Anda di halaman 1dari 7

UNSUR BELAJAR, PRINSIP UMUM BELAJAR DAN

TIPE BELAJAR

Disusun Oleh

Kelompok 6 :

REZA AHMADI (NPM : 15411003)

ANGGA FENDY HARENZA (NPM : 15411019)

WISNU DWI PUTRA (NPM : 15411031)

PROGRAM STUDI MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

IKIP PGRI MADIUN

TAHUN AKADEMIK2015/2016
UNSUR BELAJAR

Unsur-unsur belajar adalah faktor-faktor yang menjadi indikator keberlangsungan proses


belajar. Setiap ahli pendidikan sesuai dengan aliran teori belajar yang dianutnya memberikan
aksentuasi sendiri tentang hal-hal apa yang penting dipahami dan dilakukan agar belajar
benar-benar belajar. Cronbach sebagai penganut aliran behaviorisme (1945:49-50)
menyatakan dalam Sukmadinata (2004:157) adanya tujuh unsure utama dalam proses belajar,
yang meliputi :

(1)Tujuan. Belajar dimulai karena adanya suatu tujuan yang ingin dicapai. Tujuan ini
muncul karena adanya sesuatu kebutuhan.
(2)Kesiapan. Agar mampu melaksanakan perbuatan belajar dengan baik, anak perlu
memiliki kesiapan, baik kesiapan fisik, psikis, maupun kesiapan yang berupa
kematangan untuk melakukan sesuatu yang terkait dengan pengalaman belajar.
(3)Situasi. Kegiatan belajar berlangsung dalam situasi belajar. Adapun yang dimaksud
situasi belajar ini adalah tempat, lingkungan sekitar, alat dan bahan yang dipelajari, guru,
kepala sekolah, pegawai administrasi, dan seluruh warga sekolah yang lain.
(4)Interpretasi. Interpretasi yaitu melihat hubungan di antara komponen-komponen situasi
belajar, melihat makna dari hubungan tersebut dan menghubungkannya dengan
kemungkinan pencapaian tujuan.
(5)Respon.Berlandaskan hasil interpretasi tentang kemungkinannya dalam mencapai tujuan
belajar, maka anak membuat respon. Respon ini dapat berupa usaha yang terencana dan
sistematis, baik juga berupa usaha coba-coba (trial and error).
(6)Konsekuensi. Berupa hasil, dapat hasil positif (keberhasilan) maupun hasil negatif
(kegagalan) sebagai konsekuensi respon yang dipilih siswa.
(7)Reaksi terhadap kegagalan. Kegagalan dapat menurunkan semangat, motivasi,
memperkecil usaha-usaha belajar selanjutnya. Namun, dapat juga membangkitkan siswa
karena dia mau belajar dari kegagalannya.

Selain itu para konstruktivis memaknai unsur-unsur belajar sebagai berikut.

a. Tujuan Belajar yaitu membentuk makna. Makna diciptakan para pembelajar dari apa
yang mereka lihat, dengar, rasakan dan alami.
b. Proses Belajar adalah proses konstruksi makna yang berlangsung terus menerus, setiap
kali berhadapan dengan fenomena atau pengalaman baru diadakan rekonstruksi, baik
secara kuat atau lemah.
c. Hasil Belajar dipengaruhi oleh pengalaman pelajar sebagai hasil interaksi dengan dunia
fisik dan lingkungannya. Hasil belajar seseorang tergantung kepada apa yang telah
diketahui oleh pembelajar: konsep-konsep, tujuan dan motivasi yang mempengaruhi
interaksi dengan bahan yang dipelajari.
Dalam kaitan dengan implementasi empat pilar pembelajaran UNESCO pada praktik
pendidikan, Zhou Nanzhao (2007) menyarankan penguasaan sejumlah kompetensi oleh siswa
sebagai unsur-unsur belajar. Kompetensi- kompetensi yang harus dikuasai siswa dalam
belajar, baik tentang apa saja, di mana saja, dengan siapa saja antara lain adalah:

(1) kompetensi dalam mengumpulkan, memilih, mengolah, dan mengelola informasi;


(2) kompetensi dalam menguasai peralatan sebagai sarana untuk mengetahui dan memahami;
(3) kompetensi dalam berkomunikasi dengan orang lain secara efektif;
(4) kompetensi untuk beradaptasi diri menghadapi perubahan kehidupan;
(5) kompetensi untuk bekerjasama dengan orang lain dalam suatu tim;
(6) kompetensi dalam menyelesaikan konflik melalui dialog dan negosiasi yang damai.

PRINSIP BELAJAR
Prinsip Belajara dalah suatu hubungan yang terjadi antara peserta didik dengan pendidik agar
siswa mendapat motivasi belajar yang berguna bagi dirinya sendiri. Dan juga, prinsip belajar
dapat digunakan sebagai landasan berfikir, landasan berpijak, dan sumber motivasi agar
Proses Belajar dan Pembelajaran dapat berjalan dengan baik antara pendidik dan peserta
didik.

PRINSIP-PRINSIP BELAJAR YANG TERKAIT DENGAN PROSES BELAJAR


Ada beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat kita pakai sebagai dasar dalam
upaya pembelajaran, yang baik bagi siswa untuk meningkatkan upaya belajarnya maupun
bagi guru yang digunakan untuk meningkatkan upaya mengajarnya. Berikut ini adalah contoh
prinsip-prinsipnya:

1. Prinsip Kesiapan
Yang dimaksud dengan prinsip kesiapan yaitu proses yang dipengaruhi kesiapan siswa
atau kondisi siswa yang memungkinkan ia dapat belajar.

2. Prinsip Motivasi
Motivasi adalah suatu kondisi atau keadaan dari peserta didik untuk mengatur arah
kegiatan dan memelihara kondisi tersebut.

3. PrinsipPersepsi
Prinsip Persepsi adalah interpertasi tentang situasi yang hidup dan dipengaruhi oleh
perilaku individu itu sendiri. Setiap individu dapat melihat dunia dengan caranya sendiri
yang berbeda dari yang lain.
4. Prinsip Tujuan
Tujuan adalah sasaran khusus yang hendak dicapai oleh setiap individu. Tujuan ini harus
lebih jelas tergambar dalam pikiran dan dapat diterima oleh setiap peserta didik dalam
proses pembelajaran itu terjadi.

5. Prinsip Perbedaan Individual


Proses pengajaran semestinya memperhatikan perbedaan individual dalam kelas dan dapat
memberi kemudahan pencapaian tujuan belajar setinggi-tingginya. Pengajaran yang hanya
memperhatikan satu tingkat sasaran akan gagal memenuhi kebutuhan seluruh siswa.

6. Prinsip Transfer dan Retensi


Belajar yang dapat dianggap bermanfaat bila seseorang itu dapat menyimpan dan
menerapkan hasil belajar dalam situasi baru dan pada akhirnya dapat digunakan dalam
situasi yang lain. Proses itulah yang disebut dengan Proses Transfer. Sedangkan yang
dimaksud dengan Retensi adalah kemampuan sesesorang untuk menggunakan lagi hasil
belajar.

7. Prinsip Belajar Kognitif


Belajar kognitif mencakup asosiasi antar unsur, pembentukan konsep, penemuan masalah,
dan keterampilan memecahkan masalah yang selanjutnya membentuk perilaku baru,
berpikir, menalar, menilai dan berimajinasi. Dalam prinsi ini akan melibatkan proses
pengenalan dan penemuan.

8. Prinsip Belajar Afektif


Belajar Afektif akan mencakup beberapa unsure yaitu nilai emosi, dorongan, minat dan
sikap. Prinsip belajar afektif seseorang akan menemukan bagaimana ia menghubungkan
dirinya dengan pengalaman baru.

9. Prinsip Belajar Evaluasi


Belajar evaluasi dapat mempengaruhi proses belajar saat ini dan selanjutnya pelaksanaan
pelatihan evaluasi memungkinkan bagi individu untuk menguji kemajuan dalam
pencapaian tujuan.

10. Prinsip Belajar Psikomotor Proses


Belajar psikomotor individu menetukan bagaimana ia mampu mengendalikan aktifitas
ragawinya. Belajar psikomotor mengandung aspek mental dan fisik.

Secara umum, prinsip-prinsip belajar berkaitan dengan:


1. Perhatian dan Motivasi
2. Keaktifan
3. Keterlibatan langsung atau pengalaman
4. Pengulangan
5. Tantangan
6. Balikan dan Penguatan (law of effect)
7. Perbedaan individual

Sukmadinata (2004 : 165-166) menyampaikan prinsip umum belajar (sedikit


dikembangkan) sebagai berikut :
(1) Belajar merupakan bagian dari perkembangan. Belajar dan berkembang merupakan
hal yang berbeda, tetapi erat hubungannya. Dalam perkembangan dituntut belajar,
sedangkan melalui belajar terjadi perkembangan individu yang pesat.
(2) Belajar berlangsung seumur hidup.
(3) Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan, lingkungan, kematangan,
serta usaha dari individu secara aktif.
(4) Belajar mencakup semua aspek kehidupan. Oleh sebab itu belajar harus mengembangkan
aspek kognitif, afektif dan psikomotor dan keterampilan hidup (life skill).
(5) Kegiatan belajar berlangsung di sembarang tempat dan waktu. Berlangsung di sekolah
(kelas dan halaman sekolah), di rumah, di masyarakat, di tempat rekreasi, di alam
sekitar, dalam bengkel kerja, di dunia industri, dan sebagainya.
(6) Belajar berlangsung baik dengan guru maupun tanpa guru. Berlangsung dalam situasi
formal, informal, dan non formal.
(7) Belajar yang terencana dan di sengaja menuntut motivasi yang tinggi. Biasanya terkait
dengan pemenuhan tujuan yang kompleks, diarahkan kepada penguasaan, pemecahan
masalah atau pencapaian sesuatu yang bernilai tinggi.
(8) Perbuatan belajar bervariasi dari yang paling sederhana sampai dengan yang amat
kompleks.
(9) Dalam belajar dapat terjadi hambatan-hambatan. Hambatan dapat terjadi karena belum
adanya penyesuaian individu dengan tugasnya, adanya hambatan dari lingkungan,
kurangnya motivasi, kelelahan atau kejenuhan belajar.
(10) Dalam hal tertentu belajarmemerlukanadanyabantuandanbimbingandari orang lain.
Orang lain itudapat guru, orang tua, teman sebaya yang kompeten dan lainnya.

TIPE BELAJAR
Berikut adalah tipe-tipe pembelajaran yang berasal dari penggabungan dari tiga
ahli (A. De Block, Robert M. Gagne, C. Van Parreren)
1) Belajar arti kata-kata. Belajar arti kata-kata maksudnya adalah orang mulai
menangkap arti yang terkandung dalam kata-kata yang digunakan.
2) Belajar Kognitif. Tak dapat disangkal bahwa belajar kognitif bersentuhan dengan
masalah mental. Objek-objek yang diamati dihadirkan dalam diri seseorang
melalui tanggapan, gagasan, atau lambang yang merupakan sesuatu bersifat
mental.
3) Belajar Menghafal. Menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi
verbal dalam ingatan, sehingga nantinya dapat diproduksikan {diingat} kembali
secara harfiah, sesuai dengan materi yang asli, dan menyimpan kesan-kesan yang
nantinya suatu waktu bila diperlukan dapat diingat kembali kealam dasar.
4) Belajar Teoritis. Bentuk belajar ini bertujuan untuk menempatkan semua data dan
fakta {pengetahuan} dalam suatu kerangka organisasi mental, sehingga dapat
difahami dan digunakan untuk memecahkan problem, seperti terjadi dalam
bidang-bidang studi ilmiah.
5) Belajar Konsep. Konsep atau pengertian adalah satuan arti yang mewakili
sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri yang sama, orang yang memiliki konsep
mampu mengadakan abstraksi terhadap objek-objek yang dihadapinya, sehingga
objek ditempatkan dalam golongan tertentu.
6) Belajar Kaidah. Belajar kaidah {rule} termasuk dari jenis belajar kemahiran
intelektual {intellectual skill}, yang dikemukakan oleh Gagne. Belajar kaidah
adalah bila dua konsep atau lebih dihubungkan satu sama lain, terbentuk suatu
ketentuan yang mereprensikan suatu keteraturan.
7) Belajar Berpikir. Dalam belajar ini, orang dihadapkan pada suatu masalah yang
harus dipecahkan, tetapi tanpa melalui pengamatan dan reorganisasi dalam
pengamatan masalah harus dipecahkan melalui operasi mental, khususnya
menggunakan konsep dan kaidah serta metode-metode bekerja tertentu.

DAFTAR PUSTAKA
Suyono dan Haryanto, 2011. Belajar dan Pembelajaran : Teoridan Konsep Dasar. Bandung:
PT Remaja Posdakarya Offset.

https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/05/05/prinsip-prinsip-belajar-dan-implikasinya/

http://deryjamaluddin.page.tl/Belajar-dan-Pembelajaran.htm

Anda mungkin juga menyukai