Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MANAJEMEN PEMASARAN SYARI’AH


MEMBUAT ARTIKEL TENTANG SCORDCARD

DOSEN PENGAMPU:
Kurnia Sety Agustina, S.E., M. SAK

DISUSUN OLEH:
NAMA : MUHAMMAD ARIF
NIM : E.ES.1.2021.005

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM SYEKH MAULANA QORI


INSTITUT AGAMA ISLAM SYEKH MAULANA QORI BANGKO
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI
EKONOMI SYARI’AH
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Membuat Artikel Tentang
Scorecard” ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita
semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi
anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.

Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah tentang


Membuat Artikel Tentang Scorecard. Disamping itu, kami mengucapkan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kamu selama pembuatan
makalan ini berlangsung sehingga dapat terselesaikanlah makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat


bermanfaat bagi para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap
makalah ini agar kedepannya dapat kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah
yang kami buat ini masih banyak terdapat kekurangannya.

Bangko, 11 Januari 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI

BAGIAN PENGANTAR

Halaman judul...................................................................................................

Kata pengantar.................................................................................................i

Daftar isi ........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................

1.1 Latar Belakang..............................................................................1

1.2 Rumusan masalah.........................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................

2.1 A. Konsep Dasar Balanced Scorecard.........................................2

2.3 B. Sejarah Perkembangan Balanced Scorecard...........................4

2.3 C. Manfaat dan Keunggulan Balanced Scorecard.......................4

2.4 D. Evolusi Pemikiran Balanced Scorecard..................................6

2.5 E. Implementasi Balanced Scorecard.........................................10

BAB III PENUTUP ........................................................................................

3.1 Kesimpulan.................................................................................12

3.2 Saran...........................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan adanya persaingan global, perusahaan dihadapkan pada
penentuan strategi dalam pengelolaan usahanya. Penentuan strategi akan
dijadikan sebagai landasan dan kerangka kerja untuk mewujudkan sasaran-
sasaran kerja yang telah ditentukan oleh manajemen. Oleh karena ini
dibutuhkan suatu alat untuk mengukur kinerja sehingga dapat diketahui sejauh
mana strategi dan sasarn yang telah ditentukan dapat tercapai. Penilaian kinerja
memegang peranan penting dalam dunia usaha, dikarenakan dengan
dilakukannya penilaian kinerja dapat diketahui efektivitas dari penetapan suatu
strategi dan penerapannya dalam kurun waktu tertentu.
Balanced Scorecard menggambarkan adanya keseimbangan antara
tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang, antara ukuran keuangan dan
nonkeuangan, antara indicator leading. Balanced Scorecard cukup
komprehensif untuk memotivasi eksekutif dalam mewujudkan kinerja dalam
keempat perspektif tersebut, agar keberhasilan keuangan yang dihasilkan
bersifat berkesinambungan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Konsep Dasar Balanced Scorecard?
2. Bagaimana Sejarah Perkembangan Balanced Scorecard?
3. Apa Manfaat dan Keunggulan Balanced Scorecard?
4. Bagaimana Evolusi Pemikiran Balanced Scorecard?
5. Bagaimana Implementasi Balanced Scorecard?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Konsep Dasar Balanced Scorecard
2. Untuk mengetahui Sejarah Perkembangan Balanced Scorecard
3. Untuk mengetahui Manfaat dan Keunggulan Balanced Scorecard
4. Untuk mengetahui Evolusi Pemikiran Balanced Scorecard
5. Untuk mengetahui Implementasi Balanced Scorecard

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Balanced Scorecard
Konsep balanced scorecard (BSC) dikembangkan dan diperkenalkan
oleh Robert Kaplan dan David Norton pada tahun 1992 untuk membantu
akuntan manajemen memberikan lebih banyak informasi tentang keberhasilan
perusahaan dalam menerapkan strategi. Dengan menerapkan balanced
scorecard, akuntan manajemen dapat melakukan lebih dari memprediksi
keuntungan (sebagai bagian dari anggaran) atau memberikan informasi untuk
keputusan tentang harga produk atau membeli peralatan baru. BSC juga
memberikan informasi untuk membantu manajer dan investor menilai seberapa
dekat perusahaan bergerak mencapai berbagai tujuan dan sasarannya. Balanced
scorecard merupakan sistem manajemen strategis yang menterjemahkan visi
dan strategi organisasi ke dalam tujuan dan ukuran operasional.
Mula-mula BSC digunakan untuk memperbaiki sistem pengukuran
kinerja eksekutif. Awal penggunaannya kinerja eksekutif diukur hanya dari
segi keuangan. Kemudian berkembang menjadi luas yaitu empat prespektif,
yang kemudian digunakan untuk mengukur kinerja organisasi secara utuh.
Empat perspektif tersebut yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal
serta pembelajaran dan pertumbuhan.
BSC adalah suatu mekanisme sistem manajemen yang mampu
menerjemahkan visi dan strategi organisasi ke dalam tindakan nyata di
lapangan. BSC adalah salah satu alat manajemen yang terbukti telah membantu
banyak perusahaan dalam mengimplementasikan strategi bisnisnnya.
(Widilestari, 2011, hal. 86-87)
Balanced scorecard terdiri dari dua kata: (1) kartu skor (scorecard) dan
(2) berimbang (balanced). Kartu skor adalah kartu yang digunakan untuk
mencatat skor hasil kinerja perusahaan. Kartu skor juga dapat digunakan untuk
merencanakan skor yang hendak diwujudkan di masa depan. Melalui kartu ini
skor yang hendak diwujudkan perusahaan di masa depan dibandingkan dengan
hasil kinerja sesungguhnya. Hasil perbandingan ini digunakan untuk

2
melakukan evaluasi atas kinerja perusahaan diukur serta berimbang dari dua
aspek keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka panjang,
maupun internal dan eksternal.
Keseimbangan (balanced) disini menunjuk pada adanya kesetimbangan
pada perspektif-perpektif yang akan diukur, yaitu antara perpektif keuangan
dan perspektif nonkeuangan sebagai berikut:
1. Perspektif pelanggan, yaitu untuk menjawab pertanyaan bagaiman customer
memandang perusahaan.
2. Perspektif internal, untuk memjawab pertanyaan pada bidang apa
perusahaan memiliki keahlian.
3. Perspektif inovasi dan pembelajaran, untuk menjawab pertanyaan apakah
perusahaan mampu berkelanjutan dan menciptakan value.
4. Perspektif keuangan, untuk menjawab pertanyaan bagaimana perusahaan
memandang pemegang saham. (Hayati, 2011, hal. 63)
Pengukuran kinerja yang efektif mampu menilai keseluruhan perspektif
dalam perusahaan di mana pengukuran kinerja tersebut terangkum dalam suatu
sistem pengukuran strategis yakni Balanced Scorecard. Balanced Scorecard
(BSC) merupakan alat manajemen kontemporer yang didesain untuk
meningkatkan kemampuan perusahaan dalam melipatgandakan kinerja
keuangan secara berkesinambungan (sustainable outstanding financial
performance). (Solichah, 2015, hal. 2)
Balanced Scorecard merupakan suatu kartu skor yang digunakan untuk
merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh seseorang di masa depan,
dan untuk mencatat skor hasil kinerja yang sesungguhnya dicapai oleh
seseorang. Berdasarkan pengalaman dalam perusahaan yang
mengimplementasikan balanced scorecard, diketahui bahwa terjadi perbaikan
kinerja perusahaan dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan karena seluruh
karyawan di dalam perusahaan mengerti secara jelas bahwa aktifitas yang
mereka lakukan berpengaruh terhadap keberhasilan pencapaian visi dan misi
serta strategi perusahaan. Atau dengan kata lain bahwa aktifitas strategi telah
menjadi kegiatan seluruh karyawan dalam perusahaan. Sehingga mereka

3
menjadi satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan dengan suatu
hubungan yag terjadi dalam perusahaan.
Balanced scorecard memiliki beberapa kegunaan, yaitu:
mengklarifikasi dan menghasilkan konsesus tentang strategi, menyelaraskan
berbagai tujuan departemen dan pribadi dengan strategi perusahaan,
mengaitkan berbagai tujuan strategik dengan sasaran jangka panjang dan
anggaran tahunan, mengidentifikasikan dan menyelaraskan berbagai inisiatif
strategik, mendapatkan umpan balik yang dibutuhkan untuk mempelajari dan
memperbaiki strategi. (Sari, 2015, hal. 29-30)
B. Sejarah Perkembangan Balanced Scorecard
Kaplan dan Norton mulai tahun 1992 mengembangkan konsep
pengukuran kinerja yang dikenal dengan Balanced Scorecard (BSC) sebagi
koreksi atas berbagai kelemahan ukuran kinerja finansial. Konsep balanced
scorecard pertama kali dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David P.
Norton dalam bukunya yang berjudul Translating Strategy Into Action: The
Balanced Scorecard. Pada awal tahun 2000 balanced scorecard tidak lagi
hanya dimanfaatkan oleh seluruh personel (manajemen dan karyawan) untuk
mengelola perusahaan.
Balanced scorecard memberi kerangka yang jelas bagi seluruh personel
untuk menghasilkan kinerja keuangan melalui perwujudan berbagai kinerja non
keuangan. Penggunaan teknologi informasi telah mendukung penerapan
balanced scorecard untuk dikomunikasikan ke seluruh personel, sehingga
dapat dilakukan koordinasi dalam mewujudkan berbagai sasaran strategik
perusahaan yang telah ditetapkan. Balanced scorecard pada tahun 2006 mulai
dikembangkan untuk mengintegrasikan dua metode, yaitu: metode manajemen
strategik berbasis balanced scorecard dan metode pengelolaan kinerja
personel. (Nigrahayu, 2015, hal. 29-30)
C. Manfaat dan Keunggulan Balanced Scorecard
Balanced scorecard memberi manfaat bagi organisasi dalam beberapa
cara:
1. Menjelaskan visi organisasi.

4
2. Menyelaraskan organisasi untuk mencapai visi.
3. Mengintegrasikan perencanaan strategis dan alokasi sumber daya.
4. Meningkatkan efektivitas manajemen dengan menyediakan informasi yang
tepat untuk mengarahkan perubahan.
Empat keunggulan yang diperoleh perusahaan dengan menerapkan
balanced scorecard adalah komprehensif, koheren, seimbang, dan terukur.
a. Komprehensif ( comprehensive)
Sebelum konsep balanced scorecard lahir, perusahaan beranggapan
bahwa perspektif keuangan adalah perspektif yang paling tepat untuk
mengukur kinerja perusahaan. Setelah balanced scorecard berhasil
diterapkan, para eksekutif perusahaan baru menyadari bahwa perspektif
keuangan sesungguhnya merupakan hasil dari tiga perspektif lainnya, yaitu
pelanggan, proses bisnis, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Pengukuran
yang lebih holistik, luas, dan menyeluruh (komprehensif) ini berdampak
pada perusahaan untuk lebih bijak dalam memilih strategi perusahaan dan
memberikan kemampuan bagi perusahaan itu untuk memasuki area bisnis
yang lebih kompleks.
b. Koheren (coherence)
Di dalam balanced scorecard ada istilah hubungan sebab akibat
(causal relationship). Setiap perspektif (keuangan, customer, proses bisnis,
dan pembelajaran-pertumbuhan) mempunyai tujuan atau sasaran strategis
(strategic objective). Tujuan atau sasaran strategis ini merupakan keadaan
atau kondisi yang akan diwujudkan di masa yang akan datang yang
merupakan penjabaran dari tujuan perusahaan. Tujuan atau sasaran strategis
untuk setiap perspektif harus dapat dijelaskan dengan hubungan sebab
akibat. Misalnya pertumbuhan Return on Investment (ROI) ditentukan oleh
meningkatnya kualitas pelayanan kepada customer, pelayanan kepada
customer bisa ditingkatkan karena perusahaan menerapkan teknologi
informasi yang tepat guna dan keberhasilan penerapan teknologi informasi
ini didukung oleh kompetensi dan komitmen dari karyawan. Hubungan
sebab akibat ini disebut koheren.

5
c. Seimbang (balanced)
Keseimbangan sasaran strategis yang dihasilkan dalam empat
perspektif meliputi sasaran jangka pendek dan sasaran panjang yang
berfokus pada faktor internal dan eksternal. Keseimbangan dalam
balanced scorecard juga tercermin dengan selarasnya scorecard karyawan
dengan scorecard perusahaan sehingga sehingga setiap personal yang ada
di dalam perusahaan bertanggung jawab memajukan perusahaan.
d. Terukur (measured)
Dasar pemikiran bahwa setiap perspektif dapat diukur adalah
adanya keyakinan bahwa ‘if we can measure it, we can manage it, if we
can manage it, we can achieve it’ artinya ketika perusahaan dapat
mengukur sesuatu, perusahaan dapat mengelolanya dan jika perusahaan
dapat mengelola sesuatu, perusahaan dapat mencapai tujuan yang
diharapkan. Sasaran strategis yang sulit diukur seperti pada perspektif
customer, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan,
melalui balanced scorecard dapat dikelola karena setiap perspektif dapat
ditentukan ukuran yang tepat.
D. Evolusi Pemikiran Balanced Scorecard
Kaplan dan Norton menjelaskan bahwa BSC digunakan untuk
mengukur kinerja perusahaan. Kaplan dan Norton memperkenalkan empat
perspektif, yaitu perspektif keuangan , perspektif pelanggan, perspektif proses
bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Setelah
pemikiran Kaplan dan Norton yang menjadikan BSC sebagai sistem baru
pengukuran kinerja, BSC mengalami evolusi atau perkembangan pemikiran
sampai dengan saat ini. Terdapat tiga pemikiran penting tentang hasil riset
yang menunjukkan adanya perubahan kinerja atau pemikiran BSC.
Studi pertama dilakukan Lipe Salteno, studi mereka berdua bertujuan
untuk menguji pengaruh karakteristik BSC (ukuran umum untuk banyak unit
versus ukuran unik untuk unit tertentu) terhadap evaluasi atasan atas kinerja
unit. Studi tersebut menjelaskan bahwa ukuran umum (common work wear
division), sedangkan ukuran unik (unique measures) adalah ukuran BSC yang

6
hanya berlaku untuk satu divisi saja (rad wear division atau work wear
division).
Selanjutnya riset yang dilakukan oleh Andrew Neely pada tahun 2008.
Dari buku yang ditulis Bob Kaplan dan David Norton yang diterbitkan oleh
Harvard Business Review tahun 1992 dapat diketahui adanya fakta bahwa 30%
hingga 60% dari perusahaan besar AS telah mengadopsi BSC. Penelitian yang
dilakukan Andrew Neely ini bertujuan mengeksplorasi dampak kinerja
balanced scorecard dengan menggunakan desain kuasi-eksperimental. Studi
Neely (2008) menggunakan data laporan keuangan selama tiga tahun dari dua
perusahaan besar yang berbasis di Inggris, dimana perusahaan satu telah
menerapkan balanced scorecard sementara perusahaan yang lain yang belum
menerapkan BSC. Perusahaan yang pertama telah menerapkan BSC mulai
Januari 2001 memberikan data sebanyak 122 cabang, sementara perusahaan
kedua, terus menggunakan metode tradisional dalam pelaporan kinerja selama
periode penelitian dan data yang disediakan sebanyak 190 cabang. Kedua
sekumpulan data tersebut dibandingkan menurut cabang yang berbasis di
lokasi yang sama. Pencocokan dengan lokasi ini memungkinkan penelitian
untuk membandingkan perubahan kinerja organisasi selama masa penerbitan,
sementara mengontrol kondisi ekonomi lokal, berbagai produk, dan basis
pelanggan.
Studi ini membuat beberapa kontribusi pada literatur BSC dalam
pengukuran kinerja. Hasil studi ini menyediakan beberapa bukti berbasis
lapangan yang pertama pada potensi balanced scorecard perusahaan untuk
memberikan informasi yang berguna pada pengujian strategi dan validasinya.
Penelitian sebelumnya telah mengabaikan peran potensial BSC dan lebih
terfokus pada penggunaannya dalam mengkomunikasikan tujuan strategis
karyawan, mengevaluasi kinerja unit bisnis, dan menyelaraskan insentif
karyawan diseluruh unit bisnis dan fungsi. Meskipun bukti akademik bahwa
ukuran kinerja non-keuangan biasanya mengarah ke kinerja keuangan, hasil
studi ini menunjukkan bahwa hubungan antara ukuran kinerja non-keuangan

7
dan kinerja keuangan tergantung pada karakteristik strategi yang ditangkap
oleh beberapa ukuran seperti telah diuraikan sebelumnya.
Dalam dua puluh tahun terakhir, Balanced Scorecard (BSC) telah
dianggap sebagai sistem pengukuran kinerja efektif. Dalam dekade terakhir,
BSC secara bertahap terhubung dengan tujuan manajemen strategis dan
pengendalian kinerja. Namun, para ahli masih tidak pasti tentang hubungan
sebab akibat antara BSC dan peningkatan prestasi tujuan atau sasaran strategis
dan kinerja.
Setelah mempelajari konsep dan keunggulan balanced scorecard serta
evolusi konsep atau pemikiran BSC, selanjutnya akan diuraikan secara
terperinci tiapa-tiap perspektif yang dimulai dengan perspektif keuangan,
perspektif pelanggan, perpektif proses bisnis internal, dan perpektif
pertumbuhan dan pembelajaran.
1. Perspektif Keuangan
Kebanyakan bisnis di dunia berorientasi pada perspektif keuangan
seperti orientasi pada laba bersih (net income), arus kas dan
memaksimalkan nilai pemegang saham (shareholders’ value). Fakta ini
menunjukkan bahwa balnced scorecard tidak akan lengkap tanpa
mempertimbangkan profitabilitas pemegang saham. Di setiap organisasi
juga membutuhkan keuangan atau keuangan karena untuk dapat
memberikan fasilitas pelayanan, memenangkan pemilu, atau
memadamkan api tentu membutuhkan uang. Meskipun organisasi-
organisasi tersebut tidak berorientasi pada mencari keuntungan dalam hal
membeli dan menjual produk, tetapi tetap saja membutuhkan dan untuk
mencapai tujuan mulia mereka. Di sini dapat disimpulkan bahwa
perspektif keuangan berlaku untuk setiap organisasi tidak memandang
apakah entitas tersebut dibentuk dengan tujuan untuk memperoleh
keuntungan atau tidak
2. Perspektif Pelanggan
Pelanggan (customer) merupakan pihak yang secara aktual
memberikan pendapatan penjualan kepada perusahaan. Pada konsep

8
balanced scorecard, perspektif ini dianggap penting dan krusial bagi
strategi perusahaan. Pelanggan yang menyukai bisnis yang dijalankan
perusahaan dan senantiasa membeli produk perusahaan merupakan kunci
bagi pendapatan penjualan dimasa depan. Karena asosiasi yang langsung
antara pelanggan dan penjualan, maka sebagai konsekuensinya perusahaan
hendaknya menjaga dan memperhatikan pelanggan sebagaimana
perusahaan memperhatikan keuntungan mereka.
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Dalam perspektif ini, perusahaan melakukan pengukuran terhadap
semua aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan, baik manajer maupun
karyawan untuk menciptakan produk yang dapat memberikan kepuasan
tertentu bagi customer dan para pemegang saham. Dalam perspektif ini,
perusahaan berfokus pada tiga proses bisnis utama, yaitu:
a. Proses Inovasi
Dalam proses penciptaan nilai tambah bagi customer, proses
inovasi merupakan salah satu proses yang penting. Efisiensi dan
efektivitas serta ketetapan waktu dari proses inovasi ini akan
mendorong terjadinya efisiensi biaya pada proses penciptaan nilai
tambah (value added) bagi customer. Secara grafis besar proses inovasi
dapat dibagi menjadi dua, yaitu: (1) Pengukuran terhadap proses inovasi
yang bersifat penelitian dasar dan terapan, (2) Pengukuran terhadap
proses pengembangan produk.
b. Proses Operasi
Proses operasi yang dilakukan oleh tiap-tiap organisasi bisnis
lebih menitikberatkan pada efisiensi proses, konsistensi, dan ketepatan
waktu barang dan jasa yang diberikan kepada customer.
4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Setiap perusahaan atau organisasi mempunyai banyak hubungan
dengan para stakeholder-nya seperti pemasok, pelanggan, dan kreditur.
Hubungan tersebut tidaklah bersifat statis tetapi senantiasa dinamis atau
berubah seiring dengan perubahan lingkungan eksternal. Oleh karena itu,

9
kemampuan karyawan untuk belajar, tumbuh, mengantisipasi perubahan,
dan bereaksi terhadap lingkungan eksternal benar-benar penting bagi
keberhasilan perusahaan. Karyawan yang termotivasi dan terlatih
mengetahui apa yang terjadi dan cara mengantisipasi perubahan tersebut.
Perspektif ini dalam Balnced Scorecard dinamakan dengan
perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Kaplan (1996)
mengungkapkan betapa pentingnya organisasi bisnis untuk terus
memperhatikan karyawannya, memantau kesejahteraan karyawan, dan
meningkatkan pengetahuan karyawan karena dengan meningkatnya
tingkat pengetahuan karyawan akan meningkatkan pula kemampuan
karyawan untuk berpartisipasi dalam pencapaian ukuran ketiga perspektif
di atas dan tujuan perusahaan.
E. Implementasi Balanced Scorecard
Langkah pertama dalam mengimplementasikan Balanced Scorecard
adalah team yang telah disusun melakukan identifikasi data yang diperlukan
untuk mengimplementasikan Balanced Scorecard. Selanjutnya menentukan
teknologi informasi yang digunakan untuk memudahkan proses
mengkomunikasikan Balanced Scorecard. Implemetasi dari balanced
scorecard tidak bisa langsung dilakukan pada setiap unit organisasi secara
bersamaan, tetapi harus dilakukan secara bertahap.
Langkah kedua adalah membangun scorecard secara menyeluruh. Pada
awalnya Balanced Scorecard dibuat pada tingkat organisasi, yang kemudian
diterjemahkan kedalam Balanced Scorecard unit-unit dalam organisasi,
diterjemahkan lagi kedalam Balanced Scorecard departemen, dan yang
terakhir adalah Balanced Scorecard tim atau individu. Pada tahapan ini tim
yang terbentuk mengkomunikasikan inisiatif strategis dan ukuran yang
dibutuhkan untuk setiap perspektif kepada manager dari masing-masing unit
organisasi.
Selanjutnya manager dari setiap unit organisasi berpartisipasi dalam
menentukan ukuran dari setiap proses yang dilakukan oleh unitnya. Pada
tahapan ini terjadi pertukaran informasi dari tim pusat kepada manager unit dan

10
sebaliknya. Langkah ketiga adalah menggunakan data scorecard untuk
evaluasi dan peningkatan. Pada tahapan ini terjadi arus informasi dari setiap
tim atau individu kepada departemen, yang oleh departemen dilanjutkan ke
unit organisasi, yang akhirnya semua informasi dikumpulkan pada tingkat
organisasi.
Pengumpulan data bisa dilakukan dengan cara melihat catatan manual,
melalui survei menggunakan email, interview terhadap individu atau tim, dan
melalui database. Setelah data-data tersebut terkumpul maka eksekutif
melakukan analisa dan evaluasi atas data tersebut. Dari analisa dan evaluasi ini
diputuskan bagaimana merevisi strategi, inisiatif.
Penggunaan Balanced Scorecard memberikan manfaat bagi organisasi
antara lain meningkatkan komunikasi antar individu dalam organisasi,
manajemen dapat fokus pada proses organisasi secara keseluruhan, membawa
setiap unit dalam organisasi kearah yang sama yaitu melayani masyarakat,
memotivasi pekerja, meningkatkan sistem penghargaan, dan meningkatkan
kepuasan pekerja. Ketidakmampuan organisasi dalam memilih dan
menggunakan ukuran kinerja yang tepat, ketidakmampuan sistem informasi
organisasi yang ada untuk menyediakan data yang diminta, kurangnya
dukungan data yang diminta, kurangnya dukungan dan komitmen dari
manajemen, dan pekerja kurang mempunyai wewenang untuk mengambil
keputusan, merupakan bebrapa kendala yang harus diperhatikan dalam
mengimplementasikan Balanced Scorecard. (Firdaus, 2009, hal. 7-8)

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Balanced scorecard terdiri dari dua kata: (1) kartu skor (scorecard) dan
(2) berimbang (balanced). Kartu skor adalah kartu yang digunakan untuk
mencatat skor hasil kinerja perusahaan. Kartu skor juga dapat digunakan untuk
merencanakan skor yang hendak diwujudkan di masa depan. Melalui kartu ini
skor yang hendak diwujudkan perusahaan di masa depan dibandingkan dengan
hasil kinerja sesungguhnya. Hasil perbandingan ini digunakan untuk
melakukan evaluasi atas kinerja perusahaan diukur serta berimbang dari dua
aspek keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka panjang,
maupun internal dan eksternal.
Mula-mula BSC digunakan untuk memperbaiki sistem pengukuran
kinerja eksekutif. Awal penggunaannya kinerja eksekutif diukur hanya dari
segi keuangan. Kemudian berkembang menjadi luas yaitu empat prespektif,
yang kemudian digunakan untuk mengukur kinerja organisasi secara utuh.
Empat perspektif tersebut yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal
serta pembelajaran dan pertumbuhan.

B. Saran
Demikianlah makalah ini pemakalah buat dengan sesungguhnya, untuk
memenuhi tugas mata kuliah akuntansi manajemen tentang Balanced
Scorecard (BSC). Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
dalam menganalisis pengukuran kinerja pada perusahaan. Pemakalah
menyadari masih terdapat banyak kekurangan pada makalah ini baik dari segi
penulisan makalah, kelengkapan isi, data yang disajikan, dan lainnya. Kritik
dan saran yang membangun sangat diharapkan dari para pembaca untuk
penulisan makalah yang lebih baik lagi kedepannya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Firdaus, D. W. (2009). Membangun dan Implementasi Balanced Scorecard Pada


Sektor Publik. Jurnal Ilmiah UNIKOM, Vol.9, No.1 , 3-10.
Garrison, R. H. (2007). Akuntansi Manajemen, Edisi 11 Buku 2. Jakarta: Salemba
Empat.
Gunawan, B. (2011). Balanced Scorecard: Perspektif Baru Dalam Menilai Kinerja
Organisasi. Jurnal Akuntansi & Investasi Vol.1 No. 1 , 41-51.
Hasibuan, A. (2012). Manajemen Perubahan. Yogyakarta: CV. ANDI.
Hayati, N. (2011). Implementasi Balanced Scorecard Pada Pengembangan Sistem
Teknologi Informasi. Jurnal Informasi Vol.4, No. 2 , 61-72.
Nigrahayu, E. R. (2015). Penerapan Metode Balanced Scorecard Sebagai Tolak
Ukur Pengukuran Kinerja Perusahaan. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi
Vol.4 No.10 , 1-16.
Rivai, V. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan: Dari
Teori ke Praktik. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Salman, K. R. (2016). Akuntansi Manajemen Alat Pengukuran Dan Pengambilan
Keputusan Manajerial. Jakarta: PT.Indeks.
Sari, M. (2015). Analisis Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukuran Kinerja
Perusahaan PT. Jamsostek Cabang Belawan. Jurnal Riset Akuntansi &
Bisnis Vol.15, No.1 , 28-42.

Solichah, A. D. (2015). Analisis Balanced Scorecard Sebagai Sarana Pengukuran


Kinerja Perusahaan. Jurnal Administrasi Bisnis Vol.27 No.1 , 1-10.
Tillah, S. (2010). Analisis Penilaian Kinerja Organisasi Dengan Menggunakan
Konsep Balanced Scorecard Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Payakumbuh. Jurnal Akuntansi , 1-13.

Widilestari, C. (2011). Konsep Balanced Scorecard & Kendala Penerapannya.


Jurnal STIE Semarang, Vol 3, No.2 , 86-98.

13

Anda mungkin juga menyukai