan.
42
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya
berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap
energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Bagian bagian dau tersusun dari
tangkai, pelepah dan helai daun. Daun juga memiliki beberapa bentuk yang
berbeda beda seperti bentuk menjari, sejajar, menyirip. Pada bagian ujung terdapat
bentuk seperti meruncing, membulat, bulat telur, berbentuk telinga, anak panah.
Selain itu juga terdapat berbagai modifikasi daun, seperti bentuk spina, filodia,
bulbus, asricula, atridium dan cirrus. Beberapa daun juga memiliki aksesoris
tambahan seperti stipula, ocrea dan ligula.
43
Daftar Pustaka
Keo, K., S. Simoi, D. Bensae, R.O. Madangu dan D.P. Jampi. 2016. Tata Letak
Daun pada Batang.
http://ekplorasialam.blogspot.com/2016/12/tata-letak-daun-pada-
batang.html
Ruben. 2016. Bagian-bagian Daun pada Tumbuhan –Struktur Luar dan Dalam.
https://dosenbiologi.com/tumbuhan/bagian-bagian-daun.
44