Anda di halaman 1dari 9

MOTIVASI PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR

A. Hakikat Motif dan Motivasi

Motif merupakan alasan kecenderungan yang memiliki kekuatan besar berasal dari

dalam diri seorang individu menjadi dasar dalam berprilaku guna mencapai suatu tujuan.

Dalam kehidupan sehari-hari, motif dikenal dengan istilah maksud, hasrat, minat, kemauan,

tekad, dorongan, kehendak, kebutuhan, dan sebagainya. Motif sangat erat kaitannya dengan

tujuan. Semakin besar keinginan untuk meraih tujuan tersebut maka semakin besar pula motif

yang dimiliki.

Motivasi adalah suatu gaya yang bersifat menggerakkan seseorang agar melakukan

suatu kegiatan nyata. Sebagai contoh, seorang peserta didik yang diberikan pujian oleh guru

saat ia memberanikan mengangkat tangan dan menjawab pertanyaan dari guru, menimbulkan

rasa kepercayaan diri di dalam dirinya, sehingga timbul keberanian untuk melakukan hal

tersebut lagi.

Bagi seseorang peserta didik yang dilandasi rasa kebutuhan untuk mendapatkan nilai

yang tinggi dalam belajar membuatnya memiliki motivasi belajar dan keinginan untuk

mempelajari suatu mata pelajaran. Perasaan butuh untuk mendapatkan nilai tersebut yang

membuat peserta didik termotivasi dalam belajar (Muhammad, 2016).

Sumber: Okezonenews
B. Perilaku Motivasi dalam Belajar

Terdapat teori tentang motivasi manusia yang dikembangkan oleh ahli psikologi,

mencakup tingkah laku (behavior), psikologi kognitif dan humanisme. Para ahli sepakat

bahwa penganut paham behavior adalah motivasi yang mereka miliki berawal dari suatu

kondisi, situasi serta objek yang menyenangkan, maka apabila hal itu berkelanjutan akan

menyebabkan terjadinya dorongan untuk melakukan sesuatu. Kaum yang memiliki paham

psikologi kognitif merupakan pribadi hasil dari pemikiran yang dapat menafsirkan suatu

kejadian secara khusus. Untuk penganut paham humanis, para ahli berpendapat bahwa

manusia berperan sebagai pelaku yang bertindak dan membuat pilihan mengenai apa yang

akan dilakukan.

Koeswara (2001) mengemukakan bahwa motivasi yang ada pada diri seseorang

merupakan persepsi yang dipakai untuk menstimulus kekuatan yang berada pada diri agar

dapat menciptakan sebuah penggerak yang berfungsi mengarahkan tingkah laku individu.

Para ahli motivasi menyusun teori konsepsi mengenai motivasi yang dapat di klasifikasikan

ke dalam tiga pendekatan yaitu pendekatan biologis, pendekatan behavioristik, dan

pendekatan kognitif. Motif merupakan alasan yang menyebabkan timbulnya keinginan untuk

melakukan sesuatu, sedangkan motivasi merupakan dorongan atau daya gerak dalam diri

seseorang sehingga dapat mengerjakan berbagai macam aktivitas untuk mencapai tujuan

tertentu (Muhammad, 2016).

C. Peranan Motivasi dalam Belajar

Pada kegiatan belajar, peranan motivasi sangatlah penting untuk meningkatkan gairah

dalam belajar. Motivasi juga berperan dalam memberikan semangat saat menjalani proses

kegiatan pembelajaran. Seorang tenaga pendidik harus berhati-hati dalam memberikan


motivasi kepada peserta didik, sebab motivasi terdiri atas beberapa jenis dan memiliki

berbagai macam cara untuk mewujudkannya. Uno (2007) menguraikan beberapa peranan

penting motivasi dalam belajar, yaitu sebagai berikut:

1. Menetapkan hal yang bisa dijadikan penguat dalam belajar

Motivasi dalam hal ini berperan sebagai penguat belajar untuk anak apabila

dipertemukan dengan sebuah masalah yang membutuhkan suatu penyelesaian masalah.

Misalnya apabila anak dihadapkan dengan permsalahan soal matematika, maka untuk

memecahkan masalahnya dengan membuka buku yang berisi rumus matematika. Dari sana

disimpulkan bahwa seseorang yang belajar menjadi kuat karena suatu objek.

2. Memperjelas tujuan belajar

Apabila peserta didik sudah memiliki tujuan dalam belajar, maka sangat mudah

untuk menikmati proses pembelajaran tersebut. Sebagai contoh kasus, apabila seorang

anak dihadapkan dengan masalah mainan robot yang rusak dan karena sang anak pernah

punya pengalaman dalam memperbaiki robot tersebut, timbulah motivasi untuk belajar

lebih dalam lagi.

3. Ketekunan belajar

Seorang peserta didik akan berusaha untu belajar dengan giat dan bersungguh-

sungguh dengan harapan bahwa ia akan mendapatkan hasil yang baik pada saat ulang.

Motivasi yang dimiliki anak tersebut yang menyebabkan anak giat belajar.

D. Teknik Memotivasi dalam Belajar

Terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan dalam memotivasi peserta didik untuk

belajar. Djamrah & Zain (2010) mengungkapkan tentang strategi untuk meningkatkan

motivasi belajar peserta didik, berikut uraiannya:


1. Memberi angka (simbol)

Memberi angka atau simbol maksudnya adalah memberikan nilai yang dihasilkan

oleh peserta didik pada saat mengerjakan tugas atau berupa hasil ulangan. Angka yang

diberikan kepada peserta didik biasanya bervariasi tergantung hasil yang diperoleh peserta

didik tersebut. Angka dapat dijadikan alat motivasi untuk peserta didik yang menginginkan

nilai maksimal. Hal ini membuat peserta didik terdorong untuk menjaga atau bahkan

meningkatkan prestasi belajar mereka.

2. Hadiah

Memberi hadiah atau reward kepada peserta didik sebagai balasan karena telah

berprestasi merupakan suatu kebanggaan untuk peserta didik. Hal tersebut dapat memacu

timbulnya semangat peserta didik agar dapat lebih giat dalam belajar. Sedangkan di sisi

lain, peserta didik yang belum berprestasi akan menimbulkan motivasi dalam dirinya untuk

dapat mengejar ketertinggalan dari peserta didik yang sudah berprestasi. Berbagai macam

hal yang dapat dijadikan hadiah untuk peserta didik untuk menghargai kerja keras mereka

dalam belajar. Hadiah yang bisa diberikan dapat berupa alat tulis, makanan, atau piala.

3. Pujian

Dalam keadaan memberikan materi ajar, pujian dapat dimanfaatkan sebagai pacuan

untuk peserta didik. Pujian yang diberikan bersifat sebuah kalimat positif yang bersifat

membangun. Pujian dapat berdampak positif untuk semua makhluk hidup di bumi. Setiap

orang senang apabila dirinya dipuji. Pujian berupa “hebat”, “cerdas sekali”, “kamu yang

terbaik” dapat menimbulkan aura positif yang membuat peserta didik ketagihan untuk

mendengarkan pujian itu lagi.


4. Gerakan tubuh

Gerakan tubuh merupakan gerakan fisik yang membuat peserta didik yang

melihatnya menjadi penguat dalam belajar. Gerakan tubuh berupa mengacungkan jempol,

bertepuk tangan, tersenyum, mengangguk dan sebagainya bisa dimanfaakan guru untuk

berinteraksi kepada peserta didik.

5. Memberikan tugas

Dengan memberitahukan bahwasannya akan ada tugas diakhir penjelasan akan

membuat anak mendengar penjelasan yang diberikan oleh guru dengan seksama.

6. Memberikan ulangan

Ulangan diberikan dengan tujuan untuk melihat peringkat kepemahaman anak

terhadap pembelajaran yang sudah diberikan. Ulangan dapat di manfaatkan oleh guru

dalam membangkitkan perhatian anak pada materi yang diberikan.

7. Mengetahui hasil

Keingintahuan tinggi memang suatu sifat yang sudah melekat dalam diri setiap

individu. Hal ini bisa di lakukan pada setiap ulangan maupun tugas yang sudah diberikan

nilai oleh guru, dapat dibagikan ke setiap anak dengan tujuan sang anak akan penasaran

dengan berapa nilai yang sudah dia peroleh.

8. Hukuman

Hukman erat kaitannya dengan perlakuan negatif. Menanamkan aturan yang

diwujudkan melalui bentuk hukuman dapat membuat anak belajar mengenai alasannya

mendapatkan hukuman. Hal tersebut dapat membuat anak mengerti dan memahami

mengenai alasan perbuatan yang ia lakukan salah. Hukuman dapat diberikan keapada

peserta didik yang sudah melakukan kesalahan saat proses pembelajaran berlangsung.
Keberadaan hukuman membuat anak enggan untuk mengulangi perbuatan yang salah,

sehingga menghasilkan anak yang mengerti mengenai baik buruknya perilaku.

Hukuman yang dilakukan dalam proses pendidikan harus bersifat mendidik. Peserta

didik yang melanggar suatu aturan dapat menjadi alasan dirinya mendapatkan hukuman.

Hukuman yang diberikan bersifat jera kepada anak agar tidak melakukan kesalahan

tersebut lagi. Member hukuman kepada anak harus didasarkan dengan suatu alasan yang

jelas. Beberapa fungsi dari pemberian hukuman, yakni memberikan batasan terhadap

perilaku anak, bersifat mendidik, mendidik, dan fungsi motivasi agar dapat menghindari

perilaku yang tidak diinginkan.

E. Peranan Guru dalam Memotivasi Anak dalam Belajar

Guru merupakan seorang tenaga pendidik yang mempunyai tugas untuk mengajar,

membimbing, mengarahkan, menilai, dan evaluator untuk peserta didiknya. Peran guru sangat

berpengaruh dalam memberikan motivasi terhadap peserta didiknya agar memiliki semangat

untuk belajar. Ada beberapa peran guru dalam memotivasi anak dalam belajar, diantaranya

sebagai berikut:

1. Menghidupkan keaktifan kelas pada proses belajar mengajar

Keberadaan guru memegang peranan penting pada keberlangsungan proses

pembelajaran. Guru diharapkan dapat menciptakan suasana yang dapat membantu dalam

proses interaksi kepada peserta didik agar dapat mewujudkan legiatan belajar mengajar

yang efektif. Dibutuhkan sikap profesionalisme serta tanggung jawab yang besar dari guru

untuk membangkitkan keaktifan belajar peserta didik. Karena semua keaktifan yang

dimiliki peserta didik dalam belajar menentukan berhasil atau tidaknya tujuan dari

pembelajaran dapat tercapai. Agar peserta didik dapat terlibat aktif dalam proses
pembelajaran, maka guru memerlukan berbagai macam upaya agar dapat menimbulkan

keaktifan pada peserta didik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan

memberikan umpan balik berupa pertanyaan kepada peserta didik dapat menimbulkan

motivasi pada saat proses belajar mengajar berlangsung yang membuat peserta didik

merasa harus memberikan jawaban dari pertanyaan tersebut.

2. Suasana kelas yang mendukung

Suasana nyaman dan tenang dapat membantu proses belajar menjadi lebih efektif.

Anak membutuhkan ketenangan ketika belajar. Ketenangan dapat menjadikan anak lebih

konsentrasi terhadap pembelajaran.

3. Cara belajar yang beragam (bervariasi)

Dengan menggunakan beberapa metode untuk belajar dapat mencegah peserta didik

dari rasa kebosanan dan kejenuhan. Hal tersebut bertujuan supaya mendukung proses

pembelajaran peserta didik. Semisal pada saat proses pembelajaran biasanya guru hanya

memberi materi dengan metode tanya jawab kepada peserta didik, metode tersebut dapat

dirubah dengan menggunakan audio visual, role play dan sebagainya. Hal ini bertujuan

agar peserta didik tidak merasakan kejenuhan saat proses belajar.

4. Menumbuhkan gairah pada saat mengajar

Bukan hanya semangat peserta didik saja yang ditingkatkan, namun guru juga harus

meningkatkan semangatnya dalam mengajar. Guru yang mengajar dengan tidak antusias

akan menularkan rasa tersebut kepada peserta didik. Guru yang antusias dan mengeluarkan

aura positif akan membuat peserta didik merasakan hal yang sama, sehingga termotivasi

untuk melewati proses pembelajaran dengan penuh semangat.


5. Membagikan Hadiah

Proses membagikan hadiah kepada para peserta didik dapat menjadikan peserta didik

yang lain termotivasi agar bisa mendapatkan hadiah tersebut. Asda berbagai macam hadiah

yang dapat guru jadikan sebagai pilihan, diantarannya yaitu: nilai, alat tulis, makanan, dan

lain sebagainya.

6. Menciptakan kegiatan melibatkan seluruh peserta didik

Tujuan dari kegiatan ini ialah agar peserta didik dapat berbagi pengetahuan,

pengalaman dan sebagainya. Misalnya: Guru memberikan peserta didik tugas berupa

diskusi kelompok yang nantinya guru akan mengawasi jalannya diskusi tersebut.
DAFTAR RUJUKAN

Djamarah, S. B. & Zain, A. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Koeswara, E. (2001). Teori-Teori Kepribadian Edisi II. Bandung: PT. Eresco.

Muhammad, M. (2016). Pengaruh Motivasi Dalam Pembelajaran. Lantanida Journal Chemistry


Education Department, 4(2). 87-97. https://dx.doi.org/10.22373/lj.v4i2.1881

Uno, H. B. (2007). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksana.

Anda mungkin juga menyukai