XI MIA
OLEH:
KELOMPOK 4
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa ,yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah “Pengaruh Pandemi Covid-19 Terhadap
Proses Pembelajaran di SMA Santa Maria Nanga Pinoh” ini dapat diselesaikan dengan
baik. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dan Ibu Ena,S.Pd
selaku guru pendamping yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini
sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari
masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini sehingga kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................II
DAFTAR ISI................................................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG................................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................................................2
C. TUJUAN.................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. PROSES PEMBELAJARAN DI MASA PANDEMI COVID-19.......................................................3
1. Daring Method (online)....................................................................................................3
2. Luring Method (offline)....................................................................................................3
3. Blended Learning (gabungan)...........................................................................................4
4. Pembelajaran melalui buku, aplikasi, televisi, dan media elektronik lainnya..................4
B. KENDALA PEMBELAJARAN DI MASA PANDEMI COVID-19...................................................4
C. SOLUSI MENGATASI KENDALA PEMBELAJARAN DI MASA PANDEMI COVID-19..................6
BAB III PENUTUP........................................................................................................................7
A. KESIMPULAN.........................................................................................................................7
B. SARAN...................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia seperti tergoncang dengan adanya virus yang mewabah, yang merambah
seluruh aspek kehidupan. Manusia sebagai makhluk social yang selalu berkumpul yang
selalu berinteraksi dengan sesama, yang tidak bisa hidup sendiri dan sangat
membutuhkan peran orang lain, yang selalu membentuk pengelompokan sosial diantara
sesama, yang memerlukan adanya organisasi, yang tidak pernah bisa dipisahkan dari
kelompok-kelompok sosial kini harus dipaksakan untuk menutup diri bahkan
mengasingkan diri dari lingkungan masyarakat, tetangga, pertemanan bahkan lingkungan
pengabdiannya hanya karena virus yang menyerang.
Savere Acute Respiratory syndrome corona virus 2 (SARS-CoV2) atau yang lebih
dikenal dengan nama virus corona adalah jenis virus yang menyerang dunia saat ini,
menyerang pada sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19.
Virus Corona ini bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi
paruparu, hingga kematian. Virus ini bisa menyerang siapa saja, mulai dari lansia
(golongan usia lanjut), orang dewasa, anak-anak, dan bayi, termasuk ibu hamil dan ibu
menyusui. Infeksi virus corona atau COVID19 (Corona Virus Disease 2019) pertama kali
ditemukan di China pada 8 Desember 2019. China tercatat sebagai negara yang pertama
kali melaporkan kasus Covid-19 di dunia. Untuk pertama kalinya, China melaporkan
adanya penyakit baru ini pada 31 Desember 2019. Pada pengujung tahun 2019 itu pula,
kantor Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di China mendapatkan pemberitahuan
tentang adanya sejenis wabah yang penyebabnya tidak diketahui. Infeksi pernapasan akut
yang menyerang paru-paru itu terdeteksi di kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Menurut
pihak berwenang, beberapa pasien adalah pedagang yang beroperasi di Pasar Ikan
Huanan. Pada tanggal 2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo pun mengumumkan secara
resmi di Istana Negara. Kasus covid di di Indonesia ini diawali dengan dua warga negara
Indonesia yang mengadakan kontak dengan warga negara Jepang yang datang ke
Indonesia dan di tanggal 11 Maret 2020, untuk pertama kalinya warga negara Indonesia
meninggal akibat Covid-19. Pasien awal yang terinfeksi virus corona di Indonesia pun
diberikan julukan pasien 01,02, 03 dan seterusnya. Pasien 01 dan 03 dinyatakan sembuh
dan meninggalkan rumah sakit pada tanggal 13 Maret 2020 dan kedua pasien tersebut
merupakan kesembuhan pertama kali di Indonesia.
Kasus covid 19 ini merambah ke segala aspek kehidupan, bahkan sektor pendidikan
pun sangat memprihatinkan dalam proses pembelajarannya. Pembelajaran tidak lagi
dapat dilakukan dalam bentuk tatap muka. Upaya pemerintah untuk tetap melakukan
proses pembelajaran pun dilakukan secara jarak jauh atau online atau lebih dikenal
dengan pembelajaran daring. Siswa atau mahasiswa dirumah dan pengajar dalam hal ini
guru ataupun dosen tetap melakukan tugasnya dengan mengajar dari rumah. Proses
pembelajaran secara daring ini memaksakan orangtua untuk mendukung proses
pembelajaran anak dengan harus menyedikan jaringan wifi atau pulsa data untuk
1
menjamin bahwa anaknya dapat memperoleh pendidikan walaupun dari rumah.
Sekolahsekolah ditutup, ujian nasional ditiadakan, para pegawai bergiliran ke kantor dan
tenaga fungsional melakukan tugasnya dirumah, yang lebih dikenal denga Work From
Home (WFH). Sekolah-sekolah dan kampuspun didaringkan, pertemuan-pertemuan
dilakukan secara online, semuanya dilakukan secara jarak jauh. Tuntutan proses
pembelajaran seperti ini menggugah orangtua untuk harus dapat menyediakan fasilitas
yang dituntut seperti laptop, handphone android dan bahkan pulsa data sehingga anaknya
dapat mengikuti proses pembelajaran. Untuk anak-anak yang kondisi ekonomi
keluarganya mampu dapat melakukan proses pembelajarannya dengan baik, tetapi untuk
orangtua dari kondisi keluarga dengan ekonomi lemah, merasa sangat terpukul dan pada
akhirnya harus bekerja ekstra untuk menunjang proses pembelajaran anak. Begitu pun di
SMA Santa Maria Nanga Pinoh, pihak sekolah mengeluarkan pengunguman bahwa siswa
diwajibkan belajar di rumah sejak Maret 2020.
Berdasarkan Berdasarkan fenomena-fenomena yang diuraikan diatas, maka kami
tertarik untuk meneliti lebih jauh dan memberikan judul untuk makalah ini yaitu
“Pengaruh Pandemi Covid-19 terhadap proses pembelajaran di SMA Santa Maria Nanga
Pinoh”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana proses pembelajaran di SMA Santa Maria Nanga Pinoh setelah
terjadinya pandemi covid-19?
2. Apa kendala dari proses perbelajaran jaak jauh (PJJ) yang dilakukan
dimasa pandemi covid-19?
3. Bagaimana solusi mengatasi kendala yang dialami saat pembelajaran jarak
jauh di masa pandemi covid-19?
C. Tujuan
Tujuan penelitian merupakan hal yang hendak di capai dalam pedoman untuk melakukan
suatu kegiatan yang telah di rumuskan. Adapun tujuan di buatnya makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran di SMA Santa Maria Nanga
Pinoh setelah terjadinya pandemi covid-19.
2. Untuk mengetahui kendala dari proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang
dilakukan di masa pandemi covid-19.
3. Untuk mengetahui solusi mengatasi kendala yang dialami saat pembelajaran
jarak jauh di masa pandemi covid-19.
2
BAB II PEMBAHASAN
Metode ini mulai digunakan di SMA Santa Maria Nanga Pinoh sejak awal
Agustus 2020. Seperti yang telah dianjurkan oleh Kemdikbut dan gubernur
3
Kalimantan Barat, serta berdasarkan hasil rapat orang tua murid pada awal Agustus
2020 yang dilakukan via Zoom. Pembelajaran dilakukan secara bergiliran (shift
model) agar menghindari keramain. Untuk siswa kelas X pembelajaran
dilaksanakan setiap hari Senin, Rabu, dan Sabtu. Untuk siswa kelas XI
pembelajaran dilaksanakan setiap hari Selasa, Kamis, dan Jumat. Sedangkan untuk
siswa kelas XII pembelajaran dilaksanakan setiap hari Senin-Kamis. Namun,
pembelajaran tatap muka ini sempat terhenti dikarenakan salah satu guru terdeteksi
positif Covid-19. Oleh karena itu, pembelajaran kembali dilaksanakan secara daring
selama dua minggu. Pembelajaran tatap muka kembali diberlakukan setelah para
guru melakukan test swab dan para siswa melakukan rapid test.
4
cerdas, dan mandiri. Salah satu solusi yang dibuat oleh pemerintah adalah adanya
Pendidikan Jarak Jauh (PJJ).
Penerapan Pembelajaran Jarak Jauh memberikan hasil yang cukup solutif untuk
proses pembelajaran di tengah pandemi Covid-19. Dampak positif dari penerapan ini
yaitu peserta didik terhindar dari penularan Covid-19, terlatih untuk belajar mandiri, serta
dapat lebih fokus belajar tanpa ada aktifitas ke luar rumah. Oleh karena itu SMA Santa
Maria juga melaksanakan pembelajaran jarak jauh yang dilaksanakan sacara daring.
Akan tetapi, penerapan PJJ ini juga memiliki beberapa kendala, salah satunya adalah
tidak semua peserta didik mendapat akses internet yang baik. Program PJJ
mengharuskan semua peserta didik untuk mengakses materi lewat akses internet,
sehingga hal ini menjadi penghambat bagi mereka yang tidak cukup memiliki akses
internet di wilayah rumahnya. Hal ini mengakibatkan peserta didik sulit untuk
mendapatkan materi untuk belajar, sehingga ini menjadi perhatian khusus untuk dapat
ditindaklanjuti, mengingat proses pembelajaran harus terus berlangsung dan peserta didik
harus dapat menyerap materi yang diberikan. Jika diringkas satu demi satu, ada lima hal
penghambat pelaksanaan Pembelajaran jarak jauh, yaitu masih ada guru dan siswa
yang belum melek teknologi, ketersediaan telepon seluler ataupun laptop untuk
siswa, kuota internet yang boros apabila digunakan untuk video konferensi setiap
hari, pengawasan orang tua yang kurang, hingga ketersediaan jaringan yang sulit
menjangkau daerah tertentu.
Oleh karena itu, perlu adanya koordinasi yang baik antara guru dan orang tua siswa
mengenai hal ini. Terlebih, orang tua siswa pun ada yang bekerja dari rumah, sehingga
membuat fokus orang tua jadi terpecah antara bekerja dan mengawasi anak belajar.
Selain itu, para siswa juga tidak sepenuhnya memahami materi yan diberikan oleh
guru melalui aplikasi Zoom maupun tugas yang diberikan. Para siswa hanya mencari
jawaban dari Google kemudian menyalinnya ke buku atau Microsoft Word tanpa
memahaminya terlebih dahulu. Tentu hal ini akan sia-sia bukan? Kuota internet habis,
tapi hanya sedikit mendapatkan ilmu.
Bukan hanya Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang mendapatkan banyak kendala
dalam pelaksanaanya, pembelajaran tatap muka di SMA Santa Maria Nanga Pinoh juga
mendapatkan banyak masalah. Masalah yang sering terjadi yaitu para guru yang kesulitan
mengarahkan para siswa untuk selalu menerapkan protokol kesehatan. Masih saja ada
siswa yang malas mencuci tangan, jarang menggunakan masker, bahkan berdempetan
ketika berkomunikasi dengan teman-temannya. Walaupun sudah dilarang untuk berbagi
alat tulis ataupun barang-barang lainnya, masih saja banyak siswa yang bandel dan tidak
menuruti anjuran dari guru. Selain itu, kurangnya meja mengharuskan siswa untuk duduk
berpasangan dan menggunakan satu meja seperti biasanya. Ditambah dengan
kekhawatiran orang tua terhadap anak-anaknya, hal ini semakin menjadi kendala dalam
pembelajaran. Hal lainnya yang menjadi masalah adalah anak-anak bandel yang sering
keluyuran dan tidak segera pulang ke rumah setelah pulang sekolah.
5
C. Solusi Mengatasi Kendala Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19
Dalam sistem belajar tatap muka saja kegiatan belajar mengajar dengan kurikulum
2013 ini sudah berat. Tentulah ia jadi lebih berat ketika diterapkan dalam sistem jaringan
(online). Para guru diminta mengajar dengan sistem jarak jauh, memakai materi dan
kurikulum tatap muka, tanpa modifikasi yang memadai. Kendala lain ada pada murid dan
orangtua. Para guru mengajar dengan pola pikir tatap muka di kelas yang dipaksakan
untuk disiarkan melalui jaringan. Murid yang terbiasa belajar dengan sistem tatap muka
juga kelabakan dengan sistem baru ini. Apalagi para orangtua. Kebanyakan orangtua
tidak terlibat dalam kegiatan belajar anak-anaknya. Kini mereka harus terlibat. Jangankan
secara keterampilan, secara mental pun mereka tidak siap. Akibatnya, banyak orangtua
yang stres, lalu berujung pada kekerasan terhadap anak.
Lalu apa yang harus dilakukan? Pertama, kebiasaan belajar anak. Anak harus
dipantau, dikawal, untuk mempertahankan kebiasaan belajar. Karena perubahan keadaan,
kebiasaan mereka selama ini, bangun pagi lalu berangkat ke sekolah, menjadi tiada.
Secara alami itu akan mengubah pula persepsi mereka tentang kewajiban dan kebutuhan
belajar. Perubahan persepsi ini tidak boleh terjadi. Anak-anak harus dijaga agar tidak
menganggap situasi ini adalah situasi libur yang sangat panjang. Bagaimana caranya? Di
sini orangtua harus berperan memotivasi dan mendisiplinkan anak. Sulit? Memang sulit,
bagi orangtua yang selama ini terbiasa menganggap urusan pendidikan anak adalah
urusan sekolah. Dalam hal ini para orangtua harus mengubah pola pikir dan sikap mereka
secara mendasar. Sebenarnya ini bukan soal sulit, tapi lebih ke soal apakah para orangtua
mau mengubah pola pikir atau tidak.
Kedua, fokus pendidikan dalam situasi ini harus digeser, dari penguasaan materi ke
pembentukan pola pikir. Dalam situasi normal pun sebenarnya fokus pendidikan ada di
sini. Pendidikan adalah sistem latihan berpikir. Anak-anak dilatih untuk mengamati,
mengumpulkan informasi, lalu mengolah informasi itu menjadi suatu pola atau struktur.
Informasi terstruktur inilah yang kita sebut pengetahuan.
Mengenai internet, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan
mendistribusikan bantuan Rp7,2 triliun kepada siswa, guru, mahaiswa, dan dosen, untuk
subsidi kuota internet selama empat bulan, dari September hingga Desember 2020.
Perinciannya, siswa akan mendapat 35 GB per bulan dan guru akan mendapat 42 GB per
bulan. Selain itu, perguruan tinggi juga mendapatkan bantuan dengan rincian mahasiswa
dan dosen 50 GB per bulan.
Cara yang digunakan oleh SMA Santa Maria Nanga Pinoh dalam mengatasi kendala
pembelajaran daring yaitu memberikan toleransi batas waktu pengumpulan tugas apabila
siswa tersebut sedang mengalami kendala jaringan internet ketika akan mengirimkan
tugas kepada guru mata pelajaran. Siswa juga bisa mengumpulkan tugas ke sekolah,
tetapi harus mengikuti protokol kesehatan yang dianjurkan. Pada saat pembelajaran tatap
muka, setiap warga sekolah harus selalu mencuci tangan, menggunakan masker, dan
menjaga jarak, serta tidak membuat kerumunan.
6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Pandemi Covid-19 ini berdampak di segala bidang kehidupan, salah satunya
pendidikan yang erat kaitannya dengan siswa sekolah terutama di SMA Santa Maria
Nanga Pinoh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak covid-19 bagi semua pihak
(guru, peserta didik dan orang tua) sangat besar. Minimnya pengetahuan mengenai
penggunaan teknologi dan pengeluaran yang cukup besar menjadi kendala proses
pembelajaran berlangsung. Namun, kami juga melihat sisi positif dari pandemi covid-19
terhadap proses pengajaran bagi guru dan peserta didik. Tidak hanya guru dan murid,
orang tua juga sudah mulai mengerti akan teknologi yang digunakan untuk pembelajaran
selama masa pandemi.
B. Saran
Dalam situasi ini kita harus saling menjaga dengan mematuhi protokol kesehatan
seperti yang telah dianjurkan oleh WHO. Dalam dunia pendidikan kita tidak hanya
mengandalkan guru untuk memberikan materi kepada siswa. Siswa seharusnya bisa
belajar dan mencari materi tentang pelajaran di berbagai sumber yang ada dengan
memanfaatkan teknologi yang sudah berkembang. Orang tua juga berperan penting
dalam mendampingi anak-anaknya ketika belajar dari rumah. Olehh sebab itu, marilah
kita bersama-sama memutus mata rantai penularan Covid-19 dengan menerapkan 3M
(Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak).
7
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/03/surat-edaran-pencegahan-covid19-pada-
satuan-pendidikan diakses tanggal 8 Februari 2021
https://indihomestudy.com/sample/news/details/e802fa6a-a4e1-4f1e-956f-6897455b778f diakses
tanggal 9 Februari 2021
https://www.popmama.com/big-kid/6-9-years-old/amelia-putri/persiapan-dan-adaptasi-
pendidikan-anak-di-masa-pandemi diakses tanggal 9 Februari 2021
https://news.detik.com/kolom/d-5126667/mengatasi-kendala-pendidikan-jarak-jauh diakses
tanggal 9 Februari 2021