Anda di halaman 1dari 19

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Nama : ASMARIA
B. Judul Modul : Perangkat dan Media Pembelajaran
C. Kegiatan Belajar : Pengembangan materi, media, sumber belajar,
Dan instrumen penilaian (KB 2)
D. Refleksi :

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN


1 Konsep (Beberapa PETA KONSEP
istilah dan definisi)
Pengembangan Materi Ajar

di modul
Pengertian Materi
Pembelajaran
Bahan Ajar Cetak
Faktor Pertimbangan dalam
Mengembangkan Bahan Ajar
Bahan Ajar Audio
Pengemasan Materi
Pembelajaran
Bahan Ajar Audio Visual

Bahan Ajar Interaktif

Pengembangan Materi Ajar dan Lembar Kerja Peserta Didik


 Materi pembelajaran merupakan salah satu hal yang penting dalam
kegiatan belajar mengajar. Untuk merancang pembelajaran kita perlu
memikirkan materi/bahan pelajaran apa yang diperlukan untuk
mencapai tujuan pembelajaran dan mencapai kompetensi yang
diinginkan, karena itulah kita perlu mengembangkan bahan
pembelajaran.
 Bahan ajar/materi pembelajaran adalah segala bentuk bahan yang digunakan
untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dengan
bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi yang
diperolehnya secara sistematis sehingga secara akumulatif mampu
menguasai ssemua kompetensi secara utuh dan terpadu. Bahan ajar
merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru untuk perencanaan
dan penelaahan impelemantasi pembelajaran.
Secara garis besar dapat dikemukakan bahwa Materi pembelajaran
(instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi
yang ditetapkan. Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting
dari keseluruhan kurikulum.
Materi pembelajaran dipilih seoptimal mungkin untuk membantu
peserta didik dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Hal-hal yang perlu diperhatikan berkenaan dengan pemilihan materi
pembelajaran adalah jenis, cakupan, urutan, dan perlakuan (treatment)
terhadap materi pembelajaran tersebut.
Materi pelajaran dapat dibedakan menjadi pengetahuan
(kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor). Materi
Pengetahuan (kognitif) berhubungan dengan berbagai informasi yang
harus dihafal dan didiskusikan oleh peserta didik, sehingga peserta
didik dapat mengungkapkan kembali.
 Pengembangan materi pembelajaran juga mempertimbangkan beberapa hal,
yaitu: 1) Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan;
2) Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual
peserta didik; 3) Kebermanfaatan bagi peserta didik; 4) Struktur keilmuan;
5) Berbagai sumber belajar (referensi yang relevan dan termutakhir); dan 6)
Alokasi waktu.
Pengembangan materi pembelajaran dapat berupa content knowledge (isi
pengetahuan) dan paedagogical knowledge (dimensi pengetahuan). Kegiatan
pengembangan materi pembelajaran dilakukan untuk menghasilkan ruang
lingkup materi pembelajaran. Dalam mengembangkan materi perlu
diperhatikan cakupan pengetahuan yang terdiri dari 4 jenis pengetahuan,
yaitu:
 Pengetahuan Fakta, yaitu sifat dari suatu gejala, peristiwa, benda, yang
wujudnya dapat ditangkap oleh panca indra. Jadi semua hal yang
berwujud kenyataan dan kebenaran, misalnya nama-nama objek,
peristiwa, lambang, nama tempat, nama orang, dan lain sebagainya.
 Pengetahuan Konsep, yaitu adalah abstraksi kesamaan atau
keterhubungan dari sekelompok benda atau sifat. Suatu konsep memiliki
bagian yang dinamakan atribut. Atribut adalah karakteristik yang
dimiliki suatu konsep. contohnya pengertian zakat, syarat dan rukun
shalat, dan sebagainya.
 Pengetahuan Prosedur, yaitu materi pelajaran yang berhubungan dengan
kemampuan peserta didik untuk menjelaskan langkah-langkah secara
sistematis atau berurutan dalam melakukan sebuah aktivitas dan
kronologi suatu sistem. Contoh: langkah-langkah dalam pengurusan
jenazah.
 Pengetahuan Metakognitif adalah pengetahuan mengenai kesadaran
secara umum sama halnya dengan kewaspadaan dan pengetahuan
tentang kesadaran pribadi seseorang. Metakognitif adalah kesadaran
berpikir tentang apa yang diketahui dan apa yang tidak diketahui. Dalam
konteks pembelajaran, peserta didik mengetahui bagaimana untuk
belajar, mengetahui kemampuan dan modalitas belajar yang dimiliki,
dan mengetahui strategi belajar terbaik untuk belajar efektif.
Aspek psikomotor juga tak luput menjadi perhatian dalam
pengembangan materi yakni yang mengarah pada gerak atau
keterampilan (skill). Keterampilan adalah pola kegiatan yang
memiliki tujuan tertentu yang memerlukan manipulasi dan
koordinasi informasi.
Keterampilan dapat dibedakan dalam dua bentuk yaitu: a).
Keterampilan intelektual yaitu keterampilan berpikir melalui usaha
menggali, menyusun dan menggunakan berbagai informasi, baik
berupa data, fakta, konsep, ataupun prinsip, dan teori. b).
Keterampilan fisik yaitu keterampilan motorik seperti keterampilan
mengoperasikan komputer, keterampilan mengemudi, keterampilan
memperbaiki suatu alat, dan lain sebagainya. Selain itu Hilda Taba
(dalam Wina Sanjaya, 2011) juga mengemukakan bahwa ada 4 jenis
tingkatan materi pelajaran, yakni fakta khusus, ide-ide pokok,
konsep, dan sistem berpikir
 Pengemasan materi dan pesan pembelajaran melalui bahan ajar dapat dilakukan
dengan berbagai cara yaitu:
 Bahan ajar cetak, contohnya: Handout, buku, modul, Lembar kerja peserta
didik, brosur dan lain-lain.
 Bahan Ajar Dengar (Audio), contohnya: kaset, compact disk yang
dirancang sedemikian rupa yang menyimpan suara yang berulang-ulang dapat
didengarkan, contoh lain misalnya Radio.
 Bahan ajar Audio Visual, contohnya: Vidio, film program video dan juga
orang atau narasumber orang.
 Bahan ajar interaktif, yaitu kombinasi dari dua arah atau media (audio, teks,
grafik, gambar, animasi atau video) dapat disajikan dalam bentuk CD.
Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

LKPD

Pengertian Fungsi Bentuk Kompetensi


LKPD LKPD LKPD LKPD

 Pengertian LKPD
LKPD merupakan lembaran petunjuk dan langkah-langkah tugas
yang disediakan untuk peserta didik dalam proses pembelajaran, baik
secara kelompok maupun perorangan.
LKPD disusun dengan rancangan dan dapat dikembangkan
sesuai situasi dan kondisi kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan. Guru sendiri yang paham dengan situasi dan kondisi
yang dimaksud, baik di kelas maupun lingkungan belajar peserta
didiknya. Maka dapat disimpulkan bahwa lembar kerja peserta didik
(LKPD) adalah salah satu sarana untuk membantu dan
mempermudah proses pembelajaran, agar terjadinya interaksi yang
efektif antara peserta didik dengan pendidik, sehingga dapat
meningkatkan aktivitas peserta didik dalam peningkatan prestasi
belajar.
 Fungsi LKPD
Beberapa fungsi LKPD di antaranya: 1) Meningkatkan aktivitas
peserta didik dalam pembelajaran; 2) Membantu peserta didik untuk
mengembangkan konsep materi pembelajaran; 3) Melatih peserta
didik dalam menemukan sesuai tujuan pembelajaran dan
mengembangkan aspek keterampilan; 4) Sebagai pedoman pendidik
dan peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran; 5)
Menambah informasi bagi peserta didik tentang konsep materi
pembelajaran melalui kegiatan belajar yang sistematis; 6) Membantu
guru dalam mengevaluasi pembelajaran.
Peserta didik yang akan dicapai melalui tugas-tugas pada
LKPD; 7) Sebagai pedoman pendidik dan peserta didik dalam
melaksanakan proses pembelajaran.
 Bentuk LKPD
Dilihat dari segi tujuan disusunnya LKPD, maka LKPD dapat
dibagi menjadi lima macam bentuk yaitu: 1) LKPD yang membantu
peserta didik menemukan suatu konsep; 2) LKPD yang membantu
peserta didik menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep
yang telah ditemukan; 3) LKPD yang berfungsi sebagai penuntun
belajar; 4) LKPD yang berfungsi sebagai penguatan; 5) LKPD yang
berfungsi sebagai petunjuk praktikum. (Prastowo, 2011,hal. 24).
 Komponen LKPD
Komponen yang harus dipersiapkan pendidik dalam membuat
LKPD yaitu berupa: 1) Lembar Kerja (Nama Peserta didik, Kelas, Tema,
Tujuan Pembelajaran dan Langkah-Langkah Kegiatan); 2) Lembar
Jawaban; dan 3) Penilaian. Dari ketiga komponen diatas, hanya LKPD
yang diserahkan pada peserta didik, sementara lembar jawaban dan
penilaian disimpan oleh guru. Lembar jawaban menjadi patokan guru
untuk menilai walaupun di kemudian akan menjadi relative atau
berkembang. Sementara penilaian merupakan lembaran yang diisi
guru.

Pengembangan Media Pembelajaran


Pengembangan Media
Pembelajaran

Pengertian Fungsi Fungsi


Pengembangan Pengembangan Pengembangan Media
Media Pembelajaran Media Pembelajaran Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan unsur yang penting dalam proses
pembelajaran. Media pembelajaran merupakan sumber belajar yang
dapat membantu guru dalam memperkaya wawasan peserta didik,
dengan berbagai jenis media pembelajaran oleh guru maka dapat menjadi
bahan dalam memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik.
Menurut Wina Sanjaya, ada beberapa fungsi dari penggunaan
media pembelajaran yaitu:
1) Fungsi komunikatif Media pembelajaran digunakan untuk
memudahkan komunikasi antara penyampai pesan dan penerima
pesan. Sehingga tidak ada kesulitan dalam menyampaikan bahasa
verbal dan salah persepsi dalam menyampaikan pesan.
2) Fungsi motivasi Media pembelajaran dapat memotivasi peserta didik
dalam belajar. Dengan pengembangan media pembelajaran tidak
hanya mengandung unsur artistic saja akan tetapi memudahkan
peserta didik mempelajari materi pelajaran sehingga dapat
meningkatkan gairah pesertadidik untuk belajar.
3) Fungsi kebermaknaan Penggunaan media pembelajaran dapat lebih
bermakna yakni pembelajaran bukan hanya meningkatkan
penambahan informasi tetapi dapat meningkatkan kemampuan
peserta didik untuk menganalisis dan mencipta.
4) Fungsi penyamaan persepsi Dapat menyamakan persepsi setiap
peserta didik sehingga memiliki pandangan yang sama terhadap
informasi yang disampaikan.
5) Fungsi individualitas Dengan latar belakang peserta didik yang
berbeda, baik itu pengalaman, gaya belajar, kemampuan peserta
didik maka media.
Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, media
pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi,
yaitu:
1) Dilihat dari sifatnya, media dibagi ke dalam:
a) Media auditif, yaitu media yang hanya didengar saja.
b) Media visual, yaitu media yang hanya dilihat saja.
c) Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung
unsur suarajuga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat.
2) Dilihat dari kemampuan jangkauannya media dapat dibagi ke
dalam:
a) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak
b) seperti radio dan televisi.
c) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh
d) ruang dan waktu seperti film slide, film, video.
3) Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dibagi ke
dalam:
a) Media yang diproyeksikan seperti film, slide, film strip,
transparansi, dansebagainya
b) Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto, lukisan,
radio, dansebagainya.
Pengembangan Sumber Belajar Digital`
Pengembangan Sumber
Belajar Digital`

Pengertian Fungsi Sumber Jenis-jenis Belajar


Sumber Belajar Belajar Digital Digital
Digital
● Pengertian Sumber Belajar Digital`

Sumber belajar digital (e Learning) dapat didefinisikan

sebagai sebuah bentuk teknologi informasi yang diterapkan di


bidang pendidikan berupa website yang dapat diakses di mana saja.
E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

● Fungsi Sumber Belajar Digital`

E-learning berfungsi sebagai suplemen, apabila peserta


didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan
materi pembelajaran elektronik atau tidak.

Ada 3 (tiga) fungsi pembelajaran elektronik yaitu :


1) Suplemen Dikatakan berfungsi sebagai suplemen (tambahan),
apabila peserta mempunyai kebebasan memilih, apakah akan
memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak.

2) Komplemen (tambahan) Dikatakan berfungsi sebagai komplemen


(pelengkap) apabila materi pembelajaran elektronik
diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang
diterima tersebut.

3) Substitusi (pengganti) Beberapa perguruan tinggi di negara-


negara maju memberikan beberapa alternatif model kegiatan
pembelajaran/perkuliahan kepada para maha peserta didiknya.
Jenis-jenis sumber atau media pembelajaran berteknologi digital
media pembelajaran berteknologi digital yang dapat dimanfaatkan oleh
guru, di antaranya:

1. Multimedia Interaktif. Secara terminologi, multimedia didefinisikan


sebagai sebuah kombinasi berbagai media seperti teks, gambar,
suara, animasi, video dan lain-lain secara terpadu dan sinergis
dengan menggunakan alat seperti computer maupun peralatan
elektronik lainnya guna mencapaitujuan tertentu.

2. Digital Video dan Animasi. Perkembangan teknologi mendorong


banyak perubahan pada diri peserta didik.

3. Podcast, merupakan episode program yang tersedia di Internet.

4. Augmented Reality (AR), merupakan sebuah teknologi yang

mampu menggabungkan benda maya dua dimensi atau tiga dimensi ke


dalam sebuah lingkungan yang nyata kemudian memunculkannya atau
memproyeksikannya secara real time.

5. Virtual Reality (VR), Virtual reality merupakan sebuah

teknologi yang membuat pengguna atau user dapat berinteraksi


dengan lingkungan yang ada dalam dunia maya yang
disimulasikan oleh komputer
6. Game Based Learning. Bermain dan belajar dapat terjadi ketika
ruang kelasmemanfaatkan game sebagai media pembelajaran.
Ada beberapa tipe atau jenis video pembelajaran yang dapat
kembangkan, yaitu:

1. Microvideo: Video instruksional pendek yang focus pada


pengajaran satu topik sempit.

2. Tutorial: Video dengan metode instruksional untuk mengajarkan


proses atau berjalan melalui langkah- langkah yang diperlukan
untuk menyelesaikan tugas.

3. Training Video: Video pelatihan dirancang untuk


meningkatkan keterampilan tertentu.

4. Screencast: Sebuah video yang terutama terdiri dari rekaman layar


yang dirancang untuk mengajarkan seseorang untuk melakukan
tugas atau berbagi pengetahuan.

5. Presentation & Lecture: Sebuah rekaman ceramah atau presentasi

untuk dipelajari audiens.

6. Animasi: Video animasi bisa terdiri dari full animasi digital yang
dikemas menjadi video, atau video riil ditambah dengan animasi.
Pengembangan Instrumen Penilaian Sikap dan Karakter/Profil Pancasila

Pengembangan
Instrumen Penilaian
Sikap dan Karakter
(Profil Pancasila )

Teknik Penilaian Pemahaman


Sikap Konsep

Penilaian Antar
Observasi Penilaian Diri
Peserta Didik

 Pemahaman Konsep
Penilaian sikap adalah penilaian yang dilakukan guru untuk mengukur
tingkat pencapaian kompetensi sikap dari peserta didik yang meliputi aspek
menerima atau memerhatikan (receiving atau attending), merespons atau
menanggapi (responding), menilai atau menghargai (valuing),
mengorganisasi atau mengelola (organization), dan berkarakter
(characterization). Dalam kurikulum 2013 sikap dibagi menjadi dua, yakni
sikap spiritual dan sikap sosial. Bahkan kompetensi sikap masuk menjadi
kompetensi inti 1(KI 1) untuk sikap spiritual dan kompetensi inti 2 (KI 2)
untuk sikap sosial.
Penilaian sikap juga menjadi standar dalam mengambil keputusan terhadap sikap
atau perilaku siswa. Penilaian sikap berguna sebagai bagian dari pembelajaran
refleksi atau cerminan pemahaman serta kemajuan sikap siswa secara individual.
Penilaian sikap tak kalah penting dari penilaian pengetahuan dan keterampilan
 Teknik Penilaian Sikap
Penilaian sikap spiritual dan sosial harus mengacu pada indikator yang
dirinci dari Kompetensi Dasar (KD) dari kompetensi inti spiritual dan sosial
yang ada di kerangka dasar dan struktur kurikulum untuk setiap jenjang dari
dasar sampai menengah.

1) Observasi
Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara
berkesinambungan dengan menggunakan indra, baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman atau lembar
observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku atau aspek yang
diamati. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan
penilaian sikap dengan teknik observasi :
 Jurnal digunakan oleh guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas
selama periode satu semester.
 Jurnal oleh guru mata pelajaran dibuat untuk seluruh peserta didik
yang mengikuti mata pelajarannya.
 Hasil observasi guru mata pelajaran dan guru BK dibahas dalam
rapat dewan guru dan selanjutnya wali kelas membuat predikat dan
deskripsi sikap setiap peserta didik di kelasnya.
 Perilaku sangat baik atau kurang baik yang dicatat dalam jurnal tidak
terbatas pada butir-butir sikap (perilaku).
Catatan dalam jurnal dilakukan selama satu semester sehingga ada
kemungkinan dalam satu hari perilaku yang sangat baik dan/atau kurang
baik muncul lebih darisatu kali atau tidak muncul sama sekali.
Pengembangan Instrumen Penilaian Pengetahuan Berbasis HOTS
Pengembangan Instrumen Penilaian

Karakteristik Soal-soal HOTS


Pengetahuan Berbasis HOTS

Kemampuan Berfikit Tingkat


Tinggi (HOTS)
Langkah-langkah dalam
Penyususnan Soal Berbasis
HOTS

Tes Tertulis

Teknik Penilaian Pengetahuan Tes Lisan

Penugasan

 Kemampuan Berfikir Tingkat Tinggi (HOTS)


Kemampuan berpikir tingkat tinggi termasuk kemampuan untuk
memecahkan masalah (problem solving), berpikir kritis (critical thinking),
berpikir kreatif (creative thinking), kemampuan berargumen (reasoning), dan
kemampuan mengambil keputusan (decision making).
 Karakteristik Soal-soal HOTS
 Bersifat divergen. Maksud bersifat divergen adalah instrumen
penilaian berbasis HOTS ini dapat menumbuhkan ide atau solusi
peserta didik dalam memberikan jawaban-jawaban.
 Menggunakan multi representasi. Dalam instrumen penilaian
berbasis HOTS sebaiknya menggunakan multirepresentasi antara lain
seperti verbal (berbentuk kalimat), visual (gambar, bagan, grafik,
tabel, termasuk video), simbolis (simbol, ikon, inisial, isyarat), dan
matematis.
 (angka, rumus, persamaan).
 Berbasis permasalahan kontekstual. Soal-soal HOTS merupakan
asesmen yang berbasis situasi nyata dalam kehidupan sehari hari,
dimana peserta didik dapat menerapkan konsep-konsep pembelajaran
di kelas untuk menyelesaikan masalah-masalah nyata.
 Menggunakan bentuk soal beragam. Terdapat beberapa bentuk soal
yang dapat digunakan untuk menulis butir soal HOTS yaitu soal
pilihan berganda dan uraian.
 Langkah-langkah dalam Penyusunan Soal berbasis HOTS
 Menganalisis KD
 Menyusun kisi-kisi soal
 Memilih stimulus yang tepat dan kontekstual
 Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal
 Membuat pedoman penskoran (rublik) atau kunci jawaban
 Teknik Penilaian Pengetahuan
Teknik guru dalam menilai kompetensi pengetahuan bisa melalui: (1) tes
tertulis dengan menggunakan butir soal, (2) tes lisan dengan bertanya
langsung terhadap peserta didik menggunakan daftar pertanyaan, dan (3)
penugasan atau proyek dengan lembar kerja tertentu yang harus dikerjakan
oleh peserta didik dalam kurun waktu tertentu.

 Tes Tertulis: Tes tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang
diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Pengembangan
instrumen tes tertulis mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.
 Menetapkan tujuan tes, yaitu untuk seleksi, penempatan, diagnostik,
formatif, atausumatif.
 Menyusun kisi-kisi, yaitu spesifikasi yang digunakan sebagai acuan
menulis soal. Kisi-kisi memuat rambu-rambu tentang kriteria soal
yang akan ditulis, meliputi KD yang akan diukur, materi, indikator
soal, level kognitif, bentuk soal, dan nomor soal.
 Menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan kaidah penulisan butir soal.
 Menyusun pedoman penskoran sesuai dengan bentuk soal yang
digunakan.
 Melakukan analisis kualitatif (telaah soal) sebelum soal diujikan,
yaitu analisis tentang validitas meliputi substansi (materi),
konstruksi, dan bahasa.
Bentuk-bentuk tes tertulis:
 Tes tulis pilihan ganda, butir soal terdiri atas pokok soal (stem) dan pilihan
jawaban (option). Dari pilihan jawaban tersebut, salah satu adalah kunci
(key) yaitu jawaban yang benar atau paling tepat, dan lainnya disebut
pengecoh (distractor).
 Tes tulis bentuk uraian atau esai menuntut peserta didik
mengorganisasikan dan menuliskan jawaban dengan kalimatnya
sendiri. Penilaian sebaiknya lebih banyak menilai keterampilan
berpikir tingkat tinggi/high orderthinking skills (HOTS) yaitu bentuk
soal yang memiliki tingkatan berpikir menganalisis, mengevaluasi,
sampai ke mencipta.
 Tes lisan: Tes lisan menumbuhkan sikap peserta didik untuk berani
berpendapat. Rambu-rambu pelaksanaan tes lisan sebagai berikut :
 Tes lisan dapat digunakan untuk mengambil nilai (assessment of
learning) dan dapat juga digunakan sebagai fungsi diagnostik untuk
mengetahui pemahaman peserta didik terhadap kompetensi dan
materi pembelajaran (assessment for learning).
 Pertanyaan harus sesuai dengan tingkat kompetensi dan lingkup
materi pada kompetensi dasar yang dinilai.
 Pertanyaan diharapkan dapat mendorong peserta didik dalam
mengonstruksi jawaban sendiri.
 Pertanyaan disusun dari yang sederhana ke yang lebih kompleks.
 Penugasan: Dalam memberikan tugas kepada peserta didik hendaknya
ditentukan batas waktu pekerjaannya. Rambu-rambu penugasan.
 Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar.
 Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik, selama proses
pembelajaran atau merupakan bagian dari pembelajaran mandiri.
 Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta
didik.
 Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum.
 Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta
didik menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas
diberikan secara kelompok.
 Pada tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap anggota
kelompok.
 Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara
jelas.
 Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas.

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN


(KOMPETENSI, KARAKTER,DAN LITERASI
Penilaian Keterampilan

Pemahaman Konsep Penilaian Unjuk


Penilaian Pengetahuan Kerja/KInerja/Praktik

Teknik Penilaian
Penilaian Proyek
Keterampilan

Penilaian Portofolio

 Pemahaman Konsep
Penilaian keterampilan (psikomotorik) adalah penilaian yang dilakukan
guru untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi keterampilan dari
peserta didik yang meliputi aspek imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, dan
naturalisasi. Kompetensi inti 4 (KI 4), yakni keterampilan tidak dapat
dipisahkan dengan kompetensi inti 3 (KI 3), yakni pengetahuan. Artinya
kompetensi pengetahuan itu menunjukkan peserta didik tahu tentang
keilmuan tertentu dan kompetensi keterampilan ini menunjukkan peserta
didik bisa (mampu) tentang keilmuan tertentu tersebut. Penilaian
pengetahuan merupakan penilaian untuk mengukur kemampuan siswa yang
meliputi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif serta
kecakapan berpikir tingkat rendah hingga tinggi
 Teknik Penilaian Keterampilan
Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating
scale) yang dilengkapi rubrik.

 Penilaian Unjuk Kerja/Kinerja/Praktik


Penilaian unjuk kerja adalah penilaian tindakan atau tes praktik yang
secara efektif dapat digunakan untuk kepentingan pengumpulan berbagai
informasi tentang bentuk-bentuk perilaku atau keterampilan yang
diharapkan muncul dalam diri peserta didik. Penilaian unjuk kerja perlu
mempertimbangkan hal-hal berikut.
 Langkah-langkah kinerja yang perlu dilakukan peserta didik untuk
menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi.
 Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja
tersebut.
 Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas.
 Seyogyanya kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak,
sehingga dapat diamati.
 Kemampuan yang akan dinilai selanjutnya diurutkan berdasarkan
langkahlangkah pekerjaan yang akan diamati.
 Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas
yang meliputi: pengumpulan, pengorganisasian, pengevaluasian, dan
penyajian data yang harus diselesaikan peserta didik
(individu/kelompok) dalam waktu atau periode tertentu. Tugas tersebut
bisa berupa investigasi atau penelitian sederhana tentang suatu masalah
yang berkaitan dengan materi KD tertentu mulai dari perencanaan,
pengumpulan data atau informasi, pengolahan data, penyajian data dan
menyusun laporan. Penilaian proyek dimaksudkan untuk mengetahui
pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan,
dan kemampuan menginformasikan dari peserta didik secara jelas.
Adapun aspek yang dinilai diantaranya meliputi: kemampuan (1)
pengelolaan, (2) relevansi, dan (3) keaslian. Dalam penilaian proyek
setidaknya ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu:
 Kemampuan pengelolaan, yaitu kemampuan peserta didik dalam
memilih topik, mencari informasi, mengelola waktu pengumpulan
data dan penulisan laporan.
 Relevansi, yaitu tugas atau proyek yang diberikan pada peserta didik
harus sesuai dengan karakteristik materi, lingkungan sekolah dan
karakteristik peserta didik.
 Keaslian, yaitu tugas atau proyek yang dikerjakan peserta didik
benar-benar hasil pekerjaan peserta didik dengan bimbingan guru.

 Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan berdasarkan
kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan
peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat
berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap
terbaik oleh peserta didik, hasil tes (bukan nilai) atau bentuk informasi
lain yang terkait dengan kompetensi tertentu dalam satu mata pelajaran.
Karya peserta didik yang dapat disimpan sebagai dokumen portofolio
antara lain: karangan, puisi, gambar/lukisan, surat penghargaan/piagam,
foto-foto prestasi, dan sejenisnya. Dari karya- karya tersebut perlu
komentar dan refleksi dari orang tua dan guru, sebagai bahan motivasi
untuk peserta didik.
Dengan mengenal karakter dan jenis-jenis penilaian HOTS, guru
diharapkan dapat mengembangkan beragam instrumen penilaian yang dapat
memotret kompetensi peserta didik, sehingga semangat penilaian otentik,
yaitu penilaian yang objektif, apa adanya dalam mengukur aspek
pengetahuan, sikap, dan pengetahuan dengan menggunakan berbagai
instrumen penilaian yang relevan dapat terwujud. Proses menilai memangg
bukan hal yang mudah, tetapi hal ini menjadi sebuah tanggung jawab dari
seorang guru profesiona.
CONTOH INSTRUMEN BUDAYA LITERASI DI KELAS
Nama :
Kelas :
Berilah tanda cek (V) pada kolom “sudah” atau “belum” sesuai dengan
kondisi di kelas Ibu/Bapak. Pengisian centang “belum” dapat dilengkapi
dengan catatan mengenai “masalah” yang dihadapi (kolom paling kanan)
Masalah(jika
No Indikator Sudah Belum
Belum)
1 Peserta didik membaca buku
terkait materi yang akan
dipelajari di kelas
2 Peserta didik terlibat dalam
pembuatan media yang
mendorong literasi
3 Peserta didik memiliki jurnal
membaca harian
dst
2 Daftar materi Materi yang saya anggap sulit adalah
bidang studi yang 1. Pada kegiatan kelompok setiap peserta didik diminta mengamati/menilai
sulit dipahami pada dua orang temannya, dan dia juga dinilai oleh dua orang teman lainnya
modul dalam kelompoknya, sebagaimana diagram penilaian antar teman pada
gambar berikut.

2. Langkah-langkah dalam penyusunan soal berbasis HOTS. a)


Menganalisis KD. Dalam menganalisis KD bertujuan untuk
menganalisis KD yang memiliki tingkat kognitif yang sama karena tidak
semua KD mempunyai tingkat kognitif yang sama. Dalam penyusunan
soal HOTS, terlebih dahulu guru harus merumuskan IPK dengan tingkat
kognitif C4 (menganalisis), C5 (mengevaluasi), dan C6 (mencipta).
Setelah itu, dapat disusun soal HOTS sesuai dengan KD yang telah
dianalisis dengan terlebih dahulu.
3. Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk
menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Misalnya untuk
menilai kemampuan berbicara yang beragam dilakukan pengamatan
terhadap kegiatan-kegiatan seperti: diskusi dalam kelompok kecil,
berpidato, bercerita, dan wawancara. Dengan demikian, gambaran
kemampuan peserta didik akan lebih utuh.
3 Daftar materi yang Menurut saya materi yang mengalami miskonsepsi adalah :
sering mengalami 1. Di sekolah-sekolah pedalaman atau perkampungan sangat terbatas fasilitas dan
miskonsepsi dalam bahan ajar yang dapat digunakan seperti bahan ajar audio dan visual, yaitu
pembelajaran terkendala belum adanya jaringan listrik, sarana-prasarana juga tidak
mendukung.
2. Penilaian antar-teman dapat mendorong: (a) objektifitas peserta didik,
(b) empati, (c) mengapresiasi keragaman/perbedaan, dan (d) refleksi diri.
Di samping itu penilaian antar-teman dapat memberi informasi bagi guru
mengenai peserta didik berdasarkan hasil penilaian temannya, namun
yang menjadi miskonsepsi yaitu penilaian antar teman sering terjadi
tidak objektif.
3. Dalam penyusunan soal-soal tes sering terjadi miskonsepsi penggunaan bahasa
yaitu:
a. Menggunakan bahasa sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia, kecuali
untuk mata pelajaran bahasa Asing dan/atau bahasa daerah.
b. Menggunakan bahasa yang komunikatif.
c. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat.
d. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/kelompok kata yang sama, kecuali
merupakan satu kesatuan pengertian.
4. Instrumen penilaian berbasis HOTS, cukup sulit diterapkan untuk anak-anak
SD kelas tingkat bawah yang disebabkan masih banyak anak-anak yang belum
bias membaca, dan yang sudah bisa membaca juga belum memahami apa arti
bacaannya.
5. Hal yang jarang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik harus
mempunyai alasan yang sama mengapa karya-karya portofolio disimpan
di dalam dokumen portofolio. Setiap karya pada dokumen portofolio
harus memiliki makna atau kegunaan bagi peserta didik, pendidik, dan
orang tua peserta didik. Selain itu, diperlukan komentar dan refleksi dari
pendidik, dan orang tua peserta didik. Karya peserta didik yang dapat
disimpan sebagai dokumen portofolio antara lain: karangan, puisi,
gambar/lukisan, surat penghargaan/piagam, foto-foto prestasi, dan
sejenisnya.

Anda mungkin juga menyukai