Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENYUSUNAN MATERI PEMBELAJARAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Arab

Dosen Pengampu : Dr. Ahmad Taufiq, M.Pd.I

Disusun oleh: Harun Al Rasyid (50522003)

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA ARAB

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

K.H. ABDURRAHMAN WAHID PEKALONGAN

2023
A. Pendahuluan.

Dalam sebuah pembelajaran tentunya materi sangatlah penting. Agar tujuan


pembelajaran di suatu instansi pendidikan tercapai seusai dengan visi misi
pendidikan yang ada.

Guru merupakan salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar


(KBM), memiliki posisi yang sangat menentukan keberhasilan pembelajaran,
karena fungsi utama guru adalah merancang, mengelola, melaksanakan, dan
mengevaluasi pembelajaran. Disamping itu, kedudukan guru dalam kegiatan
belajar mengajar juga sangat strategis dan menentukan. Strategis berarti karena
guru yang akan menentukan kedalaman dan keluasan materi pembelajaran,
sedangkan bersifat menentukan karena guru yang memilah bahan pelajaran yang
akan disajikan kepada peserta didik. Salah satu faktor yang mempengaruhi
keberhasilan tugas guru adalah kinerjanya dalam merencanakan atau merancang,
serta melaksanakan dan mengevaluasi proses belajar mengajar.1

Selain kedudukan guru, ia juga harus pandai dalam memilah materi karena itu
adalah hal yang sangat penting. Jika guru yang akan mengajar tidak memilih
materi, bisa jadi pembelajaran di kelas menjadi tidak kondusif dan akan
memberatkan bagi peserta didik atau siswa.

Perencanaan materi pembelajaran memainkan peran penting dalam memandu


guru untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik dalam melayani kebutuhan
belajar siswanya. Perencanaan pembelajaran juga dimaksudkan sebagai langkah
awal sebelum proses pembelajaran berlangsung.

Maka dari itu guru atau penulis buku ajar harus mengetahui cara menyusun
materi yang sesuai dengan tingkatan kognitif peserta didik. Dalam hal ini penulis
akan menjelaskan beberapa hal penting dalam menyusun materi pembelajaran.
Agar pembaca bisa memahaminya.

1
Zulkifli dan Nadjmuddin Royes, Profesionalisme Guru Dalam Mengembangkan Materi
Ajar Bahasa Arab di MIN 1 Palembang, IP: Jurnal Ilmiah PGMI, Volume 3, Nomor 2,
(Desember, 2017), hlm 120.
B. Pembahasan

1. Materi Pembelajaran.

Bahan atau materi pelajaran (learning materials) adalah segala sesuatu yang
menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan kompetensi
dasar dalam rangka pencapain standar kompetensi setiap mata pelajaran dalam
suatu pendidikan. Materi pelajaran yang dapat dibedakan menjadi; pengetahuan
(knowledge), keterampilan (skill), dan sikap (attitude). Pengetahuan menunjuk
pada informasi yang harus dihafal dan dikuasai oleh siswa, sehingga manakala
diperlukan siswa dapat mengungkapkan kembali.

Membedakan isi (materi pelajaran) menjadi empat macam, yaitu: fakta,


konsep, prosedur, dan prinsip.

a. Fakta
Fakta adalah sifat dari suatu gejala, peristiwa, benda, yang
wujudnya dapat ditangkap oleh panca indra. Fakta merupakan
pengetahuan yang berhubungan dengan data-data spesifik (tunggal)
baik yang telah maupun yang sedang terjadi yang dapat diuji.
b. Konsep
Konsep adalah abstraksi kesamaan atau keterhubungan dari
sekelompok benda atau sifat. Suatu konsep memiliki bagian yang
dinamakan atribut.
c. Prosedur
Prosedur adalah materi pelajaran yang berhubungan dengan
kemampuan siswa untuk menjelaskan langkah-langkah secara
sistematis tentang sesuatu. Misalnya, prosedur tentang langkah-langkah
melakukan suatu percobaan, langkah-langkah membuat suatu karangan,
dan lain sebagainya.
d. Prinsip
Hubungan antara dua atau lebih konsep yang sudah teruji secara
empiris dinamakan generaslisasi yang selanjutnya dapat ditarik ke
dalam prinsip. Contoh tentang ketertiban lalu lintas, prinsip tentang
penguapan, prinsip tentang radiasi, dan lain sebagainya.2
e. Sikap atau Nilai
Sikap atau Nilai merupakan hasil belajar aspek sikap, misalnya
nilai kejujuran, kasih sayang, tolong-menolong, semangat dan minat
belajar dan bekerja, dsb. Contoh, dalam mata pelajaran Geografi:
Pemanfaatan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan, yaitu
pengertian lingkungan, komponen ekosistem, lingkungan hidup sebagai
sumberdaya, pembangunan berkelanjutan.3

2. Penentuan Cakupan dan Urutan Materi Pembelajaran.

Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus


memperhatikan apakah materinya berupa aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip,
prosedur) afektif, atau psikomotor, karena ketika sudah diimplementasikan dalam
proses pembelajaran maka tiap jenis uraian materi memerlukan strategi dan media
pembelajaran yang berbeda.

Selain memperhatikan jenis materi juga harus memperhatikan prinsip-prinsip


yang perlu digunakan dalam menentukan cakupan materi pembelajaran yang
menyangkut keluasan dan kedalaman materinya. Keluasan cakupan materi berarti
menggambarkan seberapa banyak materi yang dimasukkan ke dalam suatu materi
pembelajaran. Kedalaman materi menyangkut rincian konsep yang terkandung di
dalamnya yang harus dipelajari oleh siswa.

Sebagai contoh, materi “isim” dapat diajarkan di SD/MI, SMP/MTs dan


SMA/SMK/MA, juga di Perguruan Tinggi, namun keluasan dan kedalaman pada
setiap jenjang pendidikan akan berbeda. Semakin tinggi jenjang pendidikan akan
semakin luas cakupan aspek proses fotosintesis yang dipelajari dan semakin detail
setiap aspek yang dipelajari.

2
Abdul Aziz, Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis IT,
(Palangkaraya: LP2M IAIN Palangkaraya Press, 2021) hlm. 45-46.
3
Aquami, dkk., Perencanaan Pembelajaran, ( Pasuruan: CV. Penerbit Qiara Media,
2021), hlm. 53
3. Langkah-langkah Penentuan Materi Pembelajaran.
a. Identifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar
Mengidentifikasi terlebih dahulu bagaimana standar kompetensi dan
kompetensi dasar dalam silabus, kemudian kita menentukan tujuan yang
ingin dicapai dalam setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar
tersebut, setelah itu barulah kita menentukan materi apa yang akan
diajarkan, jika materi tersebut berhubungan dengan materi selanjutnya
misalnya materi tentang alat musholla atau wudhu maka akan
berhubungan dengan materi shalat. Oleh karena itu dapat ditentukan
ditentukan berapa kali kita akan mempelajari materi tersebut. Dan apakah
itu termasuk dalam jesnis materi kognitif, afektif, dan psikomotor.4
Ranah Kognitif jika kompetensi yang ditetapkan meliputi
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan penilaian. Ranah
Psikomotor jika kompetensi yang ditetapkan meliputi gerak awal,
semirutin, dan rutin. Ranah Afektif jika kompetensi yang ditetapkan
meliputi pemberian respons, apresiasi, penilaian, dan internalisasi.
b. Identifikasi jenis – jenis Materi Pembelajaran
Identifikasi dilakukan berkaitan dengan kesesuaian materi
pembelajaran dengan tingkatan aktivitas/ranah pembelajarannya. Materi
yang sesuai untuk ranah kognitif ditentukan berdasarkan perilaku yang
menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan
keterampilan berpikir. Dengan demikian, jenis materi yang sesuai untuk
ranah kognitif adalah fakta, konsep, prinsip dan prosedur.
Materi pembelajaran yang sesuai untuk ranah afektif ditentukan
berdasarkan perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti
minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. Dengan demikian, jenis
materi yang sesuai untuk ranah afektif meliputi rasa dan penghayatan,
seperti pemberian respon, penerimaan, internalisasi, dan penilaian.
Materi pembelajaran yang sesuai untuk ranah psikomotor ditentukan
berdasarkan perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik.

4
Zulkifli dan Nadjmuddin Royes, Profesionalisme Guru,.......... hlm, 126.
Dengan demikian, jenis materi yang sesuai untuk ranah psikomotor terdiri
dari gerakan awal, semirutin, dan rutin. Misal tulisan tangan, mengetik,
berenang, mengoperasikan komputer, mengoperasi-kan mesin dan
sebagainya.
Materi yang akan dibelajarkan perlu diidentifikasi secara tepat agar
pencapaian kompetensinya dapat diukur. Di samping itu, dengan
mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan dibelajarkan, maka guru
akan mendapatkan ketepatan dalam metode pembelajarannya. Sebab,
setiap jenis materi pembelajaran memerlukan strategi, metode, media, dan
sistem evaluasi yang berbeda-beda. Misalnya metode pembelajaran materi
fakta atau hafalan bisa menggunakan “jembatan keledai”, “jembatan
ingatan” (mnemonics), sedangkan metode pembelajaran materi prosedur
dengan cara “demonstrasi”.5
4. Menyusun Materi Pembelajaran Bahasa Arab

Dalam menyusun materi pembelajaran bahasa Arab sebagai bahasa asing Ada
beberapa faktor penting yang harus dipertimbangkan, seperti berikut :

a. Kesesuaian Materi Pembelajaran dengan Usia Perkembangan Peserta


Didik
Menurut pengamatan penulis pada beberapa lembaga pendidikan
yang ada di Indonesia, keberhasilan pembelajaran bahasa Arab sebagai
bahasa asing adalah pembelajaran yang berangkat dari konsep pertama,
yakni mengenyampingkan faktor eksternal yang telah menyatu dengan
kehidupan peserta dengan membentuk faktor eksternal yang baru,
misalnya dengan membentuk lingkungan bahasa Arab, seperti yang
terjadi di pondok-pondok pesantren modern. Di lembaga-lembaga
tersebut, peserta didik diperlakukan sebagai anak yang baru belajar
bahasa Arab sebagaimana anak kecil (Arab) belajar bahasa ibunya.

5
Aquami, dkk., Perencanaan Pembelajaran,....., hlm 58-59
b. Kesesuaian Materi Pembelajaran dengan Tujuan
Materi pembelajaran bahasa Arab sebagai bahasa asing harus
disesuaikan dengan tujuan pembelajarannya. Bila tujuan pembelajaran
bahasa Arab sebagai alat komunikasi aktif, maka materi pembelajaran
harus berorientasi pada bahasa Arab sebagai bahasa komunikasi aktif.
Dengan demikian, maka materi pembelajaran berorientasi pada materi
istima᾽, dan kalam. Kedua aspek kemampuan ini harus menjadi fokus
utama materi pembelajaran. Setelah itu, setiap materi pokok tersebut,
dipecah-pecah menjadi satuan unit yang lebih kecil hingga menjadi
satuan bahasan dalam setiap pertemuan tatap muka.
Namun bila tujuan pembelajaran bahasa Arab sebagai bahasa pasif,
yaitu sebagai alat untuk memahami budaya atau keahlian dalam bidang
tertentu, maka materi pembelajaran disusun berdasarkan orientasi
tersebut. Aspek istima᾽ dan kalam tidak ditempatkan sebagai fokus
utama materi pembelajaran. Materi utama pembelajarannya adalah
aspek memahami makna tulisan. Materi pembelajaran yang berorientasi
pada tujuan tersebut membutuhkan bidang cakupan yang lebih luas,
sebab banyak aspek kemampuan yang dibutuhkan untuk dapat sampai
ke tujuan itu. Aspek-aspek kemampuan yang dibutuhkan meliputi
antara lain; memahami model atau bentuk tulisan, gaya bahasa yang
dipakai, makna yang terkandung dalam setiap kata dan kalimat, analisis
struktur kalimat, dan kemampuan interaksi dengan penulis melalui
tulisan dan masih banyak yang lainnya.
Maka kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran penting
dalam mempermudah guru ketika melaksanakan pembelajaran dengan
peserta didik untuk mencapai tujuan tersebut.
c. Kesesuaian Materi Pembelajaran dengan Konteks Sosial Peserta Didik
Belajar bahasa Arab sebagai bahasa asing berbeda dengan belajar
bahasa Arab sebagai bahasa ibu. Jika belajar bahasa Arab sebagai
bahasa ibu, maka kebutuhan akan belajar bahasa Arab jelas, yaitu untuk
memenuhi kebutuhan seharihari, karena hanya dengan bahasa itu semua
kebutuhannya dapat terpenuhi. Akan tetapi, bila belajar bahasa Arab
sebagai bahasa asing, maka hal itu bukan sekadar untuk memenuhi
hajat sehari-hari, namun jelas sebagai keahlian di luar kebiasaan hidup
sehari-hari. Kalau begitu, maka motivasi, minat dan upaya lain belajar
bahasa Arab sebagai bahasa asing harus lebih tinggi daripada belajar
materi-materi yang berkaitan dengan sekadar untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari, atau paling tidak sama dengan belajar materi-
materi lain seperti belajar bahasa Indonesia, matematika, sejarah, dan
lain-lain.
Dalam perspektif sosiologi pendidikan, karakter, perilaku, minat,
motivasi, pola pikir, dan kebutuhan seseorang tidak akan terlepas dari
lingkungan sosial yang mengelilinginya, demikian juga dengan
kebutuhan pendidikan. Peserta didik cenderung lebih tertarik kepada
hal-hal yang ada hubungannya dengan kehidupan sehari-harinya.
d. Kesesuaian Materi Pembelajaran dengan Kebutuhan Peserta Didik
Materi pembelajaran bahasa Arab sebagai bahasa asing yang
dibutuhkan oleh peserta didik sangat bergam dan luas cakupannya.
Akan tetapi, secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori,

yaitu; kebutuhan akan pengetahuan baru ‫املعرفة‬ kebutuhan akan

keterampilan ‫ املهارة‬dan nilai ‫القيمة‬.

Contoh bahasa Arab merupakan materi pembelajaran yang sangat


signifikan untuk menunjang bidang ilmu yang digeluti bahkan
penguasaan bahasa Arab sebagai syarat mutlak keberhasilan mencapai
tujuannya, misalnya bagi mahasiswa jurusan Tafsir Hadits. Sebagian
lagi memandang, bahasa Arab justru merupakan bidang keahlian yang
sedang digelutinya dan sebagai profesi, misalnya bagi mahasiswa
Fakultas Tarbiyah jurusan bahasa Arab. Ada juga sebagian peserta
didik mengikuti pembelajaran bahasa Arab hanya sekadar untuk
mendapat nilai, untuk melengkapi persyaratan tertentu, misalnya
sekadar untuk bisa membaca huruf Arab atau menulisnya saja.
e. Sistematika Penyusunan Materi Pembelajaran
Prinsip – prinsip pokok yang harus diperhatikan dalam menyusun

materi pembelajaran adalah: pertama, runtut ‫التت ابع‬, kedua,

berkesinambungan ‫االستمرار‬, dan ketiga komplet ‫التكامل‬.

Runtut yang dimaksudkan dalam konteks materi pembelajaran


adalah bahwa setiap pengalaman/muatan materi yang akan diberikan
harus dibangun atas dasar pengalaman/ muatan materi yang telah dilalui
sebelumnya.
Berkesinambungan/kontinu artinya materi pembelajaran yang
disampaikan pada tahap, kelas, atau sekolah yang lebih rendah harus
dilanjutkan dalam tahap, kelas, atau sekolah berikutnya. Dengan
demikian, tidak terjadi pengulangan atau tumpang-tindih antara materi
pembelajaran di sekolah yang lebih tinggi dengan sekolah yang lebih
rendah. Misalnya, materi pembelajaran bahasa Arab di Madrasah
Tsanawiyah harus merupakan lanjutan materi pembelajaran bahasa
Arab di Madrasah Ibtida’iyah dan seterusnya.
Komplet artinya materi pembelajaran bahasa Arab seyogianya
meliputi aspek kebahasaan secara tuntas sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang ditetapkan. Komplit bukan berarti harus mencakup
seluruh materi yang ada hubungannya dengan bahasa Arab, akan tetapi
komplet dalam arti sesuai dengan kebutuhan pemenuhan akan materi
yang diperlukan dalam mencapai tujuan pembelajaran bahasa Arab itu
sendiri. Misalnya, Tujuan pembelajaran bahasa Arab sebagai alat
komunikasi, maka materi pembelajaran disebut komplet apabila
meliputi aspek istima᾽, kalam, qira’ah dan kitabah, dan lain
sebagainnya.6
6
Munir, Perencanaan Sistem Pengajaran Bahasa Arab, (Jakarta: Kencana, 2017), hlm 96-
107.
C. Penutupan.

Dalam menyusun materi pembelajaran kita harus mengetahui terlebih dahulu


apa itu materi pembelajaran. Karena dari pemahaman tersbut kita dapat
menerapkan materi tersebut sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Dalam menyusun materi pembelajaran bahasa arab kita harus memperhatikan


beberapa faktor penting seperti berikut :

1. Kesesuaian Materi Pembelajaran dengan Usia Perkembangan Peserta


Didik.
2. Kesesuaian Materi Pembelajaran dengan Tujuan.
3. Kesesuaian Materi Pembelajaran dengan Konteks Sosial Peserta Didik.
4. Kesesuaian Materi Pembelajaran dengan Kebutuhan Peserta Didik
5. Sistematika Penyusunan Materi Pembelajaran :
a. Runtut.
b. Berkesinambungan.
c. Komplet.

Semoga penulisan in dapat memberikan pengetahuan bagi kita dan bisa kita
terapkan dalam kehidupan kita atau dalam keseharian kita sebagai tenaga pendidik
di masing – masing instansi.

DAFTAR PUSTAKA
Zulkifli dan Nadjmuddin Royes, 2017, Profesionalisme Guru Dalam
Mengembangkan Materi Ajar Bahasa Arab di MIN 1 Palembang, IP: Jurnal
Ilmiah PGMI, Volume 3, Nomor 2.

Aquami, dkk. Perencanaan Pembelajaran. 2021. Pasuruan: CV. Penerbit Qiara


Media.
Aziz, Abdul. Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis IT.
2021. Palangkaraya: LP2M IAIN Palangkaraya Press.
Munir. Perencanaan Sistem Pengajaran Bahasa Arab. 2017. Jakarta: Kencana.

Anda mungkin juga menyukai