Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap manusia dilahirkan sama dihadapan Tuhan dan dihadapan
hukum yang berlaku di masyarakat. Tidak ada perbedaan yang signifikan
diantara semua manusia, demikian juga dalam hal keadilan dimana semua
manusia berhak mendapatkan perlakuan yang adil dan mendapatkan
kesejahteraan sosial bersama. Dengan kata lain kita perlu menyadari suatu
fakta bahwa semua manusia itu setara.
Fenomena globalisasi yang terjadi di masa sekarang ini berkembang
dengan cukup pesat. Kemajuan ilmu pengetahuan di berbagai bidang seperti
transportasi, pendidikan, budaya, ekonomi, teknologi, dan sebagainya,
memberikan dampak yang sangat besar bagi kehidupan manusia di masa
sekarang. Dunia terasa tanpa sekat, mudah, cepat, dan serba instan seolah-olah
menjadi hal yang wajar dimasa sekarang. Hal itu tentu sangat membantu dan
bermanfaat bagi kehidupan manusia, namun tentunya ada dampak negatif
yang tentunya juga sangat penting untuk diperhatikan.
Salah satu masalah yang terjadi sebagai dampak negatif dari
globalisasi adalah Human Trafficking atau Perdagangan Manusia.
Permasalahan human trafficking sangat bertentangan dengan fakta bahwa
semua manusia itu setara. Seharusnya permasalahan tersebut tidak terjadi,
namun nyatanya masih terjadi hingga saat ini.
Untuk mengatasi masalah human trafficking tentunya sudah ada
beberapa solusi, baik yang dilakukan oleh pemerintah, lembaga masyarakat,
maupun pihak-pihak tertentu. Namun mungkin pelaksanaannya belum
maksimal karena pengaruh beberapa hal, sehingga human trafficking masih
menjadi permasalahan yang sangat serius saat ini.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan
masalah yaitu :
1. Apakah makna dari kesetaraan manusia?
2. Bagaimana terjadinya fenomena globalisasi serta dampak-dampaknya?
3. Bagaimana masalah human trafficking bisa terjadi?
4. Apa saja solusi untuk mengatasi masalah human trafficking?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai oleh penulis
pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui makna dari kesetaraan manusia.
2. Mengetahui fenomena globalisasi serta dampak-dampaknya.
3. Mengetahui masalah human trafficking.
4. Mengetahui solusi untuk mengatasi masalah human trafficking.

D. Manfaat
Dengan adanya makalah ini, penulis berharap bisa memberikan beberapa
manfaat bagi orang lain antara lain :
1. Dapat memaknai dengan benar di dalam kehidupan sehari-hari bahwa
semua manusia itu setara.
2. Dapat mengetahui masalah human trafficking sebagai dampak negatif dari
globalisasi yang bertolak belakang dengan kesetaraan manusia.
3. Dapat mengetahui solusi-solusi untuk mengatasi masalah human
trafficking.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Makna Kesetaraan Manusia


Kesetaraan berasal dari kata setara atau sejajar. Jadi kesetaraan juga
dapat disebut kesederajatan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
sederajat artinya sama tingkatan (kedudukan, pangkat). Dengan demikian,
kesetaraan atau kesederajatan menunjukan adanya tingkatan yang sama,
kedudukan yang sama, tidak lebih tinggi atau tidak lebih rendah antara satu
sama lain.
Kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai makhluk Tuhan
memiliki tingkat atau kedudukan yang sama. Tingkatan atau kedudukan yang
sama itu bersumber dari pandangan bahwa semua manusia tanpa dibedakan
adalah diciptakan dengan kedudukan yang sama, yaitu sebagai makhluk mulia
dan tinggi derajatnya dibanding makhluk lain. Di hadapan Tuhan semua
manusia adalah sama derajat, kedudukan, atau tingkatannya. Yang
membedakan nantinya adalah tingkat ketakwaan manusia tersebut terhadap
Tuhan.
Persamaan kedudukan atau tingkatan manusia ini berimplikasi pada
adanya pengakuan akan kesetaraan atau kesederajatan manusia. Jadi
kesetaraan atau kesederajatan tidak sekadar bermakna adanya persamaan
kedudukan manusia. Kesederajatan adalah suatu sikap mengakui adanya
persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban sebagai sesama
manusia. Implikasi selanjutnya adalah perlunya jaminan akan hak-hak itu agar
setiap manusia bisa merealisasikannya serta perlunya merumuskan sejumlah
kewajiban-kewajiban agar semua bisa melaksanakan tata tertib kehidupan.
Berkaitan dengan dua konsep diatas maka dalam keragaman
diperlukan adanya kesetaraan atau kesederajatan. Artinya meskipun individu
atau masyarakat adalah beragam dan berbeda-beda, tetapi mereka memiliki
dan diakui akan kedudukan, hak-hak dan kewajiban yang sama sebagai

3
sesama baik dalam kehidupan pribadi maupun bermasyarakat. Terlebih lagi
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara jaminan akan kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama dari berbagai ragam masyarakat di dalamnya sangat
diperlukan.

B. Globalisasi dan Dampaknya


Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang
maknanya ialah universal. Achmad Suparman menyatakan globalisasi adalah
suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap
individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah. Selo Soemardjan
mengatakan globalisasi merupakan sebuah proses terbentuknya sistem
organisasi dan komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti
sistem dan kaidah-kaidah tertentu yang sama. Malcom Waters mengatakan
globalisasi adalah sebuah proses sosial yang berakibat bahwa pembatasan
geografis pada keadaan sosial budaya menjadi kurang penting, yang terjelma
didalam kesadaran orang. Menurut Martin Albrow globalisasi adalah seluruh
proses penduduk yang terhubung ke dalam komunitas dunia tunggal,
komunitas global. Secara umum globalisasi adalah suatu proses yang
menyeluruh atau mendunia dimana setiap orang tidak terikat oleh negara atau
batas-batas wilayah, artinya setiap individu dapat terhubung dan saling
bertukar informasi dimanapun dan kapanpun melalui media elektronik
maupun cetak. Globalisasi dapat menjadikan suatu negara lebih kecil karena
kemudahan komunikasi antarnegara dalam berbagai bidang seperti pertukaran
informasi dan perdagangan.
Faktor penyebab terjadinya globalisasi adalah :
a. Faktor Intern
Faktor intern munculnya globalisasi berasal dalam negeri. Berikut faktor-
faktor intern tersebut :
 Ketergantungan sebuah negara terhadap negara-negara lain di dunia.
 Kebebasan pers.
 Perkembangnya transparansi dan demokrasi pemerintahan.

4
 Munculnya berbagai lembaga politik dan lembaga swadaya masyarakat.
 Perkembangnya cara berpikir dan semakin majunya pendidikan
masyarakat.
b. Faktor Ekstern
Faktor ekstern munculnya globalisasi berasal dari luar negeri dan
perkembangan dunia. Faktor-faktor tersebut sebagai berikut :
 Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek)
 Penemuan sarana komunikasi yang semakin canggih.
 Adanya kesepakatan internasional tentang pasar bebas.
 Modernisasi atau pembaruan di berbagai bidang yang dilakukan negara-
negara di dunia mempengaruhi negara lain untuk mengadupsi atau
meniru hal yang sama.
 Keberhasilan perjuangan prodemokrasi di beberapa negara di dunia
sedikit banyak memberi inspiransi bagi munculnya tuntutan tranparansi
dan globalisasi di sebuah negara.
 Meningkatnya peran dan fungsi lembaga-lembaga internasional.
 Perkembangan Hak Asasi Manusia (HAM)

Dampak Positif Globalisasi :


1. Meningkatkan etos kerja yang tinggi, suka bekerja keras, disiplin,
mempunyai jiwa kemandirian, rasional, sportif, dan lain sebagainya.
2. Kemajuan teknologi menyebabkan kehidupan sosial ekonomi lebih
produktif, efektif, dan efisien sehingga membuat produksi dalam negeri
mampu bersaing di pasar internasional.
3. Tingkat Kehidupan yang lebih baik.
4. Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik.
5. Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri.
6. Kemajuan di bidang teknologi, komunikasi, informasi, dan transportasi
yang memudahkan kehidupan manusia.
7. Cepat dalam bepergian (mobilitas tinggi).
8. Mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan.

5
9. Berkembangnya turisme dan pariwisata.
10. Meningkatkan pembangunan negara.

Dampak Negatif Globalisasi :

1. Semakin mudahnya nilai-nilai barat masuk ke Indonesia baik melalui


internet, media televisi, maupun media cetak yang banyak ditiru oleh
masyarakat.
2. Semakin lunturnya semangat gotong-royong, solidaritas, kepedulian, dan
kesetiakawanan social
3. Perusahaan dalam negeri lebih tertarik bermitra dengan perusahaan dari
luar, Akibatnya kondisi industri dalam negeri sulit berkembang.
4. Terjadi kerusakan lingkungan dan polusi limbah industri.
5. Menghambat pertumbuhan sektor industri.
6. Terjadinya sikap mementingkan diri sendiri (individualisme)
7. Timbulnya sikap bergaya hidup mewah dan boros karena status seseorang
di dalam masyarakat diukur berdasarkan kekayaannya.
8. Terjadinya peningkatan kejahatan atau kriminal dan jenis kejahatannya
atau pelanggarannya.
9. Perdagangan illegal baik obat-obatan terlarang atau bahkan perdagangan
manusia.
10. Adanya sikap sekularisme yang lebih mementingkan kehidupan duniawi
dan mengabaikan nilai-nilai agama sehingga menyebabkan hilangnya
norma-norma dalam masyarakat.

C. Human Trafficking atau Perdagangan Manusia


Salah satu dampak negatif dari globalisasi yang sangat serius adalah
terjadinya perdagangan manusia atau kerap disebut Human Trafficking.
Masalah ini jelas sekali bertentangan dengan makna kesetaraan manusia yang
telah dijelaskan sebelumnya.
Perdagangan manusia adalah aktivitas yang menjadikan manusia
sebagai barang yang diperdagangkan, biasanya untuk keperluan perbudakan

6
seks, tenaga kerja paksa, atau pengambilan organ atau jaringan tubuh,
termasuk pengganti kehamilan (surrogacy) dan pengangkatan sel telur.
Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam salah satu dari tiga Protokol Palermo
mendefinisikan human trafficking sebagai perekrutan, pengiriman,
pemindahan, penampungan atau penerimaan seseorang, dengan ancaman atau
penggunaan kekerasan atau bentuk-bentuk lain dari pemaksaan, penculikan,
penipuan, kebohongan, atau penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan atau
memberi atau menerima pembayaran atau memperoleh keuntungan agar dapat
memperoleh persetujuan dari seseorang yang berkuasa atas orang lain, untuk
tujuan eksploitasi. Eksploitasi termasuk, paling tidak, eksploitasi untuk
melacurkan orang lain atau bentuk bentuk lain dari eksploitasi seksual, kerja
atau pelayanan paksa, perbudakan atau praktik-praktik serupa perbudakan,
perhambaan atau pengambilan organ tubuh.
Perdagangan manusia berbeda dengan penyelundupan manusia. Dalam
penyelundupan manusia, orang yang diselundupkan dengan sukarela meminta
atau mempekerjakan seseorang, biasa disebut penyelundup, untuk
memindahkan mereka secara diam-diam dari satu tempat ke tempat lain.
Biasanya penyelundupan jenis ini melibatkan pemindahan dari satu negara ke
negara yang pernah menolak masuk pihak terselundup di perbatasan
internasional. Tidak ada penipuan saat perjanjian awal antara pihak
penyelundup dan terselundup. Setelah masuk ke negara tujuan dan tiba di
tempat akhir, orang yang diselundupkan biasanya bebas untuk mencari
jalannya sendiri. Menurut International Centre for Migration Policy
Development (ICMPD), penyelundupan manusia adalah kejahatan terhadap
negara karena melanggar hukum imigrasi dan tidak menganggap pelanggaran
hak-hak migran yang diselundupkan sebagai tindak kejahatan. Perdagangan
manusia adalah kejahatan terhadap korbannya karena melanggar hak-hak
korban melalui paksaan dan eksploitasi.
Human trafficking atau perdagangan manusia berkaitan erat dengan
hubungan antar negara, karena perdagangan tersebut biasanya dilakukan di
daerah perbatasan negara dan modus operasi yang dilakukan adalah

7
pengiriman ke berbagai negara penerima seperti Malaysia dan Singapura.
Lemahnya penjagaan dan keamanan daerah perbatasan menjadikan faktor
utama perdagangan manusia, sehingga dengan mudah seseorang dapat
melakukan transaksi perdagangan tersebut.
Banyaknya negara yang berbatasan langsung dengan Indonesia ini
memiliki banyak keuntungan dan kerugian yang didapatkan dari daerah
perbatasan tersebut. Salah satu isu yang menjadi isu nasional maupun
internasional untuk sekitar daerah perbatasan adalah perdagangan manusia
yaitu perdagangan manusia terutama pada perempuan dan anak-anak, baik di
dalam negeri maupun di luar negeri.
Umumnya para korban trafficking adalah orang yang mudah terbujuk
oleh janji-janji palsu sang traffickers. Beberapa traffickers menggunakan
taktik-taktik manipulasi untuk menipu korbannya diantaranya dengan
intimidasi, rayuan, pengasingan, ancaman, penyulikan dan penggunaan obat-
obatan terlarang.
Beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya tindakan human
trafficking ini adalah:
1. Kemiskinan (Permasalahan Ekonomi)
Semenjak terjadinya krisis ekonomi mulai tahun 1997, semuanya
berdampak kepada seluruh elemen masyarakat. Perekonomian semakin
sulit, semakin banyak rakyat yang tidak mampu untuk membiayai
keluarganya khususnya anaknya. Mulai dari biaya pendidikan, hingga
biaya kehidupan sehari-hari. Himpitan perekonomian itu membuat
keluarga khususnya orangtua semakin mudah terbujuk rayu oleh agen atau
pelaku perdagangan anak dengan iming-iming serta janji palsu akan
pekerjaan yang dapat membuat hidup lebih baik lagi dengan gaji yang
besar. Ketidakjelasan akan pekerjaan juga membuat orang menjadi pasrah
dalam menerima pekerjaan untuk dipekerjakan sebagai apa saja dan hal ini
yang membuat para pelaku menargetkan anak sebagai korban.

8
2. Kurangnya Pendidikan dan Informasi
Pendidikan yang memadai tentunya akan sangat membantu masyarakat
agar tidak terjebak dalam kasus perdagangan manusia. Kekurangtahuan
akan informasi mengenai perdagangan manusia membuat orang-orang
lebih mudah untuk terjebak menjadi korban perdagangan manusia
khususnya di pedesaan dan terkadang tanpa disadari pelaku perdagangan
manusia tidak menyadari bahwa ia sudah melanggar hukum. Para korban
perdagangan biasanya susah untuk mencari bantuan dinegara dimana
mereka dijual karena mereka tidak memiliki kemampuan unutuk
menggnakan bahasa dinegara tersebut.
3. Kurangnya Kepedulian Orang Tua
Tidak jarang ditemukan orang tua yang kurang peduli untuk membuat akta
kelahiran sang anaknya dengan berbagai alasan. Orang tanpa tanda
pengenal yang memadai lebih mudah menjadi korban trafficking karena
usia dan kewarganegaraan mereka tidak terdokumentasi. Sehingga pelaku
dapat melakukan aksinya tanpa khawatir identitas korban tidak mudah
terlacak. Anak- anak korban trafficking misalnya, lebih mudah diwalikan
ke orang dewasa manapun yang memintanya.
4. Faktor Budaya
Peran perempuan untuk mencari nafkah, memang sudah kodratnya
perempuan mengurus rumah dan hanya membantu untu mencari nafkah
tambahan, namun tanggung jawab atas keberlangsungan hidup
keluarganya menjadi alasan untuk berimigrasi. Lalu peran anak dalam
sebuah keluarga, kepatuhan anak terhadap orang tua serta rasa tanggung
jawab untuk membayar hutang yang keluarganya miliki, memberikan
motivasi tersendiri bagi mereka untuk berimigrasi. Kemudian perkawinan
dini mempunyai implikasi yang serius bagi para anak perempuan termasuk
bahaya kesehatan, putus sekolah, kesempatan ekonomi yang terbatas,
gangguan perkembangan pribadi, dan seringkali, juga perceraian dini.
Anak-anak perempuan yang sudah bercerai secara sah dianggap sebagai

9
orang dewasa dan rentan terhadap trafficking disebabkan oleh kerapuhan
ekonomi mereka, dan lain-lain.
Bentuk – bentuk dari Human Trafficking atau Perdagangan Manusia
adalah :
a. Eksploitasi Seks, Pelacuran, Atau Kerja Paksa Seks
Dalam banyak kesempatan banyak orang yang ditawari bekerja di luar
negeri sebagai pekerja rumah tangga, pekerja restoran, bekerja di hotel,
ataupun pekerjaan yang tidak memerlukan keahlian khusus. Namun ketika
mereka telah mencapai negara tujuan, mereka tidak mendapatkan
pekerjaaan yang dijanjikan, dan dengan sangat terpaksa pekerjaan seperti
pelacur, dilakukan demi bertahan hidup di negara orang.
b. Pembantu Rumah Tangga
Banyak pekerja rumah tangga yang diperlakukan secara sewenang –
wenang, dengan jam kerja yang panjang, tanpa istirahat, tidak
mendapatkan makanan yang cukup, dan juga perlakuan penyiksaan yang
sering kali terjadi kontak fisik dan penyiksaan terhadap pembantu rumah
tangga.
c. Penari dan Penghibur.
Penari tradisional ataupun penari profesional, yang biasanya dijadikan
sebagai penari seks, dan penghibur serta pemuasan seksual, yang berkedok
dari pekerjaan penari.
d. Pengantin yang dipesan
Beberapa perempuan dan anak perempuan yang berimigrasi sebagai istri
dari orang berkebangsaan asing, telah ditipu dengan status perkawinan.
Dalam kasus seperti ini, suami mereka memaksa istri barunya untuk
bekerja untuk keluarga mereka dengan kondisi yang mirip dengan
perbudakan atau bahkan menjual mereka ke industri prostitusi.
e. Buruh Anak
Eksploitasi terhadap anak, atau pemaksaan anak dibawah umur untuk
berkerja. Beberapa anak yang berada di jalanan untuk mengemis, mencari
ikan dilepas pantai, dan bekerja perkebunan.

10
f. Penjualan Bayi
Keberadaan tenaga kerja indonesia yang berada di luar negri, seperti TKI
yang ditipu dengan perkawinan palsu lalu dipaksa untuk menyerahkan
anaknya atau diadopsi secara ilegal, ataupun pada akhirnya bayi tersebut
dijual di pasar gelap.
g. Perdagangan organ tubuh manusia
Demi mendapatkan uang dan dapat menafkahi keluarganya, terkadang
manusia dapat melakukan hal – hal yang tidak dapat diterima. Salah
satunya adalah penjualan organ tubuh manusia, salah satunya adalah
penjualan ginjal yang ilegal. Demi mendapatkan uang yang banyak dalam
waktu yang cepat maka mereka rela menjual sebagian tubuhnya asalkan
dapat bertahan hidup. Selain itu bagian tubuh manusia lainnya juga di
perjual belikan, biasanya manusia yang telah meninggal, ataupun manusia
yang berada di dalam perbudakan yang tidak dapat menolak ataupun
membela diri.

Banyak dampak negatif yang dialami oleh korban human trafficking.


Korban tidak hanya hanya dalam bentuk fisik seperti luka, cacat, atau
meninggal saja tetapi bagi mereka yang terkena pelecahan seksual atau
kekerasan tetapi juga dari segi psikologis. Tentu akan ada dampak pada
mental mereka yang akan berpengaruh pada kehidupan mereka. Dampak
psikologis merupakan luka permanen bagi korban perdagangan manusia
daripada dampak yang ditimbulkan dalam hal fisik. Mereka mengalami stress,
trauma bahkan depresi setelah apa yang mereka alami. Rasa takut akan sering
muncul pada diri korban perdagangan manusia. Ciri lain yang tampak adalah
korban terkadang berfikir untuk bunuh diri, kepercayaan dan harga diri yang
kurang, selalu merasa bersalah, merasa takut, merasa ketakutan sering mimpi
buruk, kehilangan harga diri, kehilangan kontrol atas diri sendiri cenderung
korban yang disuntikan narkoba oleh pelaku.

Dampak psikologis yang terjadi pada korban trafficking, diantaranya adalah:

11
 Trauma
Sebagian besar korban perdagangan manusia akan mengalami trauma dari
dampak kekerasan atau pengalaman yang tidak menyenangkan bagi
mereka.
 Pembatasan gerak
Yaitu kontrol yang dilakukan oleh para traffickers telah melampaui batas
 Multiple Trauma
Mengalami beberapa atau kronis peristiwa traumatis atau kasar telah
ditemukan memiliki efek yang lebih negatif dari trauma tunggal. Sebuah
kecemasan korban dapat diungkap, karena banyak korban yang masih
menghadapi bahaya nyata terkait pengalaman perdagangan mereka bahkan
setelah terjadi eksploitasi.
 Violence
Korban perdagangan pasti telah mengalami kekerasan baik sebelum dan
selama proses perdagangan. Kekerasan sebelum perdagangan terlihat pada
sebagian besar korban perdagangan untuk eksploitasi seksual.
 Abuse
Hal ini biasanya digunakan oleh para traffickers bagi korban yang kurang
pengetahuaanya untuk dipengaruhi secara negatif agar mau melaksanakan
apa yang dia perintah.
 Concurrent Symptoms
Setelah mengalami perdagangan sebagian besar wanita memiliki banyak
simultan masalah kesehatan fisik dan mental. Di antara korban
perdagangan gejala kesehatan fisik menyebabkan mereka merasa sakit dan
tidak nyaman. Beberapa gejala kesehatan mental mengalami lebih lama.
 Physical symptoms
Kelelahan dan penurunan berat badan, gejala neurologis, dan
gastrointestinal adalah masalah yang paling sering dilaporkan. Banyak
korban perdagangan yang hanya memiliki sedikit waktu untuk tidur karena
dipaksa untuk melakukan aktivitas terus-menerus. Kurang tidur kronis
atau berkepanjangan tidak hanya mempengaruhi kemampuan individu

12
untuk berkonsentrasi dan berpikir jernih, tetapi juga melemahkan sistem
kekebalan tubuh dan kemampuan untuk menahan rasa sakit.
 Post-traumatic stress disorder (PTSD)
PTSD adalah istilah yang menggambarkan gangguan kesehatan mental
yang disebabkan, sebagian, oleh satu atau lebih peristiwa traumatis.
Gangguan ini berlangsung dalam jangka waktu lama dalam gejala
psikologis yang parah dialami oleh mereka yang telah terkena pengalaman
yang telah memiliki efek traumatis pada mereka. Hampir semua orang
yang memiliki pengalaman traumatis akan memiliki perasaan shock, sedih
dan penyesuaian dan tidak semua orang yang mengalami peristiwa
traumatis akan menyebabkan PTSD. Karakteristik umum PTSD adalah
kecenderungan gejala menurun dari waktu ke waktu di sebagian orang.
Studi korban trafficking ( khususnya untuk eksploitasi seksual ) telah
menemukan bahwa korban menunjukkan banyak gejala PTSD. Pola
penurunan dalam gejala PTSD juga ditemukan dalam korban trafficking.
PTSD tercermin dalam studi tentang perdagangan orang adalah bahwa
beberapa korban masih memiliki beberapa gejala setelah perdagangan.

Dari penjelasan tentang Human Trafficking jelas sekali bahwa masalah


ini sangat serius dan mengerikan. Setiap manusia yang sejatinya memiliki
hak-hak yang sama atau setara, ada yang mendapat perlakuan tidak baik,
direbut hak-haknya, direndahkan selayaknya bukan manusia.

D. Solusi untuk Mengatasi Masalah Human Trafficking atau Perdagangan


Manusia
Ada sejumlah cara yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah
yang amat pelik ini. Menurut laporan Kementerian Koordinator Kesehateraan
Rakyat pencegahan trafficking dapat dilakukan melalaui beberapa cara, yaitu :
1. Pemetaan masalah perdagangan orang di Indonesia, baik untuk tujuan
domestik maupun luar negeri.

13
2. Peningkatan pendidikan masyarakat, khususnya pendidikan alternatif bagi
anak-anak dan perempuan, termasuk dengan sarana dan prasarana
pendidikannya.
3. Peningkatan pengetahuan masyarakat melalui pemberian informasi seluas-
luasnya tentang perdagangan orang beserta seluruh aspek yang terkait
dengannya.
4. Perlu diupayakan adanya jaminan aksesibilitas bagi keluarga khususnya
perempuan dan anak untuk memperoleh pendidikan, pelatihan, peningkatan
pendapatan dan pelayanan sosial. Cara-cara tersebut terkesan sangat ideal,
tinggal bagaimana implementasinya secara nyata. Upaya tersebut juga
memerlukan keterlibatan seluruh sektor pemerintah, swasta, LSM, badan-
badan internasional, organisasi masyarakat, perseorangan, dan termasuk
media massa.
5. Pemerintah bersama Lembaga Swadaya Masyarakat banyak
mensosialisasikan Undang-Undang Tindak Pidana Perdagangan Orang ke
masyarakat. Seringnya memberikan pencerahan terhadap Undang-Undang
tersebut ke masyarakat, maka kasus trafficking yang melibatkan anak
dibawah umur dan perempuan akan dapat dicegah.
6. Masyarakat berperan serta membantu upaya pencegahan dan penanganan
korban tindak pidana perdagangan orang dengan aktif memberikan
informasi dan melaporkan jika ada kejadian tersebut kepada penegak
hukum atau pihak berwajib, atau turut serta dalam menangani korban.
Sebagai pelapor, namanya dilindungi dan dirahasiakan. Dalam hal ini
pemerintah wajib membuka akses seluas-luasnya bagi peran serta
masyarakat, baik nasional maupun internasional sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
7. Untuk mengefektifkan penyelenggaraan pencegahan dan pemberantasan
tindakan pidana perdagangan orang, pemerintah Indonesia Republik
Indonesia wajib melaksanakan kerjasama Internasional, baik bersifat
bilateral, regional maupun multilateral.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai makhluk Tuhan
memiliki tingkat atau kedudukan yang sama. Tingkatan atau kedudukan yang
sama itu bersumber dari pandangan bahwa semua manusia tanpa dibedakan
adalah diciptakan dengan kedudukan yang sama, yaitu sebagai makhluk mulia
dan tinggi derajatnya dibanding makhluk lain. Di hadapan Tuhan semua
manusia adalah sama derajat, kedudukan, atau tingkatannya. Yang
membedakan nantinya adalah tingkat ketakwaan manusia tersebut terhadap
Tuhan.
Globalisasi adalah suatu proses yang menyeluruh atau mendunia
dimana setiap orang tidak terikat oleh negara atau batas-batas wilayah, artinya
setiap individu dapat terhubung dan saling bertukar informasi dimanapun dan
kapanpun melalui media elektronik maupun cetak.
Salah satu dampak negatif dari globalisasi yang sangat serius adalah
terjadinya perdagangan manusia atau kerap disebut human trafficking.
Masalah ini jelas sekali bertentangan dengan makna kesetaraan manusia.
Human Trafficking atau Perdagangan manusia adalah aktivitas yang
menjadikan manusia sebagai barang yang diperdagangkan, biasanya untuk
keperluan perbudakan seks, tenaga kerja paksa, atau pengambilan organ atau
jaringan tubuh, termasuk pengganti kehamilan (surrogacy) dan pengangkatan
sel telur.
Ada banyak solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah ini,
baik dari pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat, maupun dari
masyarakat sendiri. Semuanya berharap melalui beberapa cara yang dilakukan
dapat mengatasi masalah human trafficking atau perdagangan manusia.

15
B. Saran
Sebagai sesama manusia yang sama di mata Tuhan dan sama di mata
hukum, sudah seharusnya kita tidak berhak memperlakukan orang lain dengan
buruk, merampas hak-hak orang lain, merendahkan orang lain selayaknya
bukan manusia, saling menindas satu sama lain, dan lain sebagainya. Kita
seharusnya saling menghargai, saling membantu, saling menyayangi satu
sama lain sebagai sesama umat manusia sesuai dengan makna dari kesetaraan
manusia. Sehingga akan tercipta kedamaian di dunia ini.

16

Anda mungkin juga menyukai