Anda di halaman 1dari 16

Renang adalah olahraga yang melombakan kecepatan atlet renang dalam berenang.

Gaya
renang yang diperlombakan adalah gaya bebas, gaya kupu-kupu, gaya punggung, dan gaya
dada. Perenang yang memenangkan lomba renang adalah perenang yang menyelesaikan jarak
lintasan tercepat. Pemenang babak penyisihan maju ke babak semifinal, dan pemenang semifinal
maju ke babak final.
Bersama-sama dengan loncat indah, renang indah, renang perairan terbuka, dan polo air,
peraturan perlombaan renang ditetapkan oleh badan dunia bernama Federasi Renang
Internasional (FINA). Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) adalah induk organisasi
cabang olahraga renang di Indonesia.

Sejarah
Sejak zaman perasejarah manusia sudah dapat berenang , bukti
tertua bernang adalahh lukisan – lukisan yang telah di temukan di
‘’ Gua perenang ‘’yang berada di mesir barat daya , catatan tertua
mengenai berenang bresal dari 2000 SM .
Perlombaan renang di eropa dimulai sekitar tahun 1800 setelah
dibangunnnya kolam renang . Saat itu , sebagian besar perenang
menggunakan Gaya dada . Pada tahun 1873 John Arthur Trudgen
memperkenalkan Gaya rangkak depan atau disebut gaya trudgen dalam perlombaan renang di
dunia barat .

Fasilitas dan peralatan


Panjang kolam renang lintasan panjang adalah 50 m sementara lintasan pendek adalah 25 m.
Dalam spesifikasi Federasi Renang Internasional untuk kolam ukuran Olimpiade ditetapkan
panjang kolam 50 m dan lebar kolam 25 m. Kedalaman kolam minimum 1,35 meter, dimulai dari
1,0 m pertama lintasan hingga paling sedikit 6,0 m dihitung dari dinding kolam yang dilengkapi
balok start. Kedalaman minimum di bagian lainnya adalah 1,0 m.

Lintasan
Lebar lintasan paling sedikit 2,5 m dengan jarak paling sedikit 0,2 m di luar lintasan pertama dan
lintasan terakhir. Masing-masing lintasan dipisahkan dengan tali lintasan yang sama panjang
dengan panjang lintasan.
Tali lintasan terdiri dari rangkaian pelampung berukuran kecil pada seutas tali yang panjangnya
sama dengan panjang lintasan. Pelampung pada tali lintasan dapat berputar-putar bila terkena
gelombang air. Tali lintasan dibedakan menurut warna: hijau untuk lintasan 1 dan 8, biru untuk
lintasan 2, 3, 6, dan 7, dan kuning untuk lintasan 4 dan 5.
Perenang diletakkan di lintasan berdasarkan catatan waktu dalam babak penyisihan (heat). Di
kolam berlintasan ganjil, perenang tercepat diunggulkan di lintasan paling tengah. Di kolam 8
lintasan, perenang tercepat ditempatkan di lintasan 4 (di lintasan 3 untuk kolam 6 lintasan).
Perenang-perenang dengan catatan waktu di bawahnya secara berurutan menempati lintasan 5,
3, 6, 2, 7, 1, dan 8
Pengukur waktu
Dalam perlombaan internasional atau perlombaan yang penting, papan sentuh pengukur waktu
otomatis dipasang di kedua sisi dinding kolam. Tebal papan sentuh ini hanya 1 cm.
Perenang mencatatkan waktunya di papan sentuh sewaktu pembalikan dan finis. Papan sentuh
pengukur waktu produksi Omega mulai dipakai di Pan American Games pada tahun 1967 di
Winnipeg, Kanada.

Balok start
Di setiap balok start terdapat pengeras suara untuk menyuarakan tembakan pistol start dan
sensor pengukur waktu yang memulai catatan waktu ketika perenang meloncat dari balok start.
Tinggi balok start antara 0,5 m hingga 0,75 dari permukaan air. Ukuran balok start adalah 0,5 x
0,5 m, dan di atasnya dilapisi bahan antilicin. Kemiringan balok start tidak melebihi 10°.

Peraturan perlombaan dalam renang


Pada nomor renang gaya kupu-kupu, gaya dada, dan gaya bebas, perenang melakukan posisi
start di atas balok start. Badan dibungkukkan ke arah air dengan lutut sedikit ditekuk.
Pada nomor gaya punggung, posisi start dilakukan di dalam air dengan badan menghadap ke
dinding kolam. Kedua tangan memegang pegangan besi pada balok start,
sementara kaki bertumpu di dinding kolam, dan kedua lutut ditekuk di antara kedua lengan. Posisi
start gaya punggung juga dipakai oleh perenang pertama dalam gaya ganti estafet.
Wasit start memanggil para perenang dengan tiupan peluit panjang untuk naik ke atas balok start
(bersiap di dalam air untuk gaya punggung dan gaya ganti estafet). Perenang berada dalam posisi
start setelah aba-aba Siap (Take your marks dalam bahasa Inggris) diteriakkan oleh wasit
start.[6] Start dinyatakan tidak sah bila perenang meloncat dari balok start sebelum ada aba-
aba.[7] Hingga tembakan pistol start dimulai, tubuh perenang harus dalam keadaan diam.

Nomor perlombaan
Perlombaan renang terdiri dari nomor-nomor perlombaan menurut jarak tempuh, jenis kelamin,
dan empat gaya renang (gaya bebas, gaya kupu-kupu, gaya punggung, dan gaya dada). Nomor-
nomor renang putra dan putri yang diperlombakan dalam Olimpiade:

 Gaya bebas: 50 m, 100 m, 200 m, 400 m, 800 m (putri), 1500 m (putra)


 Gaya kupu-kupu: 100 m, 200 m
 Gaya punggung: 100 m, 200 m
 Gaya dada: 100 m, 200 m
 Gaya ganti perorangan: 200 m, 400 m
 Gaya ganti estafet: 4 x 100 m
 Gaya bebas estafet: 4 x 100 m, 4 x 200 m
 Marathon 10 km.
Federasi Renang Internasional mengakui rekor dunia putra/putri untuk nomor-nomor renang:

 Gaya bebas: 50 m, 100 m, 200 m, 400 m, 800 m, 1500 m


 Gaya punggung: 50 m, 100 m, 200 m
 Gaya dada: 50 m, 100 m, 200 m
 Gaya kupu-kupu: 50 m, 100 m, 200 m
 Gaya ganti perorangan: 100 m (hanya lintasan pendek), 200 m, 400 m
 Gaya ganti estafet: 4×100 m
 Gaya bebas estafet: 4×100 m, 4×200 m.
Pada nomor gaya ganti perorangan, seorang perenang memakai keempat gaya secara
bergantian untuk satu putaran, dengan urutan: gaya kupu-kupu, gaya punggung, gaya dada, dan
gaya bebas. Pada nomor renang gaya ganti perorangan 100 m, perlombaan diadakan di kolam
renang lintasan pendek 25 m.
Pada nomor 4 x 100 m gaya ganti estafet, satu regu diwakili empat orang perenang yang masing-
masing berenang 100 m. Perenang pertama memulai dengan renang gaya punggung, dilanjutkan
perenang gaya dada, perenang gaya kupu-kupu, dan diakhiri oleh perenang gaya bebas.

Pakaian khusus
Federasi Renang Internasional memiliki daftar merek dan tipe pakaian renang yang disetujui
dalam perlombaan renang. Perenang dibolehkan memakai topi renang dan kacamata renang.
Perenang berkacamata dapat memilih untuk mengenakan kacamata renang minus, atau
mengenakan lensa kontak bersama kacamata renang normal.
Perenang tidak dibolehkan memakai alat atau pakaian renang yang dapat memengaruhi
kecepatan, daya apung, atau ketahanan selama berlomba, misalnya sarung
tangan berselaput, kaki katak, sirip, dan sebagainya.
Sejarah Renang di Indonesia
Sejarah renang di Indonesia sudah dimulai sejak zaman Kerajaan Majapahit. Pada masa
kerajaan Majapahit berenang dilakukan dengan tujuan berperang, menangkap ikan, maupun
sebagai bajak laut. Armada perang Majapahit terkenal sebagai armada perang yang berani
mengarungi lautan dan samudra untuk menambah wilayah kekuasaan kerajaaan Majapahit.
Armada Majapahit berani menyebrangi sungai-sungai besar dan mengarungi lautan nusantara
hanya dengan menggunakan perahu dan rakit. Tanpa mempunyai kemampuan berenang yang
baik hal ini mustahil untuk dilakukan. Selain armada Majapahit kemampuan berenang juga
dimiliki oleh Jakat Tingkir atau Sultan Hadiwijaya yang melakukan suatu perjalanan panjang
mengarungi sungai-sungai besar dengan menggunakan rakit.

Bukti sejarah renang di Indonesia ditemukan pada beberapa situs sejarah seperti relief candi
yang menggambarkan kemampuan berenang. Pada keraton-keraton peninggalan kerajaan atau
daerah sekitar candi juga seringkali ditemukan kolam renang yang digunakan oleh keluarga
kerajaan untuk mandi dan berenang.
Hal ini membuktikan renang di Indonesia sudah ada sejak zaman sejarah tetapi belum diketahui
gaya renang yang digunakan pada saat itu.

Kolam renang di Indonesia pertama kali didirikan pada zaman penjajahan Belanda. Kolam
renang
cihampelas di kota Bandung menjadi kolam renang yang pertama kali didirikan pada tahun 1904.
Kemudian dibangun pembangunan kolam renang Brantas di Surabaya dan kolam renang Cikini
di Jakarta. Pada masa itu kolam renang hanya diperuntukkan untuk orang-orang berkulit putih
bukan untuk orang pribumi. Pada tahun 1930 dibangun kolam renang di beberapa kota besar di
Indonesia seperti kolam renang di daerah Manggarai Jakarta, kolam renang Tegalsari di
Surabaya, Kolam renang di Semarang dan di Cirebon.

Sejarah renang di Indonesia mengalami perkembangan pada zaman pendudukan Jepang pada
tahun 1943 – 1945. Pemerintah Jepang membuka semua kolam renang ang ada di tanah air
untuk masyarakat umum sehingga kesempatan untuk belajar berenang bagi bangsa Indonesia
semakin besar. Perkembangan renang mengalami penurunan pada tahun 1945 karena bangsa
Indonesia fokus merebut dan mempertahankan kemerdekaan dari penjajah.

Organisasi renang di Indonesia dibentuk pada tanggal 24 Maret 1951 dengan nama Perserikatan
Berenang Seluruh Indonesia yang (PBSI) yang diketuai oleh dr. Poerwosoedarmo. Pada tahun
1951 PBSI diterima menjadi anggota dan Internationale Olympic Comittee (IOC) dan FINA.

Di Indonesia olahraga renang mulai diperlombakan pada Pekan Olahraga Nasional (PON)
pertama di Surakarta tahun 1948. Gaya renang yang diperlombakan yaitu dengan gaya renang
modern, seperti gaya dada, gaya punggung, dan gaya bebas.

Pada tahun 1957 PBSI berubah nama menjadi PRSI atau Persatuan Renang Seluruh Indonesia.
Penyelenggaraaan PON ke IV di Makassar mulai memperlombakan renang gaya kupu-kupu.
Demikianlah sekilas tentang sejarah renang dan perkembangannya di Indonesia, semoga
bermanfaat.
Federasi Renang Internasional
Federasi Renang Internasional (Fédération Internationale de Natation, disingkat FINA) adalah
induk organisasi internasional olahraga renang. Organisasi ini diakui oleh Komite Olimpiade
Internasional (IOC). Selain renang, FINA juga merupakan induk organisasi internasional polo
air, selam, renang indah, dan renang perairan terbuka. Markas besar FINA berada
di Lausanne, Swiss. Induk organisasi olahraga renang, renang perairan terbuka, selam, polo air,
dan renang indah di setiap negara dan teritori berhak menjadi anggota FINA.
Selain mengadakan kejuaraan internasional dan regional, FINA berusaha memajukan olahraga
renang di seluruh dunia, antara lain dengan menambah jumlah fasilitas olahraga renang. FINA
bertugas membuat peraturan internasional untuk kejuaraan renang, renang perairan terbuka,
selam, polo air, dan renang indah.

Struktur organisasi
Anggota FINA bertemu dalam pertemuan reguler yang disebut Kongres. Kongres FINA terdiri dari
Kongres Umum dan Kongres Teknis. Kongres Umum (General Congress) berwenang
memutuskan semua persoalan di dalam FINA. Kongres Teknis (Technical Congress) memutuskan
semua masalah teknis yang berkaitan dengan kejuaraan renang. Keputusan Kongres Teknis bisa
dibatalkan oleh Kongres Umum.
Biro FINA yang beranggotakan 22 anggota dewan perwakilan bersidang untuk memilih pejabat
eksekutif. Selain itu, FINA juga memiliki berbagai komite dan komisi, seperti: Komisi Teknis
Renang, Panel Antidoping, dan Komisi Kedokteran Olahraga.

Ketua Umum

Nama Negara Masa jabatan

George Hearn Britania Raya 1908–1924

Erik Bergvall Swedia 1924–1928

Émile-Georges Drigny Prancis 1928–1932

Walther Binner Jerman 1932–1936

Harold Fern Britania Raya 1936–1948 (*)


Rene de Raeve Belgia 1948–1952

M.L. Negri Argentina 1952–1956

Jan de Vries Belanda 1956–1960

Max Ritter Jerman 1960–1964

William Berge Phillips Australia 1964–1968

Javier Ostos Mora[5] Meksiko 1968–1972

Dr. Harold Henning Amerika Serikat 1972–1976

Javier Ostos Mora[5] (masa jabatan ke-2) Meksiko 1976–1980

Ante Lambasa Yugoslavia 1980–1984

Robert Helmick Amerika Serikat 1984–1988

Mustapha Larfaoui Aljazair 1988–2009

Dr. Julio Maglione 2009– Sekarang


Uruguay
(Terpilih Kembali 2013)

Anggota
Hingga Olimpiade Beijing 2008, FINA memiliki 196 anggota. Setiap anggota FINA juga menjadi
salah satu dari 5 asosiasi renang regional.
 Asia (43): Federasi Renang Amatir Asia (AASF)
 Afrika (45): Konfederasi Renang Afrika (CANA)
 Amerika (40): Uni Renang Amatir Amerika (ASUA)
 Eropa: Liga Renang Eropa (LEN)
 Oseania: Asosiasi Renang Oseania (OSA)
Catatan: Angka dalam kurung menunjukkan jumlah anggota FINA di benua tersebut, bukan jumlah anggota asosiasi renang regional.

Sejarah
FINA didirikan 19 Juli 1908 di Hotel Manchester, London bertepatan dengan
berakhirnya Olimpiade London 1908. Pendirinya adalah induk organisasi renang
dari Belgia, Britania Raya, Denmark, Finlandia, Prancis, Jerman, Hongaria, dan Swedia.
Perkembangan jumlah anggota:

 1908: 8
 1910: 15
 1928: 38
 1948: 53
 1958: 75
 1964: 90
 1968: 98
 1978: 106
 1988: 109
 1996: 162
 1997: 168
 1999: 170
 2000: 174
 2001: 176
 2003: 184
 2007: 194

Kejuaraan
Kejuaraan Dunia FINA
Kejuaraan ini mempertandingkan 5 cabang olahraga air: selam, renang, renang perairan
terbuka, renang indah, dan polo air. Kolam yang dipakai untuk pertandingan adalah kolam
renang dengan panjang lintasan 50 m.
Kejuaraan Dunia Renang FINA (25 m)

Kejuaraan Dunia FINA khusus renang di kolam renang lintasan pendek 25 m. Kejuaraan ini
diadakan setiap dua tahun sekali pada tahun genap.
Kejuaraan lain

 Kejuaraan Dunia Renang Kelompok Umur (dwitahunan, sejak Agustus 2006)


 Kejuaraan Dunia Selam Junior
 Kejuaraan Dunia Renang Perairan Terbuka (tahunan)
 Kejuaraan Dunia FINA Masters (dwitahunan)
 Kejuaraan Renang Indah

Kejuaraan tahunan

 Piala Dunia Renang FINA


 Diving Grand Prix
 Liga Dunia Polo Air
 Piala Dunia Polo Air FINA
 Piala Dunia Marathon:
 Grand Prix Perairan Terbuka FINA: lomba renang di atas 10 km
 Piala Dunia Renang Marathon FINA 10 km.
Perserikatan Renang Seluruh Indonesia

Logo PRSI

Singkatan PRSI

Tanggal pembentukan 21 Maret 1951

Jenis Organisasi olahraga

Kantor pusat Jakarta

Ketua Umum Anindya Bakrie

Afiliasi FINA

Situs web http://aquaticsportsindonesia.org/


Persatuan Renang Seluruh Indonesia disingkat PRSI adalah organisasi yang mengatur
kegiatan olahraga renang di Indonesia. PRSI berdiri pada tanggal 21 Maret 1951 di Jakarta
dengan ketua umum pertamanya adalah Prof. Dr. Poerwo Soedarmo.

Sejarah
Sebelum kemerdekaan, di negara Indonesia telah ada beberapa kolom renang yang indah dan
baik tapi hanya diperuntukkan bagi para bangsawan dan penjajah saja. Salah satunya adalah
kolam renang Cihampelas di Bandung yang didirikan pada tahun 1904.
Pertama-tama berdiri perserikatan berenang diberi nama Bandungse Zwembond atau
Perserikatan Berenang Bandung, didirikan pada tahun 1917, perserikatan ini membawahi 7
perkumpulan yang di antaranya adalah perkumpulan renang di lingkungan sekolah seperti halnya
OSVIA, MULO dan KWEEKSCHOOL. Pada tahun yang sama juga berdiri perkumpulan-
perkumpulan berenang di Jakarta dan Surabaya.
Tahun 1918 berdiri West Java Zwembond atau Perserikatan Berenang Jawa barat dan pada tahun
1927 berdiri pula Oost Java Zwembond atau Perserikatan Berenang Jawa Timur yang
beranggotakan kota-kota seperti: Malang, Surabaya, Pasuruan, Blitar dan Lumajang. Sejak saat
itu pula mulai diadakan pertandingan maupun antar daerah.
Hingga tahun 1940, Nederlands Indishce Zwembond atau NIZB telah beranggotakan 1200
perenang. Pada zaman pendudukan Jepang tahun 1943 - 1945, kesempatan untuk bisa berenang
bagi bangsa Indonesia semakin besar, karena pemerintahan pendudukan Jepang membuka
seluruh kolam renang di tanah air untuk masyarakat umum. Periode tahun 1945, perkembangan
olahraga renang di tanah air menurun, karena saat itu bangsa Indonesia dalam kancah perjuangan
melawan penjajah.
Hingga tanggal 20 Maret 1951, dunia renang Indonesia berada di bawah pimpinan Zwembond
Voor Indonesia (ZBVI) dan kemudian sejak tanggal 21 Maret 1951 lahirlah Persatuan Berenang
Seluruh Indonesia yang kemudian disingkat PBSI. Kongresnya yang pertama di Jakarta, berhasil
mengukuhkan Ketua yang pertama, Prof. dr. Poerwo Soedarmo, dibantu oleh wakil ketua,
sekretaris, bendahara dan komisi teknik.
Tahun 1952, PBSI menjadi anggota resmi dari Federasi Renang Dunia - FINA (singkatan
dari Fédération Internationale de Natation). dan International Olympic Committee (IOC).
Hingga tahun 1952 telah terdaftar sebanyak 29 perkumpulan, tergabung dalam PBSI. Oleh karena
itu kemudian didirikan top-top organisasi olahraga berenang di tingkat daerah.
Pada tahun 1954, berlangsung kongres PBSI ke II, diselenggarakan di Bandung dengan
menghasilkan susunan pengurus yang diketuai oleh D. Seoprajogi, ditambah satu sekretaris,
bendahara dan 3 komisi teknik.
Kongres PBSI yang ke III diselenggarakan di Cirebon, di kongres ini terpilih kepengurusan dengan
ketuanya tetap dijabat D. Soeprajogi, ditambah 3 pengurus lainnya.
Untuk ke IV kalinya PBSI menyelenggarakan kongres pada tahun 1957 di Makassar Kongres ini
menghasilkan beberapa keputusan, di antaranya memilih susunan kepengurusan yang baru
dengan ketua D. Soeprajogi. Atas permintaan peserta kongres istilah persatuan dalam singkatan
PBSI, diganti menjadi Perserikatan. Dengan demikian PBSI dalam hal ini menjadi singkatan dari
Perserikatan Berenang Seluruh Indonesia. Pada tahun 1959 diadakan Kejuaraan Nasional
Renang. Kejuaraan ini untuk pertama kalinya mengadakan pemisahan antara Senior dan Junior
di Malang, Jawa Timur.
Kongres PBSI ke V, di mana pada kongres itu di samping memilih kepengurusan baru yang
ketuanya masih tetap dipercayakan kepada D. Soeprajogi, juga kongres ini mengubah nama
Perserikatan Berenang Seluruh Indonesia (PBSI) menjadi Perserikatan Renang Seluruh Indonesia
(PRSI). Perubahan ini timbul dengan pertimbangan bahwa terdapatnya dua induk organisasi
olahraga yang mempunyai singkatan sama PBSI. Selain cabang olahraga renang, singkatan ini
juga digunakan oleh Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia.
Pada Kongres di Malang Jawa Timur Ketua PRSI, D. Soeprajogi di dampingi oleh 2 wakil ketua,
dua sekretaris, bendahara, pembantu umum ditambah komisi teknik dengan 2 orang anggota.
Kemajuan olahraga renang secara keseluruhan berkembang kian pesat dan dalam tahun 1962,
berhasil menampilkan nama-nama besar seperti Achmad Dimyati, Mohamad Sukri di bagian
putera, sementara Iris, Tobing, Lie Lan Hoa, Eny Nuraeni serta banyak lagi di bagian puteri.
Dalam tahun 1963 di Jakarta, kembali PRSI menyelenggarakan kongres dan berhasil menyusun
kepengurusan baru dengan ketua umum D. Soeprajogi. Selanjutnya didampingi 3 orang ketua, 2
orang renang, loncat indah dan polo air. Keputusan lain yang diperoleh dalam kongres PRSI ke
VI itu adalah mengubah kembali istilah "Persatuan". Hingga sekarang PRSI merupakan singkatan
dari Persatuan Renang Seluruh Indonesia.
Meskipun dalam falsafahnya bahwa olahraga itu tidak bisa dikaitkan dengan politik. Namun dalam
kenyataannya perkembangan politik di dalam negeri pada waktu itu membawa pengaruh besar
terhadap perkembangan olahraga. Pada tahun 1963 Indonesia harus mengundurkan diri dari
pesta olahraga GANEFO, di mana pesertanya ada beberapa negara yang memang belum menjadi
anggota FINA. Untuk menghindarkan kemungkinan adanya skorsing, Indonesia dalam hal ini PRSI
mengambil langkah pengunduran diri sebagai anggota FINA. Pada tahun 1966, Indonesia kembali
menjadi anggota FINA. Pada tahun itu Indonesia mengambil bagian dalam Asian Games ke V di
Bangkok.
Musyawarah PRSI ke VII berlangsung kembali di Jakarta pada tanggal 24 - 27 April 1968. Salah
satu keputusannya mengukuhkan kepengurusan baru PRSI dengan ketua umum tetap
dipercayakan kepada D. Soeprayogi, di tambah dengan 2 orang ketua, 2 sekretaris, bendahara
dan panitia teknik yang terdiri atas 3 orang masing-masing untuk renang, loncat indah dan polo
air.

Kongres PRSI

Kongres/ Lokasi Tahun Ketua


Munas ke-

1 Jakarta 1951 Prof. dr. Poerwo Soedarmo

2 Bandung 1954 D. Soeprajogi

3 Cirebon D. Soeprajogi

4 Makassar 1957 D. Soeprajogi

5 Malang D. Soeprajogi

6 Jakarta 1963 D. Soeprajogi

7 Jakarta 1968 D. Soeprajogi

Poernomo Yusgiantoro

Jakarta 2009 Hilmi Panigoro

Bogor 2013 Sandiaga S. Uno


Gaya dada
Gaya dada atau gaya katak
adalah berenang dengan
posisi dada menghadap ke
permukaan air, namun
berbeda dari gaya bebas,
batang tubuh selalu dalam
keadaan tetap. Kedua belah
kaki menendang ke arah luar
sementara kedua
belah tangan diluruskan di
depan. Kedua belah tangan
dibuka ke samping seperti
gerakan membelah air agar
badan maju lebih cepat ke depan. Gerakan tubuh meniru gerakan katak sedang berenang
sehingga disebut gaya katak. Pernapasan dilakukan ketika mulut berada di permukaan air, setelah
satu kali gerakan tangan-kaki atau dua kali gerakan tangan-kaki.
Gaya dada merupakan gaya berenang paling populer untuk renang rekreasi. Posisi tubuh stabil
dan kepala dapat berada di luar air dalam waktu yang lama. Dalam pelajaran berenang, perenang
pemula belajar gaya dada atau gaya bebas.

Sejarah
Manusia sudah berenang gaya dada sejak Zaman Batu seperti digambarkan dalam lukisan di Gua
Perenang, dekat Wadi Sora, Mesir barat daya. Gerakan kaki gaya dada diperkirakan meniru
gerakan berenang katak. Di lukisan dinding yang dibuat orang Assyria dan lukisan relief yang
ditemukan di Babilonia.
Pada tahun 1538, seorang profesor ilmu bahasa berkebangsaan Jerman bernama Nicolas
Wynman menerbitkan buku berenang yang pertama, Colymbetes. Tujuannya menulis buku bukan
untuk mempromosikan berenang, melainkan untuk mengurangi resiko bahaya tenggelam.
Meskipun demikian, buku tersebut berisi cara belajar gaya dada.
Pada tahun 1696, pengarang Prancis Melchisédech Thévenot menulis buku The Art of
Swimming yang menjelaskan berenang gaya dada yang serupa dengan gaya dada sekarang ini.
Salah seorang dari pembacanya adalah Benjamin Franklin.
Lomba renang dimulai di Eropa sekitar tahun 1800. Sebagian besar perenang memakai gaya
dada. Dalam lomba renang tahun 1844 di London, sejumlah perenang suku Indian ikut serta.
Perenang Inggris menggunakan gaya dada sementara perenang suku Indian menggunakan gaya
bebas. Hingga tahun 1873, orang Inggris lebih senang berenang gaya dada.
Pada tahun 1875, Kapten Matthew Webb berhasil mencatatkan diri sebagai orang pertama yang
berenang menyeberangi Selat Inggris. Selat selebar 34,21 km itu diseberanginya dengan
berenang gaya dada selama 21 jam 45 menit.
Olimpiade St. Louis 1904 adalah Olimpiade yang pertama kali mempertandingkan nomor gaya
dada secara terpisah untuk jarak 440 yard (402 m). Pada waktu itu diperlombakan nomor gaya
dada, gaya punggung, dan gaya bebas.
Gaya bebas

Gaya bebas (bahasa Inggris: free swim)


adalah berenang dengan posisi dada menghadap ke
permukaan air. Kedua belah lengan secara bergantian
digerakkan jauh ke depan dengan gerakan mengayuh,
sementara kedua belah kakisecara bergantian
"dicambukkan" naik turun ke atas dan ke bawah.
Sewaktu berenang gaya bebas, posisi wajah
menghadap ke permukaan air. Pernapasan dilakukan
saat lengan digerakkan keluar dari air, saat tubuh
menjadi miring dan kepala berpaling ke samping.
Sewaktu mengambil napas, perenang bisa memilih
untuk menoleh ke kiri atau ke kanan. Dibandingkan gaya
berenang lainnya, gaya bebas merupakan gaya
berenang yang bisa membuat tubuh melaju lebih cepat di air. Tidak seperti halnya gaya
punggung, gaya dada, dan gaya kupu-kupu, Federasi Renang Internasional (FINA) tidak
mengatur teknik yang digunakan dalam lomba renang kategori gaya bebas. Perenang dapat
berenang dengan gaya apa saja, kecuali gaya dada, gaya punggung, atau gaya kupu-kupu.
Walaupun sebenarnya masih ada teknik-teknik renang "gaya bebas" yang lain, gaya krol (front
crawl) digunakan hampir secara universal oleh perenang dalam lomba renang gaya bebas,
sehingga gaya krol identik dengan gaya bebas.

Sejarah
Manusia sudah berenang gaya bebas sejak zaman kuno. Di dunia Barat, gaya bebas pertama kali
dilombakan tahun 1844 di London. Perenang dari suku Indiandengan mudah mengalahkan
perenang dari Inggris. Walaupun demikian, pria Inggris waktu itu menganggap gaya bebas tidak
elegan, karena banyak memercikkan air ke sana ke mari. Dalam lomba renang, perenang Inggris
tetap mempertahankan gaya dada.
Sewaktu pergi ke Argentina antara tahun 1870 dan 1890, pelatih renang John Arthur
Trudgen mempelajari gaya bebas dari penduduk asli Amerika Selatan. Berbagai sumber
menyebut angka tahun yang berbeda-beda, namun tahun 1873 adalah angka tahun yang paling
sering dikutip. Namun di Inggris Trudgen memakai gerakan kaki menggunting seperti gaya
samping dan bukan gerakan kaki lurus melecut naik turun seperti gaya bebas yang dikenal orang
sekarang ini. Gaya renang campuran yang diperkenalkan oleh Trudgen disebut gaya trudgen.
Gaya trudgen dikembangkan oleh perenang Australia Richmond (Dick) Cavill, putra dari instruktur
renang Inggris "Profesor" Frederick Cavill yang menetap di Australia sejak 1879. Frederick Cavill
memiliki enam anak laki-laki yang semuanya perenang mahir, Ernest, Charles, Percy, Arthur
(Tums), Sydney, dan Richmond (Dick). Ketika Dick dan "Tums" sedang mengembangkan gaya
trudgen, mereka berdua melihat Alick Wickham yang berenang dengan gerakan kaki lurus melecut
naik turun. Wickham adalah orang Kepulauan Solomon yang tinggal di Sydney. Dalam Kejuaraan
Renang Internasional 1902, Richard Cavill memenangi lomba renang 100 yard dengan catatan
waktu 58,8 detik. Ketika ditanya nama gaya renang yang dipakainya, menurut salah satu dari
anggota keluarga Cavill, "seperti merangkak (crawl) di dalam air". Di kemudian hari, gaya renang
yang dikembangkan Cavill disebut gaya krol (crawl). Pada 1905, setelah bertemu dengan
perenang Australia Barney Kieran yang mengadakan tur di Inggris pada 1905, perenang gaya
trudgen asal Amerika Serikat Charles Daniels memutuskan untuk menguasai gaya krol Australia
yang dipelajarinya dari Kieran. Gaya krol Australia diubah sedikit oleh Daniels menjadi gaya bebas
seperti dikenal orang sekarang.
Gaya punggung
Gaya punggung adalah berenenag
dengan posisi punggung menghadap
ke permukaan air. Gerakan kaki dan
tangan serupa dengan gaya bebas,
tetapi dengan posisi tubuh telentang di
permukaan air. Kedua belah tangan
secara bergantian digerakkan menuju
pinggang seperti gerakan mengayuh.
Mulut dan hidung berada di luar air
sehingga mudah mengambil atau
membuang napas dengan mulut atau
hidung.
Sewaktu berenang gaya punggung,
posisi wajah berada di atas air sehingga
perenang hanya melihat atas dan tidak
bisa melihat ke depan. Sewaktu
berlomba, perenang memperkirakan dinding tepi kolam dengan menghitung jumlah gerakan.
Berbeda dari sikap start perenang gaya bebas, gaya dada, atau gaya kupu-kupu yang dilakukan
di atas balok start, perenang gaya punggung sewaktu berlomba melakukan start dari dalam kolam.
Perenang menghadap ke dinding kolam dengan kedua belah tangan memegang besi pegangan.
Kedua lutut ditekuk di antara kedua belah lengan, sementara kedua belah telapak kaki bertumpu
di dinding kolam.
Gaya punggung adalah gaya berenang yang sudah dikenal sejak zaman kuno. Pertama kali
dipertandingkan di Olimpiade Paris 1900, gaya punggung merupakan gaya renang tertua yang
dipertandingkan setelah gaya bebas.
Gaya kupu-kupu
Gaya kupu-kupu (Bahasa Inggris: butterfly
stroke) adalah salah satu dari gaya renang yang
diperlombakan dalam Olimpiade dan lomba-
lomba resmi yang lain. Karena gerakan kakinya,
gaya ini juga dikenal sebagai gaya lumba-luma
atau dolphin.
Dibandingkan gaya renang lainnya, berenang
gaya kupu-kupu memerlukan kekuatan yang
besar dari perenang. Kecepatan renang gaya
kupu-kupu didapat dari ayunan kedua belah
tangan secara bersamaan, dikombinasi dengan
dorongan kaki bersamaan. Ketepatan irama
sangat penting dalam akselerasi gerakan ini.
Gaya kupu-kupu adalah gaya renang terbaru dalam pertandingan renang dan menurut sejarahnya
merupakan variasi dari gaya dada. Perenang gaya kupu-kupu pertama kali ikut dalam lomba
renang pada tahun 1933.

Gerakan
Gaya ini merupakan turunan dari gaya dada/gaya katak. Dengan posisi dada menghadap ke
bawah, kedua belah lengan secara bersamaan ditekan ke bawah, lalu ke belakang, dan
digerakkan ke arah luar sebelum diayunkan ke depan di atas permukaan air. Pada saat tarikan
tangan ke belakang, kedua belah kaki secara bersamaan menekan ke bawah. Gerakan kaki dan
tangan ini dilakukan untuk mendorong badan bergerak ke depan (atau ke atas permukaan air
untuk mengambil nafas). Pada saat kepala masuk kembali ke dalam air, tangan mengikuti masuk,
dan kaki kembali menekan ke bawah. Gerakan kaki naik-turun menyerupai gerakan sirip
ekor lumba-lumba. Udara dihembuskan kuat-kuat dari mulut dan hidung sebelum kepala muncul
dari air, dan udara dihirup lewat mulut ketika kepala berada di luar air.
Berbeda dari gaya lainnya yang umumnya mudah dikuasai, perenang pemula memerlukan
waktu lebih lama untuk mempelajari koordinasi gerakan tangan dan kaki dalam gaya kupu-kupu.
Sebagian besar pemula juga menganggap gaya kupu-kupu sebagai gaya tersulit untuk dipelajari.
Dibandingkan ketiga gaya berenang lainnya, teknik gerakan yang buruk dalam gaya kupu-kupu
tidak dapat ditutupi dengan besarnya tenaga yang dikeluarkan perenang.

Sejarah
Pada akhir tahun 1933, perenang Amerika Serikat bernama Henry Myers berenang gaya kupu-
kupu di perlombaan renang Brooklyn central RMCA. Pelatih renang David Armbruster
dari Universitas Iowa meneliti masalah hambatan air sewaktu berenang gaya dada. Pada tahun
1934, Armbruster diduga telah memperbaiki metode mengayunkan lengan ke depan sewaktu
berenang gaya dada. Armbruster menyebut gaya "baru" tersebut sebagai gaya "kupu-kupu".
Walaupun gaya kupu-kupu sulit dipelajari, perenang gaya kupu-kupu bisa berenang lebih cepat.
Pada tahun berikutnya (1935), perenang Jack Sieg dari Universitas Iowa mengembangkan teknik
menendang seperti sirip ekor ikan, Sieg berenang dengan tubuh dimiringkan ke salah satu sisi. Ia
menyebut tendangannya sebagai "tendangan sirip ekor lumba-lumba". Armbruster dan Sieg lalu
bersama-sama mengembangkan kedua teknik ini menjadi gaya renang yang sangat cepat. Satu
ayunan lengan kupu-kupu dipadu dengan dua tendangan lumba-lumba. Richard Rhodes
mengklaim bahwa Volney Wilson adalah orang yang menciptakan "tendangan lumba-lumba"
setelah mempelajari gerakan ikan. Volney Wilson mencoba gerakan barunya di penyaringan wakil
Amerika Serikat untuk Olimpiade 1938. Hasilnya, Wilson terkena diskualifikasi.
DAFTAR ISI :

1. SEJARAH BERENANG .

2. SEJARAH BERENANG DI INDONESIA .

3. FEDERASI BERENANG INTERNASIONAL ( FINA )

4. FEDERASI BERENANG INDONESIA ( PRSI)

5. GAYA RENANG .
 Gaya Dada
 Gaya Bebas
 Gaya Punggung
 Gaya Kupu-kupu

Anda mungkin juga menyukai