Sumber: https://sekolahdasar.net
Esensi belajar dan pembelajaran mempunyai makna yang tidak bisa dipisahkan.
Pada aktivitas belajar dan mengajar, siswa berperan sebagai subjek dan objek dari
aktivitas pendidikan tersebut. Untuk dapat mengetahui arti proses pembelajaran, seorang
tenaga pengajar harus mengetahui tentang makna tersendiri dari proses pengajaran.
Metode pengajaran ialah aktivitas peserta didik dalam menuntut ilmu guna memenuhi
tujuan pengajaran yang akan diraih. Jadi, esensi belajar merupakan sebuah transformasi
dalam diri individu selepas melakukan kegiatan belajar (Pane & Dasopang, 2017).
b. Prinsip Belajar
Banyak teori dari para berbagai ahli mengemukakan tentang prinsip belajar.
Beberapa terori tersebut mempunyai kesamaan dan perbedaan. Prinsip dalam belajar
yang dimaknai yaitu berupa atensi dan stimulus, ketekunan, keikutsertaan langsung,
pengulangan, tantangan dan yang terakhir adalah variasi individu (Ali, 2013). Berikut ini
Kegiatan belajar merupakan hal yang wajib dilakukan pada proses pendidikan
sekolah. Saat kegiatan belajar mengajar dibutuhkan perhatian (atensi) serta fokus
anak agar apa yang di jelaskan dapat dengan sepenuhnya dimengerti. Pada situasi ini,
atensi turut andil dalam aktivitas yang dilakukan di kelas. Atensi saat proses
pembelajaran muncul pada peserta didik, apabila materi dan cara penyampaian yang
diberikan terlihat menarik di mata anak, sehingga dapat menimbulkan stimulus dari
dalam diri yang membuat anak terpacu untuk mempelajari dengan serius (Ali, 2013).
Ada atau tidak adanya motivasi belajar pada anak sangat berpengaruh pada
keberhasilan belajar anak. Kesuksesan belajar anak akan tergapai saat di dalam
Keaktifan pada proses belajar merupakan hal yang ditunjukkan semua anak
pada saat belajar. Beragam tindakan dari keaktifan belajar tersebut. Keaktifan belajar
tersebut dapat dilihat dari peserta dan tenaga pendidik. Dari sudut pandang peserta
didik, belajar merupakan kegiatan yang dilalui sebagai sebuah prosedur untuk
menghadapi materi ajar. Keaktifan belajar dapat mudah diamati pada saat anak
belajar dapat menggali potensi yang dimiliki anak secara optimal. Misalnya, anak
terlibat langsung dalam proses pembuatan batik. Hal ini menuntut anak untuk terlibat
hal itu belum bisa menjamin keaktifan belajar anak. Karena untuk dapat melibatkan
anak didik secara intelektual, fisik, mental serta emosional, tenaga pengajar
yang didapatkan oleh anak berupa latihan berulangkali. Adanya proses mengulangi
menguasai suatu materi. Salah satu teori pembelajaran terkenal menurut Thorndike
terdapat tiga prinsip belajar yaitu: Pertama, Law of readiness, memiliki kesiapan
yang matang akan membuat proses belajar akan berhasil. Kedua, Law of exercise,
dan ulangan. Ketiga, Law of effect, yaitu mendapatkan hasil yang baik akan
dimiliki para peserta didik membuat proses belajar akan tercapai apabila murid
menjamin para murid menguasai materi pelajaran, dan mengingat materi pelajaran
(5) Tantangan
Tantangan dalam kegiatan proses belajar timbul karena adanya hambatan yang
muncul saat ingin mencapai sebuah tujuan. Maka ketika halangan telah terlewati,
artinya tujuan dari pembelajaran sudah tercapai yang mengakibatkan tujuan baru
akan timbul lagi setelah itu. Demikian siklus tersebut berulang-ulang seterusnya.
Tantangan yang didapatkan saat proses belajar dapat membuat siswa menjadi lebih
c. Ciri-ciri Belajar
Pada kegiatan belajar, banyak kondisi yang memperlihatkan individu telah melalui
proses pembelajaran. Secara singkat Djamarah (dalam Lestari dkk, 2018) menjelaskan
Hal itu sesuai dengan Baharuddin, dkk (dalam Shanti, 2015) menyimpulkan ciri-
behavior).
Hal tersebut berarti, bahwa kita dapat melihat transformasi perilaku individu
ketika yang tadinya tidak paham menjadi paham dengan belajar. Tanpa
dalam jangka waktu tertentu akan membuat perilaku secara permanent. Tetapi,
belum tentu perubahan perilaku tersebut bersifat selamanya. Hal ini berpengaruh
(4) Terjadinya perubahan perilaku yang merupakan efek dari pelajaran atau
pengalaman individu.
d. Unsur-unsur Belajar
Terdapat sebuah sistem yang saling berkaitan pada proses belajar sehingga
bahwa komponen yang terpaut pada proses belajar terdiri dari: Pertama, motivasi yang
ada pada peserta didik, merupakan dorongan yang berakar dari dalam diri maupun luar
yang dapat menyebabkan terjadi suatu perbuatan. Kedua, bahan belajar. Sebelum
mengikuti suatu materi pembelajaran dari guru memerlukan bahan belajar untuk
mendukung proses belajar. Ketiga, sarana dan prasarana dalam belajar. Semua alat yang
efektif dan efesien. Keempat, situasi belajar. Situasi belajar yang nyaman dan
pada suatu proses pembelajaran kacau, berisik tak tenang dan banyak gangguan maka
akan hanya akan mengganggu kegiatan belajar. Kelima, kondisi subjek belajar. Subjek
disini ialah para peserta didik. Apabila kondisi peserta didik tidak memumpuni baik
secara jasmani dan rohani, maka peserta didik akan kesuiltan untuk mengikuti proses
pembelajaran.
(4) Reaksi, ialah hasil dari kegiatan yang diamati pada akhir proses pembelajaran
Dapat ditarik kesimpulan dari beberapa pendapat diatas bahwa hasil yang baik
pada proses pembelajaran bisa tercapai apabila unsur-unsur dalam pembelajaran dapat
e. Jenis-jenis Belajar
Terdapat jenis-jenis belajar yang bisa dilakukan oleh manusia. Menurut Gagne
(dalam Shanti, 2015) berpendapat bahwa terdapat delapan jenis belajar yang dapat dilihat
dari prosesnya, yaitu: Pertama, belajar signal yaitu proses pemberian reaksi terhadap
Ketiga, belajar membuat suatu runtunan yaitu belajar mengaitkan faktor dan gejala antara
satu dengan lainnya sehingga terbentuk menjadi sebuah kesatuan informasi; Keempat,
belajar konotasi lisan yaitu merespon sebuah umpan balik yang diterima dari perangsang
dalam bentuk kata-kata, bahasa; Kelima, belajar memberikan berbagaimacam hal yaitu
member respon dengan reaksi yang berbeda pada setiap perangsan yang mempunyai
kesamaan sifat; Keenam, belajar merancang yaitu belajar mngklasifikasikan sebuah objek
menjadi sebuah klasifikasi tertentu; Ketujuh, belajar prinsip yaitu menghubungkan antara
konsep satu dan yang lain sehinggan terkumpul satu kesatuan dari beberapa konsep
belajar menyatukan beberapa prinsip dengan tujuan untuk mencari jalan keluar
jenis-jenis belajar tersebut karena akan berguna pada saat proses pembelajaran
Terdapat banyak hal yang mempengaruhi proses belajar. Secara umum, pengaruh
proses belajar dapat dibagi menjadi dua aspek yaitu internal dan ekstrenal (Nursyaidah,
2014).
Aspek internal yang merupakan aspek dari dalam diri yang terbagi
faktor yang terdiri dari faktor kesehatan dan Kecacatan fisik. Sehat berarti
keadaan baik seluruh tubuh yang bebas dari segala macam penyakit. Kesehatan
tubuh harus di utamakan, badan yang lelah dapat mengganggu proses belajar
peserta didik.
menyebabkan tubuh yang kurang sehat atau sempurna. Cacat dapat berupa tuna
rungu, tuna netra, tuna wicara dan sebagainya. Kondisi fisik yang cacat dapat
mempengaruhi kegiatan belajar siswa. Apabila hal tersebut terjadi, maka sudah
terdiri dari; kecerdasan, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan
a) Kecerdasan
siswa dengan kecerdasan yang relatif rendah belum tentu gagal dalam
belajar. Karena belajar merupakan suatu proses yang pelik dengan banyak
b) Perhatian
Menarik perhatian siswa merupakan hal yang sedikit sulit dilakukan. Ada
masanya siswa tidak tertarik dengan salah satu mata pelajaran. Maka itu
Untuk dapat mencegah hal tersebut, usahakanlah agar materi yang akan
c) Minat
Keadaan proses belajar yang efektif dapat di capai dengan adanya minat
siswa, karena dengan dua hal tersebut dapat menimbulkan perhatian dari
siswa dapat menjadikan perhatian yang dimiliki siswa tertuju pada hal
apabila materi yang di ajarkan tidak sesuai dengan minat para peserta
baik. Bahan ajar yang menarik akan lebih mudah dikuasi, karena minat
peserta didik yang tidak mempunyai minat pada pembelajaran maka harus
digali lebih dalam lagi minat yang siswa punya sehingga hal tersebut
d) Bakat
Bakat dapat diartikan sebagai potensi yang ada pada diri yang perlu digali
berhasil.
e) Motivasi
tujuan motivasi dapat di tentukan secara sadar atau tidak, yang terpenting
adanya tujuan yang ingin dicapai agar dapat menjadi penggerak untuk
menggapai apa yang ingin dicapai. Apa yang menjadi faktor penggerak
siswa dalam belajar harus diperhatikan. Karena faktor penggerak itu dapat
f) Kematangan
Fase kematangan seseorang timbul pada saat anggota tubuhnya siap untu
berfungsi secara maksimal. Misalnya, kaki pada anak yang siap dipakai
untuk berjalan, otak yang sudah bisa mencerna berbagai macam stimulus
yang ada dan sebagainya. Untuk mencapai sebuah fase kematangan anak
g) Kesiapan
mengenai kesiapan yang dimiliki siswa, karena jika peserta didik siap
cenderung meningkat.
menjadi kelelahan secara fisik dan kelelahan secara psikis. Kelelahan fisik dapat diamati
secara fisik jasmani yang lunglai lemah sehingga menimbulkan kecendrungan untuk
membaringkan tubuh. Sedangkan psikis yang lelah dapat ditandai dengan adanya
kelesuhan dan kebosanan, yang menyebabkan keinginan untuk melakukan sesuatu pudar
dan hilang. Kelelahan secara rohani dapat dirasakan pada bagian kepala yang terasa
pusing. Maka dari itu, dapat ditarik kesimpulkan bahwa kelelahan berpengaruh terhadap
proses pembelajaran siswa. Agar dapat terhindar dari kelelahan ada beberapa cara yang
dapat dilakukan yaitu, dengan menggunakan waktu untuk istirahat dan tidur yang cukup,
Aspek eksternal, yaitu aspek yang berasal dari luar diri anak yang berpengaruh pada pola
belajar anak, antara lain; Pertama, faktor yang bersumber dari orang tua. Penerapan cara
mendidik anak yang akan diterapkan oleh orang tua haruslah dengan cara yang
manusiawi. Cara mendidik anak dapat di masukkan kedalam beberapa beberapa tipe
Faktor dari tenaga pendidik banyak menyebabkan kegagalan belajar pada anak yaitu
menyangkut dengan kepribadian dan cara mengajar guru.terakhir yang ketiga, yaitu
masyarakat. Faktor masyarakat sangat kuat dirasakan dan bahkan sangat sulit
DAFTAR PUSTAKA
Ali, G. H. (2013). Prinsip-prinsip Pembelajaran dan Implikasinya Terhadap Pendidik dan Peserta
Didik. Jurnal Al-Ta’dib, 6 (1), 31-42. http://dx.doi.org/10.31332/atdb.v6i1.288
Emda, A. (2017). Kedudukan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran. Lantanida Jurnal, 5
(2), 172-182. http://dx.doi.org/10.22373/lj.v5i2
Lestari, P., Hudaya, A. (2018). Penerapan Model Quantum Teaching Sebagai Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VIII SMP PGRI 3
Jakarta. Research and Development Journal of Education, 5(1), 45-60. http://dx.doi.org/
10.30998/rdje.v5i1.3387
Pane, A., Dasopang, M., D. (2017). Belajar dan Pembelajaran. Fitrah: Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu
Keislaman, 3(2), 333-352. https://doi.org/10.24952/fitrah.v3i2.945
Shanti, F. T. (2015). Efektifitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament
Terhadap Hasil Belajar Tematik di Sekolah Dasar. http://repository.upi.edu/16741/2/S_
KTP_1001977_Title.pdf