Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

SISTEM KOMUNIKASI GELOMBANG MIKRO

DOSEN PENGAMPU : Prof. Dr. Iskandar Fitri, S.T., M.T.


Mata Kuliah : Sistem Komunikasi Gelombang Mikro
Kelas : R. 01
NPM : 173112706420242
NAMA : Rafi Yon Saputra
Program Studi : Informatika

FAKULTAS TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN


INFORMATIKA

UNIVERSITAS NASIONAL

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya
sehingga makalah dengan judul “SISTEM KOMUNIKASI GELOMBANG
MIKRO” dapat tersusun hingga selesai.

Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, saya yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 13 Agustus 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1

1.1 Latar Belakang......................................................................................1

1.2 Rumusan masalah.................................................................................1

1.3 Tujuan penulisan...................................................................................1

1.4 Manfaat penulisan.................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

2.1 Alat ukur gelombang mikro mobile......................................................3

2.2 Pengurkuran kualitas layanan komunikasi mobile...............................6

2.2.1 QOS atau quality of service.....................................................7

2.2.2 NP atau Network performance..............................................10

2.2.3 QOE atau quality of experience............................................11

BAB III PENUTUP........................................................................................................14

3.1 Kesimpulan.........................................................................................14

3.2 Saran...................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Berlakang

Komunikasi gelombang mikro merupakan salah satu teknik untuk


melakukan sebuah komunikasi, dengan pengembangan teknologi yang
begitu muktahir maka dari itu sebagai salah satu generasi penerus, alangkah
baiknya jika kita mempelajari hal ini lebih dalam dengan maksud mencari
tahu dan semoga mendapatkan sebuah inovasi terbaru yang dapat kita
pikirkan nantinya.

Saat ini perkembangan zaman sudah memasukin era 4.5 yang mana
sebentar lagi tergantikan oleh era 5, perubahan zaman yang tidak lebih dari
2 dekade ini lah yang membuat kita harus terus mengetahui seluk beluk
teknologi. Maka dari itu makalah ini dibuat agar menjadi pembelajaran bagi
penulis serta mengerjakan kewajiban dalam ujian akhir semester pada mata
kuliah sistem komunikasi gelombang mikro.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa saja media ukur untuk gelombang mikro mobile?
b. Apa itu kelas layanan komunikasi seluler serta parameternya?

1.3 Tujuan Penulisan

a. Memenuhi salah satu tugas sistem komunikasi gelombang mikro


b. Mengetahui seperti apa alat ukur untuk gelombang mikro itu sendiri
c. Menjabarkan apa saja macam-macam dari kelas layanan komunikasi
seluler

1
1.4 Manfaat Penulisan

a. Meningkatkan pengetahuan tentang kemampuan dibidang sistem


komunikasi
b. Mengetahui bahwa sistem komunikasi gelombang mikro sangat dekat
dengan kehidupan kita sehari-hari
BAB II

PEMBAHASA

2.1 Alat Ukur Gelombang Mikro Mobile

Setiap teknologi yang dikembangkan pasti memliki suatu cara untuk


mengukurnya, entah itu menggunakan perhitungan matematika dan fisika
secara manual ataupun menggunakan sebuah alat instrument yang dapat
menghitung setiap input dan output secara otomatis.

Alat pengukur gelombang mikro diera saat ini sudah sangat lah
berkembang mulai dari yang mengharuskan memasukan data terlebih
dahulu lewat sambungan USB pada computer hingga berbentuk mobile atau
portable. Biasanya alat ini lah yang sering digunakan bagi pekerja yang
mengukur gelombang mikro pada antenna yang menggunakan frekuensi
antara 100 mhz hingga 40 ghz.

Berbagai jenis tipe dan seri alat ukur tersebut sangatlah Beragam,
karena mereka menggunakan sensor dan cara penggunaan yang berbeda-
beda. Berikut adalah beberapa alat ukur yang dapat saya temukan pada
iterasi diinternet:

a. BR15 1
Alat ini adalah alat untuk mengukur gelombang mikro dengan
mengetahui indicator yang ada pada alat BR15 ini. Indikator tersebut
dapat mendeteksi radiasi gelombang mikro yang berbahaya dan
mengalokasikan sumber daya tersebut dengan cepat dan efisien. Alat ini
dirancang untuk mendeteksi gelombang mikro dengan range pita ISM
2,4 GHz seperti oven mikrowave, jarigan seluler, sistem transfer video
tanpa kabel, WLAN, bluetooth, beberapa pemancar radio, remot kontrol
dan telepon DECT tanpa kabel.

1
Trotec24.com, Editor. “BR15 Microwave Meter”, Trotec24.com. akses: 13 Januari 2020.
https://www.trotec24.com/en-tr/measuring-instruments/br15-microwave-
meter.html#t06000d7d1474f2
Gambar 2.1 Alat ukur BR15

Spesifikasi:
 Rentang pengukuran: 0 - 9,99 mW / cm²
 Akurasi: ± 1 dB
 Resolusi layar: 0,01 mW / cm²
 Ambang batas alarm: 5.0 mW / cm²² (0.155in²)
 Rentang frekuensi: dikalibrasi ke 2.450 MHz
 Fungsi: maks. nilai, fungsi tahan, tampilan lampu latar, fungsi
alarm, matikan otomatis
 Kondisi pengoperasian: 0 ° C hingga 40 ° C, 10% hingga 85% RH
 Dimensi (P x L x T): 160 x 60 x 42 mm
 Berat: 150 g

b. Amprobe TX9002
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa sebuah alat ukur mobile atau
portable ini mampu membuat pekerjaan seorang enginer menjadi lebih
mudah. Salah satu alatnya yaitu adalah Amprobe TX900 yang mana
alat ini mempunyai satu fungi yaitu dapat mendeteksi gelombang mikro
yang bocor secaa akurat tanpa adanya perubahan sensor akibat adanya
distraksi disekitar tempat ukur.

2
Meterdigital.com, Editor. “Amprobe TX900 Microwave Leakage Detector”, Meterdigital.com.
akses: 13 Januari 2021. https://www.meterdigital.com/produk/amprobe-tx900-microwave-
leakage-detector

5
Gambar 2.2 Alat ukur Amprobe TX900

Spesifikasi:
 Mengukur kebocoran gelombang dan men-tes power oven
 8 sensor dipole – dapat mendeteksi sinyal gelombang pesawat pada
semua polarisasi
 Kompensasi temperatur – pembacaan akurat tanpa terpengaruh oleh
perubahan temperatur ambang
 Kompak, desain ergonomis
 Indikasi baterai low
 Analog Bar Graph
 Auto-zero
 Asesoris bawaan: dua Plastic Beaker 500ml, Spirit

c. EM03283
Sebuah alat ukur haruslah memiliki aspek penting itu tingkat
kemudahan ketika dipakai, maka dari itu kita dapat langsung
mengetahui apakah terjadi kebocoran atau tidak secara cepat. Alat
pengukur kebocaran satu ini bernama EM0238 yang mana hanya
menggunakan 1 buah jarum dan warna sebagai indikatornya, jika hijau
berarti tidak mengalami

3
Java-group.com, Editor. “Alat Pendeteks Kebocoran Gelombang Microwave Seri EM0328i”,

6
Meterdigital.com. akses: 13 Januari 2021. http://java-groups.com/product-279-alat-pendeteksi-
kebocoran-gelombang-microwave-seri-em0328.html

7
kebocoran maka yang merah artinya kebalikanya, mengalami
kebocoran. Alat ini dapat digunakan pada frekuensi 3MHz hingga
3GHz.

Gambar 2.3 Alat ukur EM0328


Spesifikasi:
 Alat ini tidak memperlukan daya dari baterai
 Memiliki desain atau bentuk yang portabel, kompak mudah untuk
digunakan
 Jarum menunjukkan intensitas medan elektromagnetik
 Area hijau berarti keselamatan; Area merah berarti bahaya, mudah
dibaca
 Rentang frekuensi: 3MHz ke 3GHz
 Berlaku untuk ponsel, oven microwave, kamera mini menggunakan
medan elektromagnetik, dll
 Rentang: 0-10mW / cm
 Zona Hijau: Di Bawah 5mW / cm (Keselamatan)
 Zona Merah: Lebih dari 5mW / cm (Berbahaya)

2.2 Pengukuran Kualitas Layanan Komunikasi Mobile

Teknologi kian berkembang sudah sejak abad 20 dimulai


telekomunikasi seluler semakin pesat, hal ini juga lah yang memicu
pergeseran era yang semakin cepat tiap tahunya. Telepon seluler adalah
sebuah perangkat portable dimana awal penggunanya hanya dikhususkan
untuk berkomunikasi secara efisien namun ternyata hampir setiap aspek
kehidupan kita sehari-hari yang terbilang monoton dapat dilakukan dan

8
dibantu oleh alat tersebut, mulai dari fotografi hingga melakukan
telekonferens menggunakan telepon seluler ini.

Keuntungan yang didapatkan dari sebuah telepon seluler ini misalnya


saja fleksibelitas yang mana kita dapat melakukan komunikasi jarak jauh
tanpa terbatas ruang dan waktu serta tingkat harga yang lebih ekonomis dari
pada penggunakan telepon rumah yang relatif lebih mahal dan lain-lain.

Setiap jaringan yang ada baik mobile ataupun tidak, ia dapat diukur
kualitas layananya dengan beberapa metode yang sudah banyak digunakan
didunia telekomunikasi secara berkala.

2.2.1 QOS atau Quality of Service

Merupakan suatu metode untuk mengukur serta mengetahui seperti


apa kualitas suatu layanan pada jaringan komunikasi, tujuan utama dalam
hal ini adalah untuk memberikan pioritas pada aplikasi-aplikasi yang
memang membutuhkan bandwith lebih pada suatu jaringan. Menurut
Kamarullah (2009) pada jurnalnya adalah:

“Quality of Service (QoS) adalah kemampuan memberikan pelayanan


berbeda kepada lalu lintas jaringan dengan kelas-kelas yang berbeda,
dengan tujuan memberikan network service yang lebih baik dan terencana
dengan dedicated bandwidth, jitter dan latency yang terkontrol dan
meningkatkan loss karakteristik.”4

Menurut seorang ahli bernama Sofana (2011) dalam bukunya, ia


menyebutkan bahwa terdapat beberapa parameter yang digunakan untuk
mengukur Quality of Service ini yaitu:

 Bandwith
Secara umum memang ukuran kecepatan dari setiap jaringan
tergantung pada bandwith yang salurkan oleh provider, tiap bandwith

4
Sofana, Iwan. 2011. Teori dan Modul Praktikum Jaringan Komputer. Bandung: Modula.
selalu memiliki ukurannya masing-masing ditiap penyedia layanan
tersebut. Namun terkadang bandwith yang disalurkan oleh pihak
provide dapat berkurang karena pengaruh oleh berbagai hal seperti
jarak antar satu lokasi ke lokasi lain. Hal tersebut dapat diukur
berdasarkan:

Seberapa cepat transfer rate ketika mengirimkan data dengan


jumlah tertentu pada jangka waktu tertentu

 Throughput
Jika bandwith bersifat tetap maka untuk throughput ini bersifat
dinasmis karena dalam pengoprasianya dilakukan secara berkali-kali
serta di lakukan secara bersamaan agar mendapatkan nilai rata-rata.
Hal itu dapat terjadi dikarenakan beberapa faktor seperti topologi, tipe
kabel yang digunakan, spesifikasi server, listrik serta cuaca.

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑘𝑒𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 (𝑘𝑏)


Throughput :
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑖𝑟𝑖𝑚𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑘𝑒𝑡 (𝑠)

 Jitter
Secara definisi jitter ini merupakan perubahan latency yang berubah
ketika paket dikirimkan, artinya jitter merupakan tolak ukur gangguan
pada sebuah transfer data. Dengan adanya jitter tersebut data tersebut
mengalami penurunan kualitas yang berbeda dari kualitas aslinya.
Faktor yang mengakibatkan jitter ini terjadi yang paling sering adalah
seberapa banyak data yang sedang sedang dikirim pada trafik tertentu.
Menurut TIPHON atau telecommunication and internet protocol
harmonization over networks adalah:
Kategori Jitter Indeks
Poor 125 – 225 ms 1
Medium 75 – 125 ms 2
Good 0 – 75 ms 3
Perfect 0 ms 4

Tabel 2.1 Standar jitter menurut TIPHON


 Packet loss
Berhubungan dengan jitter tersebut paket loss ini artinya seberapa
banyak data yang hilang ketika dalam transfer data. Secara definisi
kehilangan data ini merupakan gagalan yang dia akibatkan oleh
beberapa faktor seperti:
- Trafik transfer yang penuh
- Terjadi tubrukan pada jaringan transfer
- Kegagalan pada perangkat keras jaringan
- Terjadinya buffer yang terus menerus
- Serta ganguan interferensi seperti cuaca dan bangunan

Rumus yang digunakan pada perhitungan kehilangannya data ini serta


standar menurut TIPHON:

Packet Loss :
(𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑖𝑟𝑖𝑚𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑘𝑒𝑡−𝑃𝑎𝑘𝑒𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎) 𝑥 100%
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑖𝑟𝑖𝑚𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑘𝑒𝑡 (𝑠)

Kategori Packet loss Indeks


Poor >25% 1
Medium 12 -24% 2
Good 3 – 14% 3
Perfect 0 – 2% 4

Tabel 2.2 Standar packet loss menurut TIPHON


 Latency
Sering kenal sebagai delay akibat dari total waktu penundaan suatu
paket ketika masa transfer data. Adapun delay yang beragam dalam
proses penghitugan QoS adalah seperti delay processing,
packetization, serialization, jitter buffer dan delay network. Sama
seperti sebelumnya latency juga memiliki standarisasi parameter yang
dikeluarkan oleh TIPHON seperti:

Kategori Latency Indeks


Poor >450 s 1
Medium 300 -450s 2
Good 150 – 300s 3
Perfect <150s 4

Tabel 2.1 Standar latency menurut TIPHON

2.2.2 NP atau Network Performance

Merupakan suatu kegiatan untuk mengukur dan menganalisa suatu


jaringan secara mendasar secara rutin, artinya pengukuran tersebut
melibatkan seluruh aspek layer pada jaringan komunikasi. Sama seperti
sebelumnya setiap pengukuran pasti memiliki parameternya masing-masing.
menurut Hyo-Jin Lee dan kawan-kawan dalam jurnalnya terbagi dalam 4
buah kategori yaitu Availablity, Loss, Delay serta Utilization.5

Gambar 2.4 Parameter network performance secara lengkap

5
Lee, Hyo-Jin. Kim, Myung-Sup. Hong, W, James. Lee, Gil-Haeng. Qos Parameters to Network
Performance Metrics Mapping for SLA Monitoring. Pohang Korea.
 Bandwidth
Dalam pengukuran sebuah jaringan sudah sangat pasti akan
melibatkan beberapa hal yang umum seperti bandwidth misalnya. Hal
ini dicatat dalam ukuran bit / detik dalam kecepatan transfer data
 Throughput
Proses dalam pengukuran kecepatan transfer secara aktual karena
sudah apapun interferensi nya sudah terkalkulasi didalam perhitungan
ini.
 Latency
Sebuah penundaan atau delay antara transfer data yang satu dengan
data yang lain, dalam artinya seberapa lama data diproses secara
bergantian dalam sebuah antrian trafik jaringan.
 Jitter
jitter ini merupakan perubahan latency yang berubah ketika paket
dikirimkan, artinya jitter merupakan tolak ukur gangguan pada sebuah
transfer data. Dengan adanya jitter tersebut data tersebut mengalami
penurunan kualitas yang berbeda dari kualitas aslinya.
 Error rate
Perkiraan seberapa banyak tingkat kesalahannya dalam jumlah bit
yang dikirim dalam waktu interval tertentu dengan memperkiraan
seberapa banyak gangguan distorsi atau inteferensi ketika informasi
data sedang dikirimkan.

2.2.3 QOE atau Quality of Experience

Merupakan kegiatan untuk mencari tahu seberapa puas pengguna


dalam tolak ukur multimedia seperti televisi, radio ataupun video
teleconference. Parameter dalam hal ini berbeda-beda tiap layananya namun
maneurut Kuipers dan kawan-kawan (2010)6 terdapat 3 hal yang menjadi
kategori pokok, yaitu:

13
6
Kuipers, F., Kooij, R., Vleeschauwer, D. D., & Brunnström, K. (2010). Techniques for Measuring
Quality of Experience. WWIC.

14
 Kualitas konten yang merujuk pada multimedia seperti kualitas video
ataupun audio
 Kualitas layanan (QoS) yang berarti seberapa lancar transfer data
dalam sebuah jaringan tertentu
 Pandangan menurut pengguna.

Namun menurut 3GPP atau The Third Generation Partnership Project7


memiliki beberapa parameter yang lebih jelas dan terperinci seperti:

 Audio quality
Sebuah indikator yang menunjukan seberapa baikkah kualitas audio
yang dirasakan oleh para pengguna ketika menggunakan pelayanan
tersebut
 Service non-access (blocked call)
Sebuah keadaan ketika penggilan yang diberikan tidak dapat diterima
karena gangguan sinyal dalam jaringan
 Service failure (dropped call)
Kegagalan mengakases layanan secara tiba-tiba
 Service setting-up time (interval time)
Keadaan dimaan seorang pengguna meminta agar pihak penyedia
servis mau untuk mengaktifkan layanan
 Blurriness
Hal yang menentukan kualitas dalam sebuah gambar atau video adalah
blur atau ketidakjelasan gambar atau video dalam setiap pixelnya
 Edge noise
Adanya distorsi yang diterima yang kemudian menyebabkan adanya
keanehan pada pinggir disetiap gambar atau video
 Incontinues image with blocking
Keadaaan dimana gambar atau video yang dikirim putus-putus karena
jaringan yang tidak stabil

7
3GPP. (2018). Universal Mobile Telecommunications System (UMTS); LTE; End-to-end
multimedia services performance metrics (3GPP TR 26.944 version 15.0.0 Release 15). FRANCE:
ETSI

15
 Audio atau video synchronization
Ketika mengirim sebuah audio atau video secara real time, terkadang
delay yang diterima per sekian detik. Hal tersebut tentu sangat tidak
nyaman bagi pengguna
 Blockiness
Kegagalan ketika melakuan transfer data akibat kompresi data atau
paket data yang hilang
 Re-buffering
 Buffer atau loading yang terus menerus akibat sinyal jaringan yang
lemah atau server yang sedang mengalami trafik yang padat
 Freeze image atau loading time
Gambar atau video yang secara tiba-tiba diam dan kemudian jaringan
terputus
 Unsuccessful data transmission ratio
Rasio pengiriman data yang yang tidak berhasil pada waktu tertentu
 Successful log-in ratio
Rasio pengiriman data yang berhasil ketika internet tersedia
 Data transmission speed
Kecepatan sebuah jaringan data internet ketika mengungah ataupun
mengunduh
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Umumnya setiap teknologi apapun itu memiliki alat ukurnya sendiri,


begitu juga dengan gelombang mikro, tentunya dengan menggunakan alat
pada setiap analisa dan pengukuran tertentu kita bisa mendapatkan hasil
yang lebih baik dan cepat kemudian setelah mengetahui seperti apa alat
yang digunakan kita juga mengetahui apa saja metode yang digunakan
untuk membuat sebuah jaringan pada teknologi seluler optimal agar
pengguna dapat merasakan dan puas disetiap pelayanan yang didiakan
oleh provider masing-masing.

3.2 SARAN

Karena sebuah perkembangan zaman yang begitu pesat, banyak sekali


peneliti yang terus mengembangkan teknologi khususnya dibidang
komunikasi ini maka kita pun harus bisa mengimbangi perkembangan
zaman dengan mulai mencoba, mempelajari serta beradaptasi
DAFTAR PUSAKA

[1] Trotec24.com, Editor. “BR15 Microwave Meter”, Trotec24.com. akses: 13


Januari 2020. https://www.trotec24.com/en-tr/measuring-instruments/br15-
microwave- meter.html#t06000d7d1474f2
[2] Meterdigital.com, Editor. “Amprobe TX900 Microwave Leakage Detector”,
Meterdigital.com. akses: 13 Januari 2021.
https://www.meterdigital.com/produk/amprobe-tx900-microwave-leakage-
detector
[3] Java-group.com, Editor. “Alat Pendeteks Kebocoran Gelombang Microwave Seri
EM0328i”, Meterdigital.com. akses: 13 Januari 2021. http://java-
groups.com/product-279-alat-pendeteksi-kebocoran-gelombang-microwave-seri-
em0328.html
[4] Sofana, Iwan. 2011. Teori dan Modul Praktikum Jaringan Komputer. Bandung:
Modula.
[5] Lee, Hyo-Jin. Kim, Myung-Sup. Hong, W, James. Lee, Gil-Haeng. Qos
Parameters to Network Performance Metrics Mapping for SLA Monitoring.
Pohang Korea
[6] Kuipers, F., Kooij, R., Vleeschauwer, D. D., & Brunnström, K. (2010).
Techniques for Measuring Quality of Experience. WWIC.
[7] 3GPP. (2018). Universal Mobile Telecommunications System (UMTS); LTE;
End-to-end multimedia services performance metrics (3GPP TR 26.944 version
15.0.0 Release 15). FRANCE: ETSI
[8] Amin, Mukhllis. 2019. Pengukuran Quality of Experiences (QoE) Layanan
Telekomunikasi Bergerak di Sulawesi Selatan. Makasar.

iii

Anda mungkin juga menyukai