Anda di halaman 1dari 15

PENGERTIAN ASBABUN NUZUL, FUNGSI DAN CARA MENGETAHUI,

REDAKSI-REDAKSI YANG MENUNJUKKAN ASBABUN NUZUL

MAKALAH

Dosen Pengampu:
Dr. REPELITA, MA

OLEH :
MAISITOH Z
NIM 220023010

PASCASARJANA PRODI HUKUM KELUARGA ISLAM (HKI)


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI
2023 M/1445 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “PENGERTIAN ASBABUN
NUZUL, FUNGSI DAN CARA MENGETAHUI, REDAKSI-REDAKSI
YANG MENUNJUKKAN ASBABUN NUZUL” ini. Sholawat dan salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad
SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran
agama islam yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam
semesta.

Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah tentang


Asbabun Nuzul. Disamping itu, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu kamu selama pembuatan makalan ini
berlangsung sehingga dapat terselesaikanlah makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat


bermanfaat bagi para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap
makalah ini agar kedepannya dapat kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah
yang kami buat ini masih banyak terdapat kekurangannya.

Sungai Penuh, September 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

BAGIAN PENGANTAR

Halaman judul .........................................................................................................

Kata pengantar..........................................................................................................i

Daftar isi ..................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................

1.1 Latar Belakang ......................................................................................1

1.2 Rumusan masalah...................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................

2.1 A. Pengertian Asbabun Nuzul................................................................4

2.3 B. Urgensi Asbabun Nuzul....................................................................5

2.3 C. Fungsi Ilmu Asbabun Nuzul Dalam Memahami Al-Qur’an.............6

2.4 D. Macam-Macam Asbabun Nuzul........................................................7

2.5 E. Cara Mengetahui Asbabun Nuzul......................................................8

2.6 F. Contoh Asbabun Nuzul......................................................................9

2.7 G. Redaksi Asbabun Nuzul..................................................................10

BAB III PENUTUP .................................................................................................

3.1 Kesimpulan .........................................................................................11

3.2 Saran ....................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an diturunkan untuk member petunjuk kepada manusia kearah
tujuan yang terang dan jalan yang lurus dengan menegakkan asas kehidupan
yang didasarkan pada keimanan kepada Allah dan risalah-Nya. Juga
memberitahukanhal yang telahlalu, kejadian-kejadian yang sekarang serta
berita-berita yang akan datang.
Pada masa Rasulullah, banyak peristiwa terjadi yang belum diketahui
hukumnya me nurut islam. Beberapa sahabat juga sering bertanya kepada
Rasulullah tentang sesuatu yang belum mereka pahami. Kemudian mereka
bertanya kepada Rasulullah untuk mengetahui hukum Islam mengenai hal itu.
Maka al-Qur’an turun untuk menjelaskan atau menunjukkan hukum atas
peristiwa atau pertanyaan yang muncul tersebut. Jawaban dari al-Qur’an
merupakan pedoman hidup bagi umat manusia. Itulah yang kemudian disebut
dengan Asbabun Nuzul, yaitu sebab-sebab turunya ayat-ayat al-Qur’an. Untuk
lebih mengetahui atau memahami maksud al-Qur’an secara utuh maka lebih
utama jika mengetahui tentang Asbabun Nuzul. Pengenmbangan studi
keislaaman yang berkaitan dengan al-Qur’an dapat ditempuh diantaranya
dengan pendekatan Sosio-historis.
Sebagian besar Qur’an pada mulanya diturunkan untuk tujuan umum
ini, tetapi kehidupan para sahabat bersama Rasulullah telah menyaksikan
banyak peristiwa sejarah, bahkan kadang terjadi diantara mereka peristiwa
khusus yang memerlukan penjelasan hukum Allah atau masih kabur bagi
mereka. Kemudian mereka bertanya kepada Rasulullah untuk mengetahui
hukum Islam mengenai hal itu. Maka Qur’an turun untuk peristiwa khusus tadi
atau untuk pertanyaan yang muncul itu. Hal itulah yang dinamakan Asbabun
Nuzul.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Asbabun Nuzul ?
2. Bagaimana Urgensi Asbabun Nuzul ?
3. Bagaimana Fungsi Ilmu Asbabun Nuzul Dalam Memahami Al-Qur’an?
4. Apa sajakah macam-macam Asbabun Nuzul ?
5. Bagaimana cara mengetahui Asbabun Nuzul ?
6. Bagaimana Redaksi Sebab Nuzul?
7. Apa saja Contoh asbabun Nuzul?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Asbabun Nuzul.
2. Untuk mengetahui Urgensi Asbabun Nuzul.
3. Untuk mengetahui Fungsi Ilmu Asbabun Nuzul Dalam Memahami Al-
Qur’an
4. Untuk mengetahui macam-macam AsbabunNuzul.
5. Untuk mengetahui bagaimana cara Asbabun Nuzul.
6. Untuk mengetahui Bagaimana Redaksi Sebab Nuzul
7. Untuk mengetahui Contoh asbabun Nuzul

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Asbabun Nuzul
Menurut bahasa “Asbabun Nuzul” berarti turunnya ayat-ayat Al
Qur’an. Al Qur’an diturunkan Allah SWT kepada Muhammad SAW. Secara
berangsur-angsur dalam masa lebih kurang 23 tahun. Al-Qur’an diturunkan
untuk memperbaiki akidah, ibadah, akhlak, dan pergaulan manusia yang sudah
menyimpang dari kebenaran. Karena itu, dapat dikatakan bahwa terjadinya
penyimpangan dan kerusakan dalam tatanan kehidupan manusia merupakan
sebab turunnya Al-Qur’an. Definisi ini memberikan pengertian bahwa sebab
turun suatu ayat adakalanya berbentuk peristiwa dan adakalanya berbentuk
pertanyaan. Suatu ayat-ayat atau beberapa ayat turun untuk menerangkan hal
yang berhubungan dengan peristiwa tertentu atau memberi jawaban terhadap
pertanyaan tertentu.1
Para mufassir merumuskan definisi asbabun nuzul sebagai berikut:
1. Menurut Az-Zarqani:
“sesuatu yang turun satu ayat atau beberapa ayat yang berbicara
tentangnya (sesuatu itu) atau menjelaskan ketentuan-ketentuan hukum
yang terjadi pada waktu terjadinya peristiwa tersebut.”
2. Menurut Manna’ Khalil Al-Qaththan:
“sesuatu yang turun Al-Qur’an berkenaan dengannya pada waktu
terjadinya seperti suatu peristiwa yang terjadi atau ada pertanyaan.2
B. Urgensi Asbabun Nuzul
1. Mengetahui hikmah diundangkanya suatu hukum dan perhatian syara’
terhadap kepentingan umum dalam menghadapi segala peristiwa, karena
sayangnya kepada umat.
2. Mengkhususkan (membatasi) hukum yang diturunkan dengan sebab yang
terjadi, bila hukum itu dinyatakan dalam bentuk umum.

1
Ahmad Syadali, Ulumul Quran (Bandung: Pustaka Setia, 2000), 89.
2
Andik Setiyawan, TAFSIR (Mojokerto: CV. Mutiara Ilmu Mojosari, 2010), 60.

3
3. Apabila lafal yang diturunkan itu lafal yang umum dan terdapat dalil atas
pengkhususannya, maka pengetahuan mengenai asbabun nuzul membatasi
pengkhususan itu hanya terhadap yang selain bentuk sebab.
4. Mengetahui sebab nuzul adalah cara terbaik untuk memahami makna
Qur’an dan menyingkap kesamaran yang tersembunyi dalam ayat-ayat
yang tidak dapat ditafsirkan tanpa mengetahui sebab nuzulnya.
5. Sebab nuzul dapat menerangkan tentang siapa ayat itu diturunkan
sehingga ayat tersebut tidak diterapkan kepada orang lain karena dorongan
permusuhan dan perselisihan.3
C. Fungsi Ilmu Asbabun Nuzul Dalam Memahami Al-Qur’an
Pentingnya mempelajari dan mengetahui Asbabun Nuzul adalah untuk
memahami ayat Al-Qur’an, baik dalam mengistimbath hukum atau dalam
beristidlal, atau sekedar memahami maksud ayat. Tidak mungkin memahami
kandungan makna suatu ayat tanpa mengetahui sebab turunnya ayat tersebut.4
Al Wahidi menjelaskan: “tidaklah mungkin mengetahui tafsir ayat
tanpa mengetahui dan penjelasan sebab turunnya.” Ibn Daqiqil ‘Id
berpendapat, “Keternagan sebab nuzul adalah cara yang kuat (tepat) untuk
mengetahui makna Al-Qur’an. Ibn Taimiyah mengatakan: “Mengetahui sebab
nuzul akan membantu dalam memahami ayat, karena mengetahui sebab
menimbulkan pengetahuan mengenai musabab (akibat).”
Contohnya dalam QS. Al-Baqarah ayat 158 yang artinya
“Sesungguhnya Safa dan Marwa adalah sebagian dari syi’ar Allah. Maka
barang siapa beribadah haji ke Baitullah atau berumrah,maka tidak ada dosa
baginya untuk mengerjakan sa’i di antara keduanya. Dan barang siapa
mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah
Maha Mensyukuri kebaikan dan Maha Mengetahui.”
Lafal ayat ini secara tekstual tidak menunjukkan bahwa sa’i itu wajib,
sebab ketiadaan dosa untuk mengerjakannya itu menunjukkan “kebolehan” dan

3
Rosihon Anwar, Ulum Al-Qur’an, Pustaka setia,Bandung:2000, hlm 60.
4
Didin saefudin Buchori, Pedoman Memahami Kandungan Al-Qur’an, Granada Pustaka,
Bogor:2005, hlm. 34-35.

4
bukannya “kewajiban.” Sebagian ulama’ juga berpendapat demikian, karena
berpegang pada arti tekstual ayat itu.5
Dalam uraian yang lebih rinci Az-Zarqani mengemukakan urgensi
sebab An-Nuzul dalam memahami Al-qur’an sebagai berikut :
1. Membantu dalam memahami sekaligus mengatasi ketidakpastian dalam
menangkap pesan ayat-ayat Al-Qur’an.
2. Mengatasi keraguan ayat yang diduga memiliki keraguan umum.
3. Mengkhususkan hukum yang terkandung dalam ayat Al-Qur’an.
4. Mengidentifikasi pelaku yang menyebabkan ayat Al-Qur’an turun.
5. Memudahkan untuk menghafal dan memahami ayat, serta untuk
memantapkan wahyu ke dalam hati orang yang mendengarnya.
6. Penegasan bahwa Al-Qur’an benar-benar dari Allah SWT, bukan buatan
manusia.
7. Penegasan bahwa Allah benar-benar memberi pengertian penuh pada
Rasulullah dalam menjalankan misi risalahnya.
8. Mengetahui makna serta rahasia-rahasia yang terkandung dalam Al-
Qur’an.
9. Seseorang dapat menentukan apakah ayat mengandung pesan khusus atau
umum dan dalam keadaan bagaimana ayat aitu harus diterapkan.
10. Mengetahui secara jelas hikmah disyariatkannya suatu hukum.
D. Macam-macam Asbabun Nuzul
1. Banyaknya nuzul dengan satu sebab
Terkadang banyak ayat turun, sedangkan sebabnya hanya satu.
Dalam hal ini tidak ada permasalahan yang cukup penting, karena itu
banyak ayat yang turun didalam berbagai surat berkenaan dengan satu
peristiwa. Contohnya ialah apa yang di riwayatkan oleh Said bin Mansur,
‘Abdurrazaq, Tirmidzi, Ibn jarir, Ibnul Munzir, Ibn Abi Hatim, tabrani,
dan Hakim yang mengatakan shahih, dari Ummu salamah, ia berkata :
“Rasullullah, aku tidak mendengar Allah menyebutkan kaum perempuan

5
Manna’ Khalil Al-Qattan, Studi Ilmu-Uilmu Al-Qur’an, Pustaka Litera AntarNusa,
Bogor:2001, hlm.113.

5
sedikitpun mengenai hijrah. Maka Allah menurunkan : maka tuhan mereka
memperkenankan permohonanya (dengan firman) : “sesungguhnya aku
tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal diantara kamu,
baik laki-laki ataupun perempuan : (karena) sebagian kamu adalah
turunan dari sebagian yang lain... (Ali ‘Imran [3]:195).
Diriwayatkan pula oleh Ahmad, Nasa’i, Ibn Jarir, Ibnul Munzir,
Tabarani, dan Ibn Mardawih dari Ummu Salamah yang mengatakan ;
“Aku telah bertanya : Rasulullah, mengapa kami tidak disebutkan dalam
al-qur’an seperti kaum laki-laki ? maka suatu harti aku dikejutkan oleh
suara Rasulullah diatasa mimbar. Ia membacakan : Sesungguhnya laki-laki
dan perempuan Muslim.. sampai akhir ayat 35 Surat al-Ahzab [33].
Diriwayatkan pula oleh Hakim dari Ummu Salamah yang
mengatakan : “kaum laki-laki berperang sedang kaum perempuan tidak.
Disamping itu kami hhanya memperoleh warisan setengah bagian? Maka
Allah menurunkan ayat : Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang
dikaruniakan terhadap apa yang dikaruniakan sebagian dari kamu lebih
banyak dari sebagian yang usahakan, dan bagi para wanitapun ada bagian
dari apa yang mereka usahan pula. (an-Nisa’ [4]:32) dan ayat :
sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim..” ketiga ayat tersebut
turun ketika satu sebab.
2. Penuruna ayat lebih dahulu daripada sebab
Az-Zarkasyi dalam membahas fi ulumil qur’an karya Manna’
Khalil Al Qattan mengemukakan satu macam pembahasan yang
berhubungan dengan sebab nuzul yang dinamakan “penurunan ayat lebih
dahulu daripada hukum (maksud)nya.” Contoh yang diberikan dalam hal
ini tidaklah menunjukkan bahwa ayat itu turun mengenai hukum tertentu,
kemudian pengalamanya datang sesudahnya. Tetapi hal tersebut
menunjukan bahwa ayat itu diturunkan dengan lafadz mujmal (global),
yang mengandung arti lebih dari satu, kemudian penafsiranya
dihubungkan dengan salah satu arti-arti tersebut, sehingga ayat tadi
mengacu pada hukum yang datang kemudian. Misalnya firman Allah :

6
Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan
beriman) [87]:14). Ayat tersebut dijadikan dalil untuk zakat fitrah.
Diriwayatkan oleh baihaqi dengan disanadkan kepada Ibn Umar, bahwa
ayat itu turun berkenaan dengan zakat Ramadhon ( Zakat Fitrah),
kemudian dengan isnad yang marfu’ Baihaqi meriwayatkan pula
keterangan yang sama. Sebagian dari mereka barkata : aku tidak mengerti
maksud pentakwilan yang seperti ini, sebab surah itu Makki, sedang di
Makkah belum ada Idul fitri dan zakat.”6
Didalam ayat tersebut, Bagawi menjawab bahwa nuzul itu boleh
saja mendahului hukumnya, seperti firman Allah : aku benar-benar
bersumpah dengan kota ini, dan kaum (Muhammad) bertempat di kota ini
(al-Balad [90]:1-2). Surah ini Makki, dan bertempatnya di Makkah,
sehingga Rasulullah berkata : “Aku mnenempati pada siang hari).”
3. Beberapa ayat turun mengenai satu orang
Terkadang seorang sahabat mengalami peristiwa lebih datri satu
kali, dan al-qur’an pun turun mengenai setiap peristiwanya. Karena itu,
banyak ayat yang turun mengenai setiap peristiwanya. Karena itu, banyak
ayat yang turun mengenai nya sesuai dengan banyaknya peristiwa yang
terjadi. Misalnya apa yang diriwayatkan oleh Bukhari tentang berbakti
kepada kedua orang tua. Dari sa’d bin Abi Waqqas yang mengatakan :
“ada empat ayat al-qur’an turun berkenaan denganku. Pertama, ketika
ibuku bersumpah bahwa ia tidak akan makan dan minum sebelum aku
mwninggalkan Muhammad, lalu Allah menurunkan : dan jika keduanya
memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamumengikutio keduanya
dan pergauilah keduanya didunia dengan baik (luqman[31]:15).
Kedua ketika aku mengambil sebilah pedang dan mengaguminya,
maka aku berkata kepada Rasulullah : “Rasulullah, berikanlah kepadaku

6
Didin saefuddin Buchori, Pedoman Memahami Kandungan Al-Qur’an, Granaada
Pustaka, Bogor:2005, hlm. 33.

7
pedang ini”. Maka turunlah : mereka bertanya kepadamu tenytang
pembagiuan harta rampasan perang (al-anfal [8]:1).
Ketiga, ketika aku sedang sakit Rasulullah datang mengunjungilku
kemudian aku bertanya kepadanya : “Rasulullah, aku ingin membagikan
hartaku, bolehkah aku mewasiatkan separuhnya?” rasulullah diam. maka
wasiat dengan sepertiga harta itu dibolehkan.
Keempat, ketika aku sedang minum minuman keras (khamr)
bersama kaum Ansor, seorang dari mereka memukul hidungku dengan
tulang rahang unta. Lalu aku datang kepada Rasulullah , maka Allah ‘Azza
Wajalla menurunkan larangan minumkhamr.”7
E. Cara mengetahui Asbabun Nuzul
Salah satu cara untuk mengetahui asbabun nuzul dengan mengetahui
secara periwayatannya dan mendengar dari generasi yang menyaksikan
langsung turunnya Al Qur’an yang mengetahui asbabun nuzul dan dapat
menjelaskan maksud-maksudnya.
Pedoman dasar para ‘Ulama’ dalam mengetahui asbabun nuzul ialah
riwayat shahih yang berasal dari Rasulullah Saw, atau dari sahabat. Maka
sebab itu pemberitahuan dari seorang sahabat mengenai hal seperti ini bila
jelas, maka hal itu bukan sekedar pendapat (ra’y), tetapi ia mempunyai hukum
marfu’ (berdasarkan Rasulullah Saw).8
F. Redaksi Sebab Nuzul
Bentuk redaksi yang menerangkan sebab nuzul itu terkadang berupa
pernyataan tegas mengenai sebab dan terkadang pula berupa pernyataan yang
hanya mengandung kemungkinan mengenainya. Bentuk pertama adalah jika
perawi mengatakan: “Sebab nuzul ayat ini adalah begini”, atau menggunakan
fa ta’ qibiyah (kira-kira seperti: maka, yang menunjukkan urutan peristiwa),
yang dirangkaikan dengan kata “Turunnya ayat”, sesudah ia menyebutkan
peristiwa atau pertanyaan. Bentuk kedua, yaitu redaksi yang boleh jadi
menerangkan sebab nuzul atau hanya sekedar menjelaskan dengan hukum ayat
7
Ahmad Syadali, Ulumul Quran (Bandung: Pustaka Setia, 2000), 91.
8
Mana’ Khalil Al-Qathan, Study Ilmu-ilmu Al Qur’an (Bogor: Pustaka Litera Antar
Nusa, 2013), 107.

8
adalah bila perawi mengatakan: nazalat hadzihil aayaatu fii kadza: Ayat ini
turun mengenai ”Yang dimaksud dengan ungkapan (redaksi) ini terkadang
sebab nuzul ayat dan terkadang pula kandungan hukum ayat tersebut.
G. Contoh asbabun Nuzul
Asbab nuzul yang berupa perselisihan adalah peristiwa perselisihan
atau permusuhan yang terjadi antara kelompok sekelompok orang dari Kabilah
Aus dengan beberapa orang dari Kabilah khazraj, yang dipicu oleh provokasi
yang dilakukan orang Yahudi, sehingga mereka semua mengucapkan kata-kata
“perang! Perang!”. Kemudian turunlah ayat yang berkaitan dengan peristiwa
ini,
‫يا يها الذين ءامنوا ان تطيعوا فريقا من الذين اوتواالكتب يردوكم بعد ايمنكم كفرين‬
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebagian dari
orang-orang yang diberi Alkitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu
menjadi menjadi orang kafir sesudah kamu beriman.” (QS. Ali Imran: 100).
Asbab nuzul yang berupa teguran Allah kepada Nabi. Seperti dalam
sebuah riwayat yang menceritakan beberapa orang Quraisy yang bertanya
kepada Nabi Muhammad Saw. Tentang roh, kisah Ashhab Al-kahfi (para
penghuni gua) dan kisah Dzu Al-Qarnain. Lalu Beliau menjawab: “Datanglah
besok pagi kepadaku. Aku akan ceritakan.” Beliau tidak mengucapkan ‘insya
Allah’ (jika Allah manghendaki). Keesokan harinya, wahyu terlambat datang
untuk menceritakan hal-hal tersebut dan Nabi Muhammad Saw. Tidak dapat
menjawabnya. Setelah sekian lama menunggu penjelasan dari Allah Swt.
Melalui wahyu, turunya ayat:
‫دين ربي‬k‫ى ان يه‬k‫ل عس‬k‫يت وق‬k‫ك اذانس‬k‫اءاللهج وذكررب‬k‫دا االان يش‬k‫ك غ‬k‫ل ذال‬k‫والتقولن لشاىء انى فا ع‬
‫القرب من هىذارشدا‬
“Dan janganlah sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu:
‘sesungguhnya aku akan mengerjakan Ini besok pagi, kecuali (dengan
menyebut): “insya Allah”. Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan
katakanlah: “mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada
yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini.” (QS. Al-Kahfi: 23-24)9

9
Forum Karya Ilmiah Purna Raden, Al-Qur’an Kita, (Kediri: Lirboyo Press, 2011), 113.

9
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asbabun nuzul adalah sesuatu hal yang dikarenanya Qur’an diturunkan
untuk menerangkan status (hukum)nya, pada masa hal itu terjadi, baik berupa
peristiwa maupun pertanyaan. Ilmu asbabun nuzul yang sangat besar
pengarunya dalam memahami makna ayat-ayat Al-Qur’an yang mulia. Selain
itu, dengan adanya asbabun nuzul dapat mempermudah kaidah hukum yang
belum jelas dalam Al-Qur’an sehingga mudah untuk dipahami.

B. Saran
Disini penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
jauh dari sempurna, sehingga keritik dan saran yang membangun untuk
penulisan makalah-makalah selanjutnya sangat diharapkan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Al-Hasni, Muhammad bin Alawi A, 1999, Ilmu-ilmu Al-Qur’an, Bandung:


Pustaka Setia.
Hasbi, ash-Shiddieqiy M, 1987, Ilmu-ilmu Al-Qu’an, Semarang: Pustaka Rizki
Putra.
Setiyawan, Andik, 2010, Tafsir, Mojokerto: Mutiara Ilmu.
Syadali, Ahmad, 2000, Ulumul Qur’an, Bandung: Pustaka Setia.
Qathan, Khalil M, 2013, Studi Ilmu-ilmu Qur’an, Bogor: Pustaka Litera Antar
Nusa.

12

Anda mungkin juga menyukai