Anda di halaman 1dari 4

Tabel spesifikasi menpunyai kolom dan baris, sehingga tampak hubungan antara materi dengan

aspek yang tergambar dalam indikator. Sebenarnya penyusun tes bukan hanya mengingat hubungan
antara dua hal tersebut tetapi empat hal, yaitu hubungan antara materi, indikator, kegiatan belajar, dan
evaluasi.

Keempat hal, yaitu materi, indikator, kegiatan belajar, dan evaluasi merupakan kaitan yang erat
sekali. Dengan mengenal materi yang akan diajarkan (yang dipilih untuk mencapai Tujuan Kurikuler dan
Tujuan Instruksional Umum), kita segera tahu bagaimana sifat materi tersebut misalnya fakta, konsep
atau hubungan antarkonsep. Apabila materinya berupa fakta, tentu indikatornya menyangkut ingatan.
Kegiatan belajarnya informasi dan evaluasi dapat uraian, isian singkat, benar-salah atau pilihan ganda
biasa.

Dalam program satuan pelajaran yang dikembangkan oleh Pemantapan Kerja Guru (PKG) dapat
diketahui dengan jelas hubungan antara empat komponen tersebut.

Urutannya adalah: indikator, materi, kegiatan belajar mengajar, dan evaluasi. Ini merupakan
urutan yang benar Memang dalam mengajar harus diketahui terlebih dahulu apa yang akan dicapai
Kemudian ditentukan materi penunjangnya. Apa yang disajikan di atas mengikuti kebiasaan yang ada
dalam praktek Karena yang tersedia di hadapan guru adalah materi yang tercakup dalam buku, maka
barulah dari materi tersebut dirumuskan indikatornya tentu saja ini kurang benar, tetapi mudah dilakukan,
khususnya bagi mereka yang belum terbiasa menyusun soal.

Kebiasaan yang salah dan tidak boleh lagi diteruskan adalah dari materi disusun soalnya, baru
kemudian dirumuskan indikatornya.

Sebagai contoh kaitan antara indikator, materi, kegiatan belajar mengajar dan evaluasi adalah
sebagai berikut.

TIK : 4.2.2. Siswa dapat menghitung kecepatan benda.

Materi : 4.2.2. Percepatan benda.

KBM : Informasi dan tanya jawab percepatan.

Evaluasi : 4.2.2. Sebuah benda yang mula-mula diam, massanya 5 kg dan menerima dua buah gaya yang

berlawanan dan sama besar masing masing 10 newton.

2. Langkah-Langkah Pembuatan

Sebenarnya ada beberapa macam tabel spesifikasi. Macam tabel ini ditentukan oleh bidang studi
dan homogenitas materi yang akan diteskan. Satu hal yang sama adalah bahwa langkah pertama yang
harus diambil adalah mendaftar pokok-pokok materi yang akan diteskan kemudian memberikan
imbangan bobot untuk masing-masing pokok materi.

Contoh:
Akan membuat tes untuk evaluasi. Pokok-pokok materinya adalah:

1. Pengertian (2)

2. Fungsi Evaluasi (3)

3. Macam-Macam Cara Evaluasi (4)

4. Persyaratan Evaluasi (5)

Angka-angka yang tertera di dalam kurung yang dituliskan di belakang pokok materi,
menunjukkan imbangan bobot untuk masing masing pokok materi. Penentuan imbangan bobot dilakukan
oleh I berdasarkan atas luasnya materi atau kepentingannya untuk dites. Penentuan imbangan dilakukan
atas perkiraan (judgment) saja. Pada waktu menuliskan angka tidak perlu dihitung-hitung bahwa
jumlahnya harus 10 karena semuanya akan diubah menjadi angka dalam bentuk persentase.

Dari contoh di atas, maka pokok-pokok materi dapat dipindahkan ke dalam tabel dan mengubah
indeks menjadi persentase. Inilah merupakan langkah kedua dari pembuatan tabel spesifikasi.

Tabel….

Setelah mencantumkan pokok-pokok materi yang akan diteskan beserta persentasenya, langkah
ketiga adalah memerinci banyaknya butir soal untuk tiap-tiap pokok materi, dan angka ini dituliskan pada
kolom paling kanan. Caranya adalah membagi jumlah butir soal (di sini 50 buah) menjadi 4 bagian
berdasarkan imbangan bobot yang tertera sebagai persentase.

3. Tindak Lanjut Sesudah Penyusunan

Tabel Spesifikasi Dua langkah lagi sebagai tindak lanjut sesudah menyusun tabel spesifikasi untuk
memperoleh seperangkat soal tes. Dua langkah tersebut adalah: menentukan bentuk soal dan menuliskan
soal-soal tes.

a. Menentukan Bentuk Soal

Dalam pengalaman yang diperoleh sehari-hari dapat diketahui adanya bermacam-macam bentuk soal tes,
dengan kebaikan dan keburukan masing-masing. Dengan keterangan tentang bagaimana cara mengatasi
keburukan atau kekurangan tiap bentuk, maka kita dapat mengambil berbagai bentuk.

Ada dua hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan bentuk soal, yaitu:

1) waktu yang tersedia,


2) sifat materi yang dites.

Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan alokasi waktu tes adalah:

1) Untuk tes formatif dari bahan diselesaikan dalam waktu 4-5 kall pertemuan (@45 menit) kira-kira
memerlukan 15-20 menit, sedangkan untuk pelajaran yang berlangsung selama 1 jam pelajaran
memerlukan waktu kira-kira 5-10 menit.
2) Waktu yang digunakan untuk menyelesaikan soal bentuk objektif pilihan ganda kira-kira ½-1
menit untuk setiap butir tes (untuk pilihan ganda sederhana benar-salah barangkali dapat lebih
singkat).
3) Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan soal bentuk uraian tergantung dari berapa lama
siswa harus berpikir dan menuliskan jawaban.

Untuk menentukan bentuk soal ditinjau dari segi aspek berpikir adalah sebagai berikut:

1) Mendaftar fakta-fakta, istilah, definisi yang terdapat dalam seluruh materi yang diajarkan. Kita
ketahui bahwa fakta dan sebagainya ini berhubungan dengan aspek ingatan.
2) Mendaftar setiap konsep (pengertian) yang tercakup dalam seluruh materi. Konsep ini diukur
penguasaannya berdasarkan aspek pemahaman siswa.
3) Mencari hubungan antara dua atau beberapa konsep yang ada. Hubungan konsep ini berhubungan
dengan aspek pemahaman tetapi dapat juga aplikasi.
4) Mempertentangkan konsep-konsep, menggeneralisasikan, dan menghubungkan konsep dengan
masalah kehidupan sehari-hari. Hal ini berhubungan dengan aspek aplikasi.
5) Memilih hubungan antara beberapa konsep dalam penerapan ke dalam permasalahan yang lebih
luas. Kasus permasalahan yang luas dapat diangkat sebagai pokok untuk menyusun soal bentuk
analisis, sintesis, atau evaluasi.

Yang baru saja diterangkan adalah bentuk-bentuk soal ditinjau dari aspek yang diukur.

Untuk menentukan bentuk soal ditinjau dari segi konstruksi soal, yaitu bentuk objektif dan uraian,
maka dapat dilakukan sebagai berikut:

1) Memilih fakta-fakta tunggal seperti: tahun, nama, atau istilah. Hal-hal seperti ini merupakan
bagian yang paling tepat untuk dijadikan butir soal bentuk benar-salah (B-S) ataupun isian
singkat.
2) Hubungan konsep-konsep yang berupa klasifikasi dan diferensiasi ditentukan untuk membuat
soal bentuk pilihan ganda (multiple choice). Definisi atau hubungan sebab-akibat, merupakan
bahan yang dapat diuji dengan bentuk benar-salah, pilihan ganda ataupun hubungan antarhal (dua
pernyataan yang dihubungkan dengan kata "sebab").
3) Memilih konsep-konsep yang agak kompleks sifatnya, untuk dijadikan soal bentuk uraian.

b. Menuliskan Soal-Soal Tes

Langkah terakhir dari penyusunan tes adalah menuliskan soal-soal tes (item writing). Walaupun
tampaknya tinggal satu langkah, akan tetapi langkah ini merupakan langkah penting karena kegagalan
dalam hal ini dapat berakibat fatal. Hal-hal yang harus diperhatikan:

1) Bahasanya harus sederhana dan mudah dipahami. Perlu diingat sekali lagi bahwa kesalahan
dalam memilih kalimat dapat berakibat tidak validnya sebuah tes. Untuk mengukur pencapaian
atau prestasi belajar, faktor bahasa tidak boleh menjadikan hambatan penyelesaian soal.
2) Suatu soal tidak boleh mengandung penafsiran ganda atau membingungkan.
3) Cara memenggal kalimat atau meletakkan/menata kata-kata perlu diperhatikan agar tidak
ditafsirkan salah. Dalam matematika misalnya, penulisan pangkat maupun indeks harus
diusahakan pada tempat yang semestinya.
4) Petunjuk mengerjakan. Walaupun kadang-kadang siswa sudah biasa melihat bentuk-bentuk soal
yang dijumpai, namun petunjuk mengerjakan tiap kelompok soal merupakan hal yang penting
dan tidak boleh diabaikan. Petunjuk ini harus dituliskan sedemikian rupa sehingga jelas, dan
siswa tidak bekerja menyimpang dari yang dikehendaki oleh guru.

Catatan:

Untuk memperoleh sebuah tes yang terstandar, harus dilakukan uji coba (tryout) berkali-kali sehingga
diperoleh soal-soal yang baik. Dengan mengadakan uji coba terhadap soal-soal tes yang sudah disusun,
paling tidak dapat ditarik manfaat-manfaat sebagai berikut:

1) Pengalaman menggunakan tes tersebut.


2) Mengetahui kesukaran bahasa.
3) Mengetahui variasi jawaban siswa.
4) Mengetahui waktu yang dibutuhkan.
5) Dan lain-lain kesulitan.

Anda mungkin juga menyukai