Motif merupakan alasan kecenderungan yang memiliki kekuatan besar berasal dari
dalam diri seorang individu menjadi dasar dalam berprilaku guna mencapai suatu tujuan.
Dalam kehidupan sehari-hari, motif dikenal dengan istilah maksud, hasrat, minat, kemauan,
tekad, dorongan, kehendak, kebutuhan, dan sebagainya. Motif sangat erat kaitannya dengan
tujuan. Semakin besar keinginan untuk meraih tujuan tersebut maka semakin besar pula motif
yang dimiliki.
Motivasi adalah suatu gaya yang bersifat menggerakkan seseorang agar melakukan
suatu kegiatan nyata. Sebagai contoh, seorang peserta didik yang diberikan pujian oleh guru
saat ia memberanikan mengangkat tangan dan menjawab pertanyaan dari guru, menimbulkan
rasa kepercayaan diri di dalam dirinya, sehingga timbul keberanian untuk melakukan hal
tersebut lagi.
Bagi seseorang peserta didik yang dilandasi rasa kebutuhan untuk mendapatkan nilai
yang tinggi dalam belajar membuatnya memiliki motivasi belajar dan keinginan untuk
mempelajari suatu mata pelajaran. Perasaan butuh untuk mendapatkan nilai tersebut yang
Sumber: Okezonenews
B. Perilaku Motivasi dalam Belajar
Terdapat teori tentang motivasi manusia yang dikembangkan oleh ahli psikologi,
mencakup tingkah laku (behavior), psikologi kognitif dan humanisme. Para ahli sepakat
bahwa penganut paham behavior adalah motivasi yang mereka miliki berawal dari suatu
kondisi, situasi serta objek yang menyenangkan, maka apabila hal itu berkelanjutan akan
menyebabkan terjadinya dorongan untuk melakukan sesuatu. Kaum yang memiliki paham
psikologi kognitif merupakan pribadi hasil dari pemikiran yang dapat menafsirkan suatu
kejadian secara khusus. Untuk penganut paham humanis, para ahli berpendapat bahwa
manusia berperan sebagai pelaku yang bertindak dan membuat pilihan mengenai apa yang
akan dilakukan.
Koeswara (2001) mengemukakan bahwa motivasi yang ada pada diri seseorang
merupakan persepsi yang dipakai untuk menstimulus kekuatan yang berada pada diri agar
dapat menciptakan sebuah penggerak yang berfungsi mengarahkan tingkah laku individu.
Para ahli motivasi menyusun teori konsepsi mengenai motivasi yang dapat di klasifikasikan
pendekatan kognitif. Motif merupakan alasan yang menyebabkan timbulnya keinginan untuk
melakukan sesuatu, sedangkan motivasi merupakan dorongan atau daya gerak dalam diri
seseorang sehingga dapat mengerjakan berbagai macam aktivitas untuk mencapai tujuan
Pada kegiatan belajar, peranan motivasi sangatlah penting untuk meningkatkan gairah
dalam belajar. Motivasi juga berperan dalam memberikan semangat saat menjalani proses
berbagai macam cara untuk mewujudkannya. Uno (2007) menguraikan beberapa peranan
Motivasi dalam hal ini berperan sebagai penguat belajar untuk anak apabila
Misalnya apabila anak dihadapkan dengan permsalahan soal matematika, maka untuk
memecahkan masalahnya dengan membuka buku yang berisi rumus matematika. Dari sana
disimpulkan bahwa seseorang yang belajar menjadi kuat karena suatu objek.
Apabila peserta didik sudah memiliki tujuan dalam belajar, maka sangat mudah
untuk menikmati proses pembelajaran tersebut. Sebagai contoh kasus, apabila seorang
anak dihadapkan dengan masalah mainan robot yang rusak dan karena sang anak pernah
punya pengalaman dalam memperbaiki robot tersebut, timbulah motivasi untuk belajar
3. Ketekunan belajar
Seorang peserta didik akan berusaha untu belajar dengan giat dan bersungguh-
sungguh dengan harapan bahwa ia akan mendapatkan hasil yang baik pada saat ulang.
Motivasi yang dimiliki anak tersebut yang menyebabkan anak giat belajar.
Terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan dalam memotivasi peserta didik untuk
belajar. Djamrah & Zain (2010) mengungkapkan tentang strategi untuk meningkatkan
Memberi angka atau simbol maksudnya adalah memberikan nilai yang dihasilkan
oleh peserta didik pada saat mengerjakan tugas atau berupa hasil ulangan. Angka yang
diberikan kepada peserta didik biasanya bervariasi tergantung hasil yang diperoleh peserta
didik tersebut. Angka dapat dijadikan alat motivasi untuk peserta didik yang menginginkan
nilai maksimal. Hal ini membuat peserta didik terdorong untuk menjaga atau bahkan
2. Hadiah
Memberi hadiah atau reward kepada peserta didik sebagai balasan karena telah
berprestasi merupakan suatu kebanggaan untuk peserta didik. Hal tersebut dapat memacu
timbulnya semangat peserta didik agar dapat lebih giat dalam belajar. Sedangkan di sisi
lain, peserta didik yang belum berprestasi akan menimbulkan motivasi dalam dirinya untuk
dapat mengejar ketertinggalan dari peserta didik yang sudah berprestasi. Berbagai macam
hal yang dapat dijadikan hadiah untuk peserta didik untuk menghargai kerja keras mereka
dalam belajar. Hadiah yang bisa diberikan dapat berupa alat tulis, makanan, atau piala.
3. Pujian
Dalam keadaan memberikan materi ajar, pujian dapat dimanfaatkan sebagai pacuan
untuk peserta didik. Pujian yang diberikan bersifat sebuah kalimat positif yang bersifat
membangun. Pujian dapat berdampak positif untuk semua makhluk hidup di bumi. Setiap
orang senang apabila dirinya dipuji. Pujian berupa “hebat”, “cerdas sekali”, “kamu yang
terbaik” dapat menimbulkan aura positif yang membuat peserta didik ketagihan untuk
Gerakan tubuh merupakan gerakan fisik yang membuat peserta didik yang
melihatnya menjadi penguat dalam belajar. Gerakan tubuh berupa mengacungkan jempol,
bertepuk tangan, tersenyum, mengangguk dan sebagainya bisa dimanfaakan guru untuk
5. Memberikan tugas
membuat anak mendengar penjelasan yang diberikan oleh guru dengan seksama.
6. Memberikan ulangan
terhadap pembelajaran yang sudah diberikan. Ulangan dapat di manfaatkan oleh guru
7. Mengetahui hasil
Keingintahuan tinggi memang suatu sifat yang sudah melekat dalam diri setiap
individu. Hal ini bisa di lakukan pada setiap ulangan maupun tugas yang sudah diberikan
nilai oleh guru, dapat dibagikan ke setiap anak dengan tujuan sang anak akan penasaran
8. Hukuman
diwujudkan melalui bentuk hukuman dapat membuat anak belajar mengenai alasannya
mendapatkan hukuman. Hal tersebut dapat membuat anak mengerti dan memahami
mengenai alasan perbuatan yang ia lakukan salah. Hukuman dapat diberikan keapada
peserta didik yang sudah melakukan kesalahan saat proses pembelajaran berlangsung.
Keberadaan hukuman membuat anak enggan untuk mengulangi perbuatan yang salah,
Hukuman yang dilakukan dalam proses pendidikan harus bersifat mendidik. Peserta
didik yang melanggar suatu aturan dapat menjadi alasan dirinya mendapatkan hukuman.
Hukuman yang diberikan bersifat jera kepada anak agar tidak melakukan kesalahan
tersebut lagi. Member hukuman kepada anak harus didasarkan dengan suatu alasan yang
jelas. Beberapa fungsi dari pemberian hukuman, yakni memberikan batasan terhadap
perilaku anak, bersifat mendidik, mendidik, dan fungsi motivasi agar dapat menghindari
Guru merupakan seorang tenaga pendidik yang mempunyai tugas untuk mengajar,
membimbing, mengarahkan, menilai, dan evaluator untuk peserta didiknya. Peran guru sangat
berpengaruh dalam memberikan motivasi terhadap peserta didiknya agar memiliki semangat
untuk belajar. Ada beberapa peran guru dalam memotivasi anak dalam belajar, diantaranya
sebagai berikut:
pembelajaran. Guru diharapkan dapat menciptakan suasana yang dapat membantu dalam
proses interaksi kepada peserta didik agar dapat mewujudkan legiatan belajar mengajar
yang efektif. Dibutuhkan sikap profesionalisme serta tanggung jawab yang besar dari guru
untuk membangkitkan keaktifan belajar peserta didik. Karena semua keaktifan yang
dimiliki peserta didik dalam belajar menentukan berhasil atau tidaknya tujuan dari
pembelajaran dapat tercapai. Agar peserta didik dapat terlibat aktif dalam proses
pembelajaran, maka guru memerlukan berbagai macam upaya agar dapat menimbulkan
keaktifan pada peserta didik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan
memberikan umpan balik berupa pertanyaan kepada peserta didik dapat menimbulkan
motivasi pada saat proses belajar mengajar berlangsung yang membuat peserta didik
Suasana nyaman dan tenang dapat membantu proses belajar menjadi lebih efektif.
Anak membutuhkan ketenangan ketika belajar. Ketenangan dapat menjadikan anak lebih
Dengan menggunakan beberapa metode untuk belajar dapat mencegah peserta didik
dari rasa kebosanan dan kejenuhan. Hal tersebut bertujuan supaya mendukung proses
pembelajaran peserta didik. Semisal pada saat proses pembelajaran biasanya guru hanya
memberi materi dengan metode tanya jawab kepada peserta didik, metode tersebut dapat
dirubah dengan menggunakan audio visual, role play dan sebagainya. Hal ini bertujuan
Bukan hanya semangat peserta didik saja yang ditingkatkan, namun guru juga harus
meningkatkan semangatnya dalam mengajar. Guru yang mengajar dengan tidak antusias
akan menularkan rasa tersebut kepada peserta didik. Guru yang antusias dan mengeluarkan
aura positif akan membuat peserta didik merasakan hal yang sama, sehingga termotivasi
Proses membagikan hadiah kepada para peserta didik dapat menjadikan peserta didik
yang lain termotivasi agar bisa mendapatkan hadiah tersebut. Asda berbagai macam hadiah
yang dapat guru jadikan sebagai pilihan, diantarannya yaitu: nilai, alat tulis, makanan, dan
lain sebagainya.
Tujuan dari kegiatan ini ialah agar peserta didik dapat berbagi pengetahuan,
pengalaman dan sebagainya. Misalnya: Guru memberikan peserta didik tugas berupa
diskusi kelompok yang nantinya guru akan mengawasi jalannya diskusi tersebut.
DAFTAR RUJUKAN
Djamarah, S. B. & Zain, A. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.