Anda di halaman 1dari 7

RESUME MODUL PMP KB-2

NAMA : TATA TARNA


MODUL : PENGEMBANGAN MATERI, MEDIA, SUMBER BELAJAR DAN
INSTRUMEN PENILAIAN
KB 2 : PENGEMBANGAN MATERI AJAR DAN LEMBAR KERJA
PESERTA DIDIK

Bentuk Isi

Peta Konsep/MindMap

Peta
konsepmerupakanbaganatauilu
strasi yang
menyajikaninformasi yang
salingterhubung.

MindMapmerupakanalatberpikir
organisasional yang
memudahkanseseorangdalam
menempatkanberbagaiinformas
i di
dalamingatannyauntukkemudia
nmengambilinformasitersebutk
apanpuniabutuhkan.
Deskripsi/penjelasanda 1. Pengembangan Materi Ajar dan Lembar Kerja Peserta
ri peta konsep yang Didik
dibuat Materi pembelajaran merupakan salah satu hal yang penting
dalam kegiatan belajar mengajar. Untuk merancang
Peta Konsep/Mind Map pembelajaran kita perlu memikirkan materi/bahan pelajaran
tersebutdijelaskanataudideskrip apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran
sikan/dinarasikandalamsebuah dan mencapai kompetensi yang diinginkan, karena itulah kita
kata-kata
perlu mengembangkan bahan pembelajaran.
Dalam mengembangkan materi ajar dapat mengacu
pada dua hal, yaitu konteks tempat penyelenggaraan
pendidikan dan bentuk kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan. Pertimbangan konteks dilakukan untuk
menentukan bentuk kemasan materi pelajaran seperti dijilid
atau tidaknya, dan lain-lain. Sedangkan dari segi bentuk
kegiatan pembelajaran, guru perlu mempertimbangkan
apakah pembelajarannya konvensional, pendidikan jarak
jauh, ataupun kombinasi keduanya.
Ada lima faktor yang harus dipertimbangkan dalam
mengembangkan materi ajar yaitu karakteristik peserta didik,
bentuk kegiatan pembelajaran, konteks tempat
penyelenggaraan pendidikan, strategi pembelajaran, dan alat
penilaian hasil belajar.

a. Pengertian Materi Pembelajaran


Bahan atau materi pembelajaran (Learning Materials)
adalah segala sesuatu yang menjadi isi kurikulum yang
harus dikuasai oleh peserta didik, sesuai dengan kompetensi
dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi setiap
mata pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu.
Materi pelajaran dapat dibedakan menjadi pengetahuan
(kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor).
Dalam mengembangkan materi perlu diperhatikan
cakupan pengetahuan yang terdiri dari 4 jenis pengetahuan,
yaitu:
1) Pengetahuan Fakta, yaitu sifat dari suatu gejala, peristiwa,
benda, yang wujudnya dapat ditangkap oleh panca indra.
Fakta merupakan pengetahuan yang berhubungan
dengan data-data spesifik (tunggal) baik yang telah
maupun yang sedang terjadi yang dapat diuji atau
diobservasi.
2) Pengetahuan Konsep, yaitu adalah abstraksi
kesamaan atau keterhubungan dari sekelompok benda
atau sifat. Suatu konsep memiliki bagian yang dinamakan
atribut. Atribut adalah karakteristik yang dimiliki suatu
konsep. Materi konsep contohnya pengertian zakat, syarat
dan rukun shalat, dan sebagainya
3) Pengetahuan Prosedur, yaitu materi pelajaran yang
berhubungan dengan kemampuan peserta didik untuk
menjelaskan langkah-langkah secara sistematis atau
berurutan dalam melakukan sebuah aktivitas dan
kronologi suatu sistem. Contoh: langkah-langkah dalam
pengurusan jenazah. Hubungan antara dua atau lebih
konsep yang sudah teruji secara empiris dinamakan
generalisasi (Merril dalam Wina Sanjaya : 2011).
4) Pengetahuan Metakognitif adalah pengetahuan mengenai
kesadaran secara umum sama halnya dengan
kewaspadaan dan pengetahuan tentang kesadaran
pribadi seseorang. Metakognitif adalah kesadaran berpikir
tentang apa yang diketahui dan apa yang tidak diketahui.
Dalam konteks pembelajaran, peserta didik mengetahui
bagaimana untuk belajar, mengetahui kemampuan dan
modalitas belajar yang dimiliki, dan mengetahui strategi
belajar terbaik untuk belajar efektif.

Dalam mengembangkan materi pembelajaran, dari


segi afektif yakni berhubungan dengan sikap atau nilai.
Materi afektif termasuk pemberian respon, penerimaan nilai,
internalisasi, dan lain sebagainya Contohnya nilai-nilai
kejujuran, kasih sayang, minat, kebangsaan, rasa sosial, dan
sebagainya.
Aspek psikomotor juga tak luput menjadi perhatian dalam
pengembangan materi yakni yang mengarah pada gerak
atau keterampilan (skill). Kompetensi yang ingin dicapai dari
gerak atau keterampilan, misalnya gerakan shalat, bela diri,
renang, dan sebagainya yang diakomodir pada jenis
pengetahuan prosedural.

Keterampilan dapat dibedakan dalam dua bentuk yaitu:


1) Keterampilan intelektual yaitu keterampilan berpikir
melalui usaha menggali, menyusun dan menggunakan
berbagai informasi, baik berupa data, fakta, konsep,
ataupun prinsip, dan teori.
2) Keterampilan fisik yaitu keterampilan motorik seperti
keterampilan mengoperasikan komputer, keterampilan
mengemudi, keterampilan memperbaiki suatu alat, dan
lain sebagainya.

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam


mengembangkan materi ajar, yaitu:
1) Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan
lingkungan;
2) Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial
dan spiritual peserta didik;
3) Kebermanfaatan bagi peserta didik;
4) Struktur keilmuan;
5) Berbagai sumber belajar (referensi yang relevan dan
termutakhir digital maupun non digital); dan
6) Alokasi waktu.

Materi pelajaran pada hakikatnya adalah pesan-pesan


yang ingin disampaikan pada peserta didik untuk dapat
dikuasai. Pesan adalah informasi yang akan disampaikan
baik itu berupa ide, data/fakta, konsep dan lain sebagainya,
yang dapat berupa kalimat, tulisan, gambar, peta, ataupun
tanda. Pesan bisa disampaikan secara verbal maupun
nonverbal.
Wina Sanjaya (2011) mengemukakan agar pesan yang
ingin disampaikan bermakna agar memperhatikan beberapa
kriteria sebagai berikut:
1) Novelty, artinya suatu pesan akan bermakna apabila
bersifat baru atau mutakhir,
2) Proximity, artinya pesan yang disampaikan harus sesuai
dengan pengalaman peserta didik,
3) Conflict, artinya pesan yang disajikan sebaiknya
dikemas sedemikian rupa sehingga menggugah emosi.
4) Humor, artinya pesan yang disampaikan sebaiknya
dikemas sehingga menampilkan kesan lucu. Pesan yang
dikemas dengan lucu cenderung akan lebih menarik
perhatian.

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan


untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar di kelas (National center for
vocational Education Research Ltd/ National center for
Competence based Learning (Abdul Majid, 2006).
Beberapa pertimbangan teknis yang perlu diperhatikan
dalam mengemas materi pelajaran menjadi bahan belajar
(Wina Sanjaya, 2011) di antaranya adalah :
1) Kesesuaian dengan tujuan yang harus dicapai
2) Kesederhanaan
3) Unsur-unsur desain pesan
4) Pengorganisasian bahan dan
5) Petunjuk cara penggunaan

Jenis-jenis bahan ajar :


1) Bahan Ajar Cetak
a) Handout, yaitu bahan tertulis yang disiapkan guru
untuk memperkaya pengetahuan peserta didik.
b) Buku, yaitu bahan tertulis yang menyajikan ilmu
pengetahuan.
c) Modul yaitu sebuah buku yang ditulis dengan tujuan
agar peserta didik dapat belajar mandiri dengan
atau tanpa guru.
d) Lembar Kerja Peserta didik, yaitu lembaran-lembaran
berisi tugas yang harus dikerjakan peserta didik.
e) Brosur, yaitu bahan informasi tertulis mengenai
suatu masalah yang disusun secara
bersistem/cetakan yang hanya terdiri atas beberapa
halaman atau selebaran cetakan yang berisi
keterangan singkat tapi lengkap tentang perusahaan
atau
f) Leaflet, yaitu bahan cetak tertulis berupa lembaran
yang dilipat tapi tidak dimatikan/jahit.
g) Wallchart, yaitu bahan cetak, yang berupa
bagan/siklus/ grafik yang bermakna menunjukan
posisi tertentu,
h) Foto/ Gambar, yaitu bahan ajar yang dirancang dengan
baik, agar setelah melihat gambar tersebut peserta
didik dapat melakukan sesuatu/ menguasai kompetensi
dasar yang diharapkan.
i) Model/maket Penggunaan model sebagai bahan ajar,
memberikan makna yang hampir sama dengan aslinya,
sehingga mempermudah peserta didik untuk
mempelajarinya.

2) Bahan Ajar Dengar (Audio)


a) Kaset/piringan hitam/compact disk Penggunaan kaset
yang sudah dirancang sedemikian rupa dapat
digunakan sebagai bahan ajar. Penggunaan kaset
sebagai bahan ajar dapat menyimpan suara secara
berulang-ulang diperdengarkan pada peserta didik.
Penggunaan kaset sebagai bahan ajar membutuhkan
bantuan alat lain, seperti tape recorder, dan lembar
skenario guru.
b) Radio Radio dapat digunakan sebagai salah satu
bahan ajar, yang memungkinkan peserta didik bisa
belajar sesuatu. Radio sebagai bahan ajar dapat
dilakukan melalui program pembelajaran, misalnya
mendengarkan berita, dll.
3) Bahan Ajar Audio-Visual
a) Video/film Program video/film juga dapat digunakan
sebagai bahan ajar audio visual. Penggunaan
video/film sebagai bahan ajar, haruslah didesain
dengan lengkap, sehingga setelah peserta didik
menyaksikan penayangan video/film, peserta didik
dapat menguasai kompetensi dasar yang diharapkan.
Baik atau tidaknya sebuah film/video tergantung pada
desainnya, analisis kurikulum, media, skenario,
pengambilan gambar, editing, dll.
b) Orang/Narasumber Orang/narasumber dapat berfungsi
sebagai bahan ajar karena orang tersebut memiliki
keahlian/keterampilan tertentu yang memungkinkan
peserta didik dapat belajar.
4) Bahan Ajar Interaktif
Menurut Gidelines For Bibliographic Description of
Interactive Multimedia dalam Abdul Majid (2006), multimedia
interaktif adalah kombinasi dari dua arah atau lebih media
(audio, teks, grafik, gambar, animasi dan video) yang oleh
penggunanya dimanipulasi untuk mengendalikan perintah
dan atau perilaku alami dari suatu presentasi.

b. Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik


Apa itu LKPD? LKPD merupakan lembaran petunjuk dan
langkah-langkah tugas yang disediakan untuk peserta didik
dalam proses pembelajaran, baik secara kelompok maupun
perorangan. LKPD sendiri sebagai sarana untuk
mempermudah terbentuknya interaksi antara guru dengan
peserta didik dalam meningkatkan aktivitas pembelajaran.
Menurut Trianto, LKPD merupakan salah satu sumber
belajar yang dapat digunakan untuk menambah
pemahaman konsep peserta didik (Trianto, 2010, hal. 222).
Sementara itu, menurut Depdiknas (2008) lembar kerja
peserta didik (LKPD) adalah lembaran-lembaran berisi tugas
yang harus dikerjakan oleh peserta didik yang biasanya
berupa petunjuk, langkah- langkah untuk menyelesaikan
suatu tugas.
Beberapa fungsi LKPD di antaranya:
1) Meningkatkan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran;
2) Membantu peserta didik untuk mengembangkan konsep
materi pembelajaran;
3) Melatih peserta didik dalam menemukan sesuai tujuan
pembelajaran dan mengembangkan aspek keterampilan;
4) Sebagai pedoman pendidik dan peserta didik dalam
melaksanakan proses pembelajaran;
5) Menambah informasi bagi peserta didik tentang konsep
materi pembelajaran melalui kegiatan belajar yang
sistematis;
6) Membantu guru dalam mengevaluasi pembelajaran.

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dengan


penggunaan LKPD dalam proses pembelajaran adalah:
1) Mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran;
2) Membantu peserta didik dalam mengembangkan konsep;
3) Melatih peserta didik dalam menemukan dan
mengembangkan keterampilan proses;
4) Membantu peserta didik memperoleh catatan terkait materi
yang dipelajari melalui proses pembelajaran;
5) Dan membantu peserta didik untuk menambah informasi
tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar
secara sistematis;
6) peserta didik akan dapat belajar dan memahami secara
mandiri serta menjalankan tugas secara lebih mendalam
memudahkan pendidik dalam melaksanakan
pembelajaran secara sistematis dan terukur kompetensi
peserta didik yang akan dicapai melalui tugas-tugas pada
LKPD;
7) Sebagai pedoman pendidik dan peserta didik dalam
melaksanakan proses pembelajaran;

Dilihat dari segi tujuan disusunnya LKPD, maka LKPD


dapat dibagi menjadi lima macam bentuk yaitu:
1) LKPD yang membantu peserta didik menemukan suatu
konsep;
2) LKPD yang membantu peserta didik menerapkan dan
mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan;
3) LKPD yang berfungsi sebagai penuntun belajar;
4) LKPD yang berfungsi sebagai penguatan;
5) LKPD yang berfungsi sebagai petunjuk praktikum.
(Prastowo, 2011, hal. 24)

Komponen yang harus dipersiapkan pendidik dalam


membuat LKPD yaitu berupa:
1) Lembar Kerja (Nama Peserta didik, Kelas, Tema, Tujuan
Pembelajaran dan Langkah-Langkah Kegiatan);
2) Lembar Jawaban; dan
3) Penilaian. Dari ketiga komponen diatas, hanya LKPD yang
diserahkan pada peserta didik, sementara lembar jawaban
dan penilaian disimpan oleh guru. Lembar jawaban
menjadi patokan guru untuk menilai walaupun di kemudian
akan menjadi relative atau berkembang. Sementara
penilaian merupakan lembaran yang diisi guru.

Dalam menyusun LKPD paling tidak memuat: judul,


kompetensi dasar yang akan dicapai, waktu penyelesaian,
peralatan/bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas,
informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus dilakukan,
dan laporan yang harus dikerjakan.
Beberapa langkah-langkah persiapan LKPD dijelaskan
dalam Depdiknas (2008b: 23-24) dalam Nurhaidah (2014: 29)
sebagai berikut:
1) Analisis kurikulum. Analisis ini dilakukan dengan
memperhatikan materi pokok, pengalaman belajar peserta
didik, dan kompetensi belajar peserta didik.
2) Menyusun peta kebutuhan LKPD
3) Menentukan judul-judul LKPD sesuai materi pokok dan
pengalaman belajar.
4) Penulisan LKPD dengan langkah
a) perumusan KD yang harus dikuasai,
b) menentukan alat penilaian,
c) penyusunan materi dari berbagai sumber,
d) memperhatikan struktur LKPD,

Hal yang harus dipertimbangkan dalam pembuatan LKPD


adalah sebagai berikut:
1) Aspek penyajian materi:
a) Judul lembar kerja harus sesuai dengan materinya;
b) Materi harus sesuai dengan perkembangan peserta
didik;
c) Materi disajikan secara sistematis dan logis;
d) materi disajikan secara sederhana dan jelas;
e) menunjang keterlibatan dan kemauan peserta didik
untuk ikut aktif.
2) Aspek Tampilan:
a) Penyajian sederhana, jelas dan mudah dipahami;
b) Gambar dan grafik sesuai dengan konsepnya;
c) Tata letak gambar, tabel, pertanyaan harus tepat;
d) Judul, keterangan, instruksi, pertanyaan harus jelas;
e) Mengembangkan minat dan mengajak peserta didik
untuk berpikir.

Anda mungkin juga menyukai