Anda di halaman 1dari 11

Renang

Federasi Renang Internasional


Induk organisasi
(FINA)
Data lengkap
Kategori Akuatik
Dipertandingkan di
sejak 1896
Olimpiade

Renang adalah olahraga yang melombakan kecepatan atlet renang dalam berenang. Gaya
renang yang diperlombakan adalah gaya bebas, gaya kupu-kupu, gaya punggung, dan gaya
dada. Perenang yang memenangkan lomba renang adalah perenang yang menyelesaikan
jarak lintasan tercepat. Pemenang babak penyisihan maju ke babak semifinal, dan
pemenang semifinal maju ke babak final.

Bersama-sama dengan loncat indah, renang indah, renang perairan terbuka, dan polo air,
peraturan perlombaan renang ditetapkan oleh badan dunia bernama Federasi Renang
Internasional (FINA). Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) adalah induk
organisasi cabang olahraga renang di Indonesia.

Sejarah
Renang 100 yard di Olimpiade St. Louis 1904.

Perlombaan berenang dimulai di Eropa sekitar tahun 1800. Sebagian besar perenang
berenang dengan memakai gaya dada. Pada 1873, John Arthur Trudgen memperkenalkan
gaya trudgen di lomba-romba renang setelah meniru renang gaya bebas suku Indian.
Akibat ketidaksukaan orang Inggris terhadap gerakan renang yang memercikkan air ke
sana ke mari, Trudgen mengganti gerakan kaki gaya bebas yang melecut ke atas dan ke
bawah menjadi gerakan kaki gunting seperti renang gaya samping.

Renang menjadi salah satu cabang olahraga yang dilombakan sejak Olimpiade Athena
1896. Nomor renang putri dilombakan sejak Olimpiade Stockholm 1912. Pada 1902,
Richard Cavill memperkenalkan renang gaya bebas. Federasi Renang Internasional
dibentuk pada 1908. Gaya kupu-kupu pertama kali dikembangkan pada tahun 1930-an.
Pada awalnya, gaya kupu-kupu merupakan variasi gaya dada sebelum dianggap sebagai gaya
renang tersendiri pada 1952.

Di Hindia Belanda, Perserikatan Berenang Bandung (Bandungse Zwembond) didirikan pada


1917. Pada tahun berikutnya didirikan Perserikatan Berenang Jawa Barat ( West Java
Zwembond), dan Perserikatan Berenang Jawa Timur ( Oost Java Zwembond) didirikan
pada 1927. Sejak itu pula perlombaan renang antardaerah mulai sering diadakan. Rekor
dalam kejuaraan-kejuaraan tersebut juga dicatatkan sebagai rekor di Belanda.[1]

Pada 1936, perenang Hindia Belanda bernama Pet Stam mencatat rekor 59,9 detik untuk
nomor 100 meter gaya bebas di kolam renang Cihampelas Bandung. Pet Stam dikirim
sebagai wakil Belanda di Olimpiade Berlin 1936. Persatuan Berenang Seluruh Indonesia
didirikan 21 Maret 1951, dan sebagai anggota Federasi Renang Internasional sejak tahun
berikutnya. Perenang Indonesia ikut berlomba dalam Olimpiade Helsinki 1952.[1]

Fasilitas dan peralatan

Kolam renang
Panjang kolam renang lintasan panjang adalah 50 m sementara lintasan pendek adalah 25
m. Dalam spesifikasi Federasi Renang Internasional untuk kolam ukuran Olimpiade
ditetapkan panjang kolam 50 m dan lebar kolam 25 m. Kedalaman kolam minimum 1,35
meter, dimulai dari 1,0 m pertama lintasan hingga paling sedikit 6,0 m dihitung dari
dinding kolam yang dilengkapi balok start. Kedalaman minimum di bagian lainnya adalah 1,0
m.

Lintasan

Lebar lintasan paling sedikit 2,5 m dengan jarak paling sedikit 0,2 m di luar lintasan
pertama dan lintasan terakhir.Masing-masing lintasan dipisahkan dengan tali lintasan yang
sama panjang dengan panjang lintasan.

Tali lintasan terdiri dari rangkaian pelampung berukuran kecil pada seutas tali yang
panjangnya sama dengan panjang lintasan. Pelampung pada tali lintasan dapat berputar-
putar bila terkena gelombang air. Tali lintasan dibedakan menurut warna: hijau untuk
lintasan 1 dan 8, biru untuk lintasan 2, 3, 6, dan 7, dan kuning untuk lintasan 4 dan 5.

Perenang diletakkan di lintasan berdasarkan catatan waktu dalam babak penyisihan


(heat). Di kolam berlintasan ganjil, perenang tercepat diunggulkan di lintasan paling
tengah. Di kolam 8 lintasan, perenang tercepat ditempatkan di lintasan 4 (di lintasan 3
untuk kolam 6 lintasan).Perenang-perenang dengan catatan waktu di bawahnya secara
berurutan menempati lintasan 5, 3, 6, 2, 7, 1, dan 8.

Pengukur waktu

Dalam perlombaan internasional atau perlombaan yang penting, papan sentuh pengukur
waktu otomatis dipasang di kedua sisi dinding kolam. Tebal papan sentuh ini hanya 1
cm.Perenang mencatatkan waktunya di papan sentuh sewaktu pembalikan dan finis. Papan
sentuh pengukur waktu produksi Omega mulai dipakai di Pan-American Games 1967 di
Winnipeg, Kanada.

Balok start

Di setiap balok start terdapat pengeras suara untuk menyuarakan tembakan pistol start
dan sensor pengukur waktu yang memulai catatan waktu ketika perenang meloncat dari
balok start.

Tinggi balok start antara 0,5 m hingga 0,75 dari permukaan air. Ukuran balok start
adalah 0,5 x 0,5 m, dan di atasnya dilapisi bahan antilicin. Kemiringan balok start tidak
melebihi 10°.

Peraturan perlombaan dalam renang

Pada nomor renang gaya kupu-kupu, gaya dada, dan gaya bebas, perenang melakukan posisi
start di atas balok start. Badan dibungkukkan ke arah air dengan lutut sedikit ditekuk.
Pada nomor gaya punggung, posisi start dilakukan di dalam air dengan badan menghadap
ke dinding kolam. Kedua tangan memegang pegangan besi pada balok start, sementara
kaki bertumpu di dinding kolam, dan kedua lutut ditekuk di antara kedua lengan. Posisi
start gaya punggung juga dipakai oleh perenang pertama dalam gaya ganti estafet.

Wasit start memanggil para perenang dengan tiupan peluit panjang untuk naik ke atas
balok start (bersiap di dalam air untuk gaya punggung dan gaya ganti estafet). Perenang
berada dalam posisi start setelah aba-aba Siap (Take your marks dalam bahasa Inggris)
diteriakkan oleh wasit start.[Start dinyatakan tidak sah bila perenang meloncat dari
balok start sebelum ada aba-aba.Hingga tembakan pistol start dimulai, tubuh perenang
harus dalam keadaan diam.

Nomor perlombaan

Perlombaan renang terdiri dari nomor-nomor perlombaan menurut jarak tempuh, jenis
kelamin, dan empat gaya renang (gaya bebas, gaya kupu-kupu, gaya punggung, dan gaya
dada). Nomor-nomor renang putra dan putri yang diperlombakan dalam Olimpiade:

 Gaya bebas: 50 m, 100 m, 200 m, 400 m, 800 m (putri), 1500 m (putra)


 Gaya kupu-kupu: 100 m, 200 m
 Gaya punggung: 100 m, 200 m
 Gaya dada: 100 m, 200 m.
 Gaya ganti perorangan: 200 m dan 400 m
 Gaya ganti estafet: 4 x 100 m
 Gaya bebas estafet: 4 x 100 m, 4 x 200 m
 Marathon 10 km.[8]

Federasi Renang Internasional mengakui rekor dunia putra/putri untuk nomor-nomor


renang:

 Gaya bebas: 50 m, 100 m, 200 m, 400 m, 800 m, 1500 m


 Gaya punggung: 50 m, 100 m, 200 m
 Gaya dada: 50 m, 100 m, 200 m
 Gaya kupu-kupu: 50 m, 100 m, 200 m
 Gaya ganti perorangan: 100 m (hanya lintasan pendek), 200 m, 400 m
 Gaya bebas estafet: 4×100 m, 4×200 m
 Gaya ganti estafet: 4×100 m.

Pada nomor gaya ganti perorangan, seorang perenang memakai keempat gaya secara
bergantian untuk satu putaran, dengan urutan: gaya kupu-kupu, gaya punggung, gaya dada,
dan gaya bebas. Pada nomor renang gaya ganti perorangan 100 m, perlombaan diadakan di
kolam renang lintasan pendek 25 m.
Pada nomor 4 x 100 m gaya ganti estafet, satu regu diwakili empat orang perenang yang
masing-masing berenang 100 m. Perenang pertama memulai dengan renang gaya punggung,
dilanjutkan perenang gaya dada, perenang gaya kupu-kupu, dan diakhiri oleh perenang
gaya bebas.

Pakaian

Federasi Renang Internasional memiliki daftar merek dan tipe pakaian renang yang
disetujui dalam perlombaan renang.Perenang dibolehkan memakai topi renang dan
kacamata renang. Perenang berkacamata dapat memilih untuk mengenakan kacamata
renang minus, atau mengenakan lensa kontak bersama kacamata renang normal.

Perenang tidak dibolehkan memakai alat atau pakaian renang yang dapat memengaruhi
kecepatan, daya apung, atau ketahanan selama berlomba, misalnya sarung tangan
berselaput, kaki katak, sirip, dan sebagainya.

Daftar gaya renang


Gaya renang adalah cara melakukan gerakan lengan dan tungkai berikut koordinasi dari
kedua gerakan tersebut yang memungkinkan orang berenang maju di dalam air. Meskipun
demikian, orang juga dapat berenang hanya dengan menggerakan kedua belah kaki
sementara lengan tetap diam, atau hanya dengan kedua belah lengan sementara kaki
tetap diam. Cara berenang seperti demikian dilakukan penyandang tuna daksa dan orang
lumpuh.

Selain empat jenis gaya renang yang dipertandingkan (gaya dada, gaya bebas, gaya
punggung, dan gaya kupu-kupu), masih dikenal berbagai variasi gaya renang yang lain.
Dalam perlombaan renang dikenal istilah renang gaya ganti yang mengacu kepada urutan
gaya renang yang harus dilakukan. Dalam nomor renang gaya ganti perorangan, perenang
memulai dengan gaya kupu-kupu, diteruskan dengan gaya punggung, gaya dada, dan
diakhiri dengan gaya bebas.

Gaya renang yang utama

Keseluruhan gaya renang merupakan kombinasi dari posisi badan, gerakan lengan, gerakan
tungkai, tempo, dan pernapasan. Gaya renang diberi nama berdasarkan posisi badan di air
(gaya dada, gaya punggung) atau nama pencipta (gaya trudgen).

 Gaya bebas (front crawl)


o Gaya trudgen (trudgeon): serupa dengan gaya bebas, namun dengan
gerakan kaki gunting.
 Gaya kupu-kupu
 Gaya dada
 Gaya anjing: kepala mendongak di atas air sementara tungkai dan lengan digerak-
gerakan di dalam air seperti anjing berenang.
 Gaya punggung
 Gaya samping, berasal dari perkembangan gaya dada.

Gaya kupu-kupu
Perenang gaya kupu-kupu

Gaya kupu-kupu adalah salah satu gaya berenang dengan posisi dada menghadap ke
permukaan air. Kedua belah lengan secara bersamaan ditekan ke bawah dan digerakkan ke
arah luar sebelum diayunkan ke depan. Sementara kedua belah kaki secara bersamaan
menendang ke bawah dan ke atas seperti gerakan sirip ekor ikan atau lumba-lumba. Udara
dihembuskan kuat-kuat dari mulut dan hidung sebelum kepala muncul dari air, dan udara
dihirup lewat mulut ketika kepala berada di luar air.

Dibandingkan gaya renang lainnya, berenang gaya kupu-kupu memerlukan kekuatan yang
besar dari perenang. Perenang tercepat gaya kupu-kupu dapat berenang lebih cepat dari
perenang gaya bebas. Kecepatan renang gaya kupu-kupu didapat dari ayunan kedua belah
tangan secara bersamaan. Gaya kupu-kupu adalah gaya renang terbaru dalam
pertandingan renang. Perenang gaya kupu-kupu pertama kali ikut dalam lomba renang pada
tahun 1933.

Berbeda dari gaya bebas, gaya dada, dan gaya punggung yang umumnya dapat mudah
dikuasai, pemula perlu waktu lebih lama untuk mempelajari koordinasi gerakan tangan dan
kaki dalam gaya kupu-kupu. Sebagian besar pemula juga menganggap gaya kupu-kupu
sebagai gaya tersulit untuk dipelajari. Dibandingkan ketiga gaya berenang lainnya, teknik
gerakan yang buruk dalam gaya kupu-kupu tidak dapat ditutupi dengan besarnya tenaga
yang dikeluarkan perenang.

Sejarah

Pada akhir tahun 1933, perenang Amerika Serikat bernama Henry Myers berenang gaya
kupu-kupu di perlombaan renang Brooklyn Central YMCA.[1] Gaya kupu-kupu merupakan
hasil pengembangan gaya dada. Pelatih renang David Armbruster dari Universitas Iowa
meneliti masalah hambatan air sewaktu berenang gaya dada. Pada tahun 1934,
Armbruster diduga telah memperbaiki metode mengayunkan lengan ke depan sewaktu
berenang gaya dada. Armbruster menyebut gaya "baru" tersebut sebagai gaya "kupu-
kupu". Walaupun gaya kupu-kupu sulit dipelajari, perenang gaya kupu-kupu bisa berenang
lebih cepat. Pada tahun berikutnya (1935), perenang Jack Sieg dari Universitas Iowa
mengembangkan teknik menendang seperti sirip ekor ikan, Sieg berenang dengan tubuh
dimiringkan ke salah satu sisi. Ia menyebut tendangannya sebagai "tendangan sirip ekor
lumba-lumba". Armbruster dan Sieg lalu bersama-sama mengembangkan kedua teknik ini
menjadi gaya renang yang sangat cepat. Satu ayunan lengan kupu-kupu dipadu dengan dua
tendangan lumba-lumba. Richard Rhodes mengklaim bahwa Volney Wilson adalah orang
yang menciptakan "tendangan lumba-lumba" setelah mempelajari gerakan ikan. Volney
Wilson mencoba gerakan barunya di penyaringan wakil Amerika Serikat untuk Olimpiade
1938. Hasilnya, Wilson terkena diskualifikasi.

Teknik Renang Gaya Kupu Kupu

Bagi anda perenang pemula yang ingin belajar Teknik Renang Gaya Kupu Kupu atau tata
cara berenang gaya kupu kupu (Butterfly Stroke) bisa langsung simak artikel ini. Teknik
Renang Gaya Kupu Kupu merupakan salah satu gaya yang paling sulit untuk di lakukan
menurut banyak perenang maupun para instruktur renang.
Teknik Renang Gaya Kupu Kupu tentunya sangat berbeda dengan Teknik Renang Gaya
Bebas yang telah kami publis pada beberapa hari yang lalu. Oke shobat kami tidak mau
banyak embel embel langsung saja berikut ini adalah Teknik Renang Gaya Kupu Kupu untuk
anda para pencinta Oleh Raga Renang.
1) Gerakan kaki yang dipakai adalah dolphin kick (gerakan kaki lumba-lumba). Kedua kaki dirapatkan
dan mengayun bersama-sama. Ingat, lutut jangan ditekuk (maksudnya: jangan ditekuk terlalu
banyak) karena jika ditekuk akan membuat badan bagian bawah kita tenggelam.

2) Gerakan tangan kita dibawah air adalah tarik (pull) dan langsung dilanjutkan dengan dorong
(push). Kedua gerakan ini hendaknya membentuk lekuk lubang kunci. Gerakan tarik membentuk
setengah lingkaran (keluar lalu kedalam), dan langsung dilanjutkan dengan gerakan dorong sampai
pinggang atau pangkal paha kita. Tujuan dari membentuk lekuk lubang kunci adalah untuk
memperbesar gaya dorong ke depan, karena air yang kita kayuh akan selalu volume air yang baru
(yang masih diam).
Gerakan dorong harus dilakukan dengan sangat cepat (accelerated), dengan arah lurus ke belakang.
Sesudah itu tidak usah ada hentian, namun langsung berlanjut ke gerakan recovery (yakni gerakan
tangan diatas air). Ini yang akan membuat tubuh bagian atas kita terangkat keatas. Jika tangan
kita berhenti pada akhir gerakan dorong, maka tubuh bagian atas kita akan keburu tenggelam,
sehingga kita akan sulit dan berat dalam melakukan gerakan recovery. Jadi, gerakan dorong dan
gerakan recovery adalah satu kesatuan. Tidak usah ada hentian diantara keduanya.

3) Gerakan tangan kita diatas air disebut sebagai recovery. Lakukanlah recovery dengan
mengeluarkan energi sekecil mungkin, sehingga akan benar-benar menjadi recovery bagi kita.
Sebab, sesudah itu tugas berat sudah menunggu kedua tangan kita: mengayuh di bawah air.
Kebanyakan pemula, termasuk saya sekarang ini, sepertinya melakukan recovery dengan energi yang
sangat besar. Padahal semestinya recovery bisa dilakukan dengan santai. Caranya, maksimalkan
akselerasi pada akhir gerakan dorong tangan Anda, sehingga sisa momentumnya cukup untuk
melakukan gerakan recovery.
Gerakan tangan saat recovery adalah jempol dibawah dan kelingking diatas. Telapak tangan
menghadap ke arah luar, bukan menghadap ke arah bawah. Pertahankan ini sampai kedua tangan
masuk kembali kedalam air. Jarak antar kedua tangan waktu masuk ke air adalah selebar bahu.
Begitu kedua tangan masuk kedalam air, nikmatilah terbang melayang dengan langsung
menggerakkan kedua tangan ke arah luar (fase awal dari gerakan membentuk lekuk lubang kunci).

4) Pinggul harus ikut bergerak naik dan turun. Sehingga gerakan lumba-lumba tidak hanya dilakukan
oleh kaki, namun oleh seluruh badan. Tangan, tubuh bagian atas, pinggul, dan kaki: semuanya harus
harmonis dan ritmis dalam melakukan gerakan bergelombang. Sesudah kedua tangan masuk kedalam
air, angkat pinggul sampai menyembul ke permukaan air. Sesudah itu diikuti dengan tendangan kaki.

5) Ketika kedua tangan masuk ke dalam air, jangan sampai kepala dan tubuh bagian atas kita
tenggelam ke bawah terlalu dalam. Caranya, tahanlah gaya jatuh yang terjadi dengan kedua tangan
kita.

6) Terangkatnya tubuh bagian atas kita keatas air tidak usah terlalu tinggi, cukuplah sebatas dagu
kita berada persis diatas permukaan air dimana ketika itu kita mengambil nafas. Sebab jika kita
naik terlalu tinggi, kecepatan kita ke arah depan akan berkurang. Ingat, gaya kupu-kupu bukan gaya
dada.

7) Pada setiap siklus terdapat dua kali tendangan. Tendangan pertama dilakukan pada saat kedua
tangan masuk kedalam air. Tendangan kedua, yang dilakukan dengan lebih kuat, dilakukan di tengah-
tengah gerakan kayuhan tangan. Tendangan kedua inilah yang akan mempermudah kedua tangan kita
dalam melakukan recovery. Jika kita dalam satu siklus hanya menendang satu kali, sudah pasti kita
akan lebih sulit dalam melakukan gerakan tangan recovery.

8) Ketika didalam air, hadapkan wajah ke bawah. Dekatkan dagu ke dada Anda. Ini akan membantu
tubuh Anda bisa streamline. Anda baru perlu menghadap ke depan ketika mengambil nafas.

9) Anda hanya punya sedikit waktu untuk menghirup udara. Yakni pada saat tubuh Anda naik lalu
Anda mendongakkan kepala ke arah depan. Jangan melakukannya terlalu lama, karena bisa
mengganggu kesempurnaan gerakan recovery. Anda tidak harus bernafas pada setiap siklus. Pada
saat Anda tidak ingin bernafas, tetaplah menghadapkan wajah Anda ke arah bawah. Tidak usah
mendongakkan kepala keatas permukaan air. Namun soal bernafas ini preferensi tiap orang.
Terserah orangnya, mana yang sekiranya lebih nyaman buat dia. Michael Phelps contohnya, malah
mengambil udara setiap siklus, dan dia tetap yang tercepat. Jadi, bagaimana Anda bernafas, sangat
tergantung pada Anda sendiri.

Dari sembilan poin ini, yang ingin saya tegaskan lagi adalah penyebab sulitnya melakukan recovery.
1. Penyebab pertama, tendangan hanya dilakukan satu kali per siklus. Mestinya dilakukan dua
kali per siklus, dengan tendangan yang lebih kuat pada saat tangan sedang mengayuh
dibawah air.
2. Penyebab kedua, terdapat jeda atau hentian di akhir gerakan kayuhan tangan. Semestinya
gerakan kayuhan menyatu dengan gerakan recovery. Bahkan, hendaknya akselerasi
dimaksimalkan pada akhir gerakan kayuhan, biar sisa momentumnya bisa dipakai untuk
gerakan recovery.
3. Penyebab ketiga, mengambil udara dilakukan terlalu lama.

Dan agar gaya kupu-kupu kita lebih cepat, usahakan tubuh kita selalu steamline. Artinya, amplitudo
tubuh kita jangan terlalu jauh dari permukaan air. Dan untuk itu, perhatikan beberapa hal berikut.
 Pertama, jangan naik terlalu tinggi ketika bernafas.
 Kedua, sewaktu kedua tangan masuk kedalam air, tubuh bagian atas jangan tenggelam
terlalu dalam. Tahanlah dengan kedua tangan.
 Ketiga, tubuh bagian bawah jangan terlalu tenggelam. Caranya: jangan tekuk lutut ketika
melakukan gerakan kaki, dan hadapkan wajah ke bawah (dagu mendekat ke dada) kecuali
ketika mengambil nafas.

Akhirnya, untuk belajar renang gaya kupu-kupu, lakukan dulu perlahan-lahan. Fokuslah pada
ketepatan tekniknya terlebih dahulu. Demikian juga pastikan ritme Anda sudah konsisten. Kalau itu
sudah, silakan Anda perlahan-lahan menambah kecepatan, sesuai dengan bertambahnya
kesempurnaan teknik dan juga ketahanan (stamina) Anda.
Nama : Ambar K.
No : 02
Kelas : X.U.3.

SMA N 1 CAWAS
T.P. 2012/2013

Anda mungkin juga menyukai