Anda di halaman 1dari 6

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

Nama Mahasiswa PPG PAI : DIDIN NAJMUDIN


Dosen Pengampu : Dr. H. IWAN, M.Ag
Kelas : Responsive 2

A. Judul Modul : LOKA KARYA PENGEMBANGAN PERANGKAT


B. Kegiatan Belajar : KB 2
C. Sub Tema : Pengembangan Materi Ajar dan Lembar Kerja Peserta Didik
D. Refleksi

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN


1 Konsep 1. Pengembangan Materi Ajar dan Lembar Kerja Peserta Didik
(Beberapa istilah Materi pembelajaran merupakan salah satu hal yang penting
dan definisi) di dalam kegiatan belajar mengajar.
KB Dalam mengembangkan materi ajar dapat mengacu pada dua
hal, yaitu konteks tempat penyelenggaraan pendidikan dan bentuk
kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Ada lima faktor yang harus dipertimbangkan dalam
mengembangkan materi ajar yaitu karakteristik peserta didik, bentuk
kegiatan pembelajaran, konteks tempat penyelenggaraan pendidikan,
strategi pembelajaran, dan alat penilaian hasil belajar.

a. Pengertian Materi Pembelajaran


Bahan atau materi pembelajaran (Learning Materials) adalah
segala sesuatu yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh
peserta didik, sesuai dengan kompetensi dasar dalam rangka
pencapaian standar kompetensi setiap mata pelajaran dalam satuan
pendidikan tertentu.
Materi pelajaran dapat dibedakan menjadi pengetahuan (kognitif),
sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor).
Dalam mengembangkan materi perlu diperhatikan cakupan
pengetahuan yang terdiri dari 4 jenis pengetahuan, yaitu:
1) Pengetahuan Fakta, yaitu sifat dari suatu gejala, peristiwa, benda,
yang wujudnya dapat ditangkap oleh panca indra. Jadi semua hal
yang berwujud kenyataan dan kebenaran, misalnya nama-nama
objek, peristiwa, lambang, nama tempat, nama orang, dan lain
sebagainya.
2) Pengetahuan Konsep, yaitu adalah abstraksi kesamaan atau
keterhubungan dari sekelompok benda atau sifat. Suatu konsep
memiliki bagian yang dinamakan atribut. Atribut adalah karakteristik
yang dimiliki suatu konsep. Gabungan dari berbagai atribut menjadi
suatu pembeda antara satu konsep dengan konsep lainnya.
3) Pengetahuan Prosedur, yaitu materi pelajaran yang berhubungan
dengan kemampuan peserta didik untuk menjelaskan langkah-
langkah secara sistematis atau berurutan dalam melakukan sebuah
aktivitas dan kronologi suatu sistem.
4) Pengetahuan Metakognitif adalah pengetahuan mengenai
kesadaran secara umum sama halnya dengan kewaspadaan dan
pengetahuan tentang kesadaran pribadi seseorang. Metakognitif
adalah kesadaran berpikir tentang apa yang diketahui dan apa yang
tidak diketahui.
Dalam mengembangkan materi pembelajaran, guru tidak hanya
memperhatikan materi dari segi kognitifnya saja, namun juga dari segi
afektif yakni berhubungan dengan sikap atau nilai.
Aspek psikomotor juga tak luput menjadi perhatian dalam
pengembangan materi yakni yang mengarah pada gerak atau
keterampilan (skill). Keterampilan adalah pola kegiatan yang memiliki
tujuan tertentu yang memerlukan manipulasi dan koordinasi informasi.
Keterampilan dapat dibedakan dalam dua bentuk yaitu:
1) Keterampilan intelektual yaitu keterampilan berpikir melalui usaha
menggali, menyusun dan menggunakan berbagai informasi, baik
berupa data, fakta, konsep, ataupun prinsip, dan teori.
2) Keterampilan fisik yaitu keterampilan motorik seperti keterampilan
mengoperasikan komputer, keterampilan mengemudi, keterampilan
memperbaiki suatu alat, dan lain sebagainya.
Hilda Taba (dalam Wina Sanjaya, 2011) mengemukakan bahwa
ada 4 jenis tingkatan materi pelajaran, yakni fakta khusus, ide-ide
pokok, konsep, dan sistem berpikir.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam
mengembangkan materi ajar, yaitu: 1) Relevansi dengan kebutuhan
peserta didik dan tuntutan lingkungan; 2) Tingkat perkembangan fisik,
intelektual, emosional, sosial dan spiritual peserta didik; 3)
Kebermanfaatan bagi peserta didik; 4) Struktur keilmuan; 5) Berbagai
sumber belajar (referensi yang relevan dan termutakhir digital maupun
non digital); dan 6) Alokasi waktu.
Materi pelajaran pada hakikatnya adalah pesan-pesan yang ingin
disampaikan pada peserta didik untuk dapat dikuasai. Pesan adalah
informasi yang akan disampaikan baik itu berupa ide, data/fakta,
konsep dan lain sebagainya, yang dapat berupa kalimat, tulisan,
gambar, peta, ataupun tanda.
Wina Sanjaya (2011) mengemukakan agar pesan yang ingin
disampaikan bermakna agar memperhatikan beberapa kriteria
sebagai berikut:
1) Novelty, artinya suatu pesan akan bermakna apabila bersifat baru
atau mutakhir,
2) Proximity, artinya pesan yang disampaikan harus sesuai dengan
pengalaman peserta didik,
3) Conflict, artinya pesan yang disajikan sebaiknya dikemas
sedemikian rupa sehingga menggugah emosi.
4) Humor, artinya pesan yang disampaikan sebaiknya dikemas
sehingga menampilkan kesan lucu. Pesan yang dikemas dengan
lucu cenderung akan lebih menarik perhatian.
Agar materi yang akan disampaikan menarik, maka perlu
mengemas materi pelajaran melalui pengembangan bahan ajar.
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar di kelas (National center for vocational Education Research
Ltd/ National center for Competence based Learning (Abdul Majid,
2006).
Ada Beberapa pertimbangan teknis yang perlu diperhatikan
dalam mengemas materi pelajaran menjadi bahan belajar (Wina
Sanjaya, 2011) di antaranya adalah :
1) Kesesuaian dengan tujuan yang harus dicapai
2) Kesederhanaan
3) Unsur-unsur desain pesan
4) Pengorganisasian bahan dan
5) Petunjuk cara penggunaan
Pengemasan materi dan pesan pembelajaran melalui bahan ajar
dapat dilakukan dengan berbagai cara baik itu visual, audiovisual atau
cetakan. Berikut akan dijelaskan lebih rinci tentang berbagai jenis
bahan ajar :
1) Bahan Ajar Cetak
a) Handout, yaitu bahan tertulis yang disiapkan guru untuk
memperkaya pengetahuan peserta didik.
b) Buku, yaitu bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan.
c) Modul yaitu sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta
didik dapat belajar mandiri dengan atau tanpa guru.
d) Lembar Kerja Peserta didik, yaitu lembaran-lembaran berisi
tugas yang harus dikerjakan peserta didik.
e) Brosur, yaitu bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah
yang disusun secara bersistem/cetakan yang hanya terdiri atas
beberapa halaman atau selebaran cetakan yang berisi
keterangan singkat tapi lengkap tentang perusahaan atau
organisasi (Kamus besar Bahasa Indonesia dalam Abdul Majid
(2006).
f) Leaflet, yaitu bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat
tapi tidak dimatikan/jahit.
g) Wallchart, yaitu bahan cetak, yang berupa bagan/siklus/ grafik
yang bermakna menunjukan posisi tertentu.
h) Foto/ Gambar, yaitu bahan ajar yang dirancang dengan baik
i) Model/maket Penggunaan model sebagai bahan ajar,
memberikan makna yang hampir sama dengan aslinya, sehingga
mempermudah peserta didik untuk mempelajarinya.
2) Bahan Ajar Dengar (Audio)
Terdapat beberapa jenis bahan ajar audio, yaitu:
a) Kaset/piringan hitam/compact disk Penggunaan kaset yang
sudah dirancang sedemikian rupa dapat digunakan sebagai
bahan ajar.
b) Radio Radio dapat digunakan sebagai salah satu bahan ajar,
yang memungkinkan peserta didik bisa belajar sesuatu.
3) Bahan Ajar Audio-Visual
Beberapa jenis bahan ajar audio visual di antaranya:
a) Video/film Program video/film juga dapat digunakan sebagai
bahan ajar audio visual.
b) Orang/Narasumber Orang/narasumber dapat berfungsi sebagai
bahan ajar karena orang tersebut memiliki keahlian/keterampilan
tertentu yang memungkinkan peserta didik dapat belajar.
4) Bahan Ajar Interaktif
Menurut Gidelines For Bibliographic Description of Interactive
Multimedia dalam Abdul Majid (2006), multimedia interaktif adalah
kombinasi dari dua arah atau lebih media (audio, teks, grafik,
gambar, animasi dan video) yang oleh penggunanya dimanipulasi
untuk mengendalikan perintah dan atau perilaku alami dari suatu
presentasi.

b. Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik


LKPD merupakan lembaran petunjuk dan langkah-langkah tugas
yang disediakan untuk peserta didik dalam proses pembelajaran, baik
secara kelompok maupun perorangan. Menurut Trianto, LKPD
merupakan salah satu sumber belajar yang dapat digunakan untuk
menambah pemahaman konsep peserta didik (Trianto, 2010, hal.
222). Sementara itu, menurut Depdiknas (2008) lembar kerja peserta
didik (LKPD) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus
dikerjakan oleh peserta didik yang biasanya berupa petunjuk,
langkahlangkah untuk menyelesaikan suatu tugas.
LKPD disusun dengan rancangan dan dapat dikembangkan
sesuai situasi dan kondisi kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan. Maka dapat disimpulkan bahwa lembar kerja peserta
didik (LKPD) adalah salah satu sarana untuk membantu dan
mempermudah proses pembelajaran, agar terjadinya interaksi yang
efektif antara peserta didik dengan pendidik, sehingga dapat
meningkatkan aktivitas peserta didik dalam peningkatan prestasi
belajar.
Menurut Trianto, LKPD bisa berupa panduan untuk latihan
pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk
pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan
eksperimen atau demonstrasi. LKPD memuat sekumpulan kegiatan
mendasar yang harus dilakukan oleh peserta didik untuk
memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan
kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang
harus ditempuh (Trianto, 2010, hal. 222-223).
Beberapa fungsi LKPD di antaranya: 1) Meningkatkan aktivitas
peserta didik dalam pembelajaran; 2) Membantu peserta didik untuk
mengembangkan konsep materi pembelajaran; 3) Melatih peserta
didik dalam menemukan sesuai tujuan pembelajaran dan
mengembangkan aspek keterampilan; 4) Sebagai pedoman pendidik
dan peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran; 5)
Menambah informasi bagi peserta didik tentang konsep materi
pembelajaran melalui kegiatan belajar yang sistematis; 6) Membantu
guru dalam mengevaluasi pembelajaran.
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dengan penggunaan LKPD
dalam proses pembelajaran adalah: 1) Mengaktifkan peserta didik
dalam proses pembelajaran; 2) Membantu peserta didik dalam
mengembangkan konsep; 3) Melatih peserta didik dalam menemukan
dan mengembangkan keterampilan proses; 4) Membantu peserta
didik memperoleh catatan terkait materi yang dipelajari melalui proses
pembelajaran; 5) Dan membantu peserta didik untuk menambah
informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar
secara sistematis; 6) peserta didik akan dapat belajar dan memahami
secara mandiri serta menjalankan tugas secara lebih mendalam
memudahkan pendidik dalam melaksanakan pembelajaran secara
sistematis dan terukur kompetensi peserta didik yang akan dicapai
melalui tugas-tugas pada LKPD; 7) Sebagai pedoman pendidik dan
peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran;
LKPD dapat dibagi menjadi lima macam bentuk yaitu: 1) LKPD
yang membantu peserta didik menemukan suatu konsep; 2) LKPD
yang membantu peserta didik menerapkan dan mengintegrasikan
berbagai konsep yang telah ditemukan; 3) LKPD yang berfungsi
sebagai penuntun belajar; 4) LKPD yang berfungsi sebagai
penguatan; 5) LKPD yang berfungsi sebagai petunjuk praktikum.
(Prastowo, 2011, hal. 24).
Komponen yang harus dipersiapkan pendidik dalam membuat
LKPD yaitu berupa: 1) Lembar Kerja (Nama Peserta didik, Kelas,
Tema, Tujuan Pembelajaran dan Langkah-Langkah Kegiatan); 2)
Lembar Jawaban; dan 3) Penilaian. Dari ketiga komponen diatas,
hanya LKPD yang diserahkan pada peserta didik, sementara lembar
jawaban dan penilaian disimpan oleh guru.
Beberapa langkah-langkah persiapan LKPD dijelaskan dalam
Depdiknas (2008b: 23-24) dalam Nurhaidah (2014: 29) sebagai
berikut:
1) Analisis kurikulum. Analisis ini dilakukan dengan memperhatikan
materi pokok, pengalaman belajar peserta didik, dan kompetensi
belajar peserta didik.
2) Menyusun peta kebutuhan LKPD
3) Menentukan judul-judul LKPD sesuai materi pokok dan
pengalaman belajar.
4) Penulisan LKPD dengan langkah a) perumusan KD yang harus
dikuasai, b) menentukan alat penilaian, c) penyusunan materi dari
berbagai sumber, d) memperhatikan struktur LKPD.
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan di antaranya
adalah sebagai berikut:
1) Aspek penyajian materi: a) Judul lembar kerja harus sesuai
dengan materinya; b) Materi harus sesuai dengan perkembangan
peserta didik; c) Materi disajikan secara sistematis dan logis; d)
materi disajikan secara sederhana dan jelas; e) menunjang
keterlibatan dan kemauan peserta didik untuk ikut aktif.
2) Aspek Tampilan: a) Penyajian sederhana, jelas dan mudah
dipahami; b) Gambar dan grafik sesuai dengan konsepnya; c) Tata
letak gambar, tabel, pertanyaan harus tepat; d) Judul, keterangan,
instruksi, pertanyaan harus jelas; e) Mengembangkan minat dan
mengajak peserta didik untuk berpikir.

Daftar materi
2 pada KB yang Tidak ada
sulit dipahami
Daftar materi
yang sering
mengalami
3 Tidak ada
miskonsepsi
dalam
pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai