Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Permasalahan dalam pembelajaran matematika sering kali muncul.
Bahkan banyak siswa yang menganggap bahwa matematika adalah pelajaran
yang menakutkan khususnya siswa SD kelas besar jika sudah masuk dalam
materi Bangun Ruang. Salah satu karakteristik matematika adalah mempunyai
objek yang bersifat abstrak, artinya objek matematika berada dalam alam
pikiran manusia, sedangkan realisasinya dengan menggunakan benda-benda
yang berada disekitar kita. 5 Sifat abstrak ini menyebabkan siswa mengalami
kesulitan dalam matematika. Banyak siswa menganggap bahwa matematika
itu sulit. Selama ini guru seakan – akan menjadi pemegang kekuasaan secara
penuh di kelas. Guru sebagai objek dan siswa sebagai objek. Pembelajaran
terjadi satu arah, siswa hanya sebagai penerima materi saja. Mereka sulit
sekali memahami cara mencari volume bangun ruang apalagi sampai
menghafal rumusnya. Itu merupakan sesuatu yang sulit bagi mereka. Mereka
rata-rata sulit untuk membedakan mana tinggi, panjang dan lebar bangun
ruang. Untuk mengatasi permasalahan tersebut telah dilakukan beberapa
upaya. Namun upaya tersebut sering kali gagal karena tersitanya banyak
waktu sehingga efektiVtas dan efisiensi pembelajaran dirasakan menurun,
sehingga seringkali guru kekurangan waktu untuk membahas materi tersebut
sampai detail dan dalam. kegiatan pembelajaran seringkali dilakukan kembali
melalui pendekatan konvensional.

Dalam kegiatan pembelajaran matematika konvensional ini, diakui


bahwa guru terlalu mendominasi pembelajaran, kurang memberi kesempatan
pada siswa untuk menemukan strategi sendiri dalam memecahkan
permasalahan, konsep matematika sering disampaikan secara algoritmik dan
prosedural, dan siswa seringkali dilatih menyelesaikan banyak soal tanpa
pemahaman yang mendalam, siswa kurang diberi kesempatan dan fasilitas
untuk melakukan diskusi, negosiasi, dan presentasi. Akibatnya, kemampuan

1
2

pemecahan masalah dan komunikasi matematis siswa tidak berkembang


sebagaimana mestinya. Oleh karena itu kegiatan kolaborasi antara guru dan
siswa untuk mengkonstruksi komponen-komponen pembelajaran matematika
yang berpotensi untuk menumbuhkembangkan kemampuan pemecahan
masalah dan komunikasi matematis siswa SD Khususnya kelas V perlu
dilakukan.

Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan di kelas V SDN


Rogomulyo 02 Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati diketahui bahwa
pembelajaran Matematika materi pecahan senilai masih bersifat klasikal dan
kurang variatif. Metode yang digunakan masih berupa metode konvensional
berupa ceramah murni, sehingga pembelajaran masih berpusat pada guru yang
menyebabkan siswa merasa jenuh dan kurang berminat pada pembelajaran
yang dilaksanakan oleh guru. Akibatnya banyak siswa yang mengobrol sendiri
pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Melalui observasi peserta didik kelas V SDN Rogomulyo 02


Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati diperoleh keterangan bahwa hasil belajar
siswa kelas V SDN Rogomulyo 02, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati pada
materi volume bangun ruang masih rendah atau kurang dari harapan.

Dari 30 siswa haya 7 anak saja yang nilainya di atas KKM.


Sebagiannya lagi nilainya berada di bawah KKM atau belum tuntas. Itu
artinya hanya 17,5 % dari jumlah siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM
dan 82,5 % siswa yang nilainya di bawah KKM. Padahal kegiatan
pembelajaran dikatakan berhasil apabila minimasl 85% dari jumlah siswa
dalam satu kelas yang nilainya tuntas atau di atas KKM.

Berdasarkan data di atas, untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa


pada mata pelajaran Matematika materi volume bangun ruang sehingga bisa
mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), guru dituntut untuk
kreatif, inovatif dan dapat menciptakan suasana belajar yang tidak
membosankan tetapi juga dapat menarik minat siswa. Guru diharapkan
3

menggunakan media pembelajaran, metode pembelajaran atau model


pembelajaran yang bisa menggairahkan peserta didik menerima materi.

Metodologi pembelajaran merupakan cara dalam melakukan aktiVtas


antara pendidik dan peserta didik ketika berinteraksi dalam proses belajar.
Pendidik perlu mengetahui dan mempelajari metode pengajaran agar dapat
menyampaikan materi dan dimengerti dengan baik oleh peserta didik.
Berdasarkan latar belakang diatas, dibutuhkah inovasi pembelajaran dari guru.
Inovasi pembelajaran yang dapat dilakukan dari guru yaitu dengan
menggunakan model pembelajaran yang inovatif yang disertai dengan
penggunaan media pembelajaran yang tepat untuk merangsang minat belajar
peserta didik. Salah satu metode pembelajaran inovatif yang dapat diterapkan
guru adalah metode pembelajaran ICT (Information, Communication and
Technology)
Melalui metode ITC pembelajaran bangun ruang materi yang bersifat
abstrak dapat menjadi konkret. Siswa akan mengetahui dan melihat komponen
– komponen bangun ruang. Dengan perantara metode inilah siswa dapat
membedakan antara sisi pada bangun datar dan sisi pada bangun ruang. Selain
itu dengan media siswa dapat melihat secara langsung bentukbentuk sisi dan
sekaligus mengingat kembali tentang luas-luas bangun datar. Selanjutnya
Rahmanelli (2005:237) menyatakan apabila anak terlibat dan mengalami
sendiri serta ikut serta dalam proses pembelajaran maka hasil belajar siswa
akan lebih baik , disamping itu pelajaran akan lebih lama diserap dalam
ingatan siswa.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti terinspirasi
untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Penggunaan Metode ICT
(Information, Communication and Technologi) untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Volume Bangun Ruang Di
Kelas V SDN Rogomulyo 02 Semester II Tahun Pelajaran 2022/ 2023,
Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati.
4

1. Identifikasi Masalah
Dari hasil pengamatan dalam pembelajaran Matematika materi volume
bangun ruang teridentifikasi masalah yang timbul dalam proses
pembelajaran. Dari hasil pengamatan terungkap berbagai masalah yang
dialami oleh siswa dalam proses pembelajaran, antara lain
a. Guru masih menggunakan pendekatan lama yaitu ceramah dan guru
masih berpatokan menggunakan textbook dalam menyampaikan materi
serta guru tidak menghubungkan materi dengan dunia nyata siswa.
b. Siswa kurang termotivasi dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa
tidak aktif dalam kegiatan pembelajaran yang mengakibatkan
rendahnya hasil belajar siswa.
c. Siswa cenderung merasa bosan sehingga kebanyakan dari para siswa
malah asik mengobrol, bermain sendiri dan tidak memperhatikan
materi yang disampaikan oleh guru
2. Analisis Masalah
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa masalah yang dialami
oleh siswa dalam proses pembelajaran Matematika materi volume bangun
ruang diantaranya :
a. Kondisi kelas pada saat pembelajaran dengan menggunakan strategi
teacher centered sangat tidak nyaman. Siswa banyak yang merasa
bosan dan bermain dengan temannya sendiri. Hal ini dikarenakan
strategi teacher centered tidak memotivasi siswa.
b. Siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru tetapi kurang tertarik
dengan proses pembelajaran maupun materi pembelajaran karena
hanya belajar dari buku paket atau LKS, sehingga hasil belajar siswa
tidak mencapai nilai KKM yang ditentukan.
5

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah


Untuk mengatasi masalah yang dialami siswa dari hasil
pengamatan pembelajaran Matematika materi volume bangun ruang di
atas, yaitu :
a. Menggunakan metode pembelajaran ICT (Information,
Communication and Technologi) untuk meningkatkan hasil belajar
siswa pada kegiatan pembelajaran Matematika pada materi volume
bangun ruang sebagai alternatif pemecahan masalah dalam proses
pembelajaran.
b. Dengan menggunakan metode pembelajaran ICT (Information,
Communication and Technologi) diharapkan mampu meningkatkan
pemahaman siswa sehingga hasil belajar siswa dalam mata pelajaran
Matematika khususnya materi volume bangun ruang dapat
ditingkatkan dan mencapai nilai KKM.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan analisis masalah yang menjadi penyebab
tidak berhasilnya siswa dalam memahami materi volume bangun ruang di
kelas V SD Negeri Rogomulyo 2, Kecamatan Kayen, Kaupaten Pati dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut :

a. Bagaimana Penggunaan Metode ICT (Information, Communication and


Technologi) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam
Pembelajaran Matematika Volume Bangun Ruang Di Kelas V SDN
Rogomulyo 02 Semester II Tahun Pelajaran 2022/ 2023?
b. Bagaiaman hasil belajar siswa setelah Penggunaan Metode ICT
(Information, Communication and Technologi) untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Volume Bangun
Ruang Di Kelas V SDN Rogomulyo 02 Semester II Tahun Pelajaran
2022/ 2023?
6

C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai peneliti dalam kegiatan perbaikan
pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran ICT (Information,
Communication and Technologi) adalah sebagai berikut :
1. Menggunakan metode pembelajaran ICT (Information, Communication
and Technologi) untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD
Negeri Rogomulyo 02 Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati pada proses
pembelajaran Matematika materi volume bangun ruang.
2. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Rogomulyo 02,
Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati pada mata pelajaran Matematika materi
volume bangun ruang dengan menggunakan metode pembelajaran ICT
(Information, Communication and Technologi)

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran.


Sesuai dengan tujuan penelitian perbaikan pembelajaran di atas,
diharapkan perbaikan ini dapat memberi manfaat bagi berbagai pihak,
diantaranya :
1. Bagi siswa.
a. Meningkatkan minat, motivasi dan keaktifan siswa kelas V SD Negeri
Rogomulyo 02, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati dalam proses
pembelajaran Matematika materi volume bangun ruang.
b. Meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri
Rogomulyo 02, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati pada mata
pelajaran Matematika materi pecahan senilai.
2. Bagi Guru.
a. Meningkatkan kemampuan guru dalam merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran.
b. Meningkatkan daya kreatiVtas guru untuk melakukan inovasi di
dalam proses pembelajaran.
7

c. Meningkatkan penguasaan guru tentang berbagai metode, model dan


media pembelajaran.
d. Meningkatkan kerjasama antar guru di dalam mengatasi masalah
pembelajaran.
e. Meningkatkan kepercayaan diri guru dalam mengembangkan
alternatif untuk mengatasi kelemahan pembelajaran di dalam kelas.
3. Bagi Sekolah.
a. Memberi kontribusi bagi peningkatan mutu lulusan sekolah.
b. Mendukung tercapainya Vsi dan misi sekolah dalam bidang
akademik.
c. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi para guru
di sekolah agar dapat meningkatkan profesionalisme dalam
pembelajaran melalui kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Anda mungkin juga menyukai