Anda di halaman 1dari 7

Dkampus, 2017. ”ragam bahasa indonesia berdasarkan media”.

https://www.dkampus.com/2017/04/ragam-bahasa-indonesia-berdasarkan-media/. Diakses pada 20


Agustus 2021.

Ruangngehistsastra, 2017. “ragam bahasa tulis dan bahasa lisan”.


http://ruangngehitssastra.blogspot.com/2017/10/ragam-bahasa-tulis-dan-bahasa-lisan.html. Diakses
pada 20 agustus 2021.

Simdosunud, 2017. “penelitian 1”


https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/d54a798dd7ad3011f11487712ec9573f.pdf.
Diakses pada 20 agustus 2021

BAB II

PEMBAHASAN

2.1       PENGERTIAN RAGAM BAHASA LISAN DAN BAHASA TULIS

            Bahasa 
mengalami perubahan seiring dengan perubahan masyarakat. Perubahan itu
berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai keperluannya. Agar banyaknya variasi tidak
mengurangi fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang efisien, dalam bahasa timbul
mekanisme untuk memilih variasi tertentu yang cocok untuk keperluan tertentu yang disebut
ragam standar (Subarianto, 2000). Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian,
yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan
bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990).

Menurut Felicia (2001 : 8), ragam bahasa dibagi berdasarkan :

Media pengantarnya atau sarananya, yang terdiri atas : Ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis.

A.     Pengertian ragam bahasa lisan

Ragam lisan adalah bahasa yang diujarkan oleh pemakai bahasa. Kita dapat menemukan ragam
lisan yang standar, misalnya pada saat orang berpidato atau memberi sambutan, dalam situasi
perkuliahan, ceramah, dan ragam lisan yang tidak standar, misalnya dalam percakapan
antarteman, di pasar, atau dalam kesempatan nonformal lainnya.
Ciri-ciri ragam bahasa lisan :

-          Memerlukan kehadiran orang lain

-          Unsur dramatikal tidak dinyatakan secara lengkap

-          Terikat ruang dan waktu

-          Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara

Kelebihan ragam bahasa lisan :

-          Dapat disesuaikan dengan situasi

-          Faktor efisiensi

-          Faktor kejelasan karena pembicara menambahkan unsur lain berupa tekanan dan gerak
anggota badan agar pendengar mengerti apa yang dikatakan seperti situasi, mimik, dan gerak-
gerak pembicara

-          Faktor kecepatan, pembicara segera melihat reaksi pendengar terhadap apa yang
dibicarakannya

-          Lebih bebas bentuknya karena faktor situasi yang memperjelas pengertian bahasa yang
dituturkan oleh penutur

-          Penggunaan bahasa lisan bisa berdasarkan pengetahuan dan penafsiran dari informasi
audiens, visual, dan kognitif.

Kekurangan ragam bahasa lisan :

-          Bahasa lisan berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap, bahkan terdapat frase-frase
sederhana

-          Penutur sering mengulangi beberapa kalimat

-          Tidak semua orang bisa melakukan bahasa lisan

-          Aturan-aturan bahasa yang dilakukan tidak formal.

B.     Pengertian ragam bahasa tulis

Ragam tulis adalah bahasa yang ditulis atau yang tercetak. Ragam tulis pun dapat berupa ragam
tulis yang standar maupun yang nonstandard. Ragam tulis yang standar kita temukan dalam
buku-buku pelajaran, teks, majalah, surat kabar, poster, iklan. Sedangkan ragam tulis yang
nonstandard dapat kita temukan dalam majalah remaja, iklan atau poster.
Ciri-ciri ragam bahasa tulis :

-          Tidak memerlukan kehadiran orang lain

-          Unsur gramatikal dinyatakan secara lengkap

-          Tidak terikat ruang dan waktu

-          Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan.

Kelebihan ragam bahasa tulis :

-          Informasi yang disajikan bisa dipilih untuk dikemas sebagai media atau materi yang
menarik dan menyenangkan

-          Umumnya memiliki kedekatan budaya dengan kehidupan masyarakat

-          Sebagai sarana memperkaya kosakata

-          Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud, membeberkan informasi atau


mengungkap unsur-unsur emosi sehingga mampu mencanggihkan wawasan pembaca.

Kekurangan ragam bahasa tulis :

-          Alat atau sarana yang memperjelas pengertian seperti bahasa lisan itu tidak ada akibatnya
bahasa tulisan harus disusun lebih sempurna

-          Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih dan jujur, jika harus mengikuti
kaidah-kaidah bahasa yang dianggap cenderung miskin daya pikat dan nilai jual

-          Yang tidak ada dalam bahasa tulisan tidak dapat diperjelas/ditolong, oleh karena itu
dalam bahasa tulisan diperlukan keseksamaan yang lebih besar.

Contoh perbedaan ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis berdasarkan tata bahasa dan kosa
kata :

1.      Tata Bahasa

a.      Ragam Lisan

-          Nia sedang baca surat kabar.

-          Mereka tinggal di Menteng.

b.      Ragam Tulis
-          Nia sedang membaca surat kabar.

-          Mereka bertempat tinggal di Menteng.

2.      Kosa kata

a.      Ragam Lisan

-          Ariani bilang kalau kita harus belajar.

-          Kita harus bikin karya tulis.

b.      Ragam Tulis

-          Ariani mengatakan bahwa kita harus belajar.

-          Kita harus membuat karya tulis.

Istilah lain yang digunakan selain ragam bahasa baku adalah ragam bahasa standar, semi
standard an nonstandard

Di dalam bahasa Indonesia, disamping dikenal kosakata baku Indonesia dikenal pula kosakata
bahasa Indonesia ragam baku, yang sering disebut sebagai kosakata baku bahasa Indonesia baku.
Kosakata baku bahasa Indonesia, memiliki ciri kaidah bahasa Indonesia ragam baku, yang
dijadikan tolak ukur yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan penutur bahasa Indonesia, bukan
otoritas lembaga atau instansi didalam menggunakan bahasa Indonesia ragam baku. Jadi,
kosakata itu digunakan di dalam ragam baku bukan ragam santai atau ragam akrab. Walaupun
demikian, tidak menutup kemungkinan digunakan nya kosakata ragam baku di dalam pemakaian
ragam-ragam yang lain asal tidak mengganggu makna dan rasa bahasa ragam yang bersangkutan.

Suatu ragam bahasa, terutama ragam bahasa jurnalistik dan hukum, tidak menutup kemungkinan
untuk menggunakan bentuk kosakata ragam bahasa baku agar dapat menjadi panutan bagi
masyarakat pengguna bahasa Indonesia. Perlu diperhatikan ialah kaidah tentang norma yang
berlaku yang berkaitan dengan latar belakang pembicaraan (situasi pembicaraan), pelaku bicara,
dan topik pembicaraan (Fishman ed., 1968; Spradley, 1980). Ragam bahasa Indonesia
berdasarkan media dibagi menjadi dua yaitu :

a) Ragam Bahasa Lisan


Ragam bahasa lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait oleh
ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman dan didukung
oleh situasi pemakaian. Namun, hal itu tidak mengurangi ciri kebakuan nya. Walaupun
demikian, ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan unsur -unsur  di dalam
kelengkapan unsur-unsur di dalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam
baku lisan karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung di dalam memahami
makna gagasan yang disampaikan secara lisan.

Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuan nya dengan
pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa lisan dituliskan,
ragam bahasa itu tidak dapat disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan,
hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari ciri-cirinya
tidak menunjukkan ciri-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan dalam bentuk tulis, ragam
bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis.

Ciri-ciri ragam lisan :

    Memerlukan orang kedua / teman bicara.

    Tergantung situasi, kondisi, ruang dan waktu.

    Hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.

    Berlangsung cepat.

    Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu.

    Kesalahan dapat langsung dikoreksi.

    Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi.
Yang termasuk dalam ragam lisan diantaranya pidato, ceramah, sambutan, berbincang-bincang,
dan masih banyak lagi. Semua itu sering digunakan kebanyakan orang dalam kehidupan sehari-
hari, terutama mengobrol atau berbincang-bincang, karena tidak diikat oleh aturan-aturan atau
cara penyampaian seperti halnya pidato atau pun ceramah.

b) Ragam Bahasa Tulis


Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf
sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan) di
samping aspek tata bahasa dan kosakata. Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis, kita
dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata atau pun susunan kalimat,
ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam
mengungkapkan ide.

Ciri Ragam Bahasa Tulis :

Tidak memerlukan kehadiran orang lain.

Tidak terikat ruang dan waktu

Kosa kata yang digunakan dipilih secara cermat

Pembentukan kata dilakukan secara sempurna,

Kalimat dibentuk dengan struktur yang lengkap, dan

Paragraf dikembangkan secara lengkap dan padu.

Berlangsung lambat

Memerlukan alat bantu

Contoh dari ragam bahasa tulis adalah surat, karya ilmiah, surat kabar, dan lain-lain. Dalam
ragam bahasa tulis perlu memperhatikan ejaan bahasa indonesia yang baik dan benar. Terutama
dalam pembuatan karya-karya ilmiah.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut
topik yang dibicarakan, orang yang dibicarakan, serta menurut media pembicaraan. Dalam
konteks ini ragam bahasa meliputi bahasa lisan dan tulisan.
Pada ragam bahasa baku tulis diharapkan para penulis mampu menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar serta menggunakan ejaan bahasa yang telah disempurnakan
(EYD), sedangkan ragam bahasa lisan diharapkan para warga Indonesia mampu mengucapkan
dan memakai bahasa dengan baik serta bertutur kata sopan sebagai pedoman yang ada.

B.     Saran-saran
Sebagai warga negara Indonesia, sudah seharusnya kita semua mempelajari ragam bahasa
yang kita miliki, kemudian mempelajari dan mengambil hal-hal yang baik, yang dapat kita
amalkan dan kita gunakan untuk berinteraksi dangan orang-orang disekitar kita dalam kehidupan
sehari-hari
Munculnya ragam bahasa disebabkan adanya kebutuhan penggunaan bahasa untuk
berkomunikasi dan bekerjasama sesuai dengan situasi dan fungsi dalam kontak sosialnya.
Setiap penutur bahasa, hidup dalam latar belakang dan tata cara pergaulan yang berbeda-
beda..
Cara berkomunikasi(tulisan dan lisan)
*Cara pandang penuturnya:(Dialek,Terpelajar,Resmi,tdk resmi)
* Topik pembicara:(Ragam hukum,Bisnis,Sastra,dan kesehatan dll)

Anda mungkin juga menyukai