Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

IRISAN KERUCUT

Disusun oleh:

Kelompok III

1. Latifatul Haeri (200103052)


2. Kintari Hermayanti (200103053)
3. Nurfadilah (200103054)
4. Siti Magfirah (200103057)
5. M. Alung Fazian (200103058)

Dosen Pengampun:

Samsul Irpan, M.Pd

JURUSAN TADRIS MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh dan salam sejahtera untuk kita semua, semoga
apa yang kita lakukan pada kesempatan kali ini bernilai ibadah disisi Allah swt. Salawat dan
salam kita kirimkan atas junjungan Nabi Muhammad saw yang telah membawa perubahan dari
dunia kegelapan menjadi dunia yang terang bercahaya.

Semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk kita semua, terutama kepada pemakalah. Namun
pemakalah menyadari bahwa karya ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, olehnya itu, jika
terdapat hal-hal yang dianggap kurang atau keliru dalam hal penulisan ataupun penyampaian
lisan, maka penyusun makalah tidak menutup diri untuk menerima saran ataupun kritik yang
sifatnya membangun untuk perbaikan tugas-tugas selanjutnya.

Akhirnya penyusun mengucapkan terima kasih


Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Mataram, 11 September 2022

Kelompok III
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang..................................................................................................
B. Rumusan masalah.............................................................................................
C. Tujuan Pembahasan..........................................................................................
BAB II. PEMBAHASAN
A. Irisan Kerucut...................................................................................................
1. Lingkaran....................................................................................................
2. Parabola......................................................................................................
3. Elips............................................................................................................
4. Hiperbola....................................................................................................
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................................
B. Saran ................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Irisan kerucut dapat didefinisikan sebagai: tempat kedudukan titik-titik   pada sebuah bidang,
sedemikian, sehingga jarak titik-titik tersebut ke sebuah titik  tetap F (yang disebut fokus)
memiliki rasio yang konstan terhadap jarak titik-titik  tersebut ke sebuah garis tetap L (disebut
direktriks) yang tidak mengandung F. Irisan kerucut adalah lokus dari semua titik yang
membentuk kurva dua-dimensi, yang terbentuk oleh irisan sebuah kerucut dengan
sebuah bidang. Empat  jenis yang dapat terjadi adalah Lingkaran, Parabola, Elips, dan Hiperbola.
Dalam memahami geometri irisan kerucut, sebuah kerucut dianggap memiliki dua kulit yang
membentang sampai tak berhingga di kedua arah. Sebuah generator adalah sebuah garis yang
dapat dibuat pada kulit kerucut, dan semua generator saling berpotongan di satu titik yang
disebut verteks kerucut
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Irisan Kerucut?
2. Bagaimana persamaan yang terdapat dalam Lingkaran?
3. Bagaimana persamaan yang terdapat dalam Elips?
4. Bagaimana persamaan yang terdapat dalam Parabola?
5. Bagaimana persamaan yang terdapat dalam Hiperbola?

C. TUJUAN
1. Untuk Mengetahui arti dari Irisan Kerucut.
2. Untuk Mengetahui persamaan Lingkaran.
3. Untuk Mengetahui persamaan Elips.
4. Untuk Mengetahui persamaan Parabola.
5. Untuk Mengetahui persamaan Hiperbola.
BAB II

PEMBAHASAN

 Irisan Kerucut

Dalam matematika, irisan kerucut adalah lokus dari semua titik  yang membentuk kurva dua-
dimensi, yang terbentuk oleh irisan sebuah kerucut dengan sebuah  bidang. Dalam memahami
geometri irisan kerucut, sebuah kerucut dianggap memiliki dua kulit yang membentang sampai tak
berhingga di kedua arah. Sebuah generator adalah sebuah garis yang dapat dibuat pada kulit kerucut,
dan semua generator saling berpotongan di satu titik yang disebut verteks kerucut. Secara geometri
analitis, irisan kerucut dapat didefinisikan sebagai: tempat kedudukan titik-titik pada sebuah bidang,
sedemikian, sehingga jarak titik-titik  tersebut ke sebuah titik tetap F (yang disebut fokus) memiliki
rasio yang konstan terhadap jarak titik-titik tersebut ke sebuah garis tetap L (disebut direktriks) yang
tidak mengandung F.
a. Jika sebuah bidang mengiris kerucut sejajar dengan satu dan hanya satu generator, maka
irisannya adalah parabola.

b. Jika bidang pengiris sejajar dengan dua generator, maka irisannya akan memotong kedua
kulit dan membentuk sebuah hiperbola.

c. Sebuah elips terjadi jika bidang pengiris tidak sejajar dengan generator  mana pun.

d. Lingkaran adalah kasus khusus dari elips, yang terbentuk jika bidang  pengiris memotong
semua generator dan tegak lurus sumbu kerucut.

Dalam koordinat kartesius, grafik dari  persamaan kuadrat dengan dua variabel selalu
menghasilkan irisan kerucut, dan semua irisan kerucut dapat dihasilkan dengan cara ini. Jika
terdapat persamaan dengan bentuk:

Ax2 + 2hxy + by2 + 2gx + 2fy + c = 0

maka:

♣ Jika h 2 = ab, persamaan ini menghasilkan parabola.

♣ Jika h 2 < ab, persamaan ini menghasilkan elips.

♣ Jika h 2 > ab, persamaan ini menghasilkan hiperbola.

♣ Jika a = b and h = 0, persamaan ini menghasilkan lingkaran.

♣ Jika a + b = 0, persamaan ini menghasilkan hiperbola persegi.

A. Lingkaran

Lingkaran didefinisikan sebagai tempat kedudukan atau lokus titik-titik P(x,y) yang jaraknya r 
sampai suatu titik M yang dinamakan pusat lingkaran adalah sama. Persamaan lingkaran menjadi
sederhana bila pusat lingkaran berimpit dengan asal O. Berlaku hokum Pythagoras x2 + y2 = r2

Persamaan Lingkaran yang berpusat di P(a,b) dan berjari - jari r adalah :


( x - a )2 + ( y - b )2 = r 2
Contoh :
1. Tentukan persamaan lingkaran yang berpusat di (6,-3) dan berjari - jari 5
2. Tentukan pusat dan jari - jari lingkaran yang persamaannya (x + 3)2 + (y - 2)2 = 8
Pemecahan :
1. Diketahui lingkaran berpusat di (6,-3) berarti a=6, b=-3 dan r = 5 maka persamaan
lingkarannya adalah ( x - a )2 + ( y - b )2 = r2 ⟺ (x - 6)2 + (y - (-3))2 = 52 ⟺ (x - 6)2 + (y + 3)2 =
25 ⟺ x2 - 12x + 36 + y2 + 6y + 9 = 25 ⟺ x2 + y2 - 12x + 6y + 20 = 0
2. Persamaan lingkaran berpusat di (a,b): (x - a)2 + (y - b)2 = r2 ⟺ (x + 3)2 + (y - 2)2 = 8
berarti x-a ⟺ x+3 ⟺ -a = 3 ⟺ a=-3 dan y-b ⟺ y-2 ⟺ b=2 maka lingkaran tersebut
berpusat di (-3,2) dan berjari - jari r2 = 8 ⟺ r = √8 = 2√2

Bentuk Umum Persamaan Lingkaran

Persamaan lingkaran dengan Bentuk Umum :

x2 + y2 + Ax + By + C = 0

−A B

2 2
memiliki Pusat ( ,− )dan berjari - jari r = A + B - C
2 2 4 4
Contoh :
Tentukan pusat dan jari - jari lingkaran dengan persamaan x2 + y2 - 4x - 2y + 4 = 0 Pemecahan :
Persamaan lingkaran : x2 + y2 - 4x - 2y + 4 = 0 dimana A = -4, B = -2 dan C = 4

−(−4) (−2)

2 2
Pusat = P ( ,− ) = (2,1) dan r = (−4 ) + (−2) – 4 = 1
2 2 4 4
Jadi lingkaran tersebut memiliki pusat (2,1) dan jari - jari r = 1

Kedudukan Titik Terhadap Lingkaran

a. Kedudukan titik terhadap lingkaran L : x2 + y2 = r2


Diberikan lingkaran L : x2 + y2 = r2
■ Titik P1(x1,y1) terletak di luar lingkaran L jika x1 2 + y12 > r2


Titik P2(x2,y2) terletak pada lingkaran L jika x22 + y22 = r2
■ Titik P3(x3,y3) terletak di dalam lingkaran L jika x32 + y32 < r2

b. Kedudukan titik terhadap lingkaran L: (x - a)2 + (y - b)2 = r2


Diberikan lingkaran L : (x - a)2 + (y - b)2 = r2

Titik P1(x1,y1) terletak di luar lingkaran L jika (x1 - a)2 + (y1 - b)2 > r2

Titik P2(x2,y2) terletak pada lingkaran L jika (x2 - a)2 + (y2 - b)2 = r2
■ Titik P3(x3,y3) terletak di dalam lingkaran L jika (x3 - a)2 + (y3 - b)2 < r2
Contoh :
1. Jika titik (p,3) terletak pada lingkaran (x + 1)2 + (y - 7)2 = 25. Tentukan
nilai p. Pemecahan :
(p,3) → (p + 1)2 + (3 - 7)2 = 25 ⟺ p2 + 2p + 1 + 16 - 25 = 0 ⟺ p2 + 2p - 8 = 0 ⟺
(p - 2)(p + 4) = 0 ⟺ p = 2 atau p = - 4

2. Tentukan kedudukan titik - titik A(3,5), B(-1,-1) dan C(3,1) terhadap


lingkaran (x - 2)2 + (y + 1)2 = 9.
Pemecahan :
A(3,5) → (x - 2)2 + (y + 1)2 = (3 - 2)2 + (5 + 1)2 = 1 + 36 = 37 > 9
B(-1,-1) → (x - 2)2 + (y + 1)2 = (-1 - 2)2 + (-1 + 1)2 = 9 + 0 = 9
C(3,1) → (x - 2)2 + (y + 1)2 = (3 - 2)2 + (1 + 1)2 = 1 + 4 = 5 < 9
Jadi, Kedudukan titik A(3,5) terletak di luar lingkaran, titik B(-1,-1) terletak pada
lingkaran dan C(3,1) terletak didalam lingkaran
3. Jika titik (-5,k) terletak pada lingkaran x2 + y2 + 2x - 5y - 21 = 0, tentukan
nilai k. Pemecahan :
(-5,k) → x2 + y2 + 2x - 5y - 21 = 0 ⟺ (-5)2 + k2 + 2(-5) - 5k - 21 = 0 ⟺ 25 + k2 –
10 - 5k - 21 = 0 ⟺ k2 - 5k - 6 = 0 ⟺ (k - 6)(k + 1) = 0 ⟺ k = 6 atau k = -1
4. Jika titik (k,5) terletak pada lingkaran x2 + y2 = 34, tentukan
nilai k. Pemecahan :
(k,5) → x2 + y2 = 34 ⟺ k2 + 52 = 34 ⟺ k2 + 25 = 34 ⟺ k2 = 34 - 25 = 9 ⟺ k =
±√9 ⟺ k = 3 atau k = -3

Garis Singgung Lingkaran


a. Persamaan garis singgung lingkaran dengan pusat O(0,0) yang melalui titik A(x1,y1) yang
terletak pada lingkaran dapat dirumuskan sebagai berikut :
x1x + y1y = r2
Contoh :
Tentukan persamaan garis singgung lingkaran x2 + y2 = 45 yang melalui titik (3,6)
Pemecahan :
x1=3, y1=6 dan r2=45 maka persamaan garis singgungnya adalah :
x1x + y1y = r2 ⟺ 3x + 6y = 45⟺ x + 2y = 15

b. Persamaan garis singgung lingkaran ( x - a )2 + ( y - b )2 = r2 yang melalui A(x1,y1) yang


terletak pada lingkaran dapat dirumuskan sebagai berikut :
(x - a)(x1 - a) + (y - b)(y1 - b) = r2
Contoh :
Tentukan persamaan garis singgung lingkaran (x-2)2 + (y+1)2 = 5 yang melalui titik (3,1)
Pemecahan :
a=2, b=-1, x1=3, y1=1 dan r2=5 maka persamaan garis singgungnya adalah :
(x- a)(x1 - a) + (y - b)(y1 - b) = r2 ⟺ (x - 2)(3 - 2) + (y + 1)(1 + 1) = 5
⟺ (x - 2)(1) + (y + 1)(2) = 5 ⟺ x - 2 + 2y + 2 = 5 ⟺ x + 2y = 5

c. Persamaan garis singgung lingkaran x2 + y2 + Ax + Bx + C = 0, melalui titik


(x1,y1) yang terletak pada lingkaran dapat dirumuskan sebagai berikut :
x1x + y1y + ½A (x1 + x) + ½B (y1 + y) + C= 0
Contoh :
Tentukan persamaan garis singgung lingkaran x2 + y2 - 4x + 6y - 12 = 0 di titik (5,1)
Pemecahan :
A=-4, B=6, C=-12, x1=5, y1=1 maka persamaan garis singgungnya
adalah: x1x + y1y + ½A (x1 + x) + ½B (y1 + y) + C = 0
⟺ 5x + y + ½(-4)(5 + x) + ½(6) (1 + y) + (-12) = 0
⟺ 5x + y - 2(5 + x) + 3 (1 + y) - 12 = 0
⟺ 5x + y - 10 - 2x + 3 + 3y - 12 = 0
⟺ 3x + 4y - 19 = 0
d. Persamaan garis singgung lingkaran dengan gradien tertentu. Persamaan garis singgung
pada lingkaran yang bergradien m dengan pusat di (0,0) dan berjari - jari r dapat ditentukan
dengan rumus :
y = mx ± 𝒓 √ 𝟏 + 𝒎𝟐
Sedangkan untuk lingkaran bergradien m dengan pusat di (a,b) dan berjari - jari r,
persamaan garis singgungnya sebagai berikut :
y - b = m(x - a ) ± 𝒓 √ 𝟏 + 𝒎𝟐
Contoh :
Tentukan persamaan garis singgung lingkaran x2 + y2 + 6x + 8 = 0 dan bergradien 3.
Pemecahan :
Diketahui lingkaran dengan persamaan x2 + y2 + 6x + 8 = 0 maka pusat lingkaran :

A B
√ √
2 2 2 2
p− ,− ¿− 6 ,− 0 = ( 3,0 ) d an jari− jarinya r= A + B −c = 6 0
+ 8=1 berarti a=-
2 2 2 2 4 4 4 4
3, b=0, m=3 maka persamaan garis singgung lingkaran dapat dituliskan :
y - b = m(x - a ) ± 𝑟 √ 1 + 𝑚2 ⟺ y - 0 = 3(x - (-3) ) ± 1 √ 1 + 32 ⟺ y = 3(x+3) ± 1√10
⟺ y = 3x + 9 ± √10 berarti : y = 3x + ( 9 + √10 ) atau y = 3x + ( 9 - √10 )

e. Garis Polar pada lingkaran


1.
Jika titik P(x1,y1) di luar lingkaran L : x2 + y2 = r2 maka persamaan garis
polarnya adalah : x1.x + y1.y = r2
2.
Jika titik P(x1,y1) di luar lingkaran L : (x - a)2 + (y - b)2 = r2 maka
persamaan garis polarnya adalah : (x - a)(x1 - a) + (y - b)(y1 - b) = r2
Jika titik P(x1,y1) di luar lingkaran L : x2 + y2 + Ax + By + C= 0 maka persamaan garis
polarnya adalah :

x1.x + y1.y + ½A(x + x1) + ½B(y + y1) + C = 0


Contoh :
Tentukan persamaan garis singgung pada lingkaran x2 + y2 = 25 yang ditarik dari (7,1)
Pemecahan :
(7,1) → x2 + y2 = 25⟺ (7)2 + (1)2 = 49 + 1 = 50 > 25, berarti kedudukan titik (7,1) ada
diluar lingkaran karena x2 + y2 > r2, sehingga Persamaan garis polarnya :
x1.x + y1.y = r2 ⟺ 7.x + 1.y = 25 ⟺ 7x + y = 25 ⟺ y = 25-7x y = 25 - 7x substitusi
ke : x2 + y2 = 25  x2 + (25 - 7x)2 = 25
⟺ x2 + 625 - 350x + 49x2 = 25  50x2 - 350x + 600 = 0  x2 - 7x + 12 = 0
⟺ (x - 3)(x - 4) = 0  x = 3 atau x = 4
untuk x = 3 → y = 25 - 7x = 25 - 7.3 = 25 - 21 = 4 maka koordinat titik singgung (3,4)
untuk x = 4 → y = 25 - 7x = 25 - 7.4 = 25 - 28 = -3 maka koordinat titik singgung (4,-3)
Persamaan garis singgungnya adalah :
utk titik (3,4) → x1.x + y1.y = r2 ⟺ 3.x + 4.y = 25 ⟺ 3x + 4y = 25⟺ 3x + 4y - 25 =0
untuk titik (4,-3) → x1.x + y1.y = r2 ⟺ 4.x + -3.y = 25 ⟺ 4x - 3y = 25 ⟺ 4x - 3y - 25 = 0
Jadi persamaan garis singgungnya : 3x + 4y - 25 = 0 dan 4x - 3y - 25 = 0

A. Parabola
Parabola adalah tempat kedudukan titik - titik pada bidang datar yang mempunyai jarak yang
sama terhadap suatu titik tertentu dan suatu garis tertentu. Titik tersebut disebut titik api (
fokus) dan garis tersebut disebut garis arah ( direktris ).

Persamaan Parabola yang berpuncak di


(0,0) Bentuk Umum :

x² = 4py

 Parabola tegak / parabola


vertikal / Parabola terbuka ke F(0,p)
0●
atas
 Puncak : (0,0) g

 Fokus ( F / titik api ) : (0,p) x


 Direktriks ( g / garis arah ) : y =
-p
 Panjang Lactus Rectum : l 4p l
 Sumbu Simetri :x=0
 Jika p<0 parabola terbuka ke bawah

Contoh 1:
Tentukan koordinat fokus, persamaan sumbu simetri, persamaan direktris, dan panjang lactus
rectum dari parabola berikut !
a. x2 = - 16y
Pemecahan :
a. x2 = 4py ⟺ x2 = - 16y maka 4p = -16 <=> p = - 4
Parabola ini merupakan parabola yang terbuka ke bawah
 Koordinat fokus F (0,p) ⟺ F (0,- 4)
 Sumbu simetri berhimpit dengan sumbu y, maka persamaannya x = 0
 Persamaan direktris : y = -p ⟺ y = 4
 Panjang lactus Rectum ( LR ) = l 4p l = l 4.-4 l = 16
b. x2 = 4py ⟺ x2 = 2y maka 4p = 2 ⟺ p = 2 = ½
Parabola ini merupakan parabola yang terbuka ke ke atas

 Koordinat fokus F (0,p) ⟺ F (0,½)


 Sumbu simetri berhimpit dengan sumbu y, maka persamaannya x = 0
 Persamaan direktris : y = -p ⟺ y = - ½
 Panjang lactus Rectum ( LR ) = l 4p l = l 4.½ l = 2

Contoh 2 :
Tentukan persamaan parabola yang puncaknya di titik (0,0) dan direktriksnya y=5
Pemecahan :
Direktriks : y = -p ⟺ y = 5 maka p = -5
Jadi persamaan parabolanya : x2 = 4.p.y = 4.(-5).y = -20y ⟺ x2 = -20y
Contoh 3 :
Tentukan persamaan parabola yang puncaknya di titik (0,0) dan fokusnya (0,-2)
Pemecahan :
Fokus : (0,p) ⟺ (0,-2) maka p = -2
Jadi persamaan parabolanya : x2 = 4py = 4(-2)y = -8y ⟺ x2 = -8y

C. ELLIPS
Ellips adalah tempat kedudukan titik - titik pada bidang datar yang jumlah jaraknya terhadap
dua titik tertentu yang diketahui adlah tetap (konstan). Dua titik tertentu itu disebut fokus atau
titik api ( F1 dan F2 ), jarak F1 dan F2 adalah 2c dan jumlah jarak tetap adalah 2a ( a>0 ).
Perhatikan gambar berikut !!

Unsur - Unsur Pada Ellips


 F1 dan F2 disebut fokus. Jika T adalah sembarang titik pada ellips maka TF1 + TF2 = 2a,
F1F2 = 2c dengan 2a > 2c
 A1A2 merupakan sumbu panjang ( sumbu mayor ) yang panjangnya sama dengan jarak
tetap yaitu 2a. B1B2 merupakan sumbu pendek ( sumbu minor ) yang panjangnya sama
dengan 2b. Karena itu a > b
 Lactus rectum yaitu segmen garis yang dibatasi ellips, tegak lurus sumbu mayor, dan
2
2b
melalui fokus ( DE dan KL ) panjang lactus rectum DE = KL =
a
 Titik pusat ( P ) yaitu titik potong sumbu mayor dengan sumbu minor
 Titik puncak ellips terletak pada A1 dan A2, atau B1, dan B2
 Berlaku b2 = a2 - c2
Persamaan Ellips yang berpusat di O (0,0) :
2 2
x y
2 -
a b2
 Fokus (±c,0)
 Titik Puncak (±a,0)
 Panjang sumbu mayor = 2a
 Panjang sumbu minor = 2b
2
2b
 Panjang lactus rectum (LR) =
a
Contoh
1. Tentukan persamaan ellips dengan titik puncak (13,0) dan fokus F1(-12,0) dan F2(12,0)

Pemecahan :
Diketahui pusat ellips (0,0)
Titik puncak (13,0) → a = 13 dan titik fokus (-12,0) dan (12,0) → c = 12 berarti :
x2 y 2
b2 = a2 - c2 = 132 - 122 = 25 ⟺ b = 5, maka persamaan ellipsnya adalah : + =1
a2 b 2
x2 y2 x2 y2
⟺ 2
+ 2 = 1⟺ + =1
13 5 169 25
2 2
x y
2. Diketahui ellips dengan persamaan + =1 . Tentukan fokus, titik puncak, panjang
81 25
sumbu mayor, panjang sumbu minor, dan panjang lactus rectumnya.

Pemecahan :
x2 y2
+ =1 berarti a2 = 81 ⟺ a = 9 dan b2 = 25 ⟺ b = 5, maka b2 = a2 - c2  25 = 81
81 25
- c2  c2 = 81 - 25 = 56  c = √56 = √4.14 = 2√14

 Fokus (2√14, 0) dan (-2√14, 0)


 Titik Puncak (9,0) dan (-9,0)
 Panjang sumbu mayor = 2a = 2.9 = 18
 Panjang sumbu minor = 2b = 2.5 = 10
2b 2 2.52 50
 Panjang lactus rectum (LR) = = =
a 9 9

D. HIPERBOLA

Hiperbola adalah tempat kedudukan titik - titik pada bidang datar yang selisih jaraknya terhadap
dua titik tertentu adalah tetap. Kedua titik tertentu disebut fokus ( titik api ).
 Pusat hiperbola adalah O dan F adalah fokus

 Sumbu utama adalah sumbu x ( yang melalui fokus ). Sumbu sekawan adalah sumbu y (
garis yang melalui pusat hiperbola dan tegak lurus sumbu utama 0

 Sumbu nyata yaitu AB = 2a, dimana A dan B merupakan puncak hiperbola dengan
koordinat A(-a,0) dan B(a,0)

 Sumbu imajiner yaitu MN = 2b

2b 2
 Lactus rectum DE dan KL yang panjangnya DE = KL = dengan b2 = c2 - a2
a

 Garis g1 dan g2 adalah asimtot

Persamaan Hiperbola yang berpusat di O (0,0) :


2 2
x y
- =1
a2 b2

 Hiperbola terbuka ke kiri dan ke kanan


 Fokus F1(-c,0) dan F2(c,0)
 Puncak A(-a,0) dan B(a,0)
 Sumbu simetri :
a. sumbu utama adalah sumbu x
b. Sumbu sekawan adalah sumbu y
 Sumbu Nyata = AB = 2a
 Sumbu imajiner MN = 2b
b
 Asimtot : 𝑦 = ± x
a
Contoh
Tentukan persamaan hiperbola dengan fokus (-13,0) dan (13,0) serta puncaknya (-5,0) dan (5,0)

Pemecahan :
Fokus (-13,0) dan (13,0) → c = 13 dan puncak (-5,0) dan (5,0) → a = 5
b2 = c2 - a2 ⟺ b2 = 132 - 52 ⟺ b2 = 169 - 25 = 144⟺ b = 12
x2 y 2 x2 y2
Jadi persamaan hiperbolanya adalah : 2 - 2 =1 ⟺ − =1
a b 25 144
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Irisan kerucut adalah lokus dari semua titik yang membentuk kurva duadimensi, yang
terbentuk oleh irisan sebuah kerucut dengan sebuah bidang. Empat  jenis yang dapat terjadi
adalah Lingkaran, Parabola, Elips, dan Hiperbola. Jika sebuah bidang mengiris kerucut sejajar
dengan satu dan hanya satu generator, maka irisannya adalah parabola. Jika bidang pengiris
sejajar dengan dua generator, maka irisannya akan memotong kedua kulit dan membentuk 
sebuah hiperbola. Sebuah elips terjadi jika bidang pengiris tidak sejajar dengan generator mana
pun. Lingkaran adalah kasus khusus dari elips, yang terbentuk   jika bidang pengiris memotong
semua generator dan tegak lurus sumbu kerucut. Lingkaran didefinisikan sebagai tempat
kedudukan atau lokus titik-titik  P(x,y) yang jaraknya r sampai suatu titik M yang dinamakan
pusat lingkaran adalah sama. Elips adalah tempat kedudukan titik-titik yang jumlah jaraknya
terhadap dua titik tertentu adalah tetap, kedua titik tertentu itu disebut titik focus. Parabola adalah
tempat kedudukan titik-titik yang jaraknya sama terhadap suatu titik tertentu dan garis tertentu.
Titik –tertentu itu disebut titik api ( fokus ) dan garis tertentu itu disebut direktriks. Hiperbola
adalah tempat kedudukan titik-titik  yang selisih jaraknya terhadap dua titik tertentu adalah tetap,
kedua titik tertentu itu disebut titik focus.

B. Saran
Semoga kedepanya pemakalah lainnya bias melengkapi dari makalh kami ini, dan kami
juga mohon maaf apabila terdapat keselahan penulisan dan lain-lain, dan semoga makalh ini
bermanfaatn bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Kerucut, I., Madiun, I. P., & Pengantar, K. (2011). Makalah geometri analit, 1–32.

Suwini, kadek. (n.d.). Modul irisan kerucut, 1–19.

Anda mungkin juga menyukai