Anda di halaman 1dari 6

NAMA : HERIBERTUS CHANDRA PAMPUT

TUGAS: PUST4314.04

NIM : 031267344

No Tugas Tutorial
1 Uraikanlah apa yang dimaksud
dengan pembejalaran sepanjang
hayat, dan prinsip-prinsip
pembelajaran sepanjang hayat!
2 Uraikanlah langka-langkah dalam
pemilihan bahan ajar!
3 Jelaskan apa yang dimaksud dengan
belajar kelompok? Dan uraikanlah
beberapa hal berikut ini:

1. Keuntungan belajar
kelompok secara klasikal
2. Kerugian belajar kelompok
secara klasikal
3. Kuntugan pembelajaran
kelompok kecil
4. Kerugian pembelajaran
kelompok kecil
JAWAB

1. Belajar sepanjang hayat adalah suatu konsep/ide. Gagasan pokok dalam


konsep ini ialah bahwa belajar itu tidak hanya berlangsung di lembaga-lembaga
pendidikan formal, seseorang masih dapat memperoleh pengetahuan (kalau ia mau)
setelah ia selesai mengikuti pendidikan di suatu lembaga pendidikan formal.
Belajar dalam arti sebenarnya adalah sesuatu yang berlangsung sepanjang
kehidupan seseorang. Bedasarkan ide tersebut konsep belajar sepanjang hayat sering
pula dikatakan sebagai belajar berkesinambungan (continuing learning). Dengan
terus menerus belajar, seseorang tidak akan ketinggalan zaman dan dapat
memperbaharui pengetahuannya, terutama bagi mereka yang sudah berusia lanjut.
Dengan pengetahuan yang selalu diperbaharui ini, mereka tidak akan terasing dari
generasi muda, tidak mengalami kepikunan dini, serta tetap dapat memberikan
sumbangan bagi kehidupan di lingkungannya.Belajar erat kaitannya dengan psikologi
(ilmu jiwa). Jiwa manus1aberkembang sejajar dengan pertumbuhanjasmani, sejak dari
masa bayi, kanak-kanak,dewasa dan masa tua. Dengan melalui tahap-tahap tertentu
dan akhimya anak itumencapai kedewasaan baik dari segi kejiwaan maupun dari segi
jasmani.
Dalam perkembangan jiwa dan jasmani tersebut, manusia perlu belajar. Masa belajar
itu bertingkat, sejalan dengan fase-fase perkembangannya. Sejak masa kanak-
kanak sampai masa tua. Dapat dipahami bahwa belajar merupakan kebutuhan sebagai
bekal demi menempuh kehidupan di sepanjang hayat. Pembahasan ini dimaksudkan
untuk lebih memahami hakekat belajar yang sebenarnya berlangsung secara terus-
menerus dan berkesinambungan sejak dari buaian sampai liang lahat.
Prinsip utama dari pendidikan sepanjang hayat ini adalah “setiap tempat adalah seklah
dan setiap orang adalah guru”. Menurut konsep pendidikan sepanjang hayat, kegiatan-
kegiatan pendidikan dianggap sebagai suatu keseluruhan. Seluruh sektor pendidikan
merupakan suatu sistem yang terpadu.
Dalam konteks seseorang yang dikatakan sang pembelajar Cropley (1977:49)
menyatakan ciri-ciri seseorang belajar sepanjang usia atau hayatnya yaitu:
1.Sadar bahwa dirinya harus belajar sepanjang hayat
2.Memiliki pandangan bahwa belajar hal-hal yang baru merupakan cara logis untuk
mengatasi masalah
3.Bersemangat tinggi untuk belajar pada semua level
4.Menyambut baik perubahan
5.Percaya bahwa tantangan sepanjang hidup adalah peluang untuk belajar hal baru.

2. langkah-langkah pemilihan bahan ajar dapat dijelaskan sebagai berikut:

 Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan


kompetensi dasar. Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu
diidentifikasi aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus
dipelajari atau dikuasai siswa. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap aspek
standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-
beda dalam kegiatan pembelajaran. Sejalan dengan berbagai jenis aspek standar
kompetensi, materi pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi jenis materi aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Materi pembelajaran aspek kognitif secara
terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu: fakta, konsep, prinsip dan prosedur
(Reigeluth, 1987). Materi jenis fakta adalah materi berupa nama-nama objek, nama
tempat, nama orang, lambang, peristiwa sejarah, nama bagian atau komponen suatu
benda, dan lain sebagainya. Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakekat, inti
isi. Materi jenis prinsip berupa dalil, rumus, postulat adagium, paradigma,
teorema.Materi jenis prosedur berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara
urut, misalnya langkah-langkah menelpon, cara-cara pembuatan telur asin atau cara-
cara pembuatan bel listrik.Materi pembelajaran aspek afektif meliputi: pemberian
respon, penerimaan (apresisasi), internalisasi, dan penilaian. Materi pembelajaran
aspek motorik terdiri dari gerakan awal, semi rutin, dan rutin.
 Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Materi yang akan diajarkan perlu diidentifikasi apakah termasuk jenis fakta, konsep,
prinsip, prosedur, afektif, atau gabungan lebih daripada satu jenis materi. Dengan
mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka guru akan
mendapatkan kemudahan dalam cara mengajarkannya. Setelah jenis materi
pembelajaran teridentifikasi, langkah berikutnya adalah memilih jenis materi tersebut
yang sesuai dengan standar kompetensi atau kompetensi dasar yang harus dikuasai
siswa. Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting untuk keperluan
mengajarkannya. Sebab, setiap jenis materi pembelajaran memerlukan strategi
pembelajaran atau metode, media, dan sistem evaluasi/penilaian yang berbeda-beda.
Misalnya, metode mengajarkan materi fakta atau hafalan adalah dengan menggunakan
“jembatan keledai”, “jembatan ingatan” (mnemonics), sedangkan metode untuk
mengajarkan prosedur adalah “demonstrasi”.

 Memilih sumber bahan ajar. Setelah jenias materi ditentukan langkah berikutnya
adalah menentukan sumber bahan ajar. Materi pembelajaran atau bahan ajar dapat kita
temukan dari berbagai sumber seperti buku pelajaran, majalah, jurnal, koran, internet,
media audiovisual, dsb.

3. Belajar Kelompok adalah sebuah model pembelajaran dimana peserta didik belajar
bekerja sama dalam sebuah kelompok untuk menyelesaikan tugas belajar. Menurut
Modjiono (1992:61), metode belajar kelompok dapat diartikan sebagai format belajar
mengajar yang menitikberatkan kepada interaksi anggota yang satu dengan anggota
yang lain dalam suatu kelompok guna menyelesaikan tugas-tugas belajar secara
bersama-sama. Jadi, belajar kelompok adalah kegiatan belajar dalam kelompok
dengan tujuan untuk memecahkan permasalahan yang ada.
* Metode pembelajaran klasikal adalah metode konvensional yang banyak dipakai
oleh pengajar. Metode ini memiliki titik berat pada guru, fokus siswa adalah
menyimak materi yang disampaikan.Metode klasikal cenderung digunakan untuk
menyampaikan materi, jadi hanya informasi satu arah saja dari guru atau pengajar
kepada murid.
Keuntungan metode Pembelajaran klasikal yaitu nilai ekonomis yang tinggi karena
dengan metode ini siswa di dalam satu kelas dapat berjumlah 10 hingga 45 orang.
Selain itu, jika materi atau ilmu yang disampaikan adalah sesuatu yang baru bagi
siswa, maka siswa lebih mudah mendapatkan informasi tersebut.
Keuntungan lainnya yaitu manajemen kelas yang teratur karena guru memegang
kendali kelas, seperti memberi soal, menyuruh siswa untuk mencatat dan lain-lain.

*kerugiannya yaitu Karena titik berat pengajaran ini adalah pada pengajar atau guru,
maka kerugiannya ada pada siswa yaitu menjadi lebih pasif.

Kerugian lainnya yaitu siswa lekas bosan karena aktifitasnya hanya mendengarkan
dan memperhatikan pengajar.Tuntutan untuk mendengarkan materi yang disampaikan
dapat menjadi kerugian bagi siswa yang tidak terbiasa memahami materi dengan
mendengarkan (misalkan membutuhkan metode diskusi untuk memahami).

* Kuntugan pembelajaran kelompok kecil

1. Semua peserta didik bisa aktif dalam kegiatan belajar mengajar.


2. Mengajarkan kepada peserta didik agar mau menghargai pendapat orang lain dan
bekerjasama dengan teman yang lain.
3. Dapat melatih dan mengembangkan sikap sosial dan demokratis bagi siswa.
4. Meningkatkan keterampilan berkomunikasi bagi siswa.
5. Mempertinggi partisipasi peserta didik baik secara individual dalam kelompok
maupun dalam kelas.
6. Mengembangkan pengetahuan mereka, karena bisa saling bertukar pendapat antar
siswa baik dalam kelompoknya maupun dengan kelompok yang lain.
* Kerugian pembelajaran kelompok kecil

1. Diskusi biasanya lebih banyak memboroskan waktu, sehingga tidak sejalan dengan
prinsip efisiensi.
2. Dapat menimbulkan ketergantungan pada kelompok sehingga ia tidak ikut terlibat
dalam kegiatan diskusi, karena hanya mengandalkan teman dalam kelompoknya.
3. Dapat menimbulkan dominasi dari kelompok yang sekiranya lebih banyak dan lebih
mampu mengungkapkan ide sehingga kelompok yang lain tidak memberikan
kontribusi yang berarti.
4. Bagi guru, diskusi kelompok kecil dapat mempersulit dalam mengelola iklim kelas.

Anda mungkin juga menyukai