40 – 47
How to Cite: Pujilestari, Y., & Susila, A. (2020). Pemanfaatan Media Visual dalam Pembelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan. Jurnal Ilmiah Mimbar Demokrasi, 19(2), 40-47. DOI:
10.21009/jimd.v19i02.14334
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. Allows readers
to read, download, copy, distribute, print, search, or link to the full texts of its articles and allow readers to use them
for any other lawful purpose. The journal hold the copyright.
dan ketertarikan siswa hingga bisa termotivasi termotivasi dalam pembelajaran, karena akan
terjadinya jalannya belajar pada dirinya. banyak kegiatan yang dilaksanakan seperti
Selanjutnya bisa dikatakan bahwa media melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
yaitu alat yang bisa dipakai untuk menyalurkan Karena siswa terlebih anak-anak masih
informasi yang berhubungan dengan pembelajara berpikir konkrit, semua yang disampaikan oleh
supaya materi yang berikan bisa diterima oleh guru harus dijelaskan dengan memperlihatkan
siswa dengan baik. apa yang sedang dijelaskan, lalu media visual
Kemudian menurut Djamarah dan Zain adalah sumber belajar yang didalamnya terdapat
(2002) media adalah sumber belajar dan dengan pesan yang diciptakan agar terkesan dalam bentuk
mengutip Winataputra (2001) menggabungkan kombinasi teks, foto, gerak, dan animasi yang
sumber belajar menjadi lima kategori, adalah diselaraskan dengan usia siswa.
manusia, buku/perpustakaan, media massa, alam Media visual ini sesuai untuk memberikan
lingkungan dan media pendidikan. tujuan informasi dalam bentuk rangkuman yang
Dilihat dari penjelasan diatas bisa dikatakan dipadatkan. Media visual bisa diartikan sebagai
bahwa media pembelajaran yaitu media alat untuk media pemberi pesan antara gagasan dan fakta
menggapai tujuan pembelajaran tersebut, alat secara, kuat, jelas dan terpadu, melalui kombinasi
tersebut berupa buku, koran, majalah, televise, menyampaikan kata-kata dan gambar. Poster
radio dan lain sabagainya, termasuk perbuatan yaitu penyatuan diantara tulisan dan gambar
yang dapat di contohkan oleh tenaga pendidik dalam satu ruang lingkup yang menginformasikan
dalam proses belajar mengajar. mengenai satu atau dua ide pokok, poster
Dalam proses belajar media merupakan seharusnya diciptakan dengan gambaran dekorasi
salah satu hal penting sebagai pendukung untuk dan huruf yang nyata dan jelas, Karikatur dan
memberikan pesan pembelajaran kepada peserta kartun yaitu garis yang dicoret dengan simpel
didik, karena media pembelajaran merupakan yang mengarahkan kepada suatu hal yang penting.
sebuah alat atau perangkat yang di perlukan oleh Sedangkan kartun ide utamanya yaitu
guru untuk menyampaikan informasi berupa ilmu mengupload rasa lucu dan kesan utamanya yaitu
pengetahuan kepada peserta didiknya. senyum dan tawa. Kesan pesan dan humor yang
Media adalah alat yang wajib ada ketika kita disampaikan dari karikatur dan kartun
ingin memperlancar pekerjaan. Setiap orang pasti mengakibatkan pesan yang diberikan awet dalam
menginginkan pekerjaanya bisa menyelaraskan ingatan anak.
dengan baik dan dengan hasil yang memuaskan. Media adalah sarana untuk menumbuhkan
Media adalah alat penyalur informasi belajar atau salah satu aktivitas belajar mengajar. Oleh karna
penyalur pesan. itu diperlukan dalam memilihnya harus cermat
Pemakaian media pembelajaran yang tepat dan tepat agar bisa dipakai secara tepat guna.
juga merupakan strategi guru dalam meberikan Ada empat fungsi media visual, menurut
pembelajaran kepada peserta didik, media Levied dan Lents dalam Arsyad (2008) yaitu:
berkaitan dengan dengan sumber belajar dalam Fungsi atensi media visual yaitu inti, yang
arti luas sumber belajar bisa berupa pesan, alat mengarahkan dan membawa perhatian siswa
(media), teknik, dan lingkungan. Bisa diartikan untuk berkonsentrasi kepada pelajaran yang
bahwa media pembelajaran bisa memudahkan berhubungan dengan makna visual yang
sebagai alat yang dipakai guru dalam proses nmenyertai atau ditampilkan teks isi materi
pembelajaran, media dalam melakukan sesuatu pelajaran. Dengan media gambar yang
seperti halnya dalam memberikan pembelajaran diproyeksikan lewat overhead projector bisa
kepada peserta didik. menarik siswa pada mata pelajaran sehingga
Alasan yang pertama berkaitan dengan semakin besar untuk mengingat pelajaran,
manfaat pengajaran dalam proses belajar siswa temuan-temuan yang diungkapkan oleh peneliti
antara lain: Metode yang digunakan dalam mengenai fungsi kognitif media visual mengenai
mengajar akan lebih bervariasi, bukan hanya lambang visual atau gambar mempermudah
menggunakan metode ceramah yang bisa pencapaian tujuan untuk mengingat dan
menmbulkan rasa bosan kepada siswa, Bahan memahami informasi atau pesan yang terdapat
pembelajaran bisa menumbuhkan semangat dalam gambar, Fungsi afektif media visual bisa
siswa sehingga siswa termotivasi untuk tampak dari tingkat kenyamanan siswa ketika
menguasai tujuan pembelajaran, pembelajaran sedang belajar dan membaca teks yang
bisa lebih nyaman dan dapat memnangkitkan bergambar, Fungsi kompensatoris media visual
motivasi belajar siswa, Peserta didik akan lebih yang menyampaikan konteks untuk dapat
berhati-hati tanpa penjelasan sebelumnya karena dua sifat, yaitu bersifat eksploratif dan brsifat
akan mengakibatkan kekeliruan kepada siswa. developmental. Tetapi dalam penelitian ini
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan memakai pola deskriptif eksploratif yaitu,
yaitu sudah tugas seorang guru untuk mengambil “bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau
keputusan, dalam menentukan penggunaan status fenomena”. Selanjutnya yang bisa
media pembelajaran visual dalam memberikan dirangkum adalah penelitian ini memakai pola
materi pembelajaran kepada siswa. harus diingat deskriptif eksploratif, bahwa pola penelitian yang
bahwa pembelajaran media ini memiliki hal menerangkan secara lengkap mengenai persitiwa
positif jika dilihat dengan media pembelajaran atau status fenomena obyek penelitian dan tidak
yang lainnya. Namun keunggulan itu tidak berarti mencari kesimpulan yang berlaku secara umum.
apa-apa ketika guru tidak bisa menyesuaikan Adapaun kesimpulan yang diambil yaitu suatu
media materi yang disampaikan dalam gambaran objek yang terjadi pada saat penelitian.
pembelajaran, sehingga akan mengakibatkan hal Pola deskriptif ini dipakai untuk mengkaji
buruk pada proses belajar mengajar yang permasalahan penelitian yang berhubungan
dijalankan dengan Pemakaian media pembelajaran visual
dalam Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Metode Kewarganegaraan di SMK Muhammadiyah 1
Borg dan Gall (1996) seperti yang di kutip Ciputat.
pada Moleong (2007), menyatakan metodologi Pemilihan informan yaitu selaras dengan
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang bisa kerangka penelitian ini sehingga pemilihan objek
menciptakan data deskriptif yang berupa kata- sesuai dengan tujuan untuk meneliti mengenai
kata berupa kata tertulis ataupun lisan dari orang- Penggunaan Media Visual pada Pendidikan
orang dan prilaku yang diamati. Jadi penelitian Pancasila dan Kewarganegaraan. Dalam
kualitatif yaitu penelitian yang menciptakan penelitian ini yang menjadi objek penelitian yaitu
kesimpulan data yang didalamnya ada rinci, lain guru dan siswa SMK Muhammadiyah 1 Ciputat.
menghasilkan data yang berupa angka-angka. Pada informan penelitian kali ini informasi
Dilihat dari segi prosedur dan pola yang telah yang diambil oleh peneliti adalah guru PPKn (
dijalani oleh peneliti, penelitian ini pada jenis ini yang meliputi guru kelas X ) dan peserta didik.
tegolong penelitian kualitatif. Metode Pengumpulan Data dengan Metode
Sesuai dengan defenisi tersebut di atas, Kirk Observasi yaitu dalam metode ini, peneliti
dan Miller (1986) dalam Moleong (2007), mengadakan pengamatan dan pencatatan secara
mendefenisikan mengenai penelitian kualiatif langsung. Posisi peneliti dalam metode ini yaitu
merupakan cara tertentu dalam ilmu pengetahuan sebagai pengamat sekaligus sebagai pencatat atau
sosial yang secara fundamental bergantung pelaku langsung dari observasi yang dilakukan,
dengan pengamatan pada manusia baik dalam Metode Wawancara/Interview. Menurut Gunawan
lingkungannya maupun dalam dalam (2013) wawancara yaitu suatu percakapan pada
peristilahannya. Penelitian kualitatif bertujukan suatu problem tertentu, ini yaitu tanya jawab lisan,
untuk mengerti hal-hal sosial dari perspektif dimana dua orang atau lebih berhaddapan secara
partisipan, partisipan yaitu individu atau fisik yaitu disebut dengan Wawancara Terstruktur
kelompok yang diajak berwawancara, di dalam dipakai sebagai teknik pengumpulan data, ketika
observasi, diminta menyampaikan data, peneliti atau pencari data telah tau dengan jelas
pendapat, pemikiran dan persepsinya. Sehingga mengenai informasi apa yang bisa didapat. Maka
bisa diterangkan mengenai penelitian kualitatif dari itu wawancara dalam melaksanakan
yaitu termasuk penelitian yang menggunakan pengumpul data sudah membuat instrument
wawancara, pengamatan, dan dokumentasi pada berupa pertanyaan-pertanyaan penelitian tertulis
obyek penelitian maka menghasilkan data yang yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan
menerangkan secara lengkap mengenai obyek dan Wawancara tidak terstrukutur yaitu
penelitian. wawancara yang bebas yaitu dimana peneliti tidak
Selain itu pola penelitian yang dipakai pada memakai sebuah pedoman wawancara yang
penelitian ini yaitu pola deskriptif. Pola ini diterapkan berupa garis-garis besar pada
merupakan penelitian yang “hanya bisa permasalahan yang bisa ditanyakan, Metode
melukiskan keadaan obyek atau persoalannya dan Dokumentasi tersebut dan dipakai dalam
tidak di maksudkan untuk menarik atau melaukakan untuk mendapatkan informasi
mengambil kesimpulan yang berlaku umum”. mengenai keadaan profil sekolah, sarana dan
Menurut teori penelitian, pola deskriptif itu ada prasarana, aturan menelaah dan kedisiplinan
untuk belajar, selain itu media visual juga peserta didik. Media visual yaitu media yang bisa
membantu guru dalam menyampaikan materi dipakai dalam proses belajar mengajar, terutama
pembelajaran dengan mudah di pahami karena pada pembelajaran Pkn. Berdasarkan hasil
dikemas berupa teks dan sebuah gambar. wawancara tersebut terhadap informan, yaitu
Hal tersebut diatas sesuai dengan guru mata pelajaran Pkn dan siswa SMK
manfaat media visual dalam pembelajaran yaitu Muhammadiyah 1 Ciputat.
menarik perhatian siswa, membantu guru dalam Antusiasme siswa dalam pembelajaran
memberikan materi pembelajaran, siswa dapat adalah yang penting dalam proses pembelajaran,
lebih aktif, dan berakhir pada kualitas hasil khususnya mata pelajaran Pkn, antusiasme siswa
belajar. yang kurang dalam belajar Pkn dapat terjadi
Meningkatkan keinginan belajar siswa karena faktor lingkungan seperti kondisi kelas
merupakan hal yang begitu penting dalam dan waktu pembelajaran dilaksanakan, untuk itu
pembelajaran,karena hal ini bersangkutan dengan guru harus memiliki kreatifitas untuk membuat
penerimaan siswa bagi materi yang di sampaikan suasana baru agar belajar yang kondusif sehingga
oleh guru. siswa antusias dalam belajar. Dengan mengemas
Media visual menarik perhatian siswa pembelajaran dengan menarik agar siswa antusias
sehingga meningkatkan rasa keinginan tahuan untuk mengikuti pelajaran.
siswa terhadap pelajaran yang disampaikan, Pemakaian media begitu penting dalam
karena konkrit jadi pelajaran yang di sampaikan proses pembelajaran PKn, peran pengunaan
mudah untuk di mengerti, karena dapat dilihat media visual dalam pembelajaran yaitu
secara langsung berupa teks, gambar, gerak, memberikan sebuah kesan nyata bagi siswa pada
animasi, jadi merangsang siswa untuk saat belajar. Media visual membantu guru dalam
memperhatikan, sehingga dalam proses belajar memberikan materi dalam pembelajaran dengan
siswa terpusatkan perhatiannya terhadap mudah di pahami. Hal tersebut sesuai dengan
pelajaran karena bantuan media visual ini, terlebih manfaat media visual itu sendiri yaitu, menarik
pada zaman sekarang, anak-anak kan sudah perhatian siswa, memudahkan guru dalam
mengenal hp yang biasanya menampilkan memberikan materi, membuat semangat siswa
gambar, dan terlihat bahwa mereka betah banget untuk aktif, dan berakhir pada kualitas hasil
memegang hp berjam-jam karena menarik untuk belajar.
di lihat, begitu juga media visual dalam belajar, Media visual menumbuhkan keinginan
terutama pada pelajaran pkn yang muatannya aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Pkn,
berupa teori, media visual sangat membantu. dengan uraian yang konkrit yang terdapat pada
Media juga harus di sesuaikan dengan materi media visual, dengan contoh yang nyata terhadap
pelajaran, tidak semua materi pada pelajaran suatu materi yang dipelajari dalam Pkn, maka
dapat di menggunakan media visual. Penggunaan akan meningkatkan rasa keingin tahuan siswa
media visual dalam pembelajaran Pkn terhadap pembelajaran PKn, dan siswa dapat
memotivasi siswa untuk belajar dan siswa lebih lebih mudah diarahkan.
mudah diarahkan karena perhatiannya terpusat Dapat ditarik kesimpulan bahwa media
terhadap pembelajaran dan mudah juga visual memiliki sebuah peran untuk
memahami apa yang kita sampaikan. menumbuhkan keinginan belajar siswa dalam
Media visual dapat menumbuhkan pembelajaran Pkn, memberikan motivasi agar
keinginan belajar siswa pada pembelajaran Pkn. aktif belajar, guru diberi kemudahaan dalam
Penggunaan media visual dalam pembelajaran menyampaikan materi dalam proses belajar.
Pkn merupakan sebuah tuntutan agar siswa bisa Pemilihan media yang tepat perlu di perhatikan
memiliki keinginan dalam belajar, karena Pkn oleh tenaga pendidik sehingga memberikan kesan
yang akrab dengan image pelajaran yang positif terhadap peserta didik.
membosankan, dengan penyajian materi
menggunakan sebuah media visual akan bisa Simpulan
menumbuhkan keinginan belajar siswa karena Antuasiasme siswa dalam belajar pada mata
praktis dan mudah di pahami. pelajaran Pkn di SMK Muhammadiyah masih
Media mempunyai pengaruh penting memerlukan perhatian hal itu terjadi tak lepas dari
dalam proses pembelajaran, meningkatkan dunia kendala baik kondisi kelas serta situasi maupun
pendidikan menuntut guru mengupgrade media waktu belajar yang membuat menurunnya
pembelajaran yang bisa dipakai dalam proses antuasiasme siswa diantaranya adalah kebosanan
belajar mengajar selaras dengan kebutuhan siswa dalam belajar. Dalam hal ini guru harus bisa
Referensi
Arsyad, Azhar. (2008). Media Pembelajaran. Jakarta:
Raja Grafindo Persada
Asnawir, B. U., & Usman, M. B. (2002). Media
pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers.
Cogan, J., & Derricott, R. (Eds.).
(2014). Citizenship for the 21st century: An
international perspective on education.
Routledge.
Djamarah., & Zain. (2002). Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Gall, M. D., Borg, R. W., & Gall, P. J. (1996).
Educational research: An
instruction. New York, White Plains:
Longman.
Gunawan, Imam. (2013). Metode Penelitian
Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi
Aksara
Hamidi, J., & Lutfi, M. (2010). Civic education:
antara realitas politik dan implementasi
hukumnya. PT Gramedia Pustaka Utama.