PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap manusia dilahirkan sama dihadapan Tuhan dan dihadapan
hukum yang berlaku di masyarakat. Tidak ada perbedaan yang signifikan
diantara semua manusia, demikian juga dalam hal keadilan dimana semua
manusia berhak mendapatkan perlakuan yang adil dan mendapatkan
kesejahteraan sosial bersama. Dengan kata lain kita perlu menyadari suatu
fakta bahwa semua manusia itu setara.
Fenomena globalisasi yang terjadi di masa sekarang ini berkembang
dengan cukup pesat. Kemajuan ilmu pengetahuan di berbagai bidang seperti
transportasi, pendidikan, budaya, ekonomi, teknologi, dan sebagainya,
memberikan dampak yang sangat besar bagi kehidupan manusia di masa
sekarang. Dunia terasa tanpa sekat, mudah, cepat, dan serba instan seolah-olah
menjadi hal yang wajar dimasa sekarang. Hal itu tentu sangat membantu dan
bermanfaat bagi kehidupan manusia, namun tentunya ada dampak negatif
yang tentunya juga sangat penting untuk diperhatikan.
Salah satu masalah yang terjadi sebagai dampak negatif dari
globalisasi adalah Human Trafficking atau Perdagangan Manusia.
Permasalahan human trafficking sangat bertentangan dengan fakta bahwa
semua manusia itu setara. Seharusnya permasalahan tersebut tidak terjadi,
namun nyatanya masih terjadi hingga saat ini.
Untuk mengatasi masalah human trafficking tentunya sudah ada
beberapa solusi, baik yang dilakukan oleh pemerintah, lembaga masyarakat,
maupun pihak-pihak tertentu. Namun mungkin pelaksanaannya belum
maksimal karena pengaruh beberapa hal, sehingga human trafficking masih
menjadi permasalahan yang sangat serius saat ini.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan
masalah yaitu :
1. Apakah makna dari kesetaraan manusia?
2. Bagaimana terjadinya fenomena globalisasi serta dampak-dampaknya?
3. Bagaimana masalah human trafficking bisa terjadi?
4. Apa saja solusi untuk mengatasi masalah human trafficking?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai oleh penulis
pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui makna dari kesetaraan manusia.
2. Mengetahui fenomena globalisasi serta dampak-dampaknya.
3. Mengetahui masalah human trafficking.
4. Mengetahui solusi untuk mengatasi masalah human trafficking.
D. Manfaat
Dengan adanya makalah ini, penulis berharap bisa memberikan beberapa
manfaat bagi orang lain antara lain :
1. Dapat memaknai dengan benar di dalam kehidupan sehari-hari bahwa
semua manusia itu setara.
2. Dapat mengetahui masalah human trafficking sebagai dampak negatif dari
globalisasi yang bertolak belakang dengan kesetaraan manusia.
3. Dapat mengetahui solusi-solusi untuk mengatasi masalah human
trafficking.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
sesama baik dalam kehidupan pribadi maupun bermasyarakat. Terlebih lagi
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara jaminan akan kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama dari berbagai ragam masyarakat di dalamnya sangat
diperlukan.
4
Munculnya berbagai lembaga politik dan lembaga swadaya masyarakat.
Perkembangnya cara berpikir dan semakin majunya pendidikan
masyarakat.
b. Faktor Ekstern
Faktor ekstern munculnya globalisasi berasal dari luar negeri dan
perkembangan dunia. Faktor-faktor tersebut sebagai berikut :
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek)
Penemuan sarana komunikasi yang semakin canggih.
Adanya kesepakatan internasional tentang pasar bebas.
Modernisasi atau pembaruan di berbagai bidang yang dilakukan negara-
negara di dunia mempengaruhi negara lain untuk mengadupsi atau
meniru hal yang sama.
Keberhasilan perjuangan prodemokrasi di beberapa negara di dunia
sedikit banyak memberi inspiransi bagi munculnya tuntutan tranparansi
dan globalisasi di sebuah negara.
Meningkatnya peran dan fungsi lembaga-lembaga internasional.
Perkembangan Hak Asasi Manusia (HAM)
5
9. Berkembangnya turisme dan pariwisata.
10. Meningkatkan pembangunan negara.
6
seks, tenaga kerja paksa, atau pengambilan organ atau jaringan tubuh,
termasuk pengganti kehamilan (surrogacy) dan pengangkatan sel telur.
Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam salah satu dari tiga Protokol Palermo
mendefinisikan human trafficking sebagai perekrutan, pengiriman,
pemindahan, penampungan atau penerimaan seseorang, dengan ancaman atau
penggunaan kekerasan atau bentuk-bentuk lain dari pemaksaan, penculikan,
penipuan, kebohongan, atau penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan atau
memberi atau menerima pembayaran atau memperoleh keuntungan agar dapat
memperoleh persetujuan dari seseorang yang berkuasa atas orang lain, untuk
tujuan eksploitasi. Eksploitasi termasuk, paling tidak, eksploitasi untuk
melacurkan orang lain atau bentuk bentuk lain dari eksploitasi seksual, kerja
atau pelayanan paksa, perbudakan atau praktik-praktik serupa perbudakan,
perhambaan atau pengambilan organ tubuh.
Perdagangan manusia berbeda dengan penyelundupan manusia. Dalam
penyelundupan manusia, orang yang diselundupkan dengan sukarela meminta
atau mempekerjakan seseorang, biasa disebut penyelundup, untuk
memindahkan mereka secara diam-diam dari satu tempat ke tempat lain.
Biasanya penyelundupan jenis ini melibatkan pemindahan dari satu negara ke
negara yang pernah menolak masuk pihak terselundup di perbatasan
internasional. Tidak ada penipuan saat perjanjian awal antara pihak
penyelundup dan terselundup. Setelah masuk ke negara tujuan dan tiba di
tempat akhir, orang yang diselundupkan biasanya bebas untuk mencari
jalannya sendiri. Menurut International Centre for Migration Policy
Development (ICMPD), penyelundupan manusia adalah kejahatan terhadap
negara karena melanggar hukum imigrasi dan tidak menganggap pelanggaran
hak-hak migran yang diselundupkan sebagai tindak kejahatan. Perdagangan
manusia adalah kejahatan terhadap korbannya karena melanggar hak-hak
korban melalui paksaan dan eksploitasi.
Human trafficking atau perdagangan manusia berkaitan erat dengan
hubungan antar negara, karena perdagangan tersebut biasanya dilakukan di
daerah perbatasan negara dan modus operasi yang dilakukan adalah
7
pengiriman ke berbagai negara penerima seperti Malaysia dan Singapura.
Lemahnya penjagaan dan keamanan daerah perbatasan menjadikan faktor
utama perdagangan manusia, sehingga dengan mudah seseorang dapat
melakukan transaksi perdagangan tersebut.
Banyaknya negara yang berbatasan langsung dengan Indonesia ini
memiliki banyak keuntungan dan kerugian yang didapatkan dari daerah
perbatasan tersebut. Salah satu isu yang menjadi isu nasional maupun
internasional untuk sekitar daerah perbatasan adalah perdagangan manusia
yaitu perdagangan manusia terutama pada perempuan dan anak-anak, baik di
dalam negeri maupun di luar negeri.
Umumnya para korban trafficking adalah orang yang mudah terbujuk
oleh janji-janji palsu sang traffickers. Beberapa traffickers menggunakan
taktik-taktik manipulasi untuk menipu korbannya diantaranya dengan
intimidasi, rayuan, pengasingan, ancaman, penyulikan dan penggunaan obat-
obatan terlarang.
Beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya tindakan human
trafficking ini adalah:
1. Kemiskinan (Permasalahan Ekonomi)
Semenjak terjadinya krisis ekonomi mulai tahun 1997, semuanya
berdampak kepada seluruh elemen masyarakat. Perekonomian semakin
sulit, semakin banyak rakyat yang tidak mampu untuk membiayai
keluarganya khususnya anaknya. Mulai dari biaya pendidikan, hingga
biaya kehidupan sehari-hari. Himpitan perekonomian itu membuat
keluarga khususnya orangtua semakin mudah terbujuk rayu oleh agen atau
pelaku perdagangan anak dengan iming-iming serta janji palsu akan
pekerjaan yang dapat membuat hidup lebih baik lagi dengan gaji yang
besar. Ketidakjelasan akan pekerjaan juga membuat orang menjadi pasrah
dalam menerima pekerjaan untuk dipekerjakan sebagai apa saja dan hal ini
yang membuat para pelaku menargetkan anak sebagai korban.
8
2. Kurangnya Pendidikan dan Informasi
Pendidikan yang memadai tentunya akan sangat membantu masyarakat
agar tidak terjebak dalam kasus perdagangan manusia. Kekurangtahuan
akan informasi mengenai perdagangan manusia membuat orang-orang
lebih mudah untuk terjebak menjadi korban perdagangan manusia
khususnya di pedesaan dan terkadang tanpa disadari pelaku perdagangan
manusia tidak menyadari bahwa ia sudah melanggar hukum. Para korban
perdagangan biasanya susah untuk mencari bantuan dinegara dimana
mereka dijual karena mereka tidak memiliki kemampuan unutuk
menggnakan bahasa dinegara tersebut.
3. Kurangnya Kepedulian Orang Tua
Tidak jarang ditemukan orang tua yang kurang peduli untuk membuat akta
kelahiran sang anaknya dengan berbagai alasan. Orang tanpa tanda
pengenal yang memadai lebih mudah menjadi korban trafficking karena
usia dan kewarganegaraan mereka tidak terdokumentasi. Sehingga pelaku
dapat melakukan aksinya tanpa khawatir identitas korban tidak mudah
terlacak. Anak- anak korban trafficking misalnya, lebih mudah diwalikan
ke orang dewasa manapun yang memintanya.
4. Faktor Budaya
Peran perempuan untuk mencari nafkah, memang sudah kodratnya
perempuan mengurus rumah dan hanya membantu untu mencari nafkah
tambahan, namun tanggung jawab atas keberlangsungan hidup
keluarganya menjadi alasan untuk berimigrasi. Lalu peran anak dalam
sebuah keluarga, kepatuhan anak terhadap orang tua serta rasa tanggung
jawab untuk membayar hutang yang keluarganya miliki, memberikan
motivasi tersendiri bagi mereka untuk berimigrasi. Kemudian perkawinan
dini mempunyai implikasi yang serius bagi para anak perempuan termasuk
bahaya kesehatan, putus sekolah, kesempatan ekonomi yang terbatas,
gangguan perkembangan pribadi, dan seringkali, juga perceraian dini.
Anak-anak perempuan yang sudah bercerai secara sah dianggap sebagai
9
orang dewasa dan rentan terhadap trafficking disebabkan oleh kerapuhan
ekonomi mereka, dan lain-lain.
Bentuk – bentuk dari Human Trafficking atau Perdagangan Manusia
adalah :
a. Eksploitasi Seks, Pelacuran, Atau Kerja Paksa Seks
Dalam banyak kesempatan banyak orang yang ditawari bekerja di luar
negeri sebagai pekerja rumah tangga, pekerja restoran, bekerja di hotel,
ataupun pekerjaan yang tidak memerlukan keahlian khusus. Namun ketika
mereka telah mencapai negara tujuan, mereka tidak mendapatkan
pekerjaaan yang dijanjikan, dan dengan sangat terpaksa pekerjaan seperti
pelacur, dilakukan demi bertahan hidup di negara orang.
b. Pembantu Rumah Tangga
Banyak pekerja rumah tangga yang diperlakukan secara sewenang –
wenang, dengan jam kerja yang panjang, tanpa istirahat, tidak
mendapatkan makanan yang cukup, dan juga perlakuan penyiksaan yang
sering kali terjadi kontak fisik dan penyiksaan terhadap pembantu rumah
tangga.
c. Penari dan Penghibur.
Penari tradisional ataupun penari profesional, yang biasanya dijadikan
sebagai penari seks, dan penghibur serta pemuasan seksual, yang berkedok
dari pekerjaan penari.
d. Pengantin yang dipesan
Beberapa perempuan dan anak perempuan yang berimigrasi sebagai istri
dari orang berkebangsaan asing, telah ditipu dengan status perkawinan.
Dalam kasus seperti ini, suami mereka memaksa istri barunya untuk
bekerja untuk keluarga mereka dengan kondisi yang mirip dengan
perbudakan atau bahkan menjual mereka ke industri prostitusi.
e. Buruh Anak
Eksploitasi terhadap anak, atau pemaksaan anak dibawah umur untuk
berkerja. Beberapa anak yang berada di jalanan untuk mengemis, mencari
ikan dilepas pantai, dan bekerja perkebunan.
10
f. Penjualan Bayi
Keberadaan tenaga kerja indonesia yang berada di luar negri, seperti TKI
yang ditipu dengan perkawinan palsu lalu dipaksa untuk menyerahkan
anaknya atau diadopsi secara ilegal, ataupun pada akhirnya bayi tersebut
dijual di pasar gelap.
g. Perdagangan organ tubuh manusia
Demi mendapatkan uang dan dapat menafkahi keluarganya, terkadang
manusia dapat melakukan hal – hal yang tidak dapat diterima. Salah
satunya adalah penjualan organ tubuh manusia, salah satunya adalah
penjualan ginjal yang ilegal. Demi mendapatkan uang yang banyak dalam
waktu yang cepat maka mereka rela menjual sebagian tubuhnya asalkan
dapat bertahan hidup. Selain itu bagian tubuh manusia lainnya juga di
perjual belikan, biasanya manusia yang telah meninggal, ataupun manusia
yang berada di dalam perbudakan yang tidak dapat menolak ataupun
membela diri.
11
Trauma
Sebagian besar korban perdagangan manusia akan mengalami trauma dari
dampak kekerasan atau pengalaman yang tidak menyenangkan bagi
mereka.
Pembatasan gerak
Yaitu kontrol yang dilakukan oleh para traffickers telah melampaui batas
Multiple Trauma
Mengalami beberapa atau kronis peristiwa traumatis atau kasar telah
ditemukan memiliki efek yang lebih negatif dari trauma tunggal. Sebuah
kecemasan korban dapat diungkap, karena banyak korban yang masih
menghadapi bahaya nyata terkait pengalaman perdagangan mereka bahkan
setelah terjadi eksploitasi.
Violence
Korban perdagangan pasti telah mengalami kekerasan baik sebelum dan
selama proses perdagangan. Kekerasan sebelum perdagangan terlihat pada
sebagian besar korban perdagangan untuk eksploitasi seksual.
Abuse
Hal ini biasanya digunakan oleh para traffickers bagi korban yang kurang
pengetahuaanya untuk dipengaruhi secara negatif agar mau melaksanakan
apa yang dia perintah.
Concurrent Symptoms
Setelah mengalami perdagangan sebagian besar wanita memiliki banyak
simultan masalah kesehatan fisik dan mental. Di antara korban
perdagangan gejala kesehatan fisik menyebabkan mereka merasa sakit dan
tidak nyaman. Beberapa gejala kesehatan mental mengalami lebih lama.
Physical symptoms
Kelelahan dan penurunan berat badan, gejala neurologis, dan
gastrointestinal adalah masalah yang paling sering dilaporkan. Banyak
korban perdagangan yang hanya memiliki sedikit waktu untuk tidur karena
dipaksa untuk melakukan aktivitas terus-menerus. Kurang tidur kronis
atau berkepanjangan tidak hanya mempengaruhi kemampuan individu
12
untuk berkonsentrasi dan berpikir jernih, tetapi juga melemahkan sistem
kekebalan tubuh dan kemampuan untuk menahan rasa sakit.
Post-traumatic stress disorder (PTSD)
PTSD adalah istilah yang menggambarkan gangguan kesehatan mental
yang disebabkan, sebagian, oleh satu atau lebih peristiwa traumatis.
Gangguan ini berlangsung dalam jangka waktu lama dalam gejala
psikologis yang parah dialami oleh mereka yang telah terkena pengalaman
yang telah memiliki efek traumatis pada mereka. Hampir semua orang
yang memiliki pengalaman traumatis akan memiliki perasaan shock, sedih
dan penyesuaian dan tidak semua orang yang mengalami peristiwa
traumatis akan menyebabkan PTSD. Karakteristik umum PTSD adalah
kecenderungan gejala menurun dari waktu ke waktu di sebagian orang.
Studi korban trafficking ( khususnya untuk eksploitasi seksual ) telah
menemukan bahwa korban menunjukkan banyak gejala PTSD. Pola
penurunan dalam gejala PTSD juga ditemukan dalam korban trafficking.
PTSD tercermin dalam studi tentang perdagangan orang adalah bahwa
beberapa korban masih memiliki beberapa gejala setelah perdagangan.
13
2. Peningkatan pendidikan masyarakat, khususnya pendidikan alternatif bagi
anak-anak dan perempuan, termasuk dengan sarana dan prasarana
pendidikannya.
3. Peningkatan pengetahuan masyarakat melalui pemberian informasi seluas-
luasnya tentang perdagangan orang beserta seluruh aspek yang terkait
dengannya.
4. Perlu diupayakan adanya jaminan aksesibilitas bagi keluarga khususnya
perempuan dan anak untuk memperoleh pendidikan, pelatihan, peningkatan
pendapatan dan pelayanan sosial. Cara-cara tersebut terkesan sangat ideal,
tinggal bagaimana implementasinya secara nyata. Upaya tersebut juga
memerlukan keterlibatan seluruh sektor pemerintah, swasta, LSM, badan-
badan internasional, organisasi masyarakat, perseorangan, dan termasuk
media massa.
5. Pemerintah bersama Lembaga Swadaya Masyarakat banyak
mensosialisasikan Undang-Undang Tindak Pidana Perdagangan Orang ke
masyarakat. Seringnya memberikan pencerahan terhadap Undang-Undang
tersebut ke masyarakat, maka kasus trafficking yang melibatkan anak
dibawah umur dan perempuan akan dapat dicegah.
6. Masyarakat berperan serta membantu upaya pencegahan dan penanganan
korban tindak pidana perdagangan orang dengan aktif memberikan
informasi dan melaporkan jika ada kejadian tersebut kepada penegak
hukum atau pihak berwajib, atau turut serta dalam menangani korban.
Sebagai pelapor, namanya dilindungi dan dirahasiakan. Dalam hal ini
pemerintah wajib membuka akses seluas-luasnya bagi peran serta
masyarakat, baik nasional maupun internasional sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
7. Untuk mengefektifkan penyelenggaraan pencegahan dan pemberantasan
tindakan pidana perdagangan orang, pemerintah Indonesia Republik
Indonesia wajib melaksanakan kerjasama Internasional, baik bersifat
bilateral, regional maupun multilateral.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai makhluk Tuhan
memiliki tingkat atau kedudukan yang sama. Tingkatan atau kedudukan yang
sama itu bersumber dari pandangan bahwa semua manusia tanpa dibedakan
adalah diciptakan dengan kedudukan yang sama, yaitu sebagai makhluk mulia
dan tinggi derajatnya dibanding makhluk lain. Di hadapan Tuhan semua
manusia adalah sama derajat, kedudukan, atau tingkatannya. Yang
membedakan nantinya adalah tingkat ketakwaan manusia tersebut terhadap
Tuhan.
Globalisasi adalah suatu proses yang menyeluruh atau mendunia
dimana setiap orang tidak terikat oleh negara atau batas-batas wilayah, artinya
setiap individu dapat terhubung dan saling bertukar informasi dimanapun dan
kapanpun melalui media elektronik maupun cetak.
Salah satu dampak negatif dari globalisasi yang sangat serius adalah
terjadinya perdagangan manusia atau kerap disebut human trafficking.
Masalah ini jelas sekali bertentangan dengan makna kesetaraan manusia.
Human Trafficking atau Perdagangan manusia adalah aktivitas yang
menjadikan manusia sebagai barang yang diperdagangkan, biasanya untuk
keperluan perbudakan seks, tenaga kerja paksa, atau pengambilan organ atau
jaringan tubuh, termasuk pengganti kehamilan (surrogacy) dan pengangkatan
sel telur.
Ada banyak solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah ini,
baik dari pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat, maupun dari
masyarakat sendiri. Semuanya berharap melalui beberapa cara yang dilakukan
dapat mengatasi masalah human trafficking atau perdagangan manusia.
15
B. Saran
Sebagai sesama manusia yang sama di mata Tuhan dan sama di mata
hukum, sudah seharusnya kita tidak berhak memperlakukan orang lain dengan
buruk, merampas hak-hak orang lain, merendahkan orang lain selayaknya
bukan manusia, saling menindas satu sama lain, dan lain sebagainya. Kita
seharusnya saling menghargai, saling membantu, saling menyayangi satu
sama lain sebagai sesama umat manusia sesuai dengan makna dari kesetaraan
manusia. Sehingga akan tercipta kedamaian di dunia ini.
16