Anda di halaman 1dari 15

BAB II

PEMILIHAN BAHAN AJAR

PENDAHULUAN
Berkenaan dengan pemilihan bahan ajar ini, secara umum meliputi cara
penentuan jenis materi, kedalaman, ruang lingkup, urutan penyajian, perlakuan
terhadap materi pembelajaran. Hal lain yang berkenaan dengan bahan ajar adalah
memilih sumber di mana bahan ajar itu didapatkan. Ada kecenderungan sumber
bahan ajar dititikberatkan pada buku. Padahal banyak sumber bahan ajar selain
buku yang dapat digunakan. Berbagai buku dapat dipilih sebagai sumber bahan
ajar.

Gambar 2.1.Berbagai pilihan bahan ajar


Sumber: Modifikasi penulis
Termasuk masalah yang sering dihadapi guru berkenaan dengan bahan ajar
adalah guru memberikan bahan ajar atau materi pembelajaran terlalu luas atau
terlalu sedikit, terlalu mendalam atau terlalu dangkal, urutan penyajian yang tidak
tepat, dan jenis materi bahan ajar yang tidak sesuai dengan kompetensi yang ingin
dicapai oleh siswa.

13
A. Pemilihan Bahan Ajar Dalam Pembelajaran

Pembelajaran yang diimplementasikan yaitu pembelajaran yang berbasis


kompetensi, pembelajaran berbasis kompetensi didasarkan atas pokok-pokok
pikiran bahwa apa yang ingin dicapai oleh siswa melalui kegiatan pembelajaran
harus dirumuskan dengan jelas. Perumusan dimaksud diwujudkan dalam bentuk
standar kompetensi yang diharapkan dikuasai oleh siswa. Standar kompetensi
meliputi standar materi atau standar isi (content standard) dan standar pencapaian
(performance standard).

Gambar: 2.2.contoh penulisan KD pada bahan ajar


Sumber: Dokumen penulis
Standar materi berisikan jenis, kedalaman, dan ruang lingkup materi
pembelajaran yang harus dikuasai siswa, sedangkan standar penampilan berisikan
tingkat penguasaan yang harus ditampilkan siswa. Sesuai dengan pokok-pokok
pikiran tersebut, masalah materi pembelajaran memegang peranan penting dalam
rangka membantu siswa mencapai standar kompetensi.
Dalam rangka pelaksanaan pembelajaran, termasuk pembelajaran berbasis
kompetensi, bahan ajar dipilih setelah identitas mata pelajaran, standar
kompetensi, dan kompetensi dasar ditentukan. Seperti diketahui, langkah-langkah
pengembangan pembelajaran sesuai KBK antara lain pertama-tama menentukan
identitas matapelajaran. Setelah itu menentukan standar kompetensi, kompetensi
dasar, materi pembelajaran, strategi pembelajaran atau pengalaman belajar,
indikator pencapaian, dan seterusnya. Setelah pokok-pokok materi pembelajaran

14
ditentukan, materi tersebut kemudian diuraikan. Uraian materi pembelajaran dapat
berisikan butir-butir materi penting (key concepts) yang harus dipelajari siswa
atau dalam bentuk uraian secara lengkap seperti yang terdapat dalam buku-buku
pelajaran. Secara garis besar, bahan ajar atau materi pembelajaran berisikan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau nilai yang harus dipelajari.
Bahan ajar atau materi pembelajaran perlu dipilih dengan tepat agar
seoptimal mungkin membantu siswa dalam mencapai standar kompetensi dan
kompetensi dasar. Masalah-masalah yang timbul berkenaan dengan pemilihan
bahan ajar atau materi pembelajaran menyangkut jenis, cakupan, urutan,
perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran dan sumber bahan ajar.

1. Prinsip-Prinsip Pemilihan Bahan Ajar


Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan ajar
atau materi pembelajaran, yaitu (Direktorat Pendidikan Menengah Umum, 2001):
a. Prinsip relevansi artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan
atau ada kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi
dan kompetensi dasar.
b. Prinsip konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus
dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga
harus meliputi empat macam.
c. Prinsip Kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai
dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi
tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak.

2. Langkah-Langkah Pemilihan Bahan Ajar


Sebelum melaksanakan pemilihan bahan ajar, terlebih dahulu perlu
diketahui criteria pemilihan bahan ajar. Kriteria pokok pemilihan bahan ajar atau
materi pembelajaran adalah standar kompetensi dan kompetnsi dasar. Hal ini
berarti bahwa materi pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan oleh guru di satu
pihak dan harus dipelajari siswa di lain pihak hendaknya berisikan materi atau
bahan ajar yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan
kompetensi dasar.
15
Secara garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi:
a. Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi
dan kompetensi dasar
Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu
diidentifikasikan aspek-aspek standar kompetensi dan komptensi dasar yang harus
dipelajari atau dikuasai siswa. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap
aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang
berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran untuk membantu pencapaiannya.
b. Identifikasi jenis-jenis materi pembelajaran
Sejalan dengan berbagai jenis aspek standar kompetensi, materi
pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif, afektif,
dan psikomotorik. Materi pembelajaran aspek kognitif secara terperinci dapat
dibagi menjadi empat jenis, yaitu: fakta, konsep, prinsip, dan prosedur (Reigeluth,
1987).
Untuk memudahkan memahami keempat jenis materi pembelajaran aspek
kognitif tersebut, perhatikan tabel di bawah ini.
Tabel 2.1
Klasifikasi Materi Pembelajaran

No. Jenis Materi Pengertian


1 Fakta Menyebutkan kapan, berapa, nama, dan di mana

2 Konsep Definisi, identifikasi, klasifikasi, ciri-ciri khusus.

3 Prinsip Penerapan dalil, hukum, atau rumus.

4 Prosedur Bagan arus atau bagan alur (flowchart), algoritma, langkah-


langkah mengerjakan
sesuatu secara urut.

c. Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan


kompetensi dasar
Dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka
guru akan mendapatkan kemudahan dalam cara mengajarkannya. Setelah jenis

16
materi pembelajaran teridentifikasi, langkah berikutnya adalah memilih jenis
materi tersebut yang sesuai dengan standar kompetensi atau kompetensi dasar
yang harus dikuasai siswa . Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting
untuk keperluan mengajarkannya. Sebab, jenis materi pembelajaran memerlukan
strategi pembelajaran atau metode, media, dan system evaluasi atau penilaian
yang berbeda-beda.
Cara yang paling mudah untuk menentukan jenis materi pembelajaran
yang akan diajarkan adalah dengan jalan mengajukan pertanyaan tentang
kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa.
Dengan mengacu pada kompetensi dasar, kita akan mengetahui apakah
materi yang harus kita ajarkan berupa fakta, konse, prinsip, prosedur, aspek sikap
atau psikomotorik. Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan penuntun untuk
mengidentifikasi jenis materi pembelajaran:
1. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa mengingat
nama suatu objek, simbol atau suatu peristiwa? Kalau jawabannya “ya”
maka materi pembelajaran yang harus diajarkan adalah “fakta” .
2. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa kemampuan
untuk menyatakan suatu definisi, menuliskan ciri khas sesuatu,
mengklasifikasikan atau mengelompokkan beberapa contoh objek sesuai
dengan suatu definisi? Kalau jawabannya “ya” maka materi pembelajaran
yang harus diajarkan adalah “konsep” .
3. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa menjelaskan
atau melakukan langkah-langkah atau prosedur secara urut atau membuat
sesuatu? Kalau jawabannya “ya” maka materi pembelajaran yang harus
diajarkan adalah “prosedur” .
4. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa menentukan
hubungan antara beberapa konsep, atau menerapkan hubungan antara
berbagai macam konsep? Bila jawabannya “ya”, berarti materi
pembelajaran yang harus diajarkan termasuk dalam kategori “prinsip”.
5. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa memilih
berbuat atau tidak berbuat berdasar pertimbangan baik buruk, suka atau
17
tidak suka, indah atau tidak indah? Jika jawabannya “Ya”, maka materi
pembelajaran yang harus diajarkan berupa aspek afektif, sikap, atau nilai .
6. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa melakukan
perbuatan secara fisik? Jika jawabannya “Ya”, maka materi pembelajaran
yang harus diajarkan adalah aspek motorik .

B. Sumber-Sumber Bahan Ajar

Sumber bahan ajar merupakan tempat dimana bahan ajar dapat diperoleh.
Dalam mencari sumber bahan ajar, siswa dapat dilibatkan untuk mencarinya. Hal
ini sesuai dengan prinsip pembelajaran siswa aktif.

Gamabar: 2.3. Internet, salah satu sumber bahan ajar


Sumber: Google
Berbagai sumber dapat kita gunakan untuk mendapatkan materi
pembelajaran dari setiap standart kompetensi dan kompetensi dasar. Sumber-
sumber dimaksud dapat disebutkan di bawah ini (Wiryokusumo dan Mustaji,
1989):

1. Buku Teks
Buku teks yang digunakan sebagai sumber bahan ajar untuk suatu jenis mata
pelajaran tidak harus hanya satu jenis, tapi digunakan sebanyak mungkin agar
mandapatkan wawasan yang luas.

18
2. Laporan Hasil Penelitian
Laporan hasil penelitian yang diterbitkan oleh lembaga penelitian atau oleh
para peneliti sangat berguna untuk mendapatkan sumber bahan ajar yang
aktual atau mutakhir.
3. Jurnal (Penerbitan Hasil Penelitian Dan Pemikiran Ilmiah).
Jurnal-jurnal berisikan berbagai hasil penelitian dan pendapat dari para ahli
dibidangnya masing-masing yang telah dikaji kebenarannya.
4. Pakar Bidang Studi
Pakar dapat dimintai konsultasi mengenai kebenaran bahan ajar, ruang
lingkup, kedalaman, urutan dsb.
5. Profesional
Kalangan profesional adalah orang-orang yang bekerja pada bidang tertentu.
Misalnya kalangan perbankan, tentu ahli di bidang ekonomi dan keuangan.
6. Buku Kurikulum
Buku kurikulum itu merupakan standar kompetensi. Dengan standar
kompetensi, maka kompetensi dasar dan materi bahan dapat ditemukan.
7. Penerbitan Berkala Seperti Harian, Mingguan Dan Bulanan.
Penerbitan berkala seperti koran banyak berisikan informasi yang berkenaan
dengan bahan ajar. Penyajian tersebut menggunakan bahasa populer yang
mudah dipahami. Karena itu, penerbitan berkala baik untuk digunakan sebagai
sumber bahan ajar.
8. Internet
Di internet, kita dapat memperoleh segala macam sumber bahan ajar.
9. Media Audio Visual (TV, Video, VCD, Kaset Audio)
Kita dapat mempelajari berbagai jenis mata pelajaran seperti gunung berapi,
kehidupan di laut melalui media audio visual.

10. Lingkungan
Kita dapat menggunakan lingkungan alam berupa apa saja sebagai sumber
bahan ajar.

19
Dalam menyusun rencana pembelajaran berbasis kompetensi, buku-buku
atau terbitan tersebut hanya merupakan bahan rujukan. Buku-buku pelajaran atau
buku teks yang ada perlu dipelajari untuk dipilih dan digunakan sebagai sumber
yang relevan dengan materi yang telah dipilih untuk diajarkan. Untuk membantu
siswa mencapai kompetensi, hendaknya guru menggunakan banyak sumber
materi

C. Pemanfaatan Bahan Ajar Dalam Pembelajaran

Langkah-langkah pemanfaatan bahan ajar dalam pembelajaran berbasis


kompetensi yaitu (Depdiknas, 2006:15):
1. Strategi Penyampaian Bahan Ajar Oleh Guru
Beberapa strategi yang harus dimiliki oleh guru dalam menyampaikan
bahan ajar kepada siswa agar bahan ajar yang disampaikan dapat dengan mudah
diterima oleh siswa adalah sebagai berikut:

Gambar: 2.4. Guru sedang menyampaikan materi


Sumber: histyorologi.blogspot.com
a. Strategi Urutan Penyampaian Simultan
Jika guru harus menyampaikan materi pembelajaran lebih dari satu, maka
menurut strategi urutan penyampaian simultan, materi secara keseluruhan
disajikan secara serentak, lalu diperdalam satu persatu (metode global).
b. Strategi Urutan Penyampaian Suksesif
Jika guru harus menyampaikan materi pembelajaran lebih daripada satu, maka
menurut strategi urutan penyampaian suksesif, materi satu demi satu disajikan

20
secara mendalam baru kemudian secara berurutan menyajikan materi
berikutnya secaar mendalam pula.
c. Strategi Penyampaian Fakta
Jika guru harus menyajikan materi pembelajaran termasuk jenis fakta (nama-
nama benda, peristiwa sejarah, nama orang, nama lambang atau symbol, dan
sebagainya ) strategi yang tepat untuk mengajarkan materi tersebut adalah
sebagai berikut: Sajikan materi fakta dengan lisan, tulisan, atau gambar dab
berikan bantuan kepada siswa untuk menghafal.
d. Strategi Penyampaian Konsep
Tujuan mempelajari konsep adalah agar siswa paham, dapat menunjukkan
ciri-ciri, unsur, membedakan, membandingkan, menggeneralisasi, dan
sebagainya. Langkah-langkah mengajarkan konsep: penyajian konsep,
pemberian bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok, contoh dan bukan contoh),
pemberian latihan, pemberian umpan balik, dan pemberian tes.
e. Strategi Penyampaian Materi Pembelajaran Prinsip
Termasuk materi pembelajaran jenis prinsip adalah dalil, rumus, hukum.
Langkah-langkah mengajarkan atau menyampaikan materi jenis prinsip adalah
sajikan prinsip, berikan bantuan berupa contoh penerapan prinsip, berikan
soal-soal latihan, berikan umpan balik, dan berikan tes.
f. Strategi Penyampain Prosedur
Tujuan mempelajari prosedur adalah agar siswa daapt melakukan atau
mempraktekkan prosedur tersebut, buka sekedar paham atau hafal. Termasuk
materi pembelajaran jenis prosedur adalah langkah-langkah mengerjakan
suatu tugas secara urut. Langkah-langkah mengerjakan prosedur meliputi:
menyajikan prosedur, pemberian bantuan dengan jalan mendemonstrasikan
bagaimana cara melaksanakan prosedur, memberikan latihan ( praktek),
memberikan umpan balik, dan memberikan tes.

g. Strategi Menyampaikan Materi Aspek Afektif


Termasuk pemberian materi pembelajaran afektif menurut Bloom (1978)
adalah pemberian respon, penerimaan suatu nilai, internalisasi, dan penilaian.
21
Beberapa strategi mengajarkan materi aspek afektif antara lain penciptaan
kondisi, pemodelan atau contoh, demonstrasi, simulasi, penyampaian materi
atau dogma.
2. Strategi Mempelajari Bahan Ajar Oleh Siswa
Ditinjau dari guru, perlakuan terhadap materi pembelajaran berupa
kegiatan guru menyampaikan atau mengajarkan kepada siswa. Sebaliknya,
ditinjau dari segi siswa, perlakuan terhadap materi pembelajaran berupa
mempelajari berinteraksi dengan materi pembelajaran.

Gambar: 2.5. Siswa belajar


Sumber: edumonster.blogspot.com
Secara khusus dalam mempelajari materi pembalajaran, kegiatan siswa
dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu:
a. Menghafal (verbal dan parafrase)
Menghafal verbal adalah menghafal persis seperti apa adanya. Misalnya,
misalnya nama orang, nama tempat, nama zat, lambang, peristiwa sejarah,
dsb. Sebaliknya ada juga materi pembelajaran yang tidak harus dihafal persis
seperti apa adanya tetapi dapat diungkapkan dengan bahasa atau dengan
kalimat sendiri (menghafal para frase).
b. Menggunakan atau mengaplikasikan
Materi pelajaran setelah dihafal atau dipahami kemudian seharusnya
digunakan atau diaplikasikan. Jadi dalam proses pembelajaran siswa perlu
memiliki kemampuan untuk menggunakan, menerapkan atau mengaplikasikan
materi yang telah dipelajari. Penggunaan materi berupa fakta atau data adalah
untuk dijadikan bukti dalam rangka pengambilan keputusan. Penggunaan
materi berupa konsep adalah untuk menyusun proposisi, dalil, atau rumus.
22
Seperti diketahui, dalil atau rumus merupakan hubungan antara beberapa
konsep. Selain itu penguasaan suatu konsep digunakan untuk
menggeneralisasi dan membedakan. Penggunaan atau penerapan materi
berupa prinsip adalah untuk memecahkan masalah pada suatu kasus-kasus
yang ada. Penggunaan materi berupa prosedur adalah untuk dikerjakan atau
dipraktekkan dan untuk melakukan suatu perbuatan. Penggunaan materi
berupa sikap adalah berperilaku sesuai nilai atau sikap yang telah dipelajari.
c. Menemukan
Menemukan cara memecahkan masalah-masalah baru dengan menggunakan
konsep, fakta, prinsip dan prosedur yang telah dipelajari. Menemukan
merupakan hasil belajar tingkat tinggi. Gagne (1987) menyebutnya sebagai
penerapan strategi kognitif.
d. Memilih
Memilih disini menyangkut aspek afektif atau sikap. Dan maksudnya adaalh
memelih untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.

D. Cakupan Dan Urutan Bahan Ajar

Cakupan atau ruang lingkup, kedalaman, dan urutan penyampaian materi


pembelajaran penting diperhatikan. Ketepatan dalam menentukan cakupan atau
ruang lingkup, dan kedalaman materi pembelajaran akan menghindarkan dari
mengajarkan terlalu sedikit atau terlalu banyak, terlalu dangkal atau terlalu
mendalam. Ketepatan urutan penyajian (sequencing) akan memudahkan bagi
siswa mempelajari materi pembelajaran.
1. Penentuan cakupan bahan ajar
Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus
diperhatikan apakah materinya berupa aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip,
prosedur) aspek afektif, ataukah aspek psikomotorik, sebab nantinya jika sudah
dibawa ke kelas maka masing-masing jenis materi tersebut memerlukan strategi
dan media pembelajaran yang berbeda-beda.
Selain memperhatikan jenis materi pembelajaran juga harus
memperhatikan prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam menentukan cakupan
23
materi pembelajaran yang menyangkut keluasan dan kedalaman materinya.
Keluasan cakupan materi berarti menggambarkan berapa banyak materi-materi
yang dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran, sedangkan kedalaman
materi menyangkut seberapa detail konsep-konsep yang terkandung di dalamnya
harus dipelajari/dikuasai oleh siswa. Sebagai contoh, thoharoh dapat diajarkan di
SD, SLTP dan SMU, juga di perguruan tinggi, namun keluasan dan kedalaman
pada setiap jenjang pendidikan tersebut akan berbeda-beda. Semakin tinggi
jenjang pendidikan akan semakin luas cakupan aspek yang dipelajari dan semakin
detail pula setiap aspek yang dipelajari.
Prinsip berikutnya adalah prinsip kecukupan (adequacy). Kecukupan
(adequacy) atau memadainya cakupan materi juga perlu diperhatikan dalam
pengertian. Cukup tidaknya aspek materi dari suatu materi pembelajaran akan
sangat membantu tercapainya penguasaan kompetensi dasar yang telah
ditentukan.
Cakupan atau ruang lingkup materi perlu ditentukan untuk mengetahui
apakah materi yang harus dipelajari oleh siswa terlalu banyak, terlalu sedikit, atau
telah memadai sehingga sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai.
2. Penentuan urutan bahan ajar
Urutan penyajian (sequencing) bahan ajar sangat penting untuk
menentukan urutan mempelajari atau mengajarkannya. Tanpa urutan yang tepat,
jika di antara beberapa materi pembelajaran mempunyai hubungan yang bersifat
prasyarat (prerequisite) akan menyulitkan siswa dalam mempelajarinya.
Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta
kedalamannya dapat diurutkan melalui dua pendekatan pokok , yaitu: pendekatan
prosedural, dan hierarkis.

a. Pendekatan prosedural.
Urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan langkah-
langkah secara urut sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan suatu tugas.
Misalnya tata cara wudhu, tata cara sholat.
24
b. Pendekatan hierarkis
Urutan materi pembelajaran secara hierarkis menggambarkan urutan yang
bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Materi sebelumnya
harus dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya.

E. Strategi Penyampaian Bahan Ajar

Dalam menyampaikan pembelajaran dikelas guru bisa menyampaikan


urutan dengan strategi simultan maupun suksesif. Strategi urutan penyampaian
simultan jika guru harus menyampaikan materi pembelajaran lebih daripada satu,
maka menurut strategi urutan penyampaian simultan, materi secara keseluruhan
disajikan secara serentak, baru kemudian diperdalam satu demi satu (Metode
global).
Strategi urutan penyampaian suksesif jika guru harus manyampaikan
materi pembelajaran lebih daripada satu, maka menurut strategi urutan
panyampaian suksesif, sebuah materi satu demi satu disajikan secara mendalam
baru kemudian secara berurutan menyajikan materi berikutnya secara mendalam
pula. Selain itu berdasarkan substansi keilmuan ada beberapa strategi
penyampaian yaitu:

1. Strategi penyampaian fakta

Jika guru harus manyajikan materi pembelajaran termasuk jenis fakta


(nama-nama benda, nama tempat, peristiwa sejarah, nama orang, nama lambang
atau simbol, dsb.) strategi yang tepat untuk mengajarkan materi tersebut adalah
sebagai berikut:
Sajikan materi fakta dengan lisan, tulisan, atau gambar, baru kemudian meberikan
bantuan kepada siswa untuk menghafal. Bantuan diberikan dalam bentuk
penyampaian secara bermakna, menggunakan jembatan ingatan, jembatan keledai,
atau mnemonics, asosiasi berpasangan, dsb. Bantuan penyampaian materi fakta
secara bermakna, misalnya menggunakan cara berpikir tertentu untuk membantu
menghafal. Sebagai contoh, untuk menghafal jenis-jenis sumber belajar digunakan

25
cara berpikir: Apa, oleh siapa, dengan menggunakan bahan, alat, teknik, dan
lingkungan seperti apa? Berdasar kerangka berpikir tersebut, jenis-jenis sumber
belajar diklasifikasikan manjadi: Pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan
lingkungan. Bantuan mengingat-ingat jenis-jenis sumber belajar tersebut
menggunakan jembatan keledai, jembatan ingatan (mnemonics) menjadi
POBATEL (Pesan, orang, bahan, alat, teknik, lingkungan).
1. Strategi penyampaian konsep

Materi pembelajaran jenis konsep adalah materi berupa definisi atau


pengertian. Tujuan mempelajari konsep adalah agar siswa paham, dapat
menunjukkan ciri-ciri, unsur, membedakan, membandingkan, atau
menggeneralisasi.

Adapun langkah-langkah mengajarkan konsep adalah sebagai berikut:


Pertama sajikan konsep, kedua berikan bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok,
contoh dan bukan contoh), ketiga berikan latihan (exercise) misalnya berupa tugas
untuk mencari contoh lain, keempat berikan umpan balik, dan kelima berikan tes.
2. Strategi penyampaian prinsip

Termasuk materi pembelajaran jenis prinsip adalah dalil, rumus, atau


hukum (law). Langkah-langkah mengajarkan atau menyampaikan materi
pembelajaran jenis prinsip adalah : Sajikan prinsip, berikan bantuan berupa
contoh penerapan prinsip, berikan soal-soal latihan, berikan umpan balik, dan
berikan tes.
3. Strategi penyampaian prosedur

Tujuan mempelajari prosedur adalah agar siswa dapat melakukan atau


mempraktekkan prosedur tersebut, bukan sekedar paham atau hafal. Termasuk
materi pembelajaran jenis prosedur adalah langkah-langkah mengerjakan suatu
tugas secara urut.
Langkah-langkah mengajarkan prosedur meliputi: Menyajikan prosedur,
pemberian bantuan dengan jalan mendemonstrasikan bagaimana cara

26
melaksanakan prosedur, memberikan latihan (praktek), memberikan umpan balik,
dan memberikan tes.

F. Materi Perbaikan dan Pengayaan

Dalam mempelajari materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi


dasar terdapat beberapa kemungkinan pada diri siswa, yaitu siswa belum siap
bekal pengetahuannya, siswa mengalami kesulitan, atau siswa dengan cepat
menguasai materi pembelajaran.
Kemungkinan pertama siswa belum memiliki pengetahuan psyarat.
Pengetahuan prasyarat merupakan bekal pengetahuan yang diperlukan untuk
mempelajari suatu bahan ajar baru. Untuk mengetahui apakah siswa telah
memiliki pengetahuan prasyarat, guru harus mengadakan tes prasyarat (prequisife
test). Jika berdasar tes tersebut siswa belum memiliki pengetahuan prasyarat,
maka siswa tersebut harus diberi materi atau bahan pembekalan. Bahan
pembekelan (matrikulasi) dapat diambil dari materi atau modul di bawahnya.
Dalam menghadapi kemungkinan kedua, yaitu siswa mengalami kesulitan
atau hambatan dalam menguasai materi pembelajaran, guru harus menyediakan
materi perbaikan. Materi pembelajaran remedial disusun lebih sederhana, lebih
rinci, diberi banyak penjelasan dan contoh agar mudah ditangkap oleh siswa.
Untuk keperluan remedial perlu disediakan modul remidial.
Dalam menghadapi kemungkinan ketiga, yaitu siswa dapat dengan cepat
dan mudah menguasai materi pembelajaran, guru harus menyediakan bahan
pengayaan (enrichment). Materi pengayaan berbentuk pendalaman dan perluasan.
Materi pengayaan baik untuk pendalaman maupun perluasan wawasan dapat
diambilkan dari buku rujukan lain yang relevan atau disediakan modul pengayaan.
Selain pengayaan, perlu dipertimbangkan adanya akselerasi alami di mana
siswa dimungkinkan untuk mengambil pelajaran berikutnya. Untuk keperluan ini
perlu disediakan bahan atau modul akselerasi.

27

Anda mungkin juga menyukai