Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas tersusunnya karya
tulis dari Rumah Dataku Desa Nagrak Selatan. Bahwa tersedianya data dan informasi
penduduk yang valid, terkini dan terpercaya menjadi suatu kebutuhan yang krusial dalam
perencanaan dan intervensi pembangunan. Seiring dengan UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa, di mana desa mempunyai otoritas dalam melaksanakan perencanaan dan intervensi
pembangunan, maka sangat dibutuhkan data dan informasi penduduk di tingkat desa yang
memudahkan perangkat desa dalam melakukan perencanaan maupun dalam pelaksanaan
pembangunan.
Mengingat akan kebutuhan data tersebut, Rumah Data Kependudukan dan Informasi
Keluarga dibentuk dan dikembangkan, Rumah Data Kependudukan dan Informasi Keluarga
hadir sebagai pusat data dan informasi kependudukan di level mikro dengan basis partisipasi
masyarakat, yang secara implisit menjadikan data-data yang dihasilkan sebagai sebuah
artikulasi kepentingan dari masyarakat secara luas.
Sebagai landasan sekaligus arahan untuk jalannya program dan kegiatan Rumah Data
Kependudukan dan Informasi Keluarga, maka BKKBN menerbitkan Panduan Pengelolaan
Rumah Data Kependudukan dan Informasi Keluarga dengan harapan dapat memberikan
pemahaman bagi seluruh stakeholder yang terlibat dalam melaksanakan pengelolaan Rumah
Data Kependudukan dan Informasi Keluarga.
Akhirnya Kami berharap semoga karya tulis ini dapat memberikan konstribusi yang
positif bagi arah pembangunan di Desa Nagrak Selatan dan Kabupaten Sukabumi pada
umumnya.
DAFTAR ISI
Hal
Hal
Adapun statistik perolehan Indeks Desa Membangun (IDM) Desa Nagrak Selatan adalah:
IKS : 0.8686
IKE : 0.8333
IKL : 0.8667
IDM : 0.8562
Ket: Data diambil dari DMPD Provinsi Jawa Barat Tahun 2021.
Perkembangan Wilayah Desa Nagrak Selatan bermula pada pertengahan abad ke-18.
Pada abad tersebut berdiri perkebunan Teh dan Karet yang berada di wilayah Nagrak tepatnya
berada di daerah Sinagar yang dikembangkan oleh salah seorang pengusaha perkebunan teh
Belanda yang bernama E.J. Kerkhoven yang juga merupakan Paman dari Pengusaha Teh
Terkenal Karel Albert Rudolf Bosscha yang membangun perkebunan teh Malabar di
Bandung. Bahkan Bosccha pernah menjadi administrator di Perkebunan Teh Sinagar dari
tahun 1895-1896 sampai akhirnya dia mendirikan perkebunan sendiri di Pangalengan
Bandung.
Nama Desa Nagrak merupakan cikal bakal dalam pembentukan Desa Nagrak Selatan.
Pada tahun 1980 Desa Nagrak dimekarkan menjadi dua desa yakni Desa Nagrak Utara dan
Desa Nagrak Selatan. Dengan demikian sejak tahun 1980 terbentuklah Desa Nagrak Selatan.
Sampai kemudian pada tahun 1983 Desa Nagrak Selatan kembali dimekarkan menjadi dua
desa yaitu Desa Nagrak Selatan dan Desa Balekambang.
Desa Nagrak Selatan terletak antara 1060 47.51 – 1060 48,61 bujur timur dan antara
6051,81 – 6651,81 – 6652,61 Lintang Selatan, dengan luas wilayah 250,036 Ha, yang terdiri
dari 4 Dusun dengan 8 Rukun Warga (RW) dan 34 Rukun Tetangga (RT).
Desa Nagrak Selatan merupakan desa dengan topologi perbukitan dengan luas wilayah
250,03 ha, yang terdiri dari :
Sawah : 27,75 ha
Tegalan / ladang : 66,09 ha
Pekarangan : 14,85 ha
Hutan : 16,63 ha
Lainnya : 124,71 ha
Sebagai sebuah Desa yang berada di daerah lereng kawasan Kehutanan Gunung Barat,
dengan ketinggian antara 450 – 550 m dpl (diatas permukaan laut). Sebagian wilayah Desa
Nagrak Selatan adalah berbukit dengan kemiringan antara 200 – 450.
Dengan dukungan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang memadai Desa
Nagrak Selatan terus berbenah diri. Berbagai ikhtiar terus dilakukan guna meningkatkan
Indeks Desa Membangun (IDM). Upaya dan ikhtiar tersebut terutama ditujukan dalam aspek
Indeks Ketahanan Sosial, Indeks Ketahanan Ekonomi dan Indeks Ketahanan
Lingkungan/Ekologi.
Indeks Ketahanan Sosial terdiri dari Dimensi Modal Sosial dengan indikator solidaritas
sosial, memiliki toleransi, rasa aman penduduk, kesejahteraan Sosial. Dimensi Kesehatan
dengan indikator pelayanan kesehatan, keberdayaan masyarakat, dan jaminan kesehatan).
Dimensi Pendidikan dengan indikator akses ke pendidikan dasar dan menengah, akses ke
pendidikan non formal dan akses ke pengetahuan. Dan Dimensi Permukiman dengan
indikator akses ke air bersih, akses ke sanitasi, akses ke listrik, dan akses ke informasi dan
komunikasi.
Indeks Ketahanan Ekonomi terdiri dari Dimensi Ekonomi dengan indikator keragaman
produksi masyarakat desa, tersedia pusat pelayanan perdagangan, akses distribusi/ logistik,
akses ke Lembaga keuangan dan perkreditan, Lembaga ekonomi, dan keterbukaan wilayah.
Sedangkan Indeks Ketahanan Lingkungan/ Ekologi terdiri dari Dimensi Ekologi dengan
indikator kualitas lingkungan dan potensi rawan bencana dan tanggap bencana.
Sampai saat ini Pemerintah Desa Nagrak Selatan terus berupaya untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Desa. Upaya tersebut dilakukan dengan membuat berbagai
terobosan-terobosan yang inovatif. Berdirinya objek Desa Wisata Mina Padi Wates Leuwi
Erang (Wates LE) dan pengembangan Sarana Olahraga Warga Desa (Sawarga) menjadi bukti
bahwa terdapat komitmen yang kuat dari seluruh komponen desa untuk terus berbenah dan
membantu pemerintah dalam upaya membangun Indonesia dari pinggiran Desa.
B. Fasilitas Desa
1) Akses Menuju Desa
Akses menuju Desa Nagrak Selatan dapat di akses dari jalan raya antar kabupaten yaitu
Jalan Raya Sukabumi-Bogor melalui dua ruas jalan utama yakni Jalan raya Nagrak-
Cibadak dan dari Jalan Nagrak–Karang Tengah (Jl. Suryakencana 2). Jarak dari pertigaan
kedua jalan tersebut kurang lebih 4.5 Km.
4) Fasilitas Kesehatan
Tabel 3
Data Fasilitas Kesehatan
5) Fasilitas Pendidikan
Tabel 4
Fasilitas Pendidikan
7) Fasilitas Pasar
Fasilitas pasar desa terletak di pusat aktifitas warga tepatnya di depa Lapang
Gumbira Nagrak Selatan. Jumlah kios yang disediakan oleh pemerintah Desa
sebanyak 22 Kios.
C. Profil Masyarakat
1) Jumlah Penduduk
Tabel 6
Jumlah Penduduk
h) Kebudayaan
Menurunnya nilai-nilai etika, moral, budaya dan keagamaan pada masyarakat; Belum
optimalnya pembinaan dan pengembangan kesenian tradisional.
B. Isu Strategis
Sumber data dari rumah dataku, dijadikan rekomendasi dalam perencanaan pembangunan
desa. Adapun rekomendasi-rekmendasi tersebut berupa:
Strategi optimis dalam penerapan digital ID untuk pelayanan bidang dukcapil dan
pelayanan publik dapat dilakukan dengan mewujudkan: regulasi yang kuat, kepatuhan
terhadap regulasi yang penuh, mengurangi resistensi politik dengan cepat, mempercepat
dampak perbaikan kualitas manajemen penyelenggara dan menjamin ketersediaan
anggaran selama proses penerapan.
III. PENUTUP