Anda di halaman 1dari 12

JURNAL ARTIKEL

KARYA ILMIAH (PDGK4560)

PENERAPAN MEDIA REALIA DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR


DENGAN PENDEKATAN LINGKUNGAN TERHADAP SISWA KELAS III SDIT
MULTAZAM LUNANG

NADIA TRI UTARI


856248656
S1 PGSD BI

TUTOR:
IHWAN FAUZI, M.Pd

UPBJJ PADANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2022
PENERAPAN MEDIA REALIA DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI
BELAJAR DENGAN PENDEKATAN LINGKUNGAN TERHADAP
SISWA KELAS III SDIT MULTAZAM LUNANG

Nadia Tri Utari1), Vita Nova Anwar2), Ihwan Fauzi3)


1)
Mahasiswa Program Studi PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka
2), 3)
Tutor Program Studi PGSD, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka
*E-mail: nadiatriutari94@gmail.com

Abstrak: Motivasi belajar dari siswa sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran. Guru dapat
menggunakan semua kreativitas dan inovatif dalam proses pembelajaran. Penggunaan media dan
pendekatan yang sesuai dapat menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien. Dalam penelitian ini
telah dilakukan penelitian tindakan kelas melalui dua siklus perbaikan pembelajaran, yaitu siklus I dan
siklus II. Peneliti ingin mengamati tingkat motivasi siswa dalam proses pembelajaran, yaitu melalui
penggunaan media realia serta pendekatan lingkungan. Perbaikan pembelajaran dalam penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Hasil dari perbaikan pembelajaran menunjukkan
bahwa pada siklus I diperoleh tiga kriteria tingkat motivasi siswa, yaitu dari 13 orang siswa terdapat
tingkat motivasi bawah terdiri dari 2 orang siswa (16%), tingkat menengah 8 orang siswa (61%), dan
tingkat motivasi tinggi 3 orang siswa (23%). Pada siklus II, dari 14 orang siswa terdapat tingkat motivasi
menengah sebanyak 6 orang (42,86%) dan tingkat motivasi tinggi sebanyak 8 orang (57,14%). Hasil
perbaikan pembelajaran yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa penggunaan media realia dan
pendekatan lingkungan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa Kelas III SDIT Multazam Lunang.

Kata Kunci: Motivasi Belajar, Media Realia, Pendekatan Lingkungan


PENDAHULUAN

Dalam rangka mewujudkan kebijakan pendidikan yang efektif dan aktif, hal tersebut
tertuang dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 yang
mengacu pada Sistem Pendidikan Dasar Nasional. Tujuannya adalah untuk memberikan
pedoman kebijakan dan prosedur pendidikan agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki ikatan spiritual yang kuat, pengetahuan diri, kepribadian,
kecerdasan, mulia, dan keterampilan lain yang relevan.
Pendidikan adalah usaha yang mulia dengan tujuan untuk meningkatkan taraf hidup
manusia. Sebagai kegiatan jelas yang memiliki tujuan, maka proses tersebut berlangsung dan
berkesinambungan dapat mempengaruhi semua jenis dan jenjang pendidikan. Kegiatan
Pendidikan sebagai gejala budaya dalam masyarakat, baik di rumah tangga, sekolah, atau di
masyarakat ini telah berlangsung dalam kehidupan sehari-hari (Febrita & Ulfah, 2019).
Peran guru sangat penting sekali untuk meningkatkan pembelajaran yang aktif dan
efektif. Dimana guru harus mampu menciptakan proses pembelajaran yang mampu
mengembangkan minat dan motivasi siswa dalam belajar. Pemanfaatan sumber belajar yang
efektif, akurat, dan menarik merupakan salah satu cara untuk meningkatkan minat dan motivasi
belajar siswa. Ketika digunakan dalam proses belajar mengajar, media pendidikan dapat memicu
minat dan keinginan baru, memotivasi siswa dan mendorong kegiatan belajar, bahkan
berdampak psikologis pada pembelajaran (Febrita & Ulfah, 2019).
Guru mendorong dan memfasilitasi proses pembelajaran sehingga siswa dapat mencapai
potensi mereka secara penuh (Aulina 2018, :2 dalam Abroto, dkk., 2021). Pada proses
pembelajaran yang telah berlangsung sebelumnya, para guru dalam pembelajarannya banyak
menggunakan buku teks dan menggunakan metode konvensional yang sebelumnya dianggap
lebih praktis. Namun hal ini, banyak ditemukan kekurangan seperti halnya motivasi peserta didik
dalam belajar yang masih rendah karena mengaku bahwa dalam proses pembelajaran belum ada
kreasi pembelajaran yang dilaksanakan sehingga tak sedikit siswa merasa jenuh dalam mengikuti
kegiatan belajar yang berakibat tidak tercapainya tujuan dari pembelajaran. Sehingga seiring
dengan perkembangan zaman perlu dilakukan inovatif-inovatif terbaru dan menarik untuk
pembelajaran tersebut. Selain menarik dan meningkatkan motivasi bagi peserta didik hal ini juga
membantu guru untuk menyelesaikan kompetensi yang telah ditetapkan.
Minimnya guru yang dapat membantu siswa meningkatkan semangat belajarnya
merupakan salah satu faktor yang dapat menghambat siswa dalam mengembangkan kemampuan
belajarnya. Selain itu, guru kurang mampu membantu anak menjadi lebih termotivasi untuk
belajar dengan memanfaatkan media pembelajaran (Emosda, 2017). Media mempunyai peran
yang utama dan signifikan dalam kegiatan pembelajaran. Banyak media yang dapat digunakan
bagi guru, namun para guru harus mampu memanfaatkan dan memberdayakan media yang ada
dan cocok dengan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Menurut (Yusufhadi, 2011 dalam Susilowati, dkk., 2021), apapun yang digunakan untuk
mengkomunikasikan gagasan dan dapat membangkitkan minat siswa atau membangkitkan
motivasi mereka dalam rangka mendorong proses pembelajaran yang terencana, dan terkendali
dianggap sebagai media pembelajaran.
Pada dasarnya peserta didik tingkat sekolah dasar merupakan tahap proses
pembelajarannya dilakukan secara konkret (benda nyata) akan lebih mudah untuk membantu
peserta didik dalam mengolah pelajaran dibandingkan dengan meminta peserta didik untuk
membayangkan apa yang sedang dipelajarinya itu lebih sulit. Sehingga dalam pembelajaran
diperlukan media dan alat peraga yang konkret atau nyata untuk membantu meningkatkan
pemahaman peserta didik dan ini lebih menarik karena peserta didik dapat secara langsung
mempelajari objek apa yang diamatinya.
Media realia adalah benda-benda nyata yang digunakan sebagai sumber belajar untuk
memajukan pembelajaran dengan menawarkan contoh-contoh media nyata, menurut (Dinalis, S.,
2017 dalam Susilowati, dkk., 2021). Media realia merupakan sarana pembelajaran yang populer
karena memberikan makna konkrit terhadap konsep-konsep yang sebelumnya hanya diajarkan
secara abstrak melalui kata-kata atau hanya melalui gambar. Untuk membantu guru dalam
mengajar dan meningkatkan minat belajar siswa, dipilih media realia yang sesuai dengan materi
pelajaran (Susilowati, dkk., 2021). Media realia dapat digunakan di luar kelas dengan
memungkinkan siswa mengamati (observasi) benda-benda nyata tersebut di alam sekitarnya.
Oleh karena itu media realia merupakan alat pengajaran yang berupa benda nyata mampu
memotivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran (Susilowati, dkk., 2021).
Dalam pengamatan peneliti pada siswa Kelas III SDIT Multazam Lunang dalam
mengikuti proses pembelajaran siswa kurang bersemangat dan tidak aktif. Hal ini ditunjukkan
perilaku siswa ketika telah memasuki jam pelajaran siang, semangat siswa menurun
dibandingkan diwaktu jam pelajaran di pagi hari. Ini disebabkan oleh penggunaan metode
pembelajaran yang kurang menarik atau hanya menggunakan metode yang sama setiap harinya
dan belum memanfaatkan media untuk membantu proses pembelajaran. Dampak dari kondisi
tersebut terjadi pada hasil belajar siswa yang belum maksimal.
Oleh karena itu, peneliti akan melakukan perbaikan pembelajaran dimana pembelajaran
tersebut mampu membangun kembali motivasi dan semangat belajar siswa meski pada jam
pelajaran siang. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan media realia dan pendekatan
lingkungan. Penggunaan media realia dalam pembelajaran akan membantu siswa untuk melihat
secara langsung objek yang sedang dipelajarinya, selain memudahkan siswa dalam memahami
pelajaran hal ini juga akan memberi kesan yang konkret dan tidak hanya dalam khayalan siswa
saja. Kemudian, dengan mengajak siswa ke lingkungan sekolah siswa juga dapat langsung
mengamati dan mempelajari secara langsung materi yang sedang dipelajarinya. Pendekatan ini
yang disebut dengan pendekatan lingkungan yang akan meningkatkan semangat siswa dalam
mengikuti pembelajaran.
Melalui pemanfaatan media realia dan pendekatan lingkungan penelitian ini berupaya
untuk mendongkrak motivasi siswa Kelas III SDIT Multazam Lunang dengan materi pokok
Tema 3 Subtema 2 Wujud Benda muatan mata pelajaran Bahasa Indonesia. Secara alami, siswa
lebih antusias dan mau belajar pelajaran mereka setelah motivasi belajar tumbuh.

METODE

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian
perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan terhadap siswa Kelas III SDIT Multazam Lunang
Kecamatan Lunang Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat. Pelaksanaan perbaikan
pembelajaran ini dilakukan dua siklus yaitu Siklus I dan Siklus II. Siklus I dilaksanakan pada
hari Selasa tanggal 8 November 2022, pukul 10.00-11.45 WIB. Sedangkan Siklus II
dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 16 November 2022, pukul 10.00-11.45 WIB. Pihak yang
berpartisipasi dalam kegiatan perbaikan pembelajaran ini yaitu Supervisor 2, Penilai atau Kepala
Sekolah, beserta teman sejawat di sekolah. Adapun topik pembelajaran yang dilakukan peneliti
adalah Tema 3 Subtema 2, yaitu Wujud Benda Kelas III SDIT Multazam Lunang.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas III SDIT
Multazam Lunang. Siswa Kelas III SDIT Multazam Lunang adalah subjek penelitian ini atau
audiens yang dituju. Selain itu, instruktur bertindak sebagai peneliti dan pengamat. Terdapat dua
siklus dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu siklus I dan siklus II. Merencanakan, mengambil
tindakan, mengamati hasil, dan merefleksi adalah empat proses yang membentuk setiap siklus.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan berbagai metode, antara lain wawancara
(interview), angket (angket), observasi (observasi), dan kombinasi dari ketiganya. Dokumentasi,
wawancara, dan kuesioner adalah semua jenis metode pengumpulan data yang digunakan oleh
peneliti (Puspaardini, P., 2019 dalam Susilowati, dkk., 2021).
Peneliti mendapatkan informasi dan dukungan dari dokumentasi yang dikumpulkan
selama proses penelitian. Siswa Kelas III SDIT Multazam Lunang dijadikan sebagai subjek
penelitian. Kuesioner, wawancara, dan jalur dokumentasi berfungsi sebagai metode
pengumpulan data utama penelitian. Penggunaan kuesioner adalah metode pengumpulan data
yang melibatkan penyajian daftar pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada responden dan
meminta mereka untuk menanggapi sesuai dengan permintaan untuk digunakan. Peneliti sendiri
yang melakukan praktik langsung dalam pembelajaran dan menilai motivasi belajar pada siklus I
dan II di SDIT Multazam Lunang sebagai sumber data primer penelitian (utama). Metode
penelitian untuk mengumpulkan data termasuk wawancara dan angket (kuisioner).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penyebaran kuisioner kepada siswa Kelas III SDIT Multazam Lunang yang berjumlah 13
orang siswa, pada akhir pertemuan memungkinkan terkumpulnya data motivasi belajar siswa
dari pelaksanaan tindakan kelas siklus I. Tabel berikut menunjukkan rentang nilai pengisian
kuisioner oleh siswa terhadap motivasi belajar pada siklus I.

Rentang Nilai Tingkatan Jumlah Siswa Persentase (%)


0-40 Bawah 2 16
41-80 Menengah 8 61
81-100 Tinggi 3 23
Jumlah 13 100
Tabel 1. Rentang Nilai Pengisian Kuisioner Motivasi Belajar Siswa Siklus I.
Hasil yang diperoleh pada tabel 1 di atas menunjukkan bahwa dari 13 orang siswa
terdapat siswa dengan motivasi belajar tingkat bawah, yaitu 2 orang siswa (16%) kemudian
siswa dengan motivasi belajar menengah dan tinggi, yaitu 8 dan 3 orang siswa dengan
persentasenya masing-masing 61% dan 23%.
Hasil pada penelitian siklus I memperlihatkan bahwa tingkat motivasi siswa berada pada
rentang menengah. Hanya beberapa saja siswa dengan motivasi belajarnya yang tinggi. Keadaan
ini, mungkin dikarenakan peneliti sebagai praktik pengajar masih belum memaksimalkan dalam
melaksanakan proses pembelajaran serta belum maksimal melibatkan siswa dalam pembelajaran.
Sehingga masih didapatkan siswa yang memperlihatkan tingkat motivasinya yang masih
ditingkat bawah. Dari hasil yang diperoleh ini yang masih belum maksimal maka peneliti akan
melakukan refleksi dan melaksanakan siklus yang ke II, ini bertujuan agar diperoleh
pembelajaran yang maksimal dan motivasi belajar yang tinggi terhadap siswa.
Setelah dilakukan Siklus II dan diperoleh kembali data informasi melalui pemberian
kuisioner kepada siswa, dimana pada Siklus II ini terdapat 14 siswa, yaitu 3 siswa perempuan
dan 11 siswa laki-laki sehingga diperoleh data sebagai berikut.
Rentang Nilai Tingkatan Jumlah Siswa Persentase (%)
0-40 Bawah 0 0
41-80 Menengah 6 42,86
81-100 Tinggi 8 57,14
Jumlah 14 100
Tabel 2. Rentang Nilai Pengisian Kuisioner Motivasi Belajar Siswa Siklus II.
Berdasarkan tabel di atas dari 14 siswa terdapat motivasi siswa tingkat menengah 6 orang
sebesar 42,86% dan motivasi tinggi sebanyak 8 orang sebesar 57,14%. Namun, tidak ada lagi
siswa dengan motivasi yang dibawah yaitu 0%.
Dari hasil tingkat motivasi kedua siklus maka dapat dilihat perbandingannya yang dituangkan
dalam grafik berikut ini.
Perbedaan Motivasi Belajar Siswa Kelas III
SDIT Multazam Lunang
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
Siklus I Siklus II

Bawah Menengah Tinggi

Grafik 1. Perbedaan Motivasi Belajar Siswa Kelas III SDIT Multazam Lunang pada Siklus I dan
Siklus II Berdasarkan Jumlah Siswanya.

Perbedaan Motivasi Belajar Siswa Kelas III SDIT Mul-


tazam Lunang
70

60

50 Bawah
Persentase (%)

Menengah
40 Tinggi
30

20

10

0
Sikulus I Siklus II

Grafik 2. Perbedaan Motivasi Belajar Siswa Kelas III SDIT Multazam Lunang pada Siklus I dan
Siklus II Berdasarkan Jumlah Persentasenya.
Dari kedua grafik perbandingan motivasi belajar siswa Kelas III SDIT Multazam Lunang
menggambarkan bahwa terjadi peningkatan perbaikan pembelajaran dari Siklus I ke Siklus II
berdasarkan hasil pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner. Hal ini ditunjukkan bahwa:
Pada Siklus I diperoleh tiga kriteria motivasi belajar siswa, yaitu tingkat bawah,
menengah, dan tinggi dengan masing-masing jumlah siswa pada tingkat bawah adalah terdapat 2
orang siswa (16%), tingkat menengah 8 orang siswa (61%), dan tingkat tinggi 3 orang siswa
(23%) dengan jumlah siswanya terdiri dari 13 orang.
Sedangkan motivasi belajar siswa meningkat selama Siklus II dari ketiga kriteria di atas,
tidak ada motivasi siswa pada tingkat bawah (0%), sedangkan pada motivasi tingkat menengah
terdapat 6 orang siswa (42,86%), dan motivasi siswa tingkat tinggi mengalami peningkatan yaitu
terdapat 8 orang siswa (57,14%) dengan jumlah siswanya terdiri dari 14 orang.
Untuk melengkapi upaya pengumpulan data yang dilakukan peneliti, maka peneliti
melakukan wawancara dengan guru Kelas III SDIT Multazam Lunang untuk lebih memahami
tingkat motivasi siswa sebelum dan sesudah pelaksanaan perbaikan pembelajaran. Hasil
pengumpulan data dengan teknik wawancara ini diperoleh informasi, yaitu sebelum dilaksanakan
perbaikan pembelajaran siswa dilihat aktivitasnya dalam kegiatan pembelajaran. Bahwa
ditemukan siswa mudah merasa bosan dan tidak aktif dalam pembelajaran apalagi pada jam
akhir pelajaran. Sehingga berdampak pada motivasi dan semangat belajar siswa yang rendah dan
kurang memperhatikan saat pembelajaran berlangsung. Rendahnya motivasi belajar siswa
disebabkan masih kurangnya penggunaan media belajar dan penggunaan metode yang tidak
bervariasi yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa.
Namun, setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran dilakukan lagi wawancara terhadap
guru Kelas III SDIT Multazam Lunang bagaimana dampak dari perbaikan pembelajaran tersebut.
Diperoleh bahwa setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan media
realia dan pendekatan lingkungan menunjukkan adanya peningkatan semangat dan motivasi
siswa dalam proses pembelajaran. Siswa merasa lebih bersemangat dan giat dalam mengikuti
pelajaran dengan adanya media dan mengikuti proses pembelajaran yang langsung melakukan
pengamatan di kelas dan lingkungan sekolah. Siswa merasa senang karena bisa melihat dan
bereksplorasi langsung di lingkungan sekolahnya.
Adanya peningkatan motivasi siswa dalam belajar ini sangat membantu siswa untuk
memahami pelajaran karena siswa dapat melihat langsung benda apa saja yang sedang mereka
pelajari. Karena massa mereka merupakan proses pembelajaran secara konkret atau melihat
langsung benda nyata tersebut.
Untuk melihat apakah penggunaan media realia dan pendekatan lingkungan pada topik
pelajaran Tema 3 Subtema 2, yaitu Wujud Benda dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
maka dilakukan beberapa teknik pengumpulan data selain dari penggunaan kuisioner terhadap
siswa dan wawancara terhadap guru kelas, maka peneliti juga melakukan pengamatan terhadap
sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini, observasi sikap siswa
yang diamati juga dilakukan saat siswa melakukan diskusi dan menyampaikan informasi hasil
pengamatan yang telah mereka lakukan. Pengamatan dilakukan dari berbagai faktor yang diteliti,
antara lain siswa yang berani tampil, mencoba, berpendapat, memimpin, mengkritisi, dan
mempertahankan pendapatnya. Dari semua penilaian aspek ini telah diperoleh hasil bahwa
hampir setiap siswa menunjukkan kemampuan yang sangat baik.
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Setelah dilaksanakannya perbaikan pembelajaran melalui dua siklus, yaitu Siklus I dan
Siklus II pada topik pembelajaran Tema 3 Subtema 2 Wujud Benda di Kelas III SDIT Multazam
Lunang dengan menggunakan media realia dan pendekatan lingkungan untuk menumbuhkan
motivasi belajar siswa. Menurut temuan penelitian, siswa Kelas III SDIT Multazam Lunang
mungkin lebih termotivasi untuk belajar ketika media realia digunakan dalam pelajaran mereka.
Karena siswa dapat mengalami hal-hal secara langsung di dalam kelas dan di sekitar sekolah,
menggunakan pendekatan lingkungan dapat meningkatkan motivasi mereka untuk belajar.
Kemudian, terjadi peningkatan motivasi dan semangat belajar siswa yang lebih baik pada Siklus
II. Adanya kegiatan diskusi dan penyampaian hasil pengamatan siswa, hal ini dapat
meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Saran
Adapun saran bagi pendidik yang lainnya dalam melakukan perbaikan pembelajaran
terutama untuk menumbuhkan motivasi dan minat belajar siswa yang lebih baik lagi, yaitu dapat
menggunakan berbagai macam media yang lainnya., menggunakan metode yang bervariasi
dalam pembelajaran, pendidik dapat memahami kemampuan dan kebutuhan setiap siswa
DAFTAR PUSTAKA
Abroto, dkk. (2021). Pengaruh Metode Blended Learning dalam Meningkatkan Motivasi dan
Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Volume 3 Nomor
5 Tahun 2021 Halm 1993 – 2000.
Emosda. (2017). Pengaruh Penggunaan Buku Cerita Bergambar Terhadap Motivasi Belajar Pada
Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Gentala Pendidikan Dasar Vol.2 No 2 Page 256-274.
Febrita, Y. and Ulfah, M. (2019). Peranan Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa. Prosiding DPNPM Unindra.
Felicia, Nisa. (2022). Perkembangan Peserta Didik (BMP) Edisi 3. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.
Gasong, Dina. (2018). Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish.
Lestari, E.T. (2020). Cara Praktis Meningkatkan Motivasi Siswa Sekolah Dasar. Yogyakarta:
Deepublish.
Mashuri, Sufri. (2019). Media Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Deepublish.
Sapriati, A. dkk. (2022). Pembelajaran IPA di SD (BMP) Edisi 2. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.
Susilowati, A. Y. dkk. (2021). Penerapan Media Realia untuk Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu Research & Learning in Elementary
Education Volume 5 Nomor 4 Halaman 2090 – 2096.
Susanti, Lidia. (2014). Strategi Pembelajaran Berbasis Motivasi. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Tim Dosen. (2014). Ragam Model Pembelajaran di Sekolah Dasar. Sumedang: UPI Sumedang
Press.
Ulfa, M. S. and Nasryah, C. E. (2020). Pengembangan Media Pembelajaran Pop – Up Book
Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas IV SD. Educational Research in
Indonesia (Edunesia) Vol 1 No 1.

Anda mungkin juga menyukai