Anda di halaman 1dari 8

Vol. 19 No. 2 Tahun 2020 | Hal.

40 – 47

Pemanfaatan Media Visual dalam Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan
Yulita Pujilestari a, 1*, Afni Susila b, 2
a Dosen PPKn, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pamulang, Indonesia
b Alumni Prodi PPKn, Universitas Pamulang, Indonesia
1 dosen00442@unpam.ac.id *; 2afnychan86@gmail.com
*korespondensi penulis
Informasi artikel ABSTRAK
Media visual yaitu alat peraga yang dipakai guru dalam peoses belajar mengajar
Diterima: sehingga dapat di nikmati oleh siswa melalui penglihatan atau panca indra mata.
04-03-2020 Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian dilaksanakan di SMK
Disetujui: Muhammadiyah 1 Ciputat, Tangerang Selatan. Subjek penelitian ini adalah siswa satu
17-04-2020 orang guru mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dan tiga orang
siswa kelas X Akuntansi. Teknik pengumpulan data yang dipakai yaitu observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini menghasilkan (1) antusiasme siswa dalam
Kata kunci: belajar mata pelajaran masih membutuhkan perhatian, tak lepas dari kendala baik
Penggunaan Media kondisi kelas, maupun waktu belajar. Oleh karena itu guru harus mampu
Visual mengendalikan kelas agar keadaan kelas kembali terkendali dan siswa dapat belajar
Pendidikan Pancasila dengan konsentrasi, guru harus mampu membaca situasi kelas dengan baik. (2) Media
dan Kewarganegaraan visual dapat mempermudah guru dalam memberikan materi alam pembelajaran, media
Pembelajaran visual menampilkan gambaran konkret suatu materi, media visual juga dapat
memusatkan motivasi siswa dalam belajar dan siswa mudah mengerti materi pelajaran,
serta merangsang keaktifan siswa dalam belajar Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaran. (3) Media visual dapat memberikan gambaran nyata suatu materi
karena bukan hanya menampilkan teks, namun juga terdapat gambar, gerak, animasi
yang menarik bagi siswa sehingga media visual agar dapat meningkatkan keinginan
belajar mengajar siswa.
ABSTRACT
Visual media utilization in civic education learning. Visual media are visual aids
Keywords: used by the teacher in teaching and learning so that they can be enjoyed by students
Visual Media Utilization through vision or the five senses. This research is a descriptive qualitative research.
Civic Education The study was conducted at SMK Muhammadiyah 1 Ciputat, South Tangerang. The
Learning subjects of this study were students of one teacher of Pancasila and Citizenship
Education subjects and three students of class X Accounting. Data collection
techniques used are observation, interviews, and documentation. This research
resulted in (1) the enthusiasm of students in learning subjects still requires attention,
not free from constraints both in classroom conditions and learning time. Therefore,
the teacher must be able to control the class so that the classroom situation is back in
control and students can learn with concentration, the teacher must be able to read
the class situation well. (2) Visual media can facilitate teachers in providing natural
learning material, visual media display concrete images of a material, visual media can
also focus student motivation in learning and students easily understand subject
matter, and stimulate student activity in learning Pancasila and Citizenship Education.
(3) Visual media can provide a real picture of a material because it not only displays
text, but there are also images, movements, animations that are interesting for students
so that visual media can increase the desire to learn and teach students
Copyright © 2020 (Yulita Pujilestari & Afni Susila). All Rights Reserved

How to Cite: Pujilestari, Y., & Susila, A. (2020). Pemanfaatan Media Visual dalam Pembelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan. Jurnal Ilmiah Mimbar Demokrasi, 19(2), 40-47. DOI:
10.21009/jimd.v19i02.14334
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. Allows readers
to read, download, copy, distribute, print, search, or link to the full texts of its articles and allow readers to use them
for any other lawful purpose. The journal hold the copyright.

40|DOI: 10.21009/jimd.v19i02.14334 email: jmd@unj.ac.id


Vol. 19 No. 2 Tahun 2020 | Hal. 40 – 47
Pendahuluan Dalam rencana ini bisa dikatakan bahwa
Setiap proses pendidikan tujuan utamanya media sudah sepantasnya tidak hanya dilihat
agar menciptakan lulusan atau keluaran yang baik. sebagai bantuan bagi guru untuk mengajar,
Untuk menuju kesuksesan pendidikan untuk namun sebagai sarana untuk memberikan pesan
berpendidikan, itu harus melalui berbagai proses dari sebagai pemberi pesan kepada penerima
dan sistem yang baik. (Sanjaya, 2006) Proses atau pesan. Media ini bisa digunakan oleh guru namun
sistem yang tersebut didalamnya yaitu proses yang lebih penting bisa dipakai oleh siswa. Oleh
belajar mengajar, sumber belajar, evaluasi dan karenanya, sebagai presenter dan distributor
alat. Bagian atau komponen didalamnya adalah pesan-pesan media bisa mewakili guru yang
yang termasuk guru, siswa, bahan atau bahan memberikan informasi secara jelas, akurat dan
belajar dan media & alat pembelajaran. Kehadiran menarik.
adalah komponen penting yang harus Media visual bisa membangkitkan minat
dilaksanakan dalam proses belajar mengajar oleh belajar pada siswa karena dapat menghubungkan
seorang guru. Profesionalisme dan keterampilan materi yang dipelajari oleh siswa dengan keadaan
guru begitu mempengaruhi hasil kegiatan belajar aslinya pada dunia nyata. “Media visual
mengajar. Itu karena ketercapaian dalam proses merupakan alat bantu mengajar yang dipakai
belajar mengajar faktor yang paling guru dalam proses pembelajaran yang bisa
mempengaruhi adalah guru. Maka bisa dikatakan dinikmati oleh siswa melalui visi atau panca
tugas guru yaitu memberikan materi pelajaran indera."
kepada siswa lewat komunikasi dan interaksi. Media visual dikatakan mampu
Proses pembelajaran yang tepat didukung oleh menampilkan, hal-hal nyata dari fenomena yang
keadaan belajar yang tenang dan tertib tidak dipelajari. Dengan memakai media visual ini,
terlepas peran dari seorang guru. Keterkaitan siswa tidak hanya membayangkan fenomena
komunikasi diantara siswa dan guru dapat dalam pembelajaran yang dipelajari, guru bisa
dengan baik bekerja. lebih mudah menunjukkan apa yang dimaksud
Komponen selanjutnya adalah siswa dalam dan apa yang akan disampaikan.
kehadiran proses belajar mengajar. Siswa yaitu Pada kesempatan ini peneliti ingin meneliti
orang yang belajar dalam hubungan sosial dalam penggunaan media visual dalam pembelajaran
bentuk prosedur belajar mengajar. Proses Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan,
pembelajaran terjadi dengan rangsangan dan pelajaran Pancasila dan Pendidikan
respon antara seseorang dan lingkungannya, Kewarganegaraan dikenal untuk pelajaran yang
selanjutnya maksud dari belajar-mengajar yaitu cenderung tidak menarik bagi siswa, stereotip ini
mekanisme kompleks yang dialami oleh setiap terus berkembang dari generasi ke generasi.
orang dalam hidupnya. Karena itu, pembelajaran Dari masalah yang timbul dari stereotype
bisa terjadi kapan saja. Suatu tanda seseorang tentang Pendidikan Pancasila dan
sedang belajar yaitu perbuatan yang dikarnakan Kewarganegaraan perlu adanya solusi bagi tenaga
oleh perubahan tingkat keterampilan, pendidik untuk menciptakan image baru yang
pengetahuan, dan sikap. Dan komponen yang lebih baik untuk Pendidikan Pancasila dan
berpengaruh untuk mendukung efektivitas Kewarganegaraan, karena Pendidikan Pancasila
pembelajaran lebih lanjut adalah pada dan Kewarganegaraan merupakan pembelajaran
penggunaan media saat dalam pembelajaran. yang penting didalam membentuk sebuah warga
Berkaitan adanya komunikasi dan media negara yang hidup untuk selaras dengan pancasila
pembelajaran sangat membantu dalam dan UUD 1945 (Hamidi & Lutfi, 2010). Dalam
implementasinya. Pemakaian media pembelajaran pengunaan media visual diharapkan akan
yang cocok dengan materi pembelajaran akan menambah semangat belajar siswa pada mata
dapat membangkitkan minat baru dan keinginan, pelajaran Pendidikan Pancasila dan
menghasilkan stimulasi dan motivasi proses Kewarganegaran.
belajar mengajar dan ini membawa pengaruh Hamalik dalam Arsyad (2008) menjelaskan
signifikan pada psikologi siswa. (Sukmadinata, media kominukasi merupakan alat komunikasi
2004) Setiap rencana pembelajaran harus diatur untuk memperlancar dan mendapatkan hasil yang
dan dilakukan secara sistematis sehingga siswa maksimal dala berkomunikasi.
dapat memusatkan perhatian mereka. Rencana Setelah itu, Asnawir & Usman (2002)
pembelajaran direncanakan berdasarkan pada mengatakan bahwa, media adalah alat penyaluran
kebutuhan perilaku siswa diharapkan bisa pesan sehingga bisa merangsang prasaan, pikiran,
mencapai tujuan yang ingin dicapai.

Jurnal Ilmiah Mimbar Demokrasi |41


JURNAL ILMIAH MIMBAR DEMOKRASI
VOL.19, NO.2, April 2020
PEMANFAATAN MEDIA VISUAL DI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Yulita Pujilestari 1 , Afni Susila 2
Hal. 40-47

dan ketertarikan siswa hingga bisa termotivasi termotivasi dalam pembelajaran, karena akan
terjadinya jalannya belajar pada dirinya. banyak kegiatan yang dilaksanakan seperti
Selanjutnya bisa dikatakan bahwa media melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
yaitu alat yang bisa dipakai untuk menyalurkan Karena siswa terlebih anak-anak masih
informasi yang berhubungan dengan pembelajara berpikir konkrit, semua yang disampaikan oleh
supaya materi yang berikan bisa diterima oleh guru harus dijelaskan dengan memperlihatkan
siswa dengan baik. apa yang sedang dijelaskan, lalu media visual
Kemudian menurut Djamarah dan Zain adalah sumber belajar yang didalamnya terdapat
(2002) media adalah sumber belajar dan dengan pesan yang diciptakan agar terkesan dalam bentuk
mengutip Winataputra (2001) menggabungkan kombinasi teks, foto, gerak, dan animasi yang
sumber belajar menjadi lima kategori, adalah diselaraskan dengan usia siswa.
manusia, buku/perpustakaan, media massa, alam Media visual ini sesuai untuk memberikan
lingkungan dan media pendidikan. tujuan informasi dalam bentuk rangkuman yang
Dilihat dari penjelasan diatas bisa dikatakan dipadatkan. Media visual bisa diartikan sebagai
bahwa media pembelajaran yaitu media alat untuk media pemberi pesan antara gagasan dan fakta
menggapai tujuan pembelajaran tersebut, alat secara, kuat, jelas dan terpadu, melalui kombinasi
tersebut berupa buku, koran, majalah, televise, menyampaikan kata-kata dan gambar. Poster
radio dan lain sabagainya, termasuk perbuatan yaitu penyatuan diantara tulisan dan gambar
yang dapat di contohkan oleh tenaga pendidik dalam satu ruang lingkup yang menginformasikan
dalam proses belajar mengajar. mengenai satu atau dua ide pokok, poster
Dalam proses belajar media merupakan seharusnya diciptakan dengan gambaran dekorasi
salah satu hal penting sebagai pendukung untuk dan huruf yang nyata dan jelas, Karikatur dan
memberikan pesan pembelajaran kepada peserta kartun yaitu garis yang dicoret dengan simpel
didik, karena media pembelajaran merupakan yang mengarahkan kepada suatu hal yang penting.
sebuah alat atau perangkat yang di perlukan oleh Sedangkan kartun ide utamanya yaitu
guru untuk menyampaikan informasi berupa ilmu mengupload rasa lucu dan kesan utamanya yaitu
pengetahuan kepada peserta didiknya. senyum dan tawa. Kesan pesan dan humor yang
Media adalah alat yang wajib ada ketika kita disampaikan dari karikatur dan kartun
ingin memperlancar pekerjaan. Setiap orang pasti mengakibatkan pesan yang diberikan awet dalam
menginginkan pekerjaanya bisa menyelaraskan ingatan anak.
dengan baik dan dengan hasil yang memuaskan. Media adalah sarana untuk menumbuhkan
Media adalah alat penyalur informasi belajar atau salah satu aktivitas belajar mengajar. Oleh karna
penyalur pesan. itu diperlukan dalam memilihnya harus cermat
Pemakaian media pembelajaran yang tepat dan tepat agar bisa dipakai secara tepat guna.
juga merupakan strategi guru dalam meberikan Ada empat fungsi media visual, menurut
pembelajaran kepada peserta didik, media Levied dan Lents dalam Arsyad (2008) yaitu:
berkaitan dengan dengan sumber belajar dalam Fungsi atensi media visual yaitu inti, yang
arti luas sumber belajar bisa berupa pesan, alat mengarahkan dan membawa perhatian siswa
(media), teknik, dan lingkungan. Bisa diartikan untuk berkonsentrasi kepada pelajaran yang
bahwa media pembelajaran bisa memudahkan berhubungan dengan makna visual yang
sebagai alat yang dipakai guru dalam proses nmenyertai atau ditampilkan teks isi materi
pembelajaran, media dalam melakukan sesuatu pelajaran. Dengan media gambar yang
seperti halnya dalam memberikan pembelajaran diproyeksikan lewat overhead projector bisa
kepada peserta didik. menarik siswa pada mata pelajaran sehingga
Alasan yang pertama berkaitan dengan semakin besar untuk mengingat pelajaran,
manfaat pengajaran dalam proses belajar siswa temuan-temuan yang diungkapkan oleh peneliti
antara lain: Metode yang digunakan dalam mengenai fungsi kognitif media visual mengenai
mengajar akan lebih bervariasi, bukan hanya lambang visual atau gambar mempermudah
menggunakan metode ceramah yang bisa pencapaian tujuan untuk mengingat dan
menmbulkan rasa bosan kepada siswa, Bahan memahami informasi atau pesan yang terdapat
pembelajaran bisa menumbuhkan semangat dalam gambar, Fungsi afektif media visual bisa
siswa sehingga siswa termotivasi untuk tampak dari tingkat kenyamanan siswa ketika
menguasai tujuan pembelajaran, pembelajaran sedang belajar dan membaca teks yang
bisa lebih nyaman dan dapat memnangkitkan bergambar, Fungsi kompensatoris media visual
motivasi belajar siswa, Peserta didik akan lebih yang menyampaikan konteks untuk dapat

42| Jurnal Ilmiah Mimbar Demokrasi


Vol. 19 No. 2 Tahun 2020 | Hal. 40 – 47
mengerti teks yang lemah dalam membaca untuk Dalam proses belajar mengajar, pemakaian
menggunakan informasi dalam teks dan bisa media pembelajaran yang selaras dengan materi
mengingat kembali. pembelajaran yang akan diberikan bisa
Dari keempat fungsi yang diambil Levied menumbuhkan motivasi belajar siswa yang
dan Lentz, dapat disimpulkan media visual berujung pada meningkatkannya prestasi belajar
penting dalam proses belajar. Sehingga dengan siswa. Kesamaan media pembelajaran, khususnya
memakai media visual bisa meningkatkan media pembelajaran visual, dengan materi
semangat belajar siswa, sehingga tujuan pembelajaran maka akan meringankan pemakaian
pembelajaran bisa tercapai selain itu dipakai media pembelajaran tersebut. Tetapi, apabila
media dalam pembelajaran guru bisa membagi pemakaian media pembelajaran tersebut tidak
pesan kepada siswa yang lebih baik. Dengan selaras dengan materi pembelajaran, maka akan
belajar langsung serupa itu pastinya termasuk menimbulkan penghambat media pembelajaran.
proses belajar yang bermanfaat, karna dengan Dalam menggunakan media pembelajaran
suatu tersebut kemungkinan persepsi kesalahan visual untuk kecakapan guru, yakni:
akan bisa dihindari. Pemakaian media a. Faktor-faktor yang bisa menjadi
pembelajaran juga bisa menayangkan objek yang pendukung didalam pemakaian media
membantu terlalu besarnya yang tidak mungkin pembelajaran visual diakibatkan keunggulan
bisa ditampilkan di dalam kelas. media pembelajaran visual dengan media
Media pengajaran akan membantu proses pembelajaran lain. Dibawah ini ada beberapa
belajar siswa dalam pengajaran yang dapat factor pendukung pemakaian media
dianggap bisa membantu untuk motivasi belajar pembelajaran visual, yakni: Media pembelajaran
siswa dan meningkatkan hasil belajar yang akan visual mempunyai keunggulan bisa menayangkan
dicapai. Adapun manfaat dalam memakai media gambaran nyata tentang benda atau kejadian.
pembelajaran visual dalam proses belajar Sehingga siswa bisa lebih mengerti materi
mengajar, antara lain: Metode pengajaran akan pelajaran karena melihat secara langsung, Media
lebih bervariasi, tidak hanya menggunakan pembelajaran visual mempunyai kemampuan
metose ceramah yang bisa membuat siswa untuk menampilkan gambaran yang bisa dilihat
menjadi bosan, Bahan pengajaran lebih nampak dengan jelas oleh siswa sehingga member
jelas artinya sehingga siswa bisa memahaminya. kemudahan bagi guru dalam memberikan materi
Dan bahan ajar dibuat sesuai dengan tujuan yang diberikan oleh guru pada siswa, Media
pembelajaran, Pengajaran bisa menumbuhkan pembelajaran visual siswa bisa menunjukan
perhatian siswa sehingga yang bisa meningkatkan motivasi karena tampilannya yang menarik,
semangat belajar, Siswa bisa lebih banyak Media pembelajaran visual bisa membantu siswa
melaksanakan aktivitas belajar seperti mengamati, dengan gampang membandingkan dua benda
melakukan dan lain-lain, Kualitas hasil belajar yang berbeda sifat, bentuk, ukuran dan warnanya,
bisa ditinggikan apabila integrasi kata dan gambar Media pembelajaran visual mempunyai
sebagai media pembelajaran bisa member pesan kemampuan tersendiri. Sehingga bisa
elemen-elemen pengetahuan melalui cara yang menyuguhkan kembali obyek-obyek atau
tersusun dengan baik, spesifik dan jelas. kejadian dengan berbagai perubahan
Lainnya manfaat media pembelajaran visual (memanipulasi) selaras dengan keinginan yang
juga memiliki pengaruh yang sangat penting bagi dibutuhkan oleh siswa.
terlaksananya proses belajar mengajar. Peran b. adapun Faktor penghambat penggunaan
media pembelajaran visual dalam proses belajar media pembelajaran visual, yaitu antara lain:
mengajar dapat dilihat sebagai berikut: Alat untuk Tidak semua pokok bahasan mata pelajaran bisa
menyampaikan bahan pengajaran ketika guru diterangkan dengan menggunakan suatu media
memberikan pelajaran. Dari sini media dipakai pembelajaran visual, Tidak semua lembaga
oleh guru untuk penjelasan materi verbal tentang pendidikan memiliki kelebihan dalam
bahan pengajaran, Alat untuk menyelesaikan menyediakan perangkat atau peralatan media
masalah dalam belajar diteliti lebih dalam oleh pembelajaran visual. Hal ini disebabkan untuk
para siswa dalam proses belajarnya, Sumber menjalankan media ini perlu keterampilan dan
belajar bagi siswa, artinya media tersebut terdapat sarana yang khusus. Masih sering terjadi
bahan bahan yang harus dipelajari para siswa baik penafsiran-penafsiran dalam pesan-pesan visual
individual maupun kelompok, kelompok. tidak bisa dihindari. Seorang guru dalam
kelompok ini akan banyak membantu tugas guru mempergunakan pesan-pesan visual harus
dalam proses beljar mengajar.

Jurnal Ilmiah Mimbar Demokrasi |43


JURNAL ILMIAH MIMBAR DEMOKRASI
VOL.19, NO.2, April 2020
PEMANFAATAN MEDIA VISUAL DI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Yulita Pujilestari 1 , Afni Susila 2
Hal. 40-47

berhati-hati tanpa penjelasan sebelumnya karena dua sifat, yaitu bersifat eksploratif dan brsifat
akan mengakibatkan kekeliruan kepada siswa. developmental. Tetapi dalam penelitian ini
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan memakai pola deskriptif eksploratif yaitu,
yaitu sudah tugas seorang guru untuk mengambil “bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau
keputusan, dalam menentukan penggunaan status fenomena”. Selanjutnya yang bisa
media pembelajaran visual dalam memberikan dirangkum adalah penelitian ini memakai pola
materi pembelajaran kepada siswa. harus diingat deskriptif eksploratif, bahwa pola penelitian yang
bahwa pembelajaran media ini memiliki hal menerangkan secara lengkap mengenai persitiwa
positif jika dilihat dengan media pembelajaran atau status fenomena obyek penelitian dan tidak
yang lainnya. Namun keunggulan itu tidak berarti mencari kesimpulan yang berlaku secara umum.
apa-apa ketika guru tidak bisa menyesuaikan Adapaun kesimpulan yang diambil yaitu suatu
media materi yang disampaikan dalam gambaran objek yang terjadi pada saat penelitian.
pembelajaran, sehingga akan mengakibatkan hal Pola deskriptif ini dipakai untuk mengkaji
buruk pada proses belajar mengajar yang permasalahan penelitian yang berhubungan
dijalankan dengan Pemakaian media pembelajaran visual
dalam Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Metode Kewarganegaraan di SMK Muhammadiyah 1
Borg dan Gall (1996) seperti yang di kutip Ciputat.
pada Moleong (2007), menyatakan metodologi Pemilihan informan yaitu selaras dengan
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang bisa kerangka penelitian ini sehingga pemilihan objek
menciptakan data deskriptif yang berupa kata- sesuai dengan tujuan untuk meneliti mengenai
kata berupa kata tertulis ataupun lisan dari orang- Penggunaan Media Visual pada Pendidikan
orang dan prilaku yang diamati. Jadi penelitian Pancasila dan Kewarganegaraan. Dalam
kualitatif yaitu penelitian yang menciptakan penelitian ini yang menjadi objek penelitian yaitu
kesimpulan data yang didalamnya ada rinci, lain guru dan siswa SMK Muhammadiyah 1 Ciputat.
menghasilkan data yang berupa angka-angka. Pada informan penelitian kali ini informasi
Dilihat dari segi prosedur dan pola yang telah yang diambil oleh peneliti adalah guru PPKn (
dijalani oleh peneliti, penelitian ini pada jenis ini yang meliputi guru kelas X ) dan peserta didik.
tegolong penelitian kualitatif. Metode Pengumpulan Data dengan Metode
Sesuai dengan defenisi tersebut di atas, Kirk Observasi yaitu dalam metode ini, peneliti
dan Miller (1986) dalam Moleong (2007), mengadakan pengamatan dan pencatatan secara
mendefenisikan mengenai penelitian kualiatif langsung. Posisi peneliti dalam metode ini yaitu
merupakan cara tertentu dalam ilmu pengetahuan sebagai pengamat sekaligus sebagai pencatat atau
sosial yang secara fundamental bergantung pelaku langsung dari observasi yang dilakukan,
dengan pengamatan pada manusia baik dalam Metode Wawancara/Interview. Menurut Gunawan
lingkungannya maupun dalam dalam (2013) wawancara yaitu suatu percakapan pada
peristilahannya. Penelitian kualitatif bertujukan suatu problem tertentu, ini yaitu tanya jawab lisan,
untuk mengerti hal-hal sosial dari perspektif dimana dua orang atau lebih berhaddapan secara
partisipan, partisipan yaitu individu atau fisik yaitu disebut dengan Wawancara Terstruktur
kelompok yang diajak berwawancara, di dalam dipakai sebagai teknik pengumpulan data, ketika
observasi, diminta menyampaikan data, peneliti atau pencari data telah tau dengan jelas
pendapat, pemikiran dan persepsinya. Sehingga mengenai informasi apa yang bisa didapat. Maka
bisa diterangkan mengenai penelitian kualitatif dari itu wawancara dalam melaksanakan
yaitu termasuk penelitian yang menggunakan pengumpul data sudah membuat instrument
wawancara, pengamatan, dan dokumentasi pada berupa pertanyaan-pertanyaan penelitian tertulis
obyek penelitian maka menghasilkan data yang yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan
menerangkan secara lengkap mengenai obyek dan Wawancara tidak terstrukutur yaitu
penelitian. wawancara yang bebas yaitu dimana peneliti tidak
Selain itu pola penelitian yang dipakai pada memakai sebuah pedoman wawancara yang
penelitian ini yaitu pola deskriptif. Pola ini diterapkan berupa garis-garis besar pada
merupakan penelitian yang “hanya bisa permasalahan yang bisa ditanyakan, Metode
melukiskan keadaan obyek atau persoalannya dan Dokumentasi tersebut dan dipakai dalam
tidak di maksudkan untuk menarik atau melaukakan untuk mendapatkan informasi
mengambil kesimpulan yang berlaku umum”. mengenai keadaan profil sekolah, sarana dan
Menurut teori penelitian, pola deskriptif itu ada prasarana, aturan menelaah dan kedisiplinan

44| Jurnal Ilmiah Mimbar Demokrasi


Vol. 19 No. 2 Tahun 2020 | Hal. 40 – 47
konteks sosial yang bisa menerangkan subyek Cogan (2007) menyatakan bahwa civic
atau obyek yang diteliti agar mendapatkan education adalah mata pelajaran dasar yang
informasi yang maksimal. dirancang untuk mempersiapkan para generasi
muda warga negara untuk dapat melakukan peran
Hasil dan pembahasan aktif dalam masyarakat kelak setelah mereka
Penelitian kualitatif memiliki prosedur yang dewasa. Sedangkan citizenship education mencakup
harus di jalani, berikut ini merupakan adalah pengalaman belajar di sekolah dan luar sekolah
prosedur yang di harus laksanakan dalam bisa melalui keluarga, organisasi keagamaan atau
penelitian kualitatif : melalui media massa. Dengan demikian istilah
1. Menetapkan Fokus Penelitian citizenship education mengandung implikasi yang
syarat penelitian kualitatif berdasarkan pada lebih luas dibandingkan dengan civic education yang
logika berfikir induktif maka pelaksanaan distuktur di sekolah formal. (Wahab & Sapriya,
penelitiannya bisa bersifat sangat fleksibel, 2007)
penelitian kualitatif harus melewati prosedur Antuasiasme siswa dalam belajar pada mata
penelitian yang ada. Sama dengan penelitian pelajaran masih kurang, karena ada beberapa
kuantitatif, hal pertama yang dijalankan sebelum problem, salah satu penyebabnya yaitu karena jam
memulai seluruh tahap penelitian kualitatif yaitu pelajaran pada jam terakhir, sehingga semangat
pertanyaan penelitian. Pertanyaan penelitian yang yang kurang dalam belajar. Dalam hal ini guru
di batasi oleh sebuah permasalahan yang tertuang sangat berpengaruh penting mengatasi masalah
dalam fokus penelitian, pertanyaan penelitian kebosanan siswa seperti pengemasan materi yang
yaitu tentang hal-hal yang menjadi pokok menarik, memberikan joke atau games pada saat
permasalahan dan hal yang akan di cari siswa mulai terlihat bosan, dalam hal ini guru di
jawabannya dalam penelitian tersebut. tuntut untuk membaca situasi kelas agar proses
2. Menentukan Setting dan Subyek belajar bisa berjalan dengan lancar dan pelajaran
Penelitian pun dapat di terima dengan baik oleh setiap siswa.
Dalam penelitian kualitatif setting yaitu hal Pada pembelajaran yang menggunakan
yang telah ditentukandan sangat penting pada media visual, siswa dilatih untuk dapat mengingat,
saat mentukan fokus penelitian. Setting dan mengungkapkan kembali pengetahuan,
subyek penelitian sesuatu yang sudah ditentukan membandingkan dan mengambil keputusan.
sejak awal penelitian. Setting penelitian ini Dalam proses belajar mengajar siswa dibantu
memberi kelompok yang akan diteliti dan melihat untuk mengungkapkan idenya secara jelas melalui
kondisi fisik dan sosial subyek penelitian. kegiatan yang dilakukan sehari-hari.“Siswa
Sebelum melakukan penelitian, peneliti menyusun kalimat berdasarkan gambar yang
menemui kepala sekolah SMK Muhammadiyah 1 sudah tersedia. Siswa menemukan konsep-
Ciputat untu mengajukan permohonan penelitian konsep baru sehingga mereka menjadi lebih
di sekolah tersebut dan menyerahkan surat paham dan bersemangat dalam belajar karena
permohonan pengajuan untuk penelitian yang mereka mengalaminya sendiri.
telah di tanda tangani oleh kepala program studi Penggunaan Media Visual Dalam
Pkn Universitas Pamulang dan pihak sekolah Pembelajaran Pkn di SMK Muhammadiyah I
SMK Muhammadiyah 1 Ciputat menyetujuinya. Ciputat, tentang peran penggunaan media visual
Peneliti menemui guru Pkn untuk mendiskusikan dalam pembelajaran Pkn yaitu sebagai berikut:.
penelitian yang akan di lakukan, mempersiapkan Peran media visual dalam pembelajaran selain
bahan ajar, media visual yang akan digunakan dan membantu guru dalam menyampaikan pelajaran
persiapan lainnya. juga membuat siswa lebih aktif dalam belajar,
Data dari hasil penelitian pada penelitian ini karena media visual itu menarik seperti halnya
bisa lewat observasi, wawancara mendalam yang power point, dengan tampilan gambar, warna,
diadakan oleh peneliti dalam kurun waktu bulan jadi lebih real bukan sekedar bercerita namun ada
Agustus 2018. Seluruh informan yang melakukan contoh konkritnya, pada intinya media visual itu
wawancara mendalam yaitu guru Pkn dan siswa menarik perhatian siswa, jadi sangat membantu di
kelas X Akuntansi SMK Muhammadiyah 1 dalam berjalannya proses pembelajaran
Ciputat, Tangerang Selatan. Peneliti menjalankan Media visual adalah salah satu media
wawancara dengan guru PKn dan beberapa siswa pembelajaran yang bersifat efektif karena media
kelas X Akuntansi yang menjadi sumber data visual dapat memberikan sebuah kesan yang
dalam penelitian ini yang disebut juga dengan nyata bagi para peserta didik pada saat
informan. mempelajari suatu materi, sehingga siswa tertarik

Jurnal Ilmiah Mimbar Demokrasi |45


JURNAL ILMIAH MIMBAR DEMOKRASI
VOL.19, NO.2, April 2020
PEMANFAATAN MEDIA VISUAL DI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Yulita Pujilestari 1 , Afni Susila 2
Hal. 40-47

untuk belajar, selain itu media visual juga peserta didik. Media visual yaitu media yang bisa
membantu guru dalam menyampaikan materi dipakai dalam proses belajar mengajar, terutama
pembelajaran dengan mudah di pahami karena pada pembelajaran Pkn. Berdasarkan hasil
dikemas berupa teks dan sebuah gambar. wawancara tersebut terhadap informan, yaitu
Hal tersebut diatas sesuai dengan guru mata pelajaran Pkn dan siswa SMK
manfaat media visual dalam pembelajaran yaitu Muhammadiyah 1 Ciputat.
menarik perhatian siswa, membantu guru dalam Antusiasme siswa dalam pembelajaran
memberikan materi pembelajaran, siswa dapat adalah yang penting dalam proses pembelajaran,
lebih aktif, dan berakhir pada kualitas hasil khususnya mata pelajaran Pkn, antusiasme siswa
belajar. yang kurang dalam belajar Pkn dapat terjadi
Meningkatkan keinginan belajar siswa karena faktor lingkungan seperti kondisi kelas
merupakan hal yang begitu penting dalam dan waktu pembelajaran dilaksanakan, untuk itu
pembelajaran,karena hal ini bersangkutan dengan guru harus memiliki kreatifitas untuk membuat
penerimaan siswa bagi materi yang di sampaikan suasana baru agar belajar yang kondusif sehingga
oleh guru. siswa antusias dalam belajar. Dengan mengemas
Media visual menarik perhatian siswa pembelajaran dengan menarik agar siswa antusias
sehingga meningkatkan rasa keinginan tahuan untuk mengikuti pelajaran.
siswa terhadap pelajaran yang disampaikan, Pemakaian media begitu penting dalam
karena konkrit jadi pelajaran yang di sampaikan proses pembelajaran PKn, peran pengunaan
mudah untuk di mengerti, karena dapat dilihat media visual dalam pembelajaran yaitu
secara langsung berupa teks, gambar, gerak, memberikan sebuah kesan nyata bagi siswa pada
animasi, jadi merangsang siswa untuk saat belajar. Media visual membantu guru dalam
memperhatikan, sehingga dalam proses belajar memberikan materi dalam pembelajaran dengan
siswa terpusatkan perhatiannya terhadap mudah di pahami. Hal tersebut sesuai dengan
pelajaran karena bantuan media visual ini, terlebih manfaat media visual itu sendiri yaitu, menarik
pada zaman sekarang, anak-anak kan sudah perhatian siswa, memudahkan guru dalam
mengenal hp yang biasanya menampilkan memberikan materi, membuat semangat siswa
gambar, dan terlihat bahwa mereka betah banget untuk aktif, dan berakhir pada kualitas hasil
memegang hp berjam-jam karena menarik untuk belajar.
di lihat, begitu juga media visual dalam belajar, Media visual menumbuhkan keinginan
terutama pada pelajaran pkn yang muatannya aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Pkn,
berupa teori, media visual sangat membantu. dengan uraian yang konkrit yang terdapat pada
Media juga harus di sesuaikan dengan materi media visual, dengan contoh yang nyata terhadap
pelajaran, tidak semua materi pada pelajaran suatu materi yang dipelajari dalam Pkn, maka
dapat di menggunakan media visual. Penggunaan akan meningkatkan rasa keingin tahuan siswa
media visual dalam pembelajaran Pkn terhadap pembelajaran PKn, dan siswa dapat
memotivasi siswa untuk belajar dan siswa lebih lebih mudah diarahkan.
mudah diarahkan karena perhatiannya terpusat Dapat ditarik kesimpulan bahwa media
terhadap pembelajaran dan mudah juga visual memiliki sebuah peran untuk
memahami apa yang kita sampaikan. menumbuhkan keinginan belajar siswa dalam
Media visual dapat menumbuhkan pembelajaran Pkn, memberikan motivasi agar
keinginan belajar siswa pada pembelajaran Pkn. aktif belajar, guru diberi kemudahaan dalam
Penggunaan media visual dalam pembelajaran menyampaikan materi dalam proses belajar.
Pkn merupakan sebuah tuntutan agar siswa bisa Pemilihan media yang tepat perlu di perhatikan
memiliki keinginan dalam belajar, karena Pkn oleh tenaga pendidik sehingga memberikan kesan
yang akrab dengan image pelajaran yang positif terhadap peserta didik.
membosankan, dengan penyajian materi
menggunakan sebuah media visual akan bisa Simpulan
menumbuhkan keinginan belajar siswa karena Antuasiasme siswa dalam belajar pada mata
praktis dan mudah di pahami. pelajaran Pkn di SMK Muhammadiyah masih
Media mempunyai pengaruh penting memerlukan perhatian hal itu terjadi tak lepas dari
dalam proses pembelajaran, meningkatkan dunia kendala baik kondisi kelas serta situasi maupun
pendidikan menuntut guru mengupgrade media waktu belajar yang membuat menurunnya
pembelajaran yang bisa dipakai dalam proses antuasiasme siswa diantaranya adalah kebosanan
belajar mengajar selaras dengan kebutuhan siswa dalam belajar. Dalam hal ini guru harus bisa

46| Jurnal Ilmiah Mimbar Demokrasi


Vol. 19 No. 2 Tahun 2020 | Hal. 40 – 47
mengendalikan kelas agar kondisi kelas selalu Kirk, J., Miller, M. L., & Miller, M. L.
kembali kondusif dan siswa mampu belajar (1986). Reliability and validity in qualitative
dengan konsentrasi, guru harus mampu membaca research (Vol. 1). Sage.
situasi dan kondisi kelas dengan baik. Moleong, L. J. (2007). Metode penelitian kualitatif.
Pemakaian media visual dalam pembelajaran Bandung: Remaja Rosdakarya.
PKn memudahkan guru dalam memberikan
Sanjaya, W. (2006). Strategi pembelajaran berorientasi
pembelajaran, karena media visual yang
standar proses pendidikan. Jakarta : Kencana
menampilkan, gambaran materi yang real
Prenada Media
terhadap astusisme dipelajari oleh siswa di kelas
tentunya sangat membantu dalam proses Sukmadinata, Nana Syaodih. (2004). Landasan
pembelajaran. pemakaian media visual sudah Psikologi proses Pendidikan. Bandung: PT.
berjalan dengan baik dan sangat membantu guru Remaja Rosdakarya
dan siswa dalam proses aktivitas pembelajaran. Wahab, Abdul Aziz., Sapriya. (2007). Teori dan
Media yang dipakai berupa power point dengan Landasan Pendidikan
tampilan warna dan materi yang dikemas dengan Kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta.
menarik sehingga penggunaan media visual sudah Winataputra, U. S. (2001). Model-model pembelajaran
terlaksana dengan baik. inovatif. Jakarta: PAU.
Media visual dapat memberikan gambaran
nyata suatu materi media visual bukan hanya
tampilan teks, namun juga terdapat gambar, gerak
dan animasi, hal ini memberikan kesan bagi siswa,
sehingga media visual ini dapat membangkitkan
keinginan siswa dalam belajar, dan perhatian
siswa terpaku pada pembelajaran selain itu media
visual juga lebih simpel dan mudah di pahami
oleh siswa. Image mata pelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan yang cenderung
membosankan dapat teratasi dengan adanya
penggunaan media visual ini.

Referensi
Arsyad, Azhar. (2008). Media Pembelajaran. Jakarta:
Raja Grafindo Persada
Asnawir, B. U., & Usman, M. B. (2002). Media
pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers.
Cogan, J., & Derricott, R. (Eds.).
(2014). Citizenship for the 21st century: An
international perspective on education.
Routledge.
Djamarah., & Zain. (2002). Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Gall, M. D., Borg, R. W., & Gall, P. J. (1996).
Educational research: An
instruction. New York, White Plains:
Longman.
Gunawan, Imam. (2013). Metode Penelitian
Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi
Aksara
Hamidi, J., & Lutfi, M. (2010). Civic education:
antara realitas politik dan implementasi
hukumnya. PT Gramedia Pustaka Utama.

Jurnal Ilmiah Mimbar Demokrasi |47

Anda mungkin juga menyukai