Anda di halaman 1dari 11

KONSEP DASAR BAHAN AJAR,STRATEGI

PEMILIHAN,PENYUSUNAN DAN PEMANFAATAN BAHAN


AJAR
Oleh . BAHIJUDIN

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005
Pasal 8 disebutkan bahwa “Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat
pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.” Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam undang-undang
tersebut meliputi kompetensi pedagogis, kompetensi kepribadian, dan kompetensi
professional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Dari masing-masing kompetensi tersebut, kompetensi-kompetensi inti yang wajib
dimiliki seorang guru atau dosen diantaranya adalah “mengembangkan kurikulum yang
terkait dengan bidang pengembangan yang diampu” dan “menyelenggarakan kegiatan
pengembangan yang mendidik” untuk kompetensi pedagogis, serta “mengembangkan materi
pembelajaran yang diampu secara kreatif” dan “memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri” untuk kompetensi professional.
Dari tuntutan-tuntutan sekaligus kewajiban-kewajiban ini, guru ataupun dosen dituntut
mampu menyusun bahan ajar yang inovatif (bisa berwujud bahan ajar cetak, model/ maket,
bahan ajar audio, bahan ajar visual, bahan ajar audio-visual, ataupun bahan ajar inovatif)
sesuai dengan kurikulum, perkembangan kebutuhan peserta didik, maupun perkembangan
teknologi informasi. Mengingat juga bahwa bahan ajar memiliki posisi yang sangat penting
dalam suatu proses pembelajaran.
Oleh karena itu, kiranya perlu dipaparkan mengenai strategi pemilihan, penyusunan serta
pemanfaatan bahan ajar dalam suatu proses pembelajaran. Agar sebagai calon pendidik,
nantinya tidak akan mengalami salah jalan dan salah pedoman dalam menggunakan bahan
ajar. Selamat membaca dan mengkritisi.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa hakikat bahan ajar ?
2.      Bagaimana strategi pemilihan bahan ajar ?
3.      Bagaimana penyusunan bahan ajar ?
4.      Bagaimana pemanfaatan bahan ajar ?
C.     Tujuan
  Agar kita dapat mengetahui dan memahami hakikat bahan ajar.
  Agar kita dapat mengetahui dan memahami strategi pemilihan bahan ajar.
  Agar kira dapat mengetahui dan memahami strategi penyusunan bahan ajar.
  Agar kita dapat mengetahui dan memahami strategi pemanfaatan bahan ajar.
BAB II
PEMBAHASAN

A.   HAKIKAT BAHAN AJAR


Bahan ajar/ materi pembelajaran, atau dalam bahasa arab disebut al-mawad al-
ta’limiyyah (al-mawad al-dirasiyyah) merupakan hal yang penting dalam sebuah proses
belajar mengajar, dan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap mutu pendidikan.
Wina Sanjaya menjelaskan pengertian bahan atau materi pelajaran (lerning
materials) adalah segala sesuatu yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh siswa
sesuai dengan kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi setiap mata
pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu. Bahkan dalam pengajaran yang berpusat pada
materi pelajaran (subject-centered learning), materi pelajaran merupakan inti dari kegiatan
pembelajaran, karena keberhasilan suatu proses pembelajaran ditentukan oleh seberapa
banyak siswa dapat menguasai materi kurikulum.
Materi pelajaran dapat dibedakan menjadi: pengetahuan (knowledge),
keterampilan (skill), dan sikap (attitude). Merril membedakan isi (materi pelajaran) menjadi
empat macam, yaitu: fakta, konsep, prosedur, dan prinsip. Sedangkan menurut Hilda Taba,
bahan atau materi pelajaran dapat digolongkan menjadi 4 tingkatan, yakni fakta khusus, ide-
ide pokok, konsep, dan sistem berpikir.
Oemar Hamalik menjelaskan, bahan pengajaran adalah bagian integral dalam
kurikulum sebagaimana yang telah ditentukan dalam Garis-garis Besar Program Pengajaran.
Itu sebabnya, dapat dikatakan bahwa bahan pengajaran pada hakikatnya adalah isi kurikulum
itu sendiri.  Isi kurikulum senantiasa mengacu ke usaha pencapaian tujuan-tujuan kurikulum
dan tujuan-tujuan instruksional bidang studi. Bahan-bahan pengajaran itu sendiri adalah
sebagai rincian daripada pokok-pokok bahasan dan subpokok-subpokok bahasan dalam
GBPP/ kurikulum bidang studi bersangkutan.
Selain itu, bahan pengajaran merupakan bagian yang penting dalam proses belajar
mengajar, yang menempati kedudukan yang menentukan keberhasilan belajar mengajar yang
berkaitan dengan ketercapaian tujuan pengajaran, serta menentukan kegiatan belajar
mengajar. Karena itu, perencanaan bahan pengajaran perlu mendapat pertimbangan secara
tepat. Bahan pengajaran bukan semata-mata berarti semua uraian yang tertera dalam buku
sumber atau sumber tercetak lainnya, melainkan memiliki klasifiksi tertentu. Berdasarkan
klasifikasi itulah, kemudian guru memilih bahan yang mana yang akan disajikan dalam
perencanaan untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah dirumuskan sebelumnya. Sebagai
kerangka acuan, bahan pengajaran umumnya diklasifikasikan dalam tiga bidang, yakni
kognitif (pengetahuan), psikomotor (keterampilan), dan afektif. Hal ini sesuai dengan tujuan-
tujuan yang hendak dicapai. 
B.   STRATEGI PEMILIHAN BAHAN AJAR
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar atau
materi pembelajaran. Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi: prinsip
relevansi, konsistensi, dan kecukupan. Prinsip relevansi artinya keterkaitan. Materi
pembelajaran hendaknya relevan atau ada kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian
standar kompetensi dan kompetensi dasar. Prinsip konsistensi artinya keajegan. Jika
kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus
diajarkan juga harus meliputi empat macam. Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan
hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang
diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu
sedikit akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu
untuk mempelajarinya.
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, menuturkan bahwa dalam memilih sumber belajar
(bahan ajar), harus didasarkan atas kriteria tertentu yang secara umum terdiri dari dua macam
ukuran, yaitu kriteria umum dan kriteria berdasarkan tujuan yang hendak dicapai. Kedua
kriteria pemilihan sumber belajar tersebut berlaku baik untuk sumber belajar yang dirancang
maupun bagi sumber belajar yang dimanfaatkan.
Maka setelah mengetahui kriteria-kriteria pemilihan bahan ajar, perlu dijelaskan juga
tentang garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar, yang meliputi:
1.      Identifikasi jenis-jenis materi pembelajaran.
Sejalan dengan berbagai jenis aspek standar kompetensi, materi pembelajaran juga
dapat dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Materi
pembelajaran aspek kognitif secara terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu: fakta,
konsep, prinsip dan prosedur. Materi pembelajaran aspek afektif meliputi: pemberian respon,
penerimaan (apresisasi), internalisasi, dan penilaian. Sedangkan materi pembelajaran aspek
motorik terdiri dari gerakan awal, semi rutin, dan rutin.
2.      Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Materi yang akan diajarkan perlu diidentifikasi apakah termasuk jenis fakta, konsep,
prinsip, prosedur, afektif, atau gabungan lebih daripada satu jenis materi. Dengan
mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka guru akan mendapatkan
kemudahan dalam mengajarkannya.
Setelah jenis materi pembelajaran teridentifikasi, langkah berikutnya adalah memilih
jenis materi tersebut yang sesuai dengan standar kompetensi atau kompetensi dasar yang
harus dikuasai siswa. Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting untuk keperluan
mengajarkannya. Sebab, setiap jenis materi pembelajaran memerlukan strategi pembelajaran
atau metode, media, dan sistem evaluasi/penilaian yang berbeda-beda.
3.      Memilih sumber bahan ajar.
Setelah jenis materi ditentukan, langkah berikutnya adalah menentukan sumber bahan
ajar. Materi pembelajaran atau bahan ajar dapat kita temukan dari berbagai sumber seperti
buku pelajaran, majalah, jurnal, koran, internet, media audiovisual.
Oemar Hamalik menetapkan lima langkah yang perlu ditempuh dalam rangka memilih
dan menentukan bahan pelajaran, yaitu:
Langkah ke-1 Pelajari GBPP yang berkenaan dengan tujuan kurikuler dan
tujuan instruksional, pokok bahasan, dan subpokok-subpokok
bahasan.
Langkah ke-2 Pelajari bahan pengajaran yang berkenaan dengan ruang
lingkup dan urutan bahan pelajaran, yang bersumber dari
buku tertentu, dan sumber masyarakat.
Langkah ke-3 Pelajari konsep, prinsip, keterampilan, dan aspek-aspek
afektif yang terkandung dalam tiap komponen bahan
pelajaran.
Langkah ke-4 Susun rincian bahan pelajaran sesuai dengan tujuan
instruksional khusus yang hendak dicapai.
Langkah ke-5 Tetapkan evaluasi bahan pelajaran untuk tiap pokok bahasan
yang telah dikembangkan dalam satuan pelajaran.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menetapkan materi pelajaran, antara
lain:
a.       Materi pelajaran hendaknya sesuai dengan/ menunjang tercapainya tujuan instruksional,
dalam rangka mewujudkan fungsi pendidikan yang diemban oleh sebuah lembaga.
b.      Materi pelajaran hendaknya sesuai dengan tingkat pendidikan perkembangan siswa pada
umumnya, karena suatu topik yang sama dapat berbeda tingkat kedalamannya untuk tingkat
sekolah/ kelas yang berbeda.
c.       Materi pelajaran hendaknya terorganisasi secara sistematik dan berkesinambungan. Artinya
antara bahan yang satu dengan bahan yang berikutnya ada hubungan fungsional, di mana
bahan yang satu menjadi dasar untuk/ berkaitan dengan bahan berikutnya.
d.      Materi pelajaran hendaknya mencakup hal-hal yang bersifat faktual maupun konseptual.
Faktual sifatnya konkret dan mudah diingat, sedangkan konseptual berisikan konsep-konsep
abstrak, dan memerlukan pemahaman yang lebih dalam.
          Secara lebih terperinci, Andi Prastowo menuliskan langkah-langkah dalam pemilihan
masing-masing bahan ajar, yaitu: pertama, pemilihan bahan ajar cetak (meliputi handout,
buku teks pelajaran, modul, LKS, brosur, leaflet, wallchart, dan foto atau gambar). Kedua,
pemilihan bahan ajar model atau maket. Ketiga, pemilihan bahan ajar audio (meliputi radio
dan kaset/ PH/ CD). Keempat, pemilihan bahan ajar audio-visual (meliputi video, film, dan
orang), dan kelima, pemilihan bahan ajar interaktif.
C.   STRATEGI PENYUSUNAN BAHAN AJAR
Dalam penyusunan bahan ajar, ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan, agar
pesan yang ingin disampaikan bermakna sebagai bahan pelajaran. Adapun kriteria tersebut
adalah sebagai berikut:
a.       Novelty. Artinya suatu pesan akan bermakna apabila bersifat baru atau mutakhir.
b.      Proximity, artinya pesan yang disampaikan harus sesuai dengan pengalaman siswa.
c.       Conflict, artinya pesan yang disajikan sebaiknya dikemas sedemikian rupa sehingga
menggugah emosi.
d.      Humor, artinya pesan yang disampaikan sebaiknya dikemas sehingga menampilkan kesan
lucu.
Sedang dalam proses penyusunan (dalam hal ini ada juga yang menggunankan bahasa
‘pengemasan’) materi pembelajaran, dapat dilakukan dengan dua cara, yakni pengemasan
secara visual dan pengemasan dalam bentuk cetakan. Dan dalam bentuk apapun, pengemasan
bahan pelajaran harus memperhatikan kriteria di atas.
Selain kriteria-kriteria tersebut di atas, ada beberapa pertimbangan teknis yang perlu
diperhatikan dalam mengemas materi pelajaran, yaitu:
1.  Kesesuaian dengan tujuan yang harus dicapai.
Kesesuaian antara pengemasan bahan pelajaran dengan tujuan yang harus dicapai,
harus menjadi bahan pertimbangan pertama. Sebab, dalam pendekatan sistem, tujuan adalah
komponen yang utama dalam proses pembelajaran.
Oleh sebab itu, sebelum dilakukan pengemasan materi pelajaran sebaiknya ditentukan
terlebih dahulu tujuan yang harus dicapai baik tujuan dalam bentuk perubahan perilaku yang
bersifat umum(goals), maupun perilaku terukur dalam bentuk indikator hasil
belajar (objectives).
                2. Kesederhanaan.
Bahan pelajaran dikemas dengan tujuan untuk mempermudah siswa belajar. Dengan
demikian, kesederhanaan pengemasan baik dalam bentuk pengemasannya itu sendiri, atau
bahasa yang digunakan merupakan salah satu pertimbangan yang harus diperhatikan.
    3. Unsur-unsur desain pesan.
Dalam setiap kemasan, sebaiknya terdapat unsur gambar dan caption, dan unsur
gambar atau caption itu harus menjadi bagian dari teknik penyajian. Sebab, salah satu kriteria
keberhasilan pengemasan pesan atau informasi yang disajikan adalah apakah pengemasan
tersebut mudah dipahami atau tidak. Agar lebih mudah dipahami, maka penyajian pesan
harus menyertakan gambar atau caption.
    4. Pengorganisasian bahan.
Bahan pelajaran sebaiknya disusun dalam bagian-bagian menuju keseluruhan. Bahan
pelajaran akan lebih mudah dipahami manakala disusun dalam bentuk unit-unit terkecil atau
dalam bentuk pokok-pokok bahasan yang dikemas secara induktif. Selesai siswa mempelajari
unit tertentu segera berikan umpan balik, demikian seterusnya sampai siswa menguasai
materi secara keseluruhan secara tuntas (mastery).
    5. Petunjuk cara penggunaan.
Dalam bentuk apapun pengemasan materi harus disusun petunjuk cara
penggunaannya. Hal ini sangat penting, apalagi seandainya bahan ajar dikemas untuk
pembelajaran mandiri seperti modul, pengajaran berprogama (program teaching) atau
mungkin CD Interaktif dan pembelajaran melalui kaset.
Adapun bentuk pengemasan bahan pelajaran, dapat diklasifikasikan menjadi tiga
macam,yaitu:
1.      Materi pelajaran terprogram.
Materi pelajaran terprogram adalah salah satu bentuk penyajian materi pembelajaran
individual, sehingga meteri pelajaran dikemas untuk dapat dipelajari secara mandiri.
Adapun ciri-ciri dari materi pelajaran terprogram adalah:
a.       Materi pelajaran disajikan dalam bentuk unit atau bagian terkecil.
b.      Menuntut aktivitas siswa.
c.       Mengetahui dengan segera setiap selesai mempelajari materi pelajaran.
Materi terprogram bisa dikemas dalam bentuk tercetak (printed material), yang
kemudian dikenal dengan pengajaran terprogram (program teaching) atau bisa dalam bentuk
non-tercetak seperti dalam bentuk video dan komputer (computer based instructional).Dalam
pengajaran terprogram, harus memberikan umpan balik tentang jawaban atas pertanyaan
yang diberikan setelah siswa mempelajari sataun terkecil dari materi pelajaran, maka dalam
bingkai berikutnya disajikan jawaban yang benar. Dengan demikian, siswa dapat mengoreksi
sendiri dari setiap jawaban.
Berikut gambar desain pengemasan materi pelajaran yang terprogram:
Bingkai 1 Bingkai 2 Bingkai 3 Bingkai 4
Materi Pelajaran
Jawaban 1 Jawaban 2 Jawaban 3
1
Materi Pelajaran Materi Pelajaran Materi Pelajaran
Item Tes 1 2 3 4
Item Tes 2 Item Tes 3 Item Tes 4

2.      Pengemasan materi melalui modul.


Seperti halnya materi pelajaran terprogram, pengemasan materi pelajaran melalui
modul merupakan bentuk pengemasan materi individual. Materi pelajaran yang dikemas
dalam bentuk modul memungkinkan siswa dapat belajar lebih cepat atau lebih lambat sesuai
dengan kemampuannya masing-masing.
Dalam sebuah modul, minimal berisi tentang:
a.       Tujuan yang harus dicapai
b.       Petunjuk penggunaan
c.       Kegiatan balajar (materi yang harus dipelajari oleh siswa)
d.       Rangkuman materi (garis-garis besar materi pelajaran)
e.       Tugas dan latihan
f.       Sumber bacaan
g.      Item-item tes
h.      Kriteria keberhasilan
i.        Kunci jawaban
3.      Pengemasan materi pelajaran kompilasi.
Kompilasi adalah bahan belajar yang disusun dengan mengambil bagian-bagian yang
dianggap perlu dari berbagai sumber belajar dan menggabungkannya menjadi satu kesatuan
untuk dipelajari siswa.  Sumber belajar yang menjadi bahan kompilasi biasanya berasal dari
buku-buku teks (text book), yang dianggap langka sehingga sulit didapatkan oleh para siswa.
Manfaat yang bisa diambil dari pengemasan materi pelajaran kompilasi, diantaranya
adalah siswa dapat belajar secara utuh dari bahan-bahan yang diperlukan sehingga dapat
menghemat waktu dan biaya, karena materi pelajaran sudah merupakan kesatuan dari bahan-
bahan yang tercecer.
Adapun hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan materi pelajaran
kompilasi ini adalah:
a.       Tentukan tujuan yang harus dicapai
b.      Kemukakan secara ringkas tentang bahan-bahan yang dikompilasikan
c.       Jelaskan petunjuk-petunjuk dalam mempelajari bahan kompilasi
d.      Buatlah alat tes
e.       Antara satu bahan yang diambil dari satu sumber dan sumber lainnya, diberi penyekat
Sedangkan menurut Andi Prastowo, ada tiga langkah utama pembuatan bahan ajar
yang mudah diaplikasikan, yaitu:
1)      Analisis kebutuhan bahan ajar.
Analisis kebutuhan bahan ajar merupakan hal pertama yang harus dilakukan. Langlah
ini meliputi tiga tahap, yaitu:
a.       Menganalisis kurikulum
Ada lima hal yang perlu diperhatikan, yaitu: standar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator, materi pokok, dan pengalaman belajar.
b.      Menganalisis sumber belajar.
Ada tiga kriteria yang harus diperhatikan dalam analisis sumber belajar, yaitu: ketersediaan,
kesesuaian, dan kemudahan.
c.       Memilih dan menentukan bahan ajar
Berkaitan dengan pemilihan dan penentuan bahan ajar, ada tiga prinsip yang dapat
dijadikan pedoman, yaitu: prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan.
2)      Menyusun peta bahan ajar
Menurut Diknas (2004), paling tidak ada tiga kegunaan penyusunan peta bahan ajar,
yaitu:
a.       Mengetahui jumlah bahan ajar yang harus ditulis.
b.      Mengetahui sekuensi atau urutan bahan ajar.
c.       Menentukan sifat bahan ajar

3)      Membuat bahan ajar berdasarkan struktur masing-masing bentuk bahan ajar.


Bahan ajar terdiri atas susunan bagian-bagian yang kemudian dipadukan, sehingga
menjadi sebuah bangunan utuh yang layak disebut bahan ajar.
Secara umum, terdapat tujuh komponen dalam setiap bahan ajar, yaitu:
a.       Judul
b.      Petunjuk belajar
c.       Kompetensi dasar atau materi pokok
d.      Informasi pendukung
e.       Latihan
f.       Tugas atau langkah kerja
g.      Penilaian
D.  PEMANFAATAN BAHAN AJAR
Ada beberapa persyaratan yang perlu diketahui oleh para pendidik/ guru dalam
memanfaatkan berbagai sumber belajar, yaitu antara lain:
1.      Tujuan instruksional hendaknya dijadikan pedoman dalam memilih sumber belajar yang
shahih.
2.      Pokok-pokok bahasan yang menjelaskan analisis isi pelajaran yang akan disajikan kepada
siswa.
3.      Pemilihan strategi, metode pengajaran yang sesuai dengan sumber belajar.
4.      Sumber-sumber belajar yang dirancang berupa media instruksional dan bahan tertulis yang
tidak dirancang.
5.      Pengaturan waktu sesuai dengan luas pokok bahasan yang akan disampaikan kepada siswa.
6.      Evaluasi, yakni bentuk evaluasi yang akan digunakan.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi: prinsip relevansi,
konsistensi, dan kecukupan.  Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan materi
pelajaran adalah:
a)      Materi pelajaran hendaknya sesuai dengan/ menunjang tercapainya tujuan instruksional.
b)      Materi pelajaran hendaknya sesuai dengan tingkat pendidikan perkembangan siswa pada
umumnya.
c)      Materi pelajaran hendaknya terorganisasi secara sistematik dan berkesinambungan
d)     Materi pelajaran hendaknya mencakup hal-hal yang bersifat faktual maupun konseptual.
Secara garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi: 1) Identifikasi
jenis-jenis materi pembelajaran, 2) Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar, dan 3) Memilih sumber bahan ajar.
Dalam penyusunan bahan ajar, ada beberapa kriteria yang harus
diperhatikan, yaitu: a) Novelty, b) Proximity, c) Conflict, dan d) Humor. Selain kriteria, ada
beberapa pertimbangan teknis yang perlu diperhatikan dalam mengemas materi pelajaran,
yaitu: a) Kesesuaian dengan tujuan yang harus dicapai, b) Kesederhanaan, c) Unsur-unsur
desain pesan, d) Pengorganisasian bahan, dan e) Petunjuk cara penggunaan.
Menurut Andi Prastowo, ada tiga langkah utama pembuatan bahan ajar yang mudah
diaplikasikan, yaitu: a) Analisis kebutuhan bahan ajar, b) Menyusun peta bahan ajar, dan c)
Membuat bahan ajar berdasarkan struktur masing-masing bentuk bahan ajar.
Memanfaatkan berbagai sumber belajar, baik yang dirancang (by designed) maupun
yang digunakan (by utilization) untuk maksud kegiatan belajar-mengajar, sebaiknya
didasarkan pada bagan arus (flowcart) yang telah dipersiapkan terlebih dahulu, yang terdiri
dari tujuh langkah.
DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. 2008. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan, cet.ke-


VII. Jakarta; Bumi Aksara
Hamid, Abdul, dkk. 2008. Pembelajaran Bahasa Arab (Pendekatan, Metode, Strategi, Materi,
dan Media). Malang; UIN Press
Ibrahim, R. dan Nana Syaodih S. 1996. Perncanaan Pengajaran. Jakarta; Rineka Cipta
Prastowo, Andi. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, cet.ke-IV.
Yogyakarta; Diva Press
Sanjaya, Wina. 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, cet. ke-III. Jakarta;
Kencana Prenada Media Group
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 1989. Teknologi Pengajaran, cet.ke-I. Bandung; Sinar Baru

Anda mungkin juga menyukai