Anda di halaman 1dari 3

Bahasa Inggris Dalam Manajemen

Manfaat bahasa Inggris dalam dunia bisnis tidak dapat disangkal lagi. Bahasa Inggris
telah mendarah-daging dalam urat nadi bisnis seantero dunia. Ia telah berperan sebagai
wahana komunikasi dan interaksi penting di antara pebisnis dengan berbagai latar
budaya dan bangsa. Dengan bahasa Inggris pemahaman lintas-budaya semakin
mendalam sehingga dunia bisnis didukung untuk tumbuh dan berkembang pesat.

Bahasa Inggris juga telah berperan signifikan dalam dunia karir. Beragam profesi telah
menganggap bahasa Inggris sebagai ketrampilan utama untuk mendorong peningkatan
kualifikasi diri, dan karena itu mereka bahkan tak bisa lepas dari bahasa Inggris. Bagi
mereka bahasa Inggris bukan lagi sebagai kebutuhan belaka, bukan tuntutan baru,
melainkan suatu keharusan dan keniscayaan.

Masalahnya, adakah bahasa Inggris bermanfaat pula bagi seseorang yang hendak
merencanakan karir masa depan? Bagaimana pengaruh kompetensi bahasa Inggris
orang terhadap career planning (perencanaan karir)-nya? Tulisan berikut ini akan
memaparkan diskusi tentang perencanaan karir, yang diawali dengan mengedepankan
hubungan antara bahasa Inggris dan perencanaan karir.

Bahasa Inggris dan Perencanaan Karir

Perencanaan karir, dengan segala strateginya—sebagaimana akan dibahas pada sub


selanjutnya dalam tulisan ini—akan lebih terpacu dinamikanya dengan peran bahasa
Inggris. Calon karyawan yang memiliki kompetensi bahasa Inggris aktif, baik lisan
maupun tulis, berkesempatan lebih luas untuk berkembang cepat dibandingkan calon
karyawan yang memiliki kompetensi bahasa Inggris pasif (baca: pas-pasan).

Sejak awal-awal calon karyawan telah menyadari bahwa kompetensi bahasa Inggris,
lisan dan tulis, menjadi salah satu syarat rekrutmen. Hampir semua perusahaan atau
instansi menuntut calon karyawannya mampu berbahasa Inggris dengan baik. Dalam
era global bahasa Inggris dianggap sebagai keniscayaan mutlak agar berbagai urusan
perusahaan atau instansi dapat teratasi dengan efektif dan efisien. Tak berlebihan jika
mereka mencari calon karyawan yang memiliki kompetensi bahasa Inggris, di samping
disiplin utama yang dikuasainya.
Saat browsing dan hunting jenis pekerjaan calon karyawan juga berhadapan dengan
berbagai sumber informasi kerja yang berbahasa Inggris. Iklan-iklan kerja
(advertismen) di surat kabar, majalah bisnis, tabloid profesi, atau internet hampir
seluruhnya ditulis dalam bahasa Inggris. Orang yang berkompetensi bahasa Inggris
baik, dia akan dengan mudah mengakses sumber informasi tanpa batas—sehingga dia
akan kaya informasi; dan dengan demikian akan memiliki referensi dan pilihan yang
lebih beragam. Sebaliknya, tanpa kemampuan bahasa Inggris memadai, proses
browsing kerja bisa terganggu—atau setidaknya kurang lancar.

Kemudian, setelah memutuskan suatu pilihan pekerjaan, saat menuliskan surat aplikasi
kerja pun, bahasa Inggris sangatlah diperlukan. Sudah tidak asing lagi bahwa
kebanyakan perusahaan atau instansi menuntut calon karyawannya untuk menulis
aplikasi kerja dalam bahasa Inggris. Agaknya hal ini merupakan cara praktis untuk
melacak secara dini bagaimana kompetensi bahasa Inggris si pelamar kerja. Coba
bayangkan alangkah tidak nyamannya orang yang tidak mampu menulis dalam bahasa
Inggris sementara dia sebenarnya memiliki kualifikasi utama yang Andal. Kesempatan
bisa menguap hanya karena tidak mampu berbahasa Inggris.

Demikian juga saat wawancara kerja. Calon karyawan yang berkompetensi bahasa
Inggris lazimnya dipAndang memiliki kelebihan tertentu dibandingkan dengan yang
tidak memilikinya. Pewawancara akan menangkap kesan bahwa si calon karyawan
sudah siap untuk diajak memasuki dunia global yang mana perusahaan/instansi
tersebut ada di dalamnya. Modal bahasa Inggris calon karyawan itu memiliki daya pikat
yang dahsyat.

Lebih lanjut, kemampuan bahasa Inggris yang memadai dibutuhkan saat bekerja kelak,
terutama saat berkutat dengan komputer, internet, atau surat-menyurat dengan pihak
asing. Ia juga bermanfaat tatkala melakukan komunikasi atau sosialisasi dalam
perusahaan yang melibatkan kolega-kolega yang terbiasa menggunakan bahasa Inggris,
khususnya tatkala ada tamu asing.

Wawasan perlu selalu ditambah dan ditingkatkan. Untuk meningkatkan kemampuan


atau wawasan, orang lazimnya melakukan kegiatan membaca literatur tentang berbagai
bidang yang diminatinya. Sementara kita tahu bahwa dewasa ini semakin banyak
literatur yang tertulis dalam bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Jika dia memiliki
kompetensi bahasa Inggris yang memadai, dia tak akan mengalami kesulitan yang
berarti dalam memahami literatur tersebut.

Sejalan dengan itu, (calon) karyawan suatu saat juga perlu ikut seminar. Untuk seminar,
orang harus bersiap-siap dengan membuat karya tulis atau makalah—yang tentu saja
didukung dengan proses membaca berbagai literatur. Jika seminar itu berskala
nasional, atau terlebih skala internasional, dia harus mampu berbahasa asing (termasuk
bahasa Inggris) dengan baik. Andaikata seminar itu berskala lokal pun, kutipan yang
berbahasa Inggris masih dianggap memnyimpan prestise tersendiri. Dengan demikian
jelas bahwa bahasa Inggris memiliki peran yang tidak kecil berkaitan dengan urusan
seminar.

Lebih lanjut, mengikuti training dan membiasakan menulis juga sangat menuntut
kemampuan bahasa Inggris yang memadai. Skala training lazimnya ikut mentukan
seberapa jauh bahasa Inggris dibutuhkan untuk memperlancar proses kegiatan training
tersebut. Adapun tentang kebiasaan menulis, orang yang suka menulis adalah orang
yang juga suka membaca. Yang dibacanya tentulah bermacam-macam, dan tentulah
mencakup karya-karya yang tertulis dalam bahasa Inggris. Banyak buku terjemahan
terpampang di toko buku; itu pun berkat kehAndalan kompetensi bahasa Inggris
penterjemahnya. Andaikata seorang calon karyawan terbiasa menulis, dan
berkemampuan bahasa Inggris baik, maka dia tentu tidak perlu membaca buku
terjemahan—melainkan langsung buku aslinya.

Demikian pula jika calon karyawan (berharap bisa) bergabung dunia profesi. Seseorang
calon karyawan yang menggabungkan diri ke dalam organisasi profesi akan lebih cepat
matang jika dia memiliki kompetensi bahasa Inggris yang bagus. Sangat boleh jadi dia
dijadikan figur atau panutan—setidaknya dipAndang berstatus lebih—di antara
anggota organisasi profesi tersebut.

Dengan demikian, berdasarkan paparan di atas, dapatlah digarisbawahi bahwa bahasa


Inggris memiliki peran yang sangat penting bagi perencanaan karir. Dengan kalimat
lain, bahasa Inggris tak dapat dipisahkan dengan upaya seorang calon karyawan untuk
merancang karir, serta meniti karir atau profesi untuk meraih sebuah kesuksesan

Anda mungkin juga menyukai