Nama : JAJA
NUPTK : 1649742650200002
Modul : Perangkat Pembelajaran
KB : KB. 1 Telaah SK,KI,KD, dan Merancang Prota dan Prosem
Dosen : Dr. Atikah Syamsi, M.Pd.I.
Selain itu Hilda Taba (dalam Wina Sanjaya, 2011) juga mengemukakan
bahwa ada 4 jenis tingkatan materi pelajaran, yakni fakta khusus, ide-ide
pokok, konsep, dan sistem berpikir. Fakta khusus adalah bentuk materi
kurikulum yang sangat sederhana. Ide-ide pokok bisa berupa prinsip atau
generalisasi. Konsep menurut Hilda Taba, lebih tinggi tingkatannya dari ide
pokok, hal ini dikarenakan memahami konsep berarti memahami sesuatu
yang abstrak sehingga mendorong peserta didik untuk berpikir lebih
mendalam. Sistem berpikir berhubungan dengan kemampuan untuk
memecahkan masalah secara empiris, sistematis dan terkontrol yang
kemudian dinamakan berpikir ilmiah.
Agar materi yang akan disampaikan menarik, maka perlu mengemas materi
pelajaran melalui pengembangan bahan ajar. Bahan ajar adalah segala
bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas (National center for
vocational Education Research Ltd/ National center for Competence based
Learning (Abdul Majid, 2006). Bahan ajar memungkinkan peserta didik
untuk mempelajari suatu kompetensi dasar secara runtut dan sistematis.
Ada Beberapa pertimbangan teknis yang perlu diperhatikan dalam
mengemas materi pelajaran menjadi bahan belajar (Wina Sanjaya, 2011) di
antaranya adalah :
1) Kesesuaian dengan tujuan yang harus dicapai
2) Kesederhanaan
3) Unsur-unsur desain pesan
4) Pengorganisasian bahan dan
5) Petunjuk cara penggunaan
Abdul Majid (2006), multimedia interaktif adalah kombinasi dari dua arah
atau lebih media (audio, teks, grafik, gambar, animasi dan video) yang oleh
penggunanya dimanipulasi untuk mengendalikan perintah dan atau perilaku
alami dari suatu presentasi. Penggunaan bahan ajar interaktif sebagai
bahan ajar, harus dipersiapkan sebaik mungkin, dan dirancang secara
lengkap mulai dari petunjuk penggunaan hingga penilaian. Bahan ajar
interaktif ini, biasanya dapat disajikan dalam bentuk Compact Disc (CD),
atau dikenal juga dengan istilah CD Interaktif.
Apa saja bentuk LKPD? Dilihat dari segi tujuan disusunnya LKPD, maka LKPD
dapat dibagi menjadi lima macam bentuk yaitu: 1) LKPD yang membantu
peserta didik menemukan suatu konsep; 2) LKPD yang membantu peserta
didik menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah
ditemukan; 3) LKPD yang berfungsi sebagai penuntun belajar; 4) LKPD yang
berfungsi sebagai penguatan; 5) LKPD yang berfungsi sebagai petunjuk
praktikum. (Prastowo, 2011, hal. 24)
Komponen yang harus dipersiapkan pendidik dalam membuat LKPD yaitu
berupa: 1) Lembar Kerja (Nama Peserta didik, Kelas, Tema, Tujuan
Pembelajaran dan Langkah-Langkah Kegiatan); 2) Lembar Jawaban; dan 3)
Penilaian. Dari ketiga komponen diatas, hanya LKPD yang diserahkan pada
peserta didik, sementara lembar jawaban dan penilaian disimpan oleh guru.
Lembar jawaban menjadi patokan guru untuk menilai walaupun di
kemudian akan menjadi relative atau berkembang. Sementara penilaian
merupakan lembaran yang diisi guru.
Dalam menyusun LKPD paling tidak memuat: judul, kompetensi dasar yang
akan dicapai, waktu penyelesaian, peralatan/bahan yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas, informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus
dilakukan, dan laporan yang harus dikerjakan. Beberapa langkah-langkah
persiapan LKPD dijelaskan dalam Depdiknas (2008b: 23-24) dalam
Nurhaidah (2014: 29) sebagai berikut:
1) Analisis kurikulum. Analisis ini dilakukan dengan memperhatikan materi
pokok, pengalaman belajar peserta didik, dan kompetensi belajar peserta
didik.
2) Menyusun peta kebutuhan LKPD.
3) Menentukan judul-judul LKPD sesuai materi pokok dan pengalaman
belajar.
4) Penulisan LKPD dengan langkah a) perumusan KD yang harus dikuasai,
b) menentukan alat penilaian, c) penyusunan materi dari berbagai sumber,
d) memperhatikan struktur LKPD, sebagaimana diagram di bawah ini.
Berikut ini merupakan lima cara teknologi digital yang dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran, baik dalam pembelajaran formal dan dalam
pengaturan informal (NETP, 2017), yaitu:
1) Teknologi dapat memungkinkan pembelajaran atau pengalaman yang
dipersonalisasi yang lebih menarik dan relevan.
2) Teknologi dapat membantu mengatur pembelajaran di sekitar tantangan
dunia nyata dan pembelajaran berbasis proyek - menggunakan berbagai
perangkat dan sumber belajar digital untuk menunjukkan kompetensi
dengan konsep dan konten yang kompleks.
3) Teknologi dapat membantu belajar bergerak di luar ruang kelas dan
memanfaatkan peluang belajar yang tersedia di museum, perpustakaan,
dan lingkungan luar sekolah lainnya.
4) Teknologi dapat membantu pelajar mengejar cita-cita dan minat pribadi.
5) Kesetaraan akses teknologi dapat membantu menutup kesenjangan
digital dan membuat peluang pembelajaran transformatif tersedia untuk
semua peserta didik di mana pun.
6) Game Based Learning. Bermain dan belajar dapat terjadi ketika ruang
kelas memanfaatkan game sebagai media pembelajaran. Biasanya teknologi
permainan bisa membuat pelajaran yang sulit menjadi lebih menarik dan
interaktif. Kemajuan teknologi semakin cepat digunakan untuk
meningkatkan permainan edukatif dalam setiap disiplin ilmu. Permainan
dapat berupa pemecahan masalah kehidupan nyata.
1) Observasi
Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara
berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman atau lembar
observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku atau aspek yang diamati
(Kunandar, 2013, hal. 117). Asumsinya setiap peserta didik pada dasarnya
berperilaku baik sehingga yang perlu dicatat hanya perilaku yang sangat
baik (positif) atau kurang baik (negatif) yang muncul dari peserta didik.
Catatan hal-hal sangat baik (positif) digunakan untuk menguatkan perilaku
positif, sedangkan perilaku kurang baik (negatif) digunakan untuk
pembinaan. Hasil observasi dicatat dalam jurnal yang dibuat selama satu
semester oleh guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas. Jurnal memuat
catatan sikap atau perilaku peserta didik yang sangat baik atau kurang baik,
dilengkapi dengan waktu terjadinya perilaku tersebut, dan butir-butir sikap.
Berdasarkan jurnal semua guru yang dibahas dalam rapat dewan guru, wali
kelas membuat predikat dan deskripsi penilaian sikap peserta didik selama
satu semester.
Penilaian sikap peserta didik oleh guru menggunakan lembar observasi dan
dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Adapun jurnal, penilaian diri, dan
penilaian antarteman dilakukan sewaktu-waktu. Penilai sikap bisa menjadi
bagian dari penilaian proses, misalnya pada saat diskusi kelompok guru
berkeliling dan mengamati dan aktivitas peserta didik selama diskusi
berlangsung.
Begitu juga ketika kita ingin melakukan penilaian sikapnya maka kita bisa
membuat lembar observasi. Misal kita telah menentukan aspek dan kriteria
penilaian sikap seperti aspek kerjasama (membagi peran di kelompok,
menghargai pendapat dan kekompakan). Kemudian aspek Tanggung jawab
(menyelesaikan tugas, mengumpulkan PR, aktif diskusi) serta aspek percaya
diri (berani tampil, berani berpendapat, berani memimpin dan berani
mengkritik). Di sini kita bisa memberikan ceklis saja pada keseluruhan aspek
yang nampak pada peserta didik sebagaimana table di bawah ini.
a) Jurnal digunakan oleh guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas
selama periode satu semester.
b) Jurnal oleh guru mata pelajaran dibuat untuk seluruh peserta didik yang
mengikuti mata pelajarannya. Jurnal oleh guru BK dibuat untuk semua
peserta didik yang menjadi tanggung jawab bimbingannya, dan jurnal oleh
wali kelas digunakan untuk satu kelas yang menjadi tanggung jawabnya.
c) Hasil observasi guru mata pelajaran dan guru BK dibahas dalam rapat
dewan guru dan selanjutnya wali kelas membuat predikat dan deskripsi
sikap setiap peserta didik di kelasnya.
d) Perilaku sangat baik atau kurang baik yang dicatat dalam jurnal tidak
terbatas pada butir-butir sikap (perilaku) yang hendak ditumbuhkan melalui
pembelajaran yang saat itu sedang berlangsung sebagaimana dirancang
dalam RPP, tetapi dapat mencakup butir-butir sikap lainnya yang
ditanamkan dalam semester itu, jika butir-butir sikap tersebut
muncul/ditunjukkan oleh peserta didik melalui perilakunya.
e) Catatan dalam jurnal dilakukan selama satu semester sehingga ada
kemungkinan dalam satu hari perilaku yang sangat baik dan/atau kurang
baik muncul lebih dari satu kali atau tidak muncul sama sekali.
f) Perilaku peserta didik selain sangat baik atau kurang baik tidak perlu
dicatat dan dianggap peserta didik tersebut menunjukkan perilaku baik atau
sesuai dengan norma yang diharapkan.
2) Penilaian Diri
Instrumen yang digunakan untuk penilaian diri berupa lembar penilaian diri
yang dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan tidak bermakna
ganda, dengan bahasa lugas yang dapat dipahami peserta didik, dan
menggunakan format sederhana yang mudah diisi peserta didik. Lembar
penilaian diri dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menunjukkan sikap
peserta didik dalam situasi yang nyata/sebenarnya, bermakna, dan
mengarahkan peserta didik mengidentifikasi kekuatan maupun
kelemahannya. Hal ini untuk menghilangkan kecenderungan peserta didik
menilai dirinya secara subjektif. Penilaian diri oleh peserta didik dilakukan
melalui langkah-langkah sebagai berikut.
a) Menjelaskan kepada peserta didik tujuan penilaian diri. b) Menentukan
indikator yang akan dinilai.
c) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.
d) Merumuskan format penilaian, berupa daftar cek (checklist) atau skala
penilaian (rating scale), atau dalam bentuk esai untuk mendorong peserta
didik mengenali diri dan potensinya.
Jelaskan relevansi Terdapat relevansi yang kuat antara bahan ajar pada KB 2
materi dari KB yang dengan konteks pembelajaran bahwa dalam praktek keseharian
saudara pelajari hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan materi, sumber
dalam konteks belajar, media, dan penilaian menjadi rangkaian kegiatan
pembelajaran akademik yang rutin dilaksanakan.
materi yang
saudara ampuh
saat ini?
Jelaskan rencana Beberapa format sebagaimana terdapat dalam bahan ajar KB 2
penerapan (aplikasi) sangat bermanfaat dan penting untuk diaplikasikan di sekolah.
dari konsep/
pengetahuan yang
saudara pelajari dari
KB dalam mata
pelajaran yang
saudara ampu.
Tantangan:
Jelaskan pula Faktor-faktor teknis dan insedental terkadang menjadi kendala
tantangan yang serius pada saat pengembangan bahan ajar, sumber
dan solusinya belajar, media dam instrumen penilaian. Faktor-faktor tersebut
dalam terutama berkenaan dengan intake dan kesiapan siswa
menerapkan terutama dalam hal menyiapkan perangkat-perangkat
konsep/ pendukung untuk mengakses sumber belajar seperti
pengetahuan kepemilikan android, kepemilikan kuota, dll. Sehingga
yang sudara memaksimalkan pengembangan dan sumber belajar pada
pelajari dari peserta didik yang pada umumnya berasal dari masyarakat pra
KB dalam sejahtera sangat sulit dilaksanakan.
pembelajaran Solusi :
di kelas. Masalah-masalah sebagaimana tersebnut di atas dimungkinkan
dapat teratasi dengan pendekatan lintas sektor.