ini dilakukan secara berkelanjutan setiap perkara 2. Koordinasi yang Dilakukan Oleh Ditresnarkoba
narkotika Penyidik akan selalu berkoordinasi dengan dengan Pihak PT. Pegadaian Padang Dalam
Pihak PT. Pegadaian (Persero) untuk mengetahui Penimbangan Barang Bukti
berapa berat barang bukti narkotika yang telah disita
Hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa pada
dari baik itu Tersangka pengedar, kurir, maupun
tahun 2015 terjadi 165 Kasus yang berhubungan
pengguna Narkotika (Arliman S, 2019).
dengan koordinasi penimbangan Barang Bukti Narkoba
Namun ada kendala yang terjadi di dalam oleh Koordinasi Direktorat Reserse Narkoba dengan
pelaksanaan penyelidikan ini, dimana dalam Pihak PT. Pegadaian (Persero) di Sumatera Barat. Tahun
penimbangan berat narkoba di PT. Pegadaian 2016 terjadi 127 kasus yang berhubungan dengan
(Persero) mengalami kendala apabila dilaksanakan koordinasi penimbangan Barang Bukti Narkoba oleh
di luar jam kerja yaitu pada hari Sabtu dan Minggu Koordinasi Direktorat Reserse Narkoba dengan Pihak
(Arliman S, 2016). Karena penangkapan dan PT. Pegadaian (Persero) di Sumatera Barat. Tahun
penyelidikan yang dilakukan oleh Ditresnarkoba 2017 terjadi 176 kasus yang berhubungan dengan
Polisi Daerah Sumatera Barat memiliki waktu yang koordinasi penimbangan Barang Bukti Narkoba oleh
fleksibel, dan tidak berpatokan pada hari kerja. Koordinasi Direktorat Reserse Narkoba dengan Pihak
Sehingga apabila pelaku yang ditangkap pada hari PT. Pegadaian (Persero) di Sumatera Barat.
Sabtu atau Minggu, maka harus menunggu beberapa
Sedangkan untuk tahun 2018 sampai bulan
hari, untuk melakukan penimbangan. Mengingat
September ini sudah terjadi 153 kasus yang
narkoba sebagai salah satu kejahatan extraordinary
berhubungan dengan koordinasi penimbangan
crime, maka diperlukan penyelidikan secepatnya dan
Barang Bukti Narkoba oleh Koordinasi Direktorat
penyidikan dapat berlansung dengan cepat, terutama
Reserse Narkoba dengan Pihak PT. Pegadaian
dalam menetapkan pelaku sebagai tersangka pelaku
(Persero) di Sumatera Barat, dan ini mungkin menjadi
tindak pidana narkoba, namun kendala ini makan
tahun terbanyak dalam pelaksanaan koordinasi
penyelidikan dengan sampai tahap penyidikan
antara Direktorat Reserse Narkoba dengan Pihak
mengalami kendala, terutama di dalam menimbang
PT. Pegadaian (Persero) di Sumatera Barat untuk
alat bukti.
menimbang barang bukti narkotika.
Bertolak dari kasus yang ada, terkhusus pada
Atas hal tersebut ada beberapa koordinasi
tahap penyidikan dalam menentukan berat barang
yang dilakukan oleh Ditresnarkoba dengan pihak PT.
bukti diperlukan koordinasi atau kerjasama dengan
Pegadaian Padang dalam penimbangan barang bukti,
pihal PT. Pegadaian (Persero) yang dapat menentukan
antara lain sebagai berikut: Pertama, pelaksanaan
penetapan pasal yang akan dipersangkakan terhadap
Mou antara Ditresnarkoba dengan Pihak PT. Pegadaian
tersangka penyalahgunaan narkotika. Maka pemba-
(Persero) Padang. Hal ini terjadi Pada hari ini Kamis
hasan dalam penelitian ini akan dibatasi pada masalah-
tanggal 23 November 2017 telah terjadi kesepakatan
masalah yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
bersama antara kepolisian daerah Sumatera Barat
1. Bagaimana koordinasi yang dilakukan oleh dengan PT. Pegadaian (Pesero) Deputi Bisnis Area
Ditresnarkoba dengan Pihak PT. Pegadaian Padang Nomor: B/16/XI/2017/Polda Sumbar, Nomor:
Padang dalam penimbangan barang bukti? 977/00707.04/2017 Tentang Koordinasi Dan Kerja
Sama Dalam Rangka Penyidikan Tindak Pidana
2. Kendala apa saja yang dihadapi Ditresnarkoba
Narkoba Di Wilayah Propinsi Sumatera Barat. Dimana
dengan Pihak PT. Pegadaian Padang dalam
terjadi kesepakatan antara: Kombes Pol Kumbul Ks,
penimbangan barang bukti?
S.IK, S.H., selaku Direktur Reserse Narkoba Polda
Sumbar, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
Kepolisian Daerah Sumatera Barat, yang berkedudu- Pegadaian (Persero) Padang adalah sebagai berikut:
kan di Jalan Jenderal Sudirman nomor 55 Padang, a) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1976 tentang
selanjutnya disebut Pihak Pertama, dengan Alnafiah Pengesahan Single Convention on Narcotic Drug,
Alius, S.E, M.M, selaku Deputi Bisnis Pt.Pegadaian 1961 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
(Pesero) Area Padang, dalam hal ini bertindak untuk 1976 Nomor 35, Tambahan Lembaran Negara
dan atas nama Kantor PT.Pegadaian (Pesero) Area Republik Indonesia Nomor 3084); b) Undang-undang
Padang, yangberkedudukandi Jalan Bandar Belakang Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP (Lembaran
Tangsi No. 16 Padang, selanjutnya di sebut Pihak Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 76,
Kedua. Berdasarkan Mou antara Direktorat Reserse Tambahan Lembaran Negara 3209); c) Undang-
Narkoba Dengan Pihak PT. Pegadaian (Persero) Padang undang Nomor 8 Tahun 1996 tentang Pengesahan
dijelaskan bahwa: Convention on Psycotropic Substance 1971 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 100,
a. Bahwa Pihak Pertama, merupakan unsur penye-
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3657);
lenggara yang berperan dalam memelihara
d) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang
keamanan dan ketertiban masyarakat (kamb-
Psikotropika (Lembaran Negara Republik Indonesia
tibmas), menegakkan hukum serta membe-
Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara
rikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan
Republik Indonesia Nomor 3671); e) Undang-undang
kepada masyarakat;
Nomor 7 Tahun 1997 Tentang Pengesahan The United
b. Bahwa Pihak Kedua, merupakan unsur Penye- Nations Convention Againts Illicit Traffic in Narcotic
lenggara Pemerintahan Kota Padang yang Drug and Psychotropic Substance 1988 (Lembaran
mempunyai tanggung jawab untuk memberikan Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 17,
perlindungan Kantor PT. Pegadaian (Pesero) Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia);
Deputi Bisnis area Padang; f) Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang
c. Bahwa Para Pihak saling berkoordinasi dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran
bekerjasama dalam pelaksanaan tugas penyidikan Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2,
tindak pidana penyalahgunaan dan peredaran Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
gelapnarkobadi Propinsi Sumatera Barat; Nomor 4168); g) Undang-undang Nomor 19 Tahun
2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (Lembaran
d. Bahwa dalam rangka meningkatkan efektivitas
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 70);
penyidikan tindak pidana penyalahgunaan
h) Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang
dan peredaran gelap narkoba, perlu adanya
Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia
penanganan terpadu yang lebih intensif antara
Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara
para pihak;
Republik Indonesia Nomor 5062); i) Undang-undang
e. Bahwa untuk mencapai maksud tersebut di Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
atas, perlu adanya koordinasi dan kerjasama Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144); j)
yang dituangkan dalam kesepakatan bersama Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2008 tentang
antara para pihak, secara bersama-sama untuk Tata Cara Pelaksanaan Hubungan dan Kerja Sama
meningkatkan profesionalisme di bidang penyi- Kepolisian Negara Republik Indonesia; k) Peraturan
dikan, meningkatkan komunikasi, bertukar Pemerintah Nomor 58 Tahun 2010 pengganti PP No.
informasi serta koordinasi dalam pelaksanaan 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan KUHAP (Lembaran
tugas sesuai dengan wewenang dan tanggung Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 90); l)
jawab masing-masing. Peraturan Presiden Nomor 52 Tahun 2010 tentang
Adapun unsur-unsur dalam membuat Mou Organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Negara Republik
antara Direktorat Reserse Narkoba Dengan PT. Indonesia; m) Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 51 tahun 2011 tentang perubahan peraturan perundang-undangan yang berlaku; b)
bentuk badan hukum perusahaan umum (Perum) membantu dan memberikan ruang di wilayah kerjanya
Pegadaian menjadi Perusahaan Perseroan (Persero); guna melaksanakan kegiatan penimbangan berat
n) Peraturan Kepala Kepolisian Republik Indonesia barang bukti narkoba dari hasil yang telah diungkap
Nomor 12 Tahun 2014 tentang Panduan Penyusunan oleh jajaran; c) Dalam kegiatan penimbangan berat
Kerja Sama Kepolisian Negara Republik Indonesia; o) barang bukti narkoba, wajib melampirkan surat
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 tahun 2017 permintaan penimbangan barang bukti narkoba
tentang Perubahan Penggolongan narkotika; p) Surat dan setelah selesai penimbangan, wajib dibuatkan
Perintah Kapolda Sumbar Nomor: Sprin/1026/XI/2017 Berita Acara yang ditandatangani kedua belaj pihak
tanggal 15 November 2017 tentang pendelegasian dengan diketahui dan disaksikan oleh saksi penyidik
wewenang kesepakatan bersama antar instansi atau penyidik pembantu dan tersangka; dan d) Demi
terkait. kelancaran pelaksanaan penyidikan yang dilakukan,
maka para pihak saling berkoordinasi, saling
Maksud dan tujuan dari Mou ini adalah sebagai
membantu dalam lingkup tugas dan kewenangan
berikut: a) sebagai pedoman bagi para pihak dalam
masing-masing.
rangka pelaksanaan tugas penyidikan penyalahgunaan
dan peredaran gelap narkotika, psikotropika dan bahan Kedua belah pihak dapat saling mengajukan
berbahaya lainnya (narkoba) di wilayah hukum Polda permohonan bantuan sarana dan prasarana yang
Sumatera Barat; b) untuk meningkatkan efektiffitas dilaksanakan secara tertulis dalam rangka penyidikan
dan efesiensi dalam pelaksanaan tugas para pihak tindak pidana penyalah gunaan dan peredaran gelap
dalam pengawasan, pencegahan, pemberantasan, narkoba. Sarana dan prasarana dimaksud antara
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba, secara lain alat timbang berat dan peralatan lainnya yang
fungsional tidak mencampuri urusan instansi lain dan diperlukan.
memperhatikan hirarki instansi lain.
Pola koordinasi dan Operasional antara
Tujuan dari kesepakatan bersama ini adalah: a) Ditresnarkoba Polda Sumbdar dan PT Pegadaian
Meningkatkan hubungan koordinasi dan kerjasama (Persero) Padang, adalah sebafai berikut: a) Kegiatan
dalam pelaksanaan tugas penyidikan terhadap dalam kesepakatan bersama ini dilaksanakan oleh
penyalahgunaan dan peredaran gelap di wilayah Ditresnarkoba Polda Sumbdar dan PT Pegadaian
hukum Polda Sumatera Barat; dan b) Meningkatkan (Persero) Padang pada tingkat Propinsi dan Kota
profesionalisme dan kinerja petugas para pihak dalam atau Kabupaten; b) Dalam rangka memperlancar
pelaksanaan tugas penyidikan penyalahgunaan dan pelaksanaan kesepakatan bersama ini, Ditresnarkoba
peredaran gelap narkoba. Ruang lingkup Kesepakatan Polda Sumbdar dan PT Pegadaian (Persero) Padang
bersama meliputi: a) penyidikan tindak pidana menunjuk Pejabat Penghubung dan apabila diperlukan
narkoba; b) bantuan sarana dan prasarana; dan c) dibentuk Tim Koordinasi; c) Untuk memperlancar dan
pola koordinasi dan operasional. mengatasi hambatan dalam pelaksanaan koordinasi
dan kerjasama dapat dilakukan pertemuan sekurang-
Kedua, pelaksanaan koordinasi penyidikan
kurangnya 3 (tiga) bulansekali; d) Pejabat penghubung
yang dilakukan oleh Ditresnarkoba dengan Pihak PT.
tersebut wajib beranggotakan pegawai Ditresnarkoba
Pegadaian (Persero) Padang. Pelaksanaan koordinasi
Polda Sumbdar dan PT Pegadaian (Persero) Padang,
penyidikan yang dilakukan oleh Direktorat Reserse
sebagai berikut: 1) Kabag Binops Ditresnarkoba
Narkoba dengan Pihak PT Pegadaian (Persero) Padang
Polda Sumatera Barat; 2) Deputi Bisnis PT. Pegadaian
ada beberapa tahap yaitu: a) berwenang melakukan
(Pesero) Area Padang; dan Pimpinan PT. Pegadaian
penyidikan tindak pidana penyalahgunaan dan
(Pesero) Cabang Terandam Padang.
peredaran gelap narkoba berdasarkan ketentuan
Ketiga, melakukan sosialisasi bersama terkait Berita acara pemusnahan barang bukti yang disediakan
penyidikan tindak pidana narkoba antara Ditresnarkoba oleh Ditresnarkoba Polda Sumbar.
Dengan PT. Pegadaian (Persero) Padang. Adapun
kegiatan yang dilakukan oleh Ditresnarkoba dengan
PT. Pegadaian (Persero) Padang dalam melakukan 3. Kendala apa saja yang dihadapi Ditresnarkoba
sosialiasi penyidikan tindak pidana narkoba adalah dengan Pihak PT. Pegadaian Padang dalam
sebagai berikut: a) Pergi kesekolah-sekolah untuk penimbangan barang bukti
memberikan sosialisasi terkait bahaya narkoba, jenis Kendala yang dihadapi Ditresnarkoba dengan
narkoba dan bagaiama cara menimbang barang Pihak PT. Pegadaian Padang dalam penimbangan
bukti narkoba; b) Mengumpulkan para remaja yang barang bukti terbagi atas dua, yaitu kendala dari
ada ketika bulan puasa di mesjid-mesjid sekitar kota Ditresnarkoba Polda Sumbar dan PT. Pegadaian
Padang untuk menjelaskan bahaya narkoba, jenis Padang.
narkoba dan bagaiama cara menimbang barang
Kendala di Ditresnarkoba Polda Sumbar: Pertama,
bukti narkoba; c) Melakukan sosialisasi tentang
kurangnya sarana dan prasarana. Kurangnya sarana
bahaya narkotika di aula-aula RT/RW kelurahan dan
dan prasarana juga sangat menggangu penyidik dalam
kecamatan, agar mastarakat paham bahaya narkoba
mengungkap kasus peredaran narkotika. Seperti
sejak dini; d) Memberikan hand out/paper tentang
kurangnya alat-alat canggih yang dapat mendeteksi
bahaya narkotika beserta Undang-undang narkotika.
adanya narkoba pada setiap paket atau pada barang
Pelaksanaan kegiatan yaitu sosialisasi tentang bahaya
titipan kilat (Martono, 2006). Hal ini menjadi salah
narkotika; dan e) Melakukan tanya jawab pertanyaan
kendala karena para penyidik tidak dapat membuka
tentang narkotika ketika sosialisasi tentang bahaya
satu per satu paket dan barang titipan kilat tersebut
narkotika (Eleanora, 2011).
karena selain dapat menyita waktu yang banyak, juga
Keempat, mengundang PT. Pegadaian (Persero) para penyidik tidak dapat membuka barang tersebut
Padang ketika pemusnahan barang bukti oleh apabila tidak diminta oleh para pihak terkait (Kasba,
Ditresnarkoba. Sejak dilakukannya Mou antara PT. 2016).
Pegadaian (Persero) Padang dengan Direktorat Reserse
Kedua, kurangnya personil penyidik narkoba.
Narkoba Sumatera Barat setidaknya sudah dilakukan
Kurangnya sumber daya manusia penyidik narkotika
16 kali pemusnahan, dimana setiap kali pemusnahan
juga menjadi salah satu kendala dalam mengungkap
Direktorat Reserse Narkoba Sumatera Barat selalu
kasus peredaran tindak pidana narkotika khususnya
mengundang PT. Pegadaian (Persero) Padang untuk
dengan teknik baru (Herman, 2018). Karena semakin
hadir dalam melakukan pemusnahan.
meningkatnya angka kasus narkotika setiap tahunnya
PT. Pegadaian (Persero) Padang akan menan- di wilayah hukum Direktorat Reserse Narkoba
datangani surat-surat keteranga pemusnahan barang Sumatera Barat, maka hal ini sangat tidak sebanding
bukti, terkait dengan: a) Mengisi absensi berdasarkan dengan sumber daya manusia yang dimiliki oleh
undangan yang diberikan Ditresnarkoba Sumatera Ditresnarkoba.
Barat; b) Mengecek Jenis barang bukti yang ditimbang
Ketiga, kurangnya pemahaman anggota
dan akan dimusnahkan oleh Ditresnarkoba Sumatera
kepolisian dalam melakukan timbangan di lapangan.
Barat; c) Menjelaskan berat barang bukti pemusnahan
Ketika terjadi penangkapan tersangak yang diduga
ketika ada yang bertanya; d) Ikut memusnahkan barang
membawa narkotika, personel di lapangan tidak bisa
bukti berdasarkan tata urutan undangan peserta
langsung menimbang atau menaksir berapa berat
oleh Ditresnarkoba Sumatera Barat; e) Melakukan
narkoba yang ditangkap (Haerana, 2016), karena
pengecekan dan melakukan pembenaran ketika
kurangya alat, dan narkoba yang disita tidak diketahui
pemusnahan barang bukti; dan f) Menandatangani
berapa jumlah berat bersihnya, polisi hanya mengira- banyaknya agenda pimpinan PT Pegadaian (Persero)
ngira sesuai dengan pengakuan tersangka. Padang keluar membuat kendala dalam penimbangan
barang bukti narkoba yang telah disidik oleh Direktorat
Keempat, kurangnya senjata dalam melakukan
Reserse Narkoba Sumatera Barat, karena dalam
pengawalan, baik terhadap tersangka maupun
melakukan penimbangan harus diketahui langsung
barang bukti. Senjata api sebagai pelindung anggota
oleh pimpinan PT Pegadaian (Persero) Padang.
Ditresnarkoba dalam pengawalan tersangka dan
barang bukti menjadi permasalahan dalam melakukan Ketiga, masih kurang cepat tanggapnya dalam
penyidikan tindak pidana narkoba, karena senjata api penimbangan ketika hari libur. Kendala terakir adalah,
hanya digunakan pada saat penggerebakan saja. masih lambatnya cepat tanggap dalam penimbangan
barang bukti, ketika hari libur oleh PT Pegadaian
Kelima, saling terikatnya tiap pelaku. Para
(Persero) Padang, karena ketika hari libur, maka
pelaku yang saling terikat juga menjadi kendala bagi
pelaksanaan penyidikan akan tertunda sampai hari
penyidik Polri. Karena mengungkap sebuah jaringan
kerja oleh oleh PT Pegadaian (Persero) Padang.
sangat susah dan diatur dengan sangat rapi oleh
para pelakunya. Saling terikatnya tiap pelaku disini
maksudnya adalah banyaknya pihak dalam peredaran
4. Kesimpulan
narkotika tersebut.
Berdasarkan dari hasil penelitian diatas, maka
Keenam, teknik peradaran narkotika yang
penulis dapat menyimpulkan, bahwa: koordinasi
berubah-rubah. Teknik peredaran narkotika yang
yang dilakukan oleh Ditresnarkoba dengan Pihak PT.
berubah-ubah kerap menjadi salah satu kendala yang
Pegadaian Padang dalam penimbangan barang bukti
seringkali dialami oleh penyidik. Para pelaku tindak
adalah: 1) Mou antara Direktorat Reserse Narkoba
pidana narkotika seringkali menghindari jajaran
Dengan Pihak PT. Pegadaian (Persero) Padang; 2)
polisi dengan cara mengubah cara dan pola dalam
pelaksanaan koordinasi penyidikan yang dilakukan
peredaran narkotika.
oleh Direktorat Reserse Narkoba dengan pihak PT.
Ketujuh, hari libur menjadi kendala dalam Pegadaian (Persero) Padang; 3) melakukan sosialisasi
melakukan penimbangan. Hari libur menjadi kendala bersama terkait penyidikan tindak pidana narkoba
dalam melakukan penimbangan barang bukti narkoba, antara Direktorat Reserse Narkoba Dengan PT.
karena ketika hari libur PT. Pegadaian tidak buka, Pegadaian (Persero) Padang; dan 4) Mengundang PT.
sedangkan proses penahanan tersangka harus lanjut, Pegadaian (Persero) Padang Ketika Pemusnahan Barang
dan berdasarkan kepastian hukum maka harus cepat Bukti oleh Direktorat Reserse Narkoba Polda Sumatera
dilakukan proses penegakan hukumnya. Barat. Kendala yang dihadapi Ditresnarkoba dengan
Pihak PT. Pegadaian Padang dalam penimbangan
Sedangkan kendala di Pegadaian adalah sebagai
barang bukti terbagi atas dua kendala. Kendala di
betikut: Pertama, kuranganya sumber daya manusia.
kepolisian: a) kurangnya sarana dan prasarana; b)
Kurangnya sumber daya manusia di PT Pegadaian
kurangnya personil penyidik narkoba; c) kurangnya
menjadi masalah serius, karena masih minimnya
pemahaman anggota kepolisian dalam melakukan
personel jumlah PT Pegadaian dalam melakkan
timbangan di lapangan; d) kurangnya senjata dalam
penimbangan, ketika personel PT Pegadaian tidak
melakukan pengawalan, baik terhadap tersangka
ditempat, maka penyidik Direktorat Reserse Narkoba
maupun barang bukti; e) saling terikatnya tiap pelaku;
Sumatera Barat menunggu sampai mereka hadir, dan
f) teknik peradaran narkotika yang berubah-rubahl
akan membuat tertundanya penyidikan.
dan h) hari libur menjadi kendala dalam melakukan
Kedua, terlalu banyaknya agenda pimpinan penimbangan. kendala di pegadaian: a) kuranganya
pegadaian menghabat penimbangan. Terlalu sumber daya manusia; b) terlalu banyaknya agenda