PROGRAM PASCASARJANA
2023
A. Pendahuluan.
Selain kedudukan guru, ia juga harus pandai dalam memilah materi karena itu
adalah hal yang sangat penting. Jika guru yang akan mengajar tidak memilih
materi, bisa jadi pembelajaran di kelas menjadi tidak kondusif dan akan
memberatkan bagi peserta didik atau siswa.
Maka dari itu guru atau penulis buku ajar harus mengetahui cara menyusun
materi yang sesuai dengan tingkatan kognitif peserta didik. Dalam hal ini penulis
akan menjelaskan beberapa hal penting dalam menyusun materi pembelajaran.
Agar pembaca bisa memahaminya.
1
Zulkifli dan Nadjmuddin Royes, Profesionalisme Guru Dalam Mengembangkan Materi
Ajar Bahasa Arab di MIN 1 Palembang, IP: Jurnal Ilmiah PGMI, Volume 3, Nomor 2,
(Desember, 2017), hlm 120.
B. Pembahasan
1. Materi Pembelajaran.
Bahan atau materi pelajaran (learning materials) adalah segala sesuatu yang
menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan kompetensi
dasar dalam rangka pencapain standar kompetensi setiap mata pelajaran dalam
suatu pendidikan. Materi pelajaran yang dapat dibedakan menjadi; pengetahuan
(knowledge), keterampilan (skill), dan sikap (attitude). Pengetahuan menunjuk
pada informasi yang harus dihafal dan dikuasai oleh siswa, sehingga manakala
diperlukan siswa dapat mengungkapkan kembali.
a. Fakta
Fakta adalah sifat dari suatu gejala, peristiwa, benda, yang
wujudnya dapat ditangkap oleh panca indra. Fakta merupakan
pengetahuan yang berhubungan dengan data-data spesifik (tunggal)
baik yang telah maupun yang sedang terjadi yang dapat diuji.
b. Konsep
Konsep adalah abstraksi kesamaan atau keterhubungan dari
sekelompok benda atau sifat. Suatu konsep memiliki bagian yang
dinamakan atribut.
c. Prosedur
Prosedur adalah materi pelajaran yang berhubungan dengan
kemampuan siswa untuk menjelaskan langkah-langkah secara
sistematis tentang sesuatu. Misalnya, prosedur tentang langkah-langkah
melakukan suatu percobaan, langkah-langkah membuat suatu karangan,
dan lain sebagainya.
d. Prinsip
Hubungan antara dua atau lebih konsep yang sudah teruji secara
empiris dinamakan generaslisasi yang selanjutnya dapat ditarik ke
dalam prinsip. Contoh tentang ketertiban lalu lintas, prinsip tentang
penguapan, prinsip tentang radiasi, dan lain sebagainya.2
e. Sikap atau Nilai
Sikap atau Nilai merupakan hasil belajar aspek sikap, misalnya
nilai kejujuran, kasih sayang, tolong-menolong, semangat dan minat
belajar dan bekerja, dsb. Contoh, dalam mata pelajaran Geografi:
Pemanfaatan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan, yaitu
pengertian lingkungan, komponen ekosistem, lingkungan hidup sebagai
sumberdaya, pembangunan berkelanjutan.3
2
Abdul Aziz, Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis IT,
(Palangkaraya: LP2M IAIN Palangkaraya Press, 2021) hlm. 45-46.
3
Aquami, dkk., Perencanaan Pembelajaran, ( Pasuruan: CV. Penerbit Qiara Media,
2021), hlm. 53
3. Langkah-langkah Penentuan Materi Pembelajaran.
a. Identifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar
Mengidentifikasi terlebih dahulu bagaimana standar kompetensi dan
kompetensi dasar dalam silabus, kemudian kita menentukan tujuan yang
ingin dicapai dalam setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar
tersebut, setelah itu barulah kita menentukan materi apa yang akan
diajarkan, jika materi tersebut berhubungan dengan materi selanjutnya
misalnya materi tentang alat musholla atau wudhu maka akan
berhubungan dengan materi shalat. Oleh karena itu dapat ditentukan
ditentukan berapa kali kita akan mempelajari materi tersebut. Dan apakah
itu termasuk dalam jesnis materi kognitif, afektif, dan psikomotor.4
Ranah Kognitif jika kompetensi yang ditetapkan meliputi
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan penilaian. Ranah
Psikomotor jika kompetensi yang ditetapkan meliputi gerak awal,
semirutin, dan rutin. Ranah Afektif jika kompetensi yang ditetapkan
meliputi pemberian respons, apresiasi, penilaian, dan internalisasi.
b. Identifikasi jenis – jenis Materi Pembelajaran
Identifikasi dilakukan berkaitan dengan kesesuaian materi
pembelajaran dengan tingkatan aktivitas/ranah pembelajarannya. Materi
yang sesuai untuk ranah kognitif ditentukan berdasarkan perilaku yang
menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan
keterampilan berpikir. Dengan demikian, jenis materi yang sesuai untuk
ranah kognitif adalah fakta, konsep, prinsip dan prosedur.
Materi pembelajaran yang sesuai untuk ranah afektif ditentukan
berdasarkan perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti
minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. Dengan demikian, jenis
materi yang sesuai untuk ranah afektif meliputi rasa dan penghayatan,
seperti pemberian respon, penerimaan, internalisasi, dan penilaian.
Materi pembelajaran yang sesuai untuk ranah psikomotor ditentukan
berdasarkan perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik.
4
Zulkifli dan Nadjmuddin Royes, Profesionalisme Guru,.......... hlm, 126.
Dengan demikian, jenis materi yang sesuai untuk ranah psikomotor terdiri
dari gerakan awal, semirutin, dan rutin. Misal tulisan tangan, mengetik,
berenang, mengoperasikan komputer, mengoperasi-kan mesin dan
sebagainya.
Materi yang akan dibelajarkan perlu diidentifikasi secara tepat agar
pencapaian kompetensinya dapat diukur. Di samping itu, dengan
mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan dibelajarkan, maka guru
akan mendapatkan ketepatan dalam metode pembelajarannya. Sebab,
setiap jenis materi pembelajaran memerlukan strategi, metode, media, dan
sistem evaluasi yang berbeda-beda. Misalnya metode pembelajaran materi
fakta atau hafalan bisa menggunakan “jembatan keledai”, “jembatan
ingatan” (mnemonics), sedangkan metode pembelajaran materi prosedur
dengan cara “demonstrasi”.5
4. Menyusun Materi Pembelajaran Bahasa Arab
Dalam menyusun materi pembelajaran bahasa Arab sebagai bahasa asing Ada
beberapa faktor penting yang harus dipertimbangkan, seperti berikut :
5
Aquami, dkk., Perencanaan Pembelajaran,....., hlm 58-59
b. Kesesuaian Materi Pembelajaran dengan Tujuan
Materi pembelajaran bahasa Arab sebagai bahasa asing harus
disesuaikan dengan tujuan pembelajarannya. Bila tujuan pembelajaran
bahasa Arab sebagai alat komunikasi aktif, maka materi pembelajaran
harus berorientasi pada bahasa Arab sebagai bahasa komunikasi aktif.
Dengan demikian, maka materi pembelajaran berorientasi pada materi
istima᾽, dan kalam. Kedua aspek kemampuan ini harus menjadi fokus
utama materi pembelajaran. Setelah itu, setiap materi pokok tersebut,
dipecah-pecah menjadi satuan unit yang lebih kecil hingga menjadi
satuan bahasan dalam setiap pertemuan tatap muka.
Namun bila tujuan pembelajaran bahasa Arab sebagai bahasa pasif,
yaitu sebagai alat untuk memahami budaya atau keahlian dalam bidang
tertentu, maka materi pembelajaran disusun berdasarkan orientasi
tersebut. Aspek istima᾽ dan kalam tidak ditempatkan sebagai fokus
utama materi pembelajaran. Materi utama pembelajarannya adalah
aspek memahami makna tulisan. Materi pembelajaran yang berorientasi
pada tujuan tersebut membutuhkan bidang cakupan yang lebih luas,
sebab banyak aspek kemampuan yang dibutuhkan untuk dapat sampai
ke tujuan itu. Aspek-aspek kemampuan yang dibutuhkan meliputi
antara lain; memahami model atau bentuk tulisan, gaya bahasa yang
dipakai, makna yang terkandung dalam setiap kata dan kalimat, analisis
struktur kalimat, dan kemampuan interaksi dengan penulis melalui
tulisan dan masih banyak yang lainnya.
Maka kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran penting
dalam mempermudah guru ketika melaksanakan pembelajaran dengan
peserta didik untuk mencapai tujuan tersebut.
c. Kesesuaian Materi Pembelajaran dengan Konteks Sosial Peserta Didik
Belajar bahasa Arab sebagai bahasa asing berbeda dengan belajar
bahasa Arab sebagai bahasa ibu. Jika belajar bahasa Arab sebagai
bahasa ibu, maka kebutuhan akan belajar bahasa Arab jelas, yaitu untuk
memenuhi kebutuhan seharihari, karena hanya dengan bahasa itu semua
kebutuhannya dapat terpenuhi. Akan tetapi, bila belajar bahasa Arab
sebagai bahasa asing, maka hal itu bukan sekadar untuk memenuhi
hajat sehari-hari, namun jelas sebagai keahlian di luar kebiasaan hidup
sehari-hari. Kalau begitu, maka motivasi, minat dan upaya lain belajar
bahasa Arab sebagai bahasa asing harus lebih tinggi daripada belajar
materi-materi yang berkaitan dengan sekadar untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari, atau paling tidak sama dengan belajar materi-
materi lain seperti belajar bahasa Indonesia, matematika, sejarah, dan
lain-lain.
Dalam perspektif sosiologi pendidikan, karakter, perilaku, minat,
motivasi, pola pikir, dan kebutuhan seseorang tidak akan terlepas dari
lingkungan sosial yang mengelilinginya, demikian juga dengan
kebutuhan pendidikan. Peserta didik cenderung lebih tertarik kepada
hal-hal yang ada hubungannya dengan kehidupan sehari-harinya.
d. Kesesuaian Materi Pembelajaran dengan Kebutuhan Peserta Didik
Materi pembelajaran bahasa Arab sebagai bahasa asing yang
dibutuhkan oleh peserta didik sangat bergam dan luas cakupannya.
Akan tetapi, secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori,
Semoga penulisan in dapat memberikan pengetahuan bagi kita dan bisa kita
terapkan dalam kehidupan kita atau dalam keseharian kita sebagai tenaga pendidik
di masing – masing instansi.
DAFTAR PUSTAKA
Zulkifli dan Nadjmuddin Royes, 2017, Profesionalisme Guru Dalam
Mengembangkan Materi Ajar Bahasa Arab di MIN 1 Palembang, IP: Jurnal
Ilmiah PGMI, Volume 3, Nomor 2.