Anda di halaman 1dari 6

OLAHRAGA RENANG

Nama : Nur mawaddah


Kelas : 10.4
Mapel : PJOK
OLAHRAGA RENANG
Pengertian
Renang adalah gerakan berpindah tempat secara teratur di air dengan cepat
menggunakan tangan dan kaki. Gaya renang yang diperlombakan adalah gaya
bebas, gaya kupu-kupu, gaya punggung dan gaya dada. Perenang yang
memenangkan lomba renang adalah perenang yang menyelesaikan jarak
lintasan tercepat. Pemenang babak penyisihan maju ke babak semifinal, dan
pemenang semifinal maju ke babak final.
Bersama-sama dengan loncat indah, renang indah, renang perairan terbuka,
dan polo air, peraturan perlombaan berenang ditetapkan oleh badan dunia
bernama Federasi Renang Internasional (FINA). Persatuan Renang Seluruh
Indonesia (PRSI) adalah induk organisasi cabang olahraga renang di Indonesia.

Sejarahnya
Perlombaan renang dimulai di Eropa sekitar tahun 1800. Sebagian besar
perenang berenang dengan memakai gaya dada. Pada 1873, John Arthur
Trudgen memperkenalkan gaya trudgen di lomba-lomba renang setelah meniru
renang gaya bebas suku Indian. Akibat ketidaksukaan orang Inggris terhadap
gerakan renang yang memercikkan air ke sana ke mari, Trudgen mengganti
gerakan kaki gaya bebas yang melecut ke atas dan ke bawah menjadi gerakan
kaki gunting seperti renang gaya samping.
Renang menjadi salah satu cabang olahraga yang dilombakan sejak Olimpiade
Athena 1896. Nomor renang putri dilombakan sejak Olimpiade Stockholm
1912. Pada 1902, Richard Cavill memperkenalkan renang gaya bebas. Federasi
Renang Internasional dibentuk pada 1908. Gaya kupu-kupu pertama kali
dikembangkan pada tahun 1930-an. Pada awalnya, gaya kupu-kupu merupakan
variasi gaya dada sebelum dianggap sebagai gaya renang tersendiri pada 1952.
Di Hindia Belanda, Perserikatan Berenang Bandung (Bandungse Zwembond)
didirikan pada 1917. Pada tahun berikutnya didirikan Perserikatan Berenang
Jawa Barat (West Java Zwembond), dan Perserikatan Berenang Jawa Timur
(Oost Java Zwembond) didirikan pada 1927. Sejak itu pula perlombaan renang
antardaerah mulai sering diadakan. Rekor dalam kejuaraan-kejuaraan tersebut
juga dicatatkan sebagai rekor di Belanda.
Pada 1936, perenang Hindia Belanda bernama Pet Stam mencatat rekor 59,9
detik untuk nomor 100 meter gaya bebas di kolam renang Cihampelas Bandung.
Pet Stam dikirim sebagai wakil Belanda di Olimpiade Berlin 1936. Persatuan
Berenang Seluruh Indonesia didirikan 21 Maret 1951, dan sebagai anggota
Federasi Renang Internasional sejak tahun berikutnya. Perenang Indonesia ikut
berlomba dalam Olimpiade Helsinki 1952.

Fasilitas dan peralatan


1. Kolam renang
Panjang kolam renang lintasan panjang adalah 50 m sementara lintasan pendek
adalah 25 m. Dalam spesifikasi Federasi Renang Internasional untuk kolam
ukuran Olimpiade ditetapkan panjang kolam 50 m dan lebar kolam 25 m.
Kedalaman kolam minimum 1,35 meter, dimulai dari 1,0 m pertama lintasan
hingga paling sedikit 6,0 m dihitung dari dinding kolam yang dilengkapi balok
start. Kedalaman minimum di bagian lainnya adalah 1,0 m.
2. Lintasan
Lebar lintasan paling sedikit 2,5 m dengan jarak paling sedikit 0,2 m di luar
lintasan pertama dan lintasan terakhir. Masing-masing lintasan dipisahkan
dengan tali lintasan yang sama panjang dengan panjang lintasan.
Tali lintasan terdiri dari rangkaian pelampung berukuran kecil pada seutas tali
yang panjangnya sama dengan panjang lintasan. Pelampung pada tali lintasan
dapat berputar-putar bila terkena gelombang air. Tali lintasan dibedakan
menurut warna: hijau untuk lintasan 1 dan 8, biru untuk lintasan 2, 3, 6, dan 7,
dan kuning untuk lintasan 4 dan 5.
Perenang ditempatkan di lintasan berdasarkan catatan waktu dalam babak
penyisihan (heat). Di kolam berlintasan ganjil, perenang tercepat diunggulkan
di lintasan paling tengah. Di kolam 8 lintasan, perenang tercepat ditempatkan di
lintasan 4 (di lintasan 3 untuk kolam 6 lintasan). Perenang-perenang dengan
catatan waktu di bawahnya secara berurutan menempati lintasan 5, 3, 6, 2, 7, 1,
dan 8.
3. Pengukur waktu
Dalam perlombaan internasional atau perlombaan yang penting, papan sentuh
pengukur waktu otomatis dipasang di kedua sisi dinding kolam. Tebal papan
sentuh ini hanya 1 cm.
Perenang mencatatkan waktunya di papan sentuh sewaktu pembalikan dan finis.
Papan sentuh pengukur waktu produksi Omega mulai dipakai di Pan-American
Games 1967 di Winnipeg, Kanada.
4. Balok start
Di setiap balok start terdapat pengeras suara untuk menyuarakan tembakan
pistol start dan sensor pengukur waktu yang memulai catatan waktu ketika
perenang meloncat dari balok start.
Tinggi balok start antara 0,5 m hingga 0,75 dari permukaan air. Ukuran balok
start adalah 0,5 x 0,5 m, dan di atasnya dilapisi bahan antilicin. Kemiringan
balok start tidak melebihi 10°.

Peraturan perlombaan
Pada nomor renang gaya kupu-kupu, gaya dada, dan gaya bebas, perenang
melakukan posisi start di atas balok start. Badan dibungkukkan ke arah air
dengan lutut sedikit ditekuk.
Pada nomor gaya punggung, posisi start dilakukan di dalam air dengan badan
menghadap ke dinding kolam. Kedua tangan memegang pegangan besi pada
balok start, sementara kaki bertumpu di dinding kolam, dan kedua lutut ditekuk
di antara kedua lengan. Posisi start gaya punggung juga dipakai oleh perenang
pertama dalam gaya ganti estafet.
Wasit start memanggil para perenang dengan tiupan peluit panjang untuk naik
ke atas balok start (bersiap di dalam air untuk gaya punggung dan gaya ganti
estafet). Perenang berada dalam posisi start setelah aba-aba Siap (Take your
marks dalam bahasa Inggris) diteriakkan oleh wasit start. Start akan dinyatakan
tidak sah bila perenang meloncat dari balok start sebelum ada aba-aba. Hingga
tembakan pistol start dimulai, tubuh perenang harus tetap dalam keadaan diam.

Nomor perlombaan
Perlombaan renang terdiri dari nomor-nomor perlombaan menurut jarak
tempuh, jenis kelamin, dan empat gaya renang (gaya bebas, gaya kupu-
kupu, gaya punggung, dan gaya dada). Nomor-nomor renang putra dan putri
yang diperlombakan dalam Olimpiade:

 Gaya bebas: 50 m, 100 m, 200 m, 400 m, 800 m (putri), 1500 m


(putra)
 Gaya kupu-kupu: 100 m, 200 m
 Gaya punggung: 100 m, 200 m
 Gaya dada: 100 m, 200 m
 Gaya ganti perorangan: 200 m, 400 m
 Gaya ganti estafet: 4 x 100 m
 Gaya bebas estafet: 4 x 100 m, 4 x 200 m
 Marathon 10 km.
Federasi Renang Internasional mengakui rekor dunia putra/putri untuk nomor-
nomor renang:

 Gaya bebas: 50 m, 100 m, 200 m, 400 m, 800 m, 1500 m


 Gaya punggung: 50 m, 100 m, 200 m
 Gaya dada: 50 m, 100 m, 200 m
 Gaya kupu-kupu: 50 m, 100 m, 200 m
 Gaya ganti perorangan: 100 m (hanya lintasan pendek), 200 m, 400 m
 Gaya ganti estafet: 4×100 m
 Gaya bebas estafet: 4×100 m, 4×200 m.
Pada nomor gaya ganti perorangan, seorang perenang memakai keempat gaya
secara bergantian untuk satu putaran, dengan urutan: gaya kupu-kupu, gaya
punggung, gaya dada, dan gaya bebas. Pada nomor renang gaya ganti
perorangan 100 m, perlombaan diadakan di kolam renang lintasan pendek 25 m.
Pada nomor 4 x 100 m gaya ganti estafet, satu regu diwakili empat orang
perenang yang masing-masing berenang 100 m. Perenang pertama memulai
dengan renang gaya punggung, dilanjutkan perenang gaya dada, perenang gaya
kupu-kupu, dan diakhiri oleh perenang gaya bebas.

Pakaian khusus
Federasi Renang Internasional memiliki daftar merek dan tipe pakaian
renang yang disetujui dalam perlombaan renang. Perenang dibolehkan
memakai topi renang dan kacamata renang. Perenang berkacamata dapat
memilih untuk mengenakan kacamata renang minus, atau mengenakan lensa
kontak bersama kacamata renang normal.
Perenang tidak dibolehkan memakai alat atau pakaian renang yang dapat
memengaruhi kecepatan, daya apung, atau ketahanan selama berlomba,
misalnya sarung tangan berselaput, kaki katak, sirip, dan sebagainya.

Teknik dasar olahraga renang


1. teknik mengapung
Bagi pemula, teknik ini tidak mudah. Ketika melakukannya untuk pertama kali
atau masih awal-awal latihan, biasanya tubuh masih kaku. Kunci melakukan
teknik ini ada badan diharuskan rileks dan tetap tenang. Semakin panik, maka
semakin besar kemungkinan tubuh akan tenggelam. Untuk berlatih teknik ini,
bisa melakukannya dengan dua macam cara, yaitu mengapung berdiri atau
mengapung telentang. Untuk melatih kemampuan mengapung berdiri, perlu
berdiri di pinggir kolam. Untuk keamanan, pilihlah kolam renang yang tidak
terlalu dalam. Pastikan semuanya aman dan secara perlahan, mulailah
menyelam dengan tangan berpegangan pada tepi kolam.
Setelah itu, tarik nafas dalam-dalam dan coba dorong badan menjauh dari tepi
kolam. Posisikan tangan dan kaki sejajar di permukaan air. Jangan lupa
gerakkan tangan seperti kepakan sayap ayam dan kaki bergerak seperti gerakan
kaki saat melakukan gaya dada. Sementara untuk melatih kemampuan
mengapung dengan telentang, bisa memposisikan badan tegak namun kepala
menghadap tegak ke atas. Jangan lupa untuk menginjak dasar kolam renang.
Setelah itu, pegang tepi kolam, luruskan kaki, luruskan, dan pastikan telinga
terendam di dalam air. Untuk menemukan posisi yang seimbang, banyak ahli
yang menyarankan untuk melakukan tahapan-tahapan di atas sebanyak 10
sampai 15 kali.

2.Teknik Pernapasan
Pernafasan sangat penting dalam olahraga renang karena kekuatan dan
kecepatan seorang perenang sangat dipengaruhi oleh kekuatan nafas. Pertama,
berdiri di tepi kolam dengan rendah, namun pastikan wajah tetap berada di atas
permukaan air.
Kedua, bernafaslah melalui mulut. Tahan beberapa waktu dan masukkan kepala
ke dalam air. Jangan lupa hembuskan melalui hidung. Yang perlu diingat adalah
menghirup nafas melalui mulut dan menghembuskannya melalui hidung.
Jangan terbalik.
Ketiga, yang tidak kalah penting, melakukan latihan terus-menerus hingga
menemukan pola bernafas yang khas sesuai kemampuan Grameds sendiri.
Disarankan para ahli, latihan pernafasan dilakukan 10-15 kali setelah latihan
agar nafas kuat.

2. Teknik Meluncur
Teknik ini merupakan upaya untuk menyeimbangkan tubuh di awal renang.
Teknik meluncur dilakukan dengan meluncurkan tubuh secara horizontal di
bawah permukaan air.

Pertama, masuk ke dalam kolam dan berdiri dengan posisi membelakangi


dinding kolam. Kemudian salah satu telapak kaki ditempelkan ke dinding
dengan jari-jari kaki menghadap ke bawah. Posisi ini sangat penting untuk
memperbesar luas permukaan gaya tolakan saat meluncur.
Kedua, dengan menggunakan kaki, doronglah badan untuk meluncur.
Kemudian posisikan kedua tangan sejajar lurus ke depan untuk memecah air
sehingga tidak banyak gaya yang terbuang karena halangan air. Sebisa
mungkin, atur kepala masuk ke dalam air dan telinga tingginya sejajar dengan
kedua lengan.
Jangan lupa untuk sesering mungkin melatih tahapan-tahapan hingga
menemukan keseimbangan dalam melakukan teknik meluncur. Tidak hanya itu,
perlu bagi untuk mengendalikan ketakutan dan kepercayaan diri.

Anda mungkin juga menyukai