Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MENULIS DAN MENENTUKAN KALIMAT

(SP, SPK, SPO, SPOK)

Dibuat dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Penulisan Karya Ilmiah

Disusun Oleh:
Dhenia Ayu Khatira (17011013)
Helva Amry (17011155)
Ayunda Salsabila (17011230)
Dhea Yuliani Harahap (17011234)
Meilani Eka Putri (17011270)
Mellya Putri Humaira (17011271)
Nadilla Fildzania Putri (17011283)
Rizki Pramisya (17011303)

Dosen Pengampu:
Tesi Hermaleni, S.Psi., M.Psi., Psikolog
Duryati, S.Psi., M.A

JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
1. MENULIS KALIMAT DENGAN POLA (SP, SPK, SPO, SPOK)

Buatlah sebuah kalimat dengan pola SP, SPK, SPO, dan SPOK !

No. Subjek (S) + Predikat (P)


1. Masyarakat (S) sedang bergotong royong (P)

2. Covid-19 (S) terus meningkat (P)

3. Pendiri Kompas Gramedia Jacob Oetama (S) meninggal dunia (P)

4. Angka kasus KDRT (S) melonjak tajam (O)

5. Jumlah penduduk miskin di Indonesia (S) kembali mengalami peningkatan (P)

6. Covid 19 dki (S) mengkhawatirkan (P)

7. Korban pelecehan seksual (S) melakukan rehabilitasi (P)

8. Najwa Shihab (S) sedang wawancara (P)

No. Subjek (S) + Predikat (P) + Keterangan (K)


Kementrian kesehatan (S) mencatat bahwa 47% dari jumlah lansia (P) di
1.
Indonesia masih bekerja (K)

2. Malaysia (S) membatasi kunjungan (P) sejak Senin, 7 September 2020 (K)

3. Kementerian PUPR (S) akan melakukan pembinaan TK (P) di 2021 (K)

4. Anies Baswedan (S) memperketat PSBB (P) di Jakarta (K)


5. Kemiskinan (S) mengalami peningkatan (P) pada bulan Maret (K)
6. Ustad Somad (S) sedang ceramah (P) di depan jemaah (K)
7. Anak malang itu (S) menangis (P) tersedu-sedu (K)
8. Dokter (S) mengobati (P) pasien covid-19 (K)
No. Subjek (S) + Predikat (P) + Objek (O)
1. Warga desa (S) membangun (P) jembatan (O)

2. 59 negara (S) melarang masuk (P) Indonesia (O)


Rumah Sakit di Jakarta (S) Mengaku tidak sanggup melawan (P) arus covid-19
3.
(O)

4. Manchester United (S) resmi ditinggal (P) Pelatihnya (O)


5. Banyak masyarakat Indonesia (S) tidak memakai (P) masker (O)
6. Wali Kota Bandar Lampung (S) mengaku (P) pusing kasus covid-19 (O)
7. Pemerintah (S) melakukan pengembangan (P) vaksin covid-19 (O)
8. Covid-19 (S) sedang mewabah (P) di dunia (O)
No. Subjek (S) + Predikat (P) + Objek (O) + Keterangan (K)
Nadiem makarim (S) mengeluarkan kebijakan baru (P) mengenai sistem ujian
1.
nasional (O) dua hari yang lalu (K)
Peraturan (S) ini berkaitan dengan tingginya kasus (P) Covid-19 (O) di
2.
Indonesia (K)
Pemerintah (S) Targetkan (P) Tarik Investasi Rp 100 Triliun (O) dari Proyek
3.
Jalan Tol (K)
Petugas Kesehatan (S) kewalahan menangani (P) kasus pasien covid-19 (O)
4.
yang terus meningkat 100 kasus perharinya (K)
Badan Pusat Statistik (S) mencatat (P) tingkat kemiskinan (O) pada Maret 2019
5.
sebesar 9,41 persen dari total jumlah penduduk Indonesia (K)
Gugus tugas (S) mengadakan (P) rapat khusus mengevaluasi perkembangan
6.
terkahir kasus covid-19 (O) di Jakarta pada Rabu 9 September dini hari (K)
Wisatawan manca negara (S) mengunjungi (P) pantai Kuta Bali (O) pada musim
7.
kemarau (K)

8. China (S) murka (P) kesepakatannya (O) dilanggar (K)


2. MENENTUKAN POLA KALIMAT (SP, SPK, SPO, SPOK) DALAM
SEBUAH ARTIKEL ILMIAH

KETERANGAN WARNA

: Subjek

: Predikat

: Objek

: Keterangan
JURNAL PSIKOLOGI
VOLUME 38, NO. 2, DESEMBER 2011: 215 – 227

Sabar: Sebuah Konsep Psikologi


Subandi1
Fakultas Psikologi
Universitas Gadjah Mada

Abstract

This research aims at developing psychological concept of ‘sabar’ (patient) or ‘kesabaran’ (patience).
These terms have become everyday life issues among Indonesian. However, most of the concept of
patience derives from religious and cultural resources, none of them from psychological literature.
Following a grounded theory method, there were two phases in this research. The first phase aiming
at developing the concept of ‘sabar’ or ‘kesabaran’ derived from existing religious literatures in many
different religious traditions. The second phase aiming at developing the concept of ‘sabar’ and
‘kesabaran’ based on empirical data. Ninety nine students of Master Profession of psychology
participated in this research by responding to five open ended questions. The results of data analysis
in phase one and phase two were compared. This research concluded that there were five aspects of
‘sabar’ (patient) or ‘kesabaran’ (patience): (1) self control (2) resilience (3) persistence (4) accepting
reality, and (5) staying calm
Keywords: patience, psychological concept, grounded theory

Masyarakat Indonesia sangat banyak lan nrimo. Konsep nrimo sudah cukup ba-
menggunakan konsep ‘sabar’, baik dalam nyak dikaji secara psikologis (Yuniarti,
konteks agama (Asma, 2010) maupun 2009). Namun sejauh ini belum ada kajian
budaya (Djarwadi, 2010). Dalam kehidupan secara sistematik mengenai apa dan bagai-
sehari-hari konsep ini juga banyak diguna- mana konsep ‘sabar’ tersebut.
kan orang ketika menghadapi berbagai Konsep sabar bisa dikategorisasikan
persoalan psikologis, misalnya menghadapi sebagai salah satu topik kajian dalam
situasi yang penuh tekanan (stress), psikologi positif, seperti halnya kebersyu-
menghadap persoalan, musibah atau ketika kuran (gratitude) dan pemaafan (forgive-
sedang mengalami kondisi emosi marah. ness). Literatur yang berkaitan dengan
Konsep ‘sabar’ pada umumnya dikaji pemaafan (forgiveness) telah cukup banyak
dalam konteks moralitas dan religius. berkembang di Barat (Enrigh, 2009). Di
Misalnya orang harus sabar menghadapi Indonesia topik pemaafan juga sudah
cobaan, orang harus sabar dalam taat mulai banyak dikaji (Subandi dkk., 2010;
menjalankan perintah agama dan menjauhi Rahmandani, 2010; Zuhdiyati, 2010). Demi-
larangan agama (Asma, 2010; Turfe, 2009). kian juga topik kebersyukuran (gratitude)
Konsep sabar juga banyak dibahas dalam sudah menjadi kajian dalam berbagai
kajian budaya Jawa. Salah satu prinsip literatur (Emmon & McCullough, 2004;
orang Jawa yang terkenal adalah eling, sabar Krause, 2006).
Beberapa peneliti di Indonesia telah
mencoba mengkaji topik sabar ini. Misal-
1Korespondensi mengenai isi artikel ini dapat mela-
lui : subandi@ugm.ac.id nya penelitian yang dilakukan Moordi-
JURNAL PSIKOLOGI 215
SUBANDI

ningsih (2008). Penelitian Moordiningsih Sparrow (2005). Artikel-artikel tersebut


mencoba menggali dinamika psikologis menyebutkan kata patience dalam konteks
ketika orang bersabar, namun penelitian ini yang berbeda-beda, antara lain dalam
terlalu fokus pada data di dalam buku- konteks pendidikan, agama, spiritualitas,
buku agama, dan teori yang dibangunnya wisdom dan konteks kesehatan. Sebagian
lebih bersifat spekulatif. Demikian juga besar artikel-artikel tersebut hanya men-
Urbayatun (2010) telah memasukkan aspek cantumkan kata patience secara sepintas
sabar sebagai salah satu aspek dari instru- saja. Hanya ada tiga artikel yang tidak
ment coping religious. Dalam penelitian hanya mencantumkan kata patience, tetapi
Urbayatun (2010) sabar secara teoritik tidak membahasnya secara detail. Ketiga
diduga mempunyai peranan penting dalam artikel tersebut dikaji lebih lanjut di bawah
terbentuknya post traumaticgrowth pada ini.
survivor gempa bumi di Bantul. Namun Pertama, artikel yang ditulis oleh Agte
konsep dasar sabar juga diambil dari buku & Chiplonkar (2007). Artikel ini sebenarnya
agama maupun pemahaman sehari-hari merupakan hasil penelitian yang mengkaji
(common-sense). masalah nutrisi dan berbagai jenis makan-
Dalam rangka mengkaji konsep sabar an dalam perspektif tradisi Yoga di India.
di dalam literatur Barat, peneliti juga telah Hal yang menarik, artikel tersebut menye-
melakukan penelusuran literatur awal de- butkan bahwa jenis makanan ternyata
ngan menggunakan searching engine Ebsco. mempunyai pengaruh terhadap karakter
Awalnya peneliti menggunakan kata dan kondisi kejiwaan seseorang. Di sinilah
patient, yang merupakan kata sifat dari kemudian peneliti dalam artikel ini meng-
sabar. Ternyata yang keluar banyak lite- kaji masalah kesabaran dikaitkan dengan
ratur yang berkaitan dengan patient dalam makanan. Peneliti menyebutkan bahwa
pengertian pasien yang mengalami sakit mereka menggunakan ‘Skala Kesabaran’
(baik fisik maupun psikologis). Tidak satu- (the Patience Scale). Sayangnya tidak ada
pun artikel yang berkaitan dengan sabar. penjelasan yang lebih rinci berkaitan de-
Kemudian peneliti menggunakan kata ngan skala ini. Kedua peneliti hanya mem-
kunci patience (kesabaran, kata benda), berikan definisi kesabaran yang mereka
yang dikaitkan dengan beberapa keywords gunakan untuk membuat pengukuran:
lain, misalnya patience and religion, patience “Patience is defined as calmness, self-
and wisdom, patience and health. Dari control, and willingness or ability to tole-
searching ini peneliti berhasil mendapatkan rate delay. Impatience, on the other hand,
20 artikel (baik artikel psikologi maupun is defined by time-urgency and the ina-
bility to tolerate slow people or processes.
ilmu-ilmu yang terkait) yang di dalamnya
Impatient people tend to overreact to
memuat kata patience, yaitu: Agte & stress.”
Chiplonkar (2007), Al-Hooli & Al-Shamari
Artikel kedua ditulis oleh Bussing,
(2009), Akano (2003), Bussing dkk. (2007),
Ostermann, & Matthiessen (2007). Artikel
Chaudry (2008), Colling, (2004), Fetzer
ini menjelaskan tentang sebuah instrument
(2004), Goral (2010), Hagedoorn dkk.
yang digunakan untuk mengukur spiri-
(1999), Kwakkel (2010), Lohne &
tualitas. Dalam konsep para peneliti ini
Severinson (2003), Marker (2003), Olson,
spiritualitas terdiri dari tujuh aspek, yaitu:
dkk. (2006). O’Malley, dkk. (2010),
a. Prayer, Trust in God and Shelter
Ranjbarian, dkk. (2010), Schout, dkk. (2009),
Sholders (2000). Smith, dkk. (2005), dan b. Insight, Awareness and Wisdom
c. Transcendence Conviction

216 JURNAL PSIKOLOGI


SABAR: SEBUAH KONSEP PSIKOLOGI

d. Compassion, Generosity, and Patience Budha)?


e. Conscious Interactions 2. Bagaimana konsep sabar, seperti yang
f. Gratitude, Reverence, and Respect dipahami oleh subjek penelitian?
g. Equanimity
Dari tujuh aspek tersebut para peneliti Metode
artikel tersebut memasukkan aspek kesa-
baran sebagai aspek ke empat yaitu Com- Penelitian ini dilaksanakan dalam dua
passion, Generosity, and Patience. Namun bagian. Penelitian Satu (PN-1), yaitu studi
dalam artikel tersebut juga tidak ada literatur, dilaksanakan dengan mencari
penjelasan tentang konsep patience. konsep sabar dalam berbagai agama, baik
Artikel yang cukup banyak membahas yang ada dalam kitab suci maupun yang
tentang konsep patience ditulis oleh Al- dijelaskan oleh tokoh-tokoh agama terse-
Hooli & Al-Shamari (2009). Artikel ini but. Alat yang digunakan adalah searching
mengkaji tentang proses belajar mengajar engine tertentu dengan menggunakan key-
moralitas melalui kurikulum di tingkat word ‘sabar’ dan ‘kesabaran’. Untuk men-
Taman Kanak-kanak di Kuwait. Dengan cari konsep sabar dalam Al Qur’an, peneliti
menggunakan instrument the Kindergarten menggunakan software Al Quran dan
Moral Value Questionnaire (KMVQ), peneliti terjemahannya versi 1.2. Searching engine
menemukan berbagai hal yang berkaitan Google digunakan untuk mencari konseb
dengan bagaimana anak-anak TK membe- sabar dalam kitab suci agama Kristiani,
rikan pendapat mereka berkaitan dengan Hindu dan Budha. Selain sumber kitab suci,
persoalan moral. Peneliti menekankan pada peneliti juga menggali konsep sabar dalam
delapan dimensi, yaitu: truthfulness, honesty, perspektif agama melalui pandang- an
gratitude, loyalty, reasonability, fairness, mer- tokoh-tokoh lintas agama.
cifulness, and patience. Peneliti membahas Dalam penelitian Dua (PN-2) yang
masing-masing dimensi secara cukup men- merupakan penelitian empiris, peneliti
dalam, termasuk pada dimensi patience. Di menggunakan pendekatan kualitatif
sini konsep patience dianggap sebagai se- grounded theory, yaitu suatu metode yang
buah nilai yang harus dipelajari oleh anak- digunakan untuk menggali konsep atau
anak dalam berbagai aktivitas. teori baru dari lapangan. Subyek adalah
mahasiswa magister profesi Psikologi seba-
Mengingat masih sangat sedikit kon-
sep sabar dibahas dalam literatur, maka nyak 90 orang, dengan pertimbangan
penelitian ini bertujuan untuk menggali bahwa mereka sudah memiliki pemahaman
konsep psikologi yang sudah cukup
konsep sabar dari perspektif psikologis
memaai. Selanjutnya subyek akan diminta
yang bersifat empiris. Karena konsep sabar
untuk mengisi angket terbuka dengan
telah banyak dibahas di dalam literatur-
literatur agama, maka penelitian ini dibagi pertanyaan sebagai berikut:
menjadi dua. Penelitian pertama bersifat a) Menurut Anda, apakah sabaritu?
studi literatur keagamaan tentang konsep b) Ceritakan pengalaman anda ketika
sabar, sedang penelitian kedua merupakan anda merasa sabar. Deskripsikan secara
studi empiris. Dengan demikian pertanya- detail apa yang terjadi dan apa yang
an penelitian ini adalah anda alami
1. Bagaimana konsep sabar dalam litera- c) Ceritakan pengalaman anda ketika
tur agama (Islam, Kristen, Hindu, merasa tidak sabar

JURNAL PSIKOLOGI 217


SUBANDI

Data yang diperoleh pada tahap ini rat Al-Baqarah ayat 153 disebutkan bahwa
kemudian dianalisis dengan menggunakan Allah berfirman:
teknik koding (Strauss & Corbin, 2003) “Hai orang-orang yang beriman, jadi-
yang terdiri dari tiga tahap, yaitu: (1) open kanlah sabar dan shalat sebagai penolong-
coding, dimana peneliti mulai mengidenti- mu, sesungguhnya Allah beserta orang-
fikasi kategori-kategori tema yang muncul, orang yang sabar.
(2) axial coding, dimana peneliti berusaha Ayat ini secara eksplisit menyebutkan
melihat hubungan-hubungan antara kate- bahwa kondisi sabar dapat digunakan se-
gori satu dengan yang lainnya, dan (3) bagai suatu bentuk usaha untuk memecah-
selective coding, dimana peneliti menyeleksi kan masalah (problem solving).
kategori yang paling mendasar, secara Demikian juga pada agama Kristiani,
sistematis menghubungkannya dengan di dalam Injil ada sekitar 51 ayat yang
kategori-kategori lain dan memvalidasi berkaitan dengan sabar. Misalnya dalam
hubungan tersebut. Yakobus 5:7
Hasil PN-1 dan PN-2 selanjutnya Karena itu bersabarlah saudara-saudara
diperbandingan (compare and contrast) dan sampai kedatangan Tuhan (the coming of
didiskusikan dengan konsep-konsep psiko- the Lord). Lihat! Seorang petani menan-
logi yang telah ada. Dari perbandingan dan tikan buah yang berharga dari tanah,
bersabar terhadap hal tersebut, sampai ia
analisis ini akan diperoleh konsep awal
menerima hujan awal dan hujan akhir. 8
tentang sabar atau kesabaran, yang bersifat Kamu juga harus bersabar dan teguhkan-
lebih psikologis. lah hatimu, karena kedatangan Tuhan
sudah dekat!
Hasil Ayat ini menggambarkan bahwa kesa-
baran diidentikkan dengan kegigihan, be-
Dalam penyajian hasil penelitian, di kerja keras, ulet untuk mencapai suatu
sini akan dipaparkan hasil akhir analisis tujuan.
pada PN-1 dan PN-2. Dalam kitab agama Budha, Dhamma-
pada, bait 184, Sang Buddha mengatakan
Penelitian Satu (PN-1)
”Kesabaran adalah praktek bertapa atau
Tujuan dari PN-1 adalah untuk menda- pengendalian diri yang terbaik. Nibbana
patkan pemahaman makna sabar dalam (Nirwana) adalah yang tertinggi. Begi-
tulah sabda Para Buddha. Dia yang masih
perspektif berbagai agama, peneliti mene-
menyakiti dan menganiaya orang lain
lusuri beberapa sumber asli dalam kitab sesungguhnya bukanlah seorang pertapa
suci masing-masing agama maupun sum- (samana).”
ber-sumber sekunder. Dari kitab suci setiap
Ayat ini memberikan penjelasan bah-
agama, diperoleh gambaran bahwa topik
wa kesabaran terkait dengan pengendalian
tentang kesabaran banyak dibicarakan, na-
diri, terutama mengendalikan emosi ma- rah,
mun hanya sebagian kecil yang disampai-
sehingga tidak sampai harus menyakiti dan
kan di sini.
menganiaya orang lain.
Penelusuran kata sabar di dalam Al-
Dalam Agama Hindu, sikap sabar juga
Qur’an dengan menggunakan software Al
diutamakan. Seperti apa yang diuraikan
Quran dan Terjemahannya, ditemukan 46
dalam “Kitab Sarasamuccaya” sloka 94:
ayat yang memuat kata sabar dan 19 ayat
“Kesabaran hati merupakan kekayaan yang
untuk kata kesabaran. Misalnya dalam su-
sangat utama, itu sebagai emas dan per-

218 JURNAL PSIKOLOGI


SABAR: SEBUAH KONSEP PSIKOLOGI

mata. Orang yang mampu mengendalikan sunah), sabar haram (orang tidak boleh
nafsu (kemarahan), tidak ada yang mele- bersabar/berdiam diri ketika akan dibu-
bihi kemuliaan”. nuh), sabar makruh (sabar menahan diri
Di sini sabar dimaknai dengan pengen- dari makanan yang disenangi padahal akan
dalian diri. mendatangkan bahaya), sabar mubah
(sabar melakukan atau meninggalkan per-
Selain tercantum dalam kitab suci
buatan yang sama baiknya jika dikerjakan
berbagai agama, masalah kesabaran juga
atau tidak dikerjakan).
dibahas oleh para ahli agama masing-
masing agama. Al Ghazali, salah satu ula- Sebagai seorang pemuka agama Kris-
ma klasik dalam agama Islam telah mem- tiani, Mohler (2008) menulis artikel tentang
bahas masalah sabar dan kesabaran dalam konsep kesabaran dalam perspektif agama
kitab Sabar dan Syukur yang menjadi Kristen yang dikaitkan dengan salah satu
bagian dari kitab Ihya Ulumuddin. Demi- karakter penting dari seorang pemimpin.
kian juga Ibnul Qoyyim Al Jauziah menulis Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa
kitab berjudul Uddatu As Shobirin Wa makna utama sabar adalah tidak terburu-
Dzkirotu Asy Syakirin, yang diterjemahkan buru untuk mendapatkan sesuatu, dan
dalam bahasa Indonesia dengan judul penundaan untuk mendapatkan apa yang
“Indahnya Kesabaran” (Al Jauziah, 2010). diinginkan. Selanjutnya dijelaskan bahwa
Dalam buku ini penulis mengartikan kata ada empat aspek kesabaran yang diung-
sabar berdasarkan makna bahasa Arab yang kapkan dalam firman Tuhan. Pertama,
memiliki tiga macam arti. Pertama, yaitu kesabaran adalah sebuah perintah sekali-
kata ash-shobru, menahan atau mengurung. gus anugerah dari Tuhan yang mengim-
Kedua, kata ash-shobir, yaitu obat yang plikasikan bahwa kesabaran adalah untuk
sangat pahit dan tidak disukai orang. Ketiga, menyelesaikan segala sesuatu melalui cara-
kata ash-shobr berarti meng- himpun dan cara yang memuliakan nama-Nya. Kedua,
menyatukan. Dengan demi- kian kata sabar karakter kesabaran Kristen berakar pada
berarti menahan diri dari sifat yang keras, pengetahuan kita akan diri kita sendiri
tahan menderita, merasa- kan kepahitan sebagai pendosa yang telah ditebus
hidup tanpa berkeluh kesah. sehingga harus untuk berinteraksi dengan
Tuhan dan sesama dalam kerendahan hati.
Selanjutnya Al Jauziah (2010) juga
Ketiga, pemahaman Kristen tentang kesa-
membagi konsep sabar menjadi beberapa
baran berpijak pada pemahaman bahwa
kategori. Pertama, berdasarkan bentuknya,
Tuhan berkarya dalam hidup setiap manu-
yaitu kesabaran jasmani (menahan rasa
sia. Keempat, kesabaran berakar pada
sakit, melakukan pekerjaan yang tidak
pemahaman tentang waktu dan keabadian.
disenangi) dan kesabaran jiwa (menahan
diri tidak melakukan perbuatan yang Seorang pendeta agama Budha, Bhante
dilarang agama, padahal perbuatan itu Sri Pannyavaro Mahathera (lihat Maha-
disenangi). Kedua, kategori sabar berdasar- thera, 2011) menjelaskan bahwa Buddha
kan obyek kesabaran, yang terdiri dari Gotama mengajarkan bahwa kesabaran
sabar menerima perintah, sabar menjauhi merupakan salah satu latihan untuk mem-
larangan, dan sabar menerima takdir. bina diri. Di sini kesabaran didefiniskan
Ketiga kategori sabar berdasarkan hukum- sebagai “sikap yang tetap tenang”, pada
nya, yang terdiri dari sabar wajib (sabar saat mengalami kondisi-kondisi yang tidak
meninggalkan perbuatan yang dilarang), menyenangkan. Selanjutnya kesabaran
sabar mandub (sabar melaksanakan ibadah dikelompokkan menjadi 2 macam. Perta-
8
JURNAL PSIKOLOGI 219
SUBANDI

ma, bersabar dengan hal-hal yang kecil dan Penelitian Dua (PN-2)
sederhana, misalnya udara yang panas,
Tujuan PN-2 adalah menggali konsep
bersabar ketika menunggu agak lama,
sabar dari kehidupan sehari-hari yang
bersabar kalau fisik ini sedang sakit,
dialami oleh subjek penelitian. Dari analisis
bersabar untuk tidak melakukan hal-hal
Koding terhadap angket terbuka, diperoleh
yang tidak berguna, menghadapi kondisi-
kategori tema-tema tentang pengertian
kondisi yang tidak menyenangkan. Kedua,
sabar yang akan dijelaskan di bawah ini.
kesabaran yang lebih tinggi itu, yaitu
Definisi masing-masing kategori tersebut
kesabaran ketika orang dicela, dihina, difit-
selanjutnya diperkaya dengan pengalam
nah. Selanjutnya disebutkan ada 2 macam
subjek penelitian.
cara untuk melatih kesabaran. Pertama,
menyadari bahwa segala sesuatu di dunia 1) Pengendalian diri (emosi dan
ini tidak kekal dan berubah setiap saat. Apa keinginan)
yang tidak menyenangkan tidak selamanya
Tema ini terdiri dari 2 sub tema, yaitu
mengganggu. Kedua, berpikir bahwa sega-
pengendalian emosi dan pengendalian
la sesuatu yang terjadi pada seseorang
keinginan. Pengendalian emosi disampai-
adalah akibat dari perbuatannya sendiri.
kan responden dalam berbagai bentuk
Salah satu ajaran agama Hindu adalah ungkapan, antara lain: tidak lekas marah,
Panca Nyama Brata (Anonim, 2011) yang tidak mudah marah, tidak meledak-ledak,
mempunyai arti lima macam pengendalian tidak memunculkan energi negatif bagi diri
diri dalam tingkat mental, untuk mencapai dan lingkungan, mengendalikan emosi,
kesempurnaan dan kesucian bathin. Salah menahan diri, pengekangan perasaan,
satu diantaranya adalah Akroda yang arti- mengontrol ekspresi emosi, tidak mengum-
nya mengendalikan kemarahan atau tidak pat, tidak mencaci.
mempunyai sifat marah dan tidak mudah Sementara itu untuk sub tema mengen-
tersinggung. Di sini sabar dikaitkan dengan dalikan keinginan terdiri dari: Menahan
pemaaf, dan selalu dapat berpikir baik. diri dari godaan nikmat dunia, tidak sera-
Putu Sumardhaya, salah seorang tokoh kah, tidak tamak.
agama Hindu menyebutkan bahwa banyak
faktor yang mempengaruhi orang menjadi Definisi sabar menurut responden
sabar atau tidak sabar, yaitu Karma Wasana yang terkait dengan pengendalian diri terli-
(kehidupan) masa lalu, pengetahuan ten- hat pada ungakapan pengalaman di bawah
tang tatwa dan kesusilaan, minimnya prak- ini:
tek spiritual dan Keterikatan yang sangat saya mencoba untuk meregulasi emosi saya
besar terhadap keduniaan. dan menahan diri supaya tidak melakukan
agresi kepada pihak yang menyerang saya
Dari perspektif berbagai agama terse- (Subjek 1)
but dapat disimpulkan bahwa sabar mem- Awalnya menjengkelkan karena harus
punyai berbagai macam makna, yaitu menahan amarah.. tapi setelah dipikir2,
pengendalian diri, menerima usaha untuk jadi lebih enak karena tidak buru-buru
mengatasi masalah, tahan menderita, marah. (Subjek 6)
merasakan kepahitan hidup tanpa berkeluh Akan tetapi persepsi itu mulai luntur dan
kesah, kegigihan, bekerja keras, gigih dan berubah ketika saya memahami esensi sabar
itu sendiri, yang sesungguhnya syarat
ulet untuk mencapai suatu tujuan.
akan kecerdasan emosi seseorang. (Subjek
5)

220 JURNAL PSIKOLOGI


SABAR: SEBUAH KONSEP PSIKOLOGI

2) Bertahan dalam situasi sulit menerima kenyataan itu. (Subjek 2)


Tema ini terdiri dari berbagai bentuk Saat ini saya berusaha sabar, sabar mene-
rima kenyataan bahwa untuk pertama kali-
perilaku, antara lain: tidak mengeluh, tahan
nya semenjak dilahirkan saya lebaran ter-
terhadap cobaan, tetap tegar, tabah dalam pisah dari keluarga. Sedih sekali tapi saya
menghadapi musibah, tidak menggrutu, musti menerima kenyataan. (Subjek 11)
tidak mengomel, bisa menahan rasa sakit, Kemudian saya menerima kalau HP saya
menahan diri di situasi tak nyaman/tak hilang. Saya berfikir, pasti ada hikmah
sesuai harapan. Berikut adalah ungkapan dibalik ini semua. Ternyata beberapa lama
pengalaman subjek yang terkait dengan kemudian, tanpa saya minta. Ayah saya
tema bertahan dalam situasisulit: memberikan HP baru untuk saya dan HP
yang saya inginkan pula. Saya sangat
...sehingga saya melakukan semua ini tan- bersyukur sama ALLAH SWT. (Subjek 1)
pa keluh kesah dan sikap sabar untuk me-
ngurusi Taufik (anak autis) dengan segala ....dan sikap ikhlas untuk mengurusnya
kekurangan yang dimilikinya. (Subjek 33) (anak autis), menjadikan kenikmatan ter-
sendiri buat saya (Subjek 33)
Saya berusaha untuk menjalani kehidupan
saya, kehidupan yang tidak menyenangkan 4) Berpikir panjang, tidak reaktif, tidak
untuk saya, dengan sebaik-baiknya yang impulsif
bisa saya lakukan. (Subjek 20)
Tema ini terlihat pada beberapa ung-
…karena saya merasa tidak melakukannya
saya diam saja dengan tuduhan tersebut kapan subyek tentang definisi kesabaran,
bahkan teman-teman yang lain pun ikut- antar lain: Tidak reaktif/impulsif, memper-
ikutan mengejek saya, saya pun tetap diam timbangkan masak-masak, berpikir logis,
saja meskipun saya sangat sakit hati men- harmoni pikiran dan hati, berpikir positif,
dengarnya (Subjek 34) mengklarifikasi masalah. Definisi tersebut
3) Menerima kenyataan sesuai dengan pengalaman beberapa subjek:
Tapi kemudian saya berpikir kalau saya
Tema ini terdiri dari berbagai bentuk
komplen dalam keadaan marah maka saya
perilaku, antara lain: menerima takdir tu- bisa berbuat hal yang justru membuat
han, menerima keadaan, menerima realitas, dosen tersinggung, akhirnya saya beripkir
menerima nasib, ihlas, ihlas menenghadapi bahwa hal itu tak perlu dipersoalkan
ujian, bersyukur, berpikir positif atas karena masih banyak komponen lain yang
semua keadaan, menyikapi dengan lapang menentukan nilai selain kehadiran.
(Subjek 29)
hati, ikhlas menerima dan menghadapi
permasalahan. Tema menerima kenyataan Ketika saya mengajari seorang anak kecil
bermain piano, saya merenungkan apakah
tersebut terungkap pada pengalaman bebe-
tujuan saya mengajari dia? Bukankah agar
rapa orang subyek, antara lain: dia menikmati musik, menikmati keindah-
Ketika saya memasuki dunia perkawinan, an proses belajar? Dia masih anak-anak…
saya harus mau dan dapat mengalah dalam lupakan tentang kesempurnaan Mozart,
menyesuaikan diri dalam situasi dan kon- emosi Chopin, teknik Liszt, anak ini masih
disi kehidupan baru dan disanalah saya dalam dunia bermain! Biarkan dia menik-
betul- betul baru mengerti arti kesabaran. mati musik sebagaimana adanya! Dengan
(Subjek 30) pikiran-pikiran tersebut, saya bisa bersikap
Menerima apa yang telah terjadi, dengan sabar dan telaten (Subjek 7)
tidak menyesalinya berlebihan, dalam kon- Mencoba menggiring pemikiran saya
disi mendapatkan musibah/kejadian yang untuk berfikir bahwa sekarang sudah dunia
kurang menyenangkan (Subjek 3 angket) modern, dimana segala sesuatunya sudah
Saat itu ada sedikit kejengkelan pada diri dipermudah dengan teknologi, jadi walau-
saya. Akan tetapi pada akhirnya saya

JURNAL PSIKOLOGI 221


SUBANDI

pun tidak pulang kumpul dengan keluarga, Ketika saya menyetir mobil, dan lalu-lintas
kita tetap bisa berbicara secara langsung. berjalan lambat, saya menghapus ketidak-
Jadi kerinduan bisa teratasi (Subjek 11) sabaran dengan berpikir bahwa apalah
kami melatih diri untuk selalu melihat kon- bedanya 1-2 menit lebih cepat, toh sama-
disi apapun secara melingkar atau menye- sama sampai di tujuan? Apakah bila saya
luruh (subjek 10) marah-marah, hal itu akan membuat lalu-
lintas berjalan lebih cepat? Tentu saja
Ketika saya merasakan emosi saya akan tidak, maka untuk apa marah-marah?
naik, saya cenderung menarik nafas dan (Subjek 7)
menenangkan diri, hingga dapat berpikir
jernih dan bertindak dengan logis (Subjek tetapi saya terus berusaha menghadapi
17 angket) anak tersebut dengan tenang sambil
berpikir jalannya (Subjek 11)
Tapi saya tetap tenang, saya berpikir
mungkin ada yang meminjam tapi tidak Psikotes tersebut saya ikuti setengah hari
bilang sama saya.(Subjek 1) dan dengan sabar saya dapat mengikuti tes
tersebut dan menikmati soal demi soal
5) Tidak putus asa meraih tujuan dengan santai. (Subjek 4)

Tema ini terlihat pada beberapa defi- Pengertian sabar sebagai sikap tenang,
nisi yang dikemukakan subyek tentang terutama tampak pada waktu situasi
sabar, yaitu: Tetap berusaha walau belum menunggu. Pengalaman berikut menun-
berhasil, berusaha untuk mencari jalan jukkan hal tersebut:
keluar, tidak cepat patah hati, terus beru- Saya dengan tenang terus menunggu, tan-
saha, optimis, dan berusaha dalam meraih pa ada perasaan kesal atau marah karena
tujuan. saya berpikir mungkin ada alasan/ hal-hal
yang membuat teman saya terlambat atau
Seperti saya harus mengajarkan Taufik tidak on time (Subjek 14)
(anak autis) untuk bisa menirukan kata”
Sabar kalau lagi nunggu antrian: antrian
A” berkali-kali tanpa lelah, walaupun
ATM, bank, fotocopy, tiket bioskop, an-
Taufik tidak mau menirukan apa yang saya
trian turun dari pesawat (saya lebih memi-
minta. Saya tetap melakukannya sampai
lih turun paling akhir buat ]menghindari
akhirnya Taufik bisa menirukan (Subjek 33)
desak-desakan (Subjek 7 angket)
<Saya merasa sabar> Ketika merawat tana-
Sekalipun merasa jengkel, sebal & cemas.
man yang ditanam asal-asalan oleh papa.
Saya dikondisikan mau tidak mau harus
Tiap hari saya sirami. Sesekali daun-daun-
menunggu. Jika saya tidak bersabar maka
nya yang telah kering saya cabut. Meski-
saya tidak akan memperoleh apa yang saya
pun sangat lama prosesnya, tetapi pada
inginkan (subjek 9 angket)
akhirnya saat daun-daunnya kembali segar
dan tumbuh besar, rasanya menyenangkan 7) Memaafkan dan tetap menjalin hu-
sekali (Subjek 33 angket)
bungan sosial yang baik
6) Sikap tenang, tidak tergesa-gesa dan Definisi sabar sebagai perilaku mema-
bersedia menunggu afkan tampak pada beberapa definisi yang
Definisi kesabaran yang dikaitkan diberikan subjek bahwa sabar itu adalah
dengan ketenangan tampak pada beberapa pengampunan, lapang hati, menyikapi
pengertian yang diberikan subjek, antara dengan lapang hati, bertutur kata manis
lain: Ketenangan lahir & batin, tidak dan baik meski diperlakukan tidak baik,
tergesa-gesa, tidak terburu nafsu/tergesa – lembut bertutur kata, empati, memahami
gesa, tidak terburu buru, ekspresi emosi orang lain, dan mampu menyembunyikan
yang teduh. Definisi tersebut senada de- rahasia. Definisi tersebut sesuai dengan
ngan beberapa pengalaman subjek. beberapa pengalaman di bawah ini:

222 JURNAL PSIKOLOGI


SABAR: SEBUAH KONSEP PSIKOLOGI

.. (ketika sedang bertengkar) Sebersit ada kian juga ketika dibandingkan dengan
perasan jengkel. Lalu istri saya buru-buru beberapa konsep dasar yang ada pada
minta maaf, karena terlalu lama di atas
literatur psikologi Barat.
dan emosi saya langsung turun seketika
(Subjek 13 angket) Dari tabel 1 di atas tampak bahwa ada
Saya sabar saat disuruh/diminta tolong beberapa konsep pada PN-1 dan PN-2 yang
oleh keluarga tempat saya tinggal meski- memiliki kesamaan, meskipun diungkap-
pun saya capek/sibuk karena saya tahu kan dalam bahasa yang berbeda. Dari bebe-
saya harus menurut untuk menjaga hu- rapa ide yang sama tersebut dapat dike-
bungan baik dengan keluarga & untuk
lompokkan menjadi lima kategori.
balas budi (Subjek 6)
Kalau saya mau, sebenarnya saya bisa Kategori pertama adalah bahwa kesa-
mengadukannya, tetapi saya tidak lakukan, baran diartikan sebagai pengendalian diri.
saya hanya berdo’a “mudah-mudahan Pada PN-1 tema ini diungkapkan dengan
Allah memberikan cara yang terbaik dan kata ‘menahan diri’. Pada PN-2 tema ini
dengan dia pun saya tetap bersikap baik merupakan tema yang paling banyak mun-
(Subjek 3)
cul, terlihat dari jumlah variasi ungkapan
Namun bukan saya yang marah malh dia yang digunakan. Ungkapan-ungkapan ter-
yang marah. Saya hanya bisa bersabar,
diam, mencoba untuk tetap bersikap baik & sebut dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu
mendoakannya. (subjek 41) ‘menahan emosi’ dan ‘menahan keinginan’.
Tema ini sangat sesuai dengan konsep yang
sudah cukup mapan dalam psikologi Barat,
Diskusi yaitu kontrol diri (self control). Hal ini
Hasil analisis data yang diperoleh dari sesuai dengan definisi kesabaran yang di-
PN-1 (studi pustaka lintas agama) dan PN- kemukakan oleh Agte & Chiplonkar (2007),
2 (studi empiris) memiliki kesamaan. Demi- yang mengartikan kesabaran sebagai

Tabel 1
Perbandingan Makna Konsep Kesabaran
PN-1 PN-2
(Literatur Lintas Agama) (Kajian Empiris)
Pengendalian diri Pengendalian diri (emosi dan keinginan)
Kegigihan, ulet untuk mencapai suatu Bertahan dalam situasi sulit
tujuan,
Teguh mengatasi kesulitan Menerima kenyataan
Bekerja keras Berpikir panjang, tidak reaktif, tidak
impulsive
Merasakan kepahitan hidup tanpa Tidak putus asa meraih tujuan
berkeluh kesah
Menerima kesulitan Sikap tenang, tidak tergesa-gesa dan
bersedia menunggu
Usaha untuk mengatasi masalah Memaafkan dan tetap menjalin hubungan
sosial yang baik
Tabah, tahan menderita
Bersyukur

JURNAL PSIKOLOGI 223


SUBANDI

berikut “…patience is defined as calmness, self- litan dan bangkit kembali dari situasi yang
control, and willingness or ability to tolerate sulit (adversity) (lihat Walsh 1998; Walsh,
delay”. Topik tentang self control merupakan 2003, Deegan, 2005).
aspek psikologis yang banyak dikaji dalam Tema yang menonjol selanjutnya ada-
psikologi pada tahun 1980-an sebagai salah lah ‘kegigihan’, ‘keuletan untuk mencapai
satu aspek kepribadian. Ini menunjukkan suatu tujuan’. Dalam PN-1 tema ini diung-
bahwa sebenarnya psikologi Barat telah kapkan dengan kalimat ‘keuletan untuk
mengkaji kesabaran sudah lama, namun mencapai suatu tujuan’, ‘bekerja keras’ dan
terminology yang digunakan bukan kesa- ‘berusaha untuk mengatasi masalah’.
baran, tetapi self control. Kemungkinan hal ini Sementara itu dalam PN-2 diungkapkan
disebakan konteks masyarakat yang berbeda. dengan kalimat ‘tidak putus asa meraih
Karena tema ‘pengendalian diri’ cukup tujuan’. Dalam literatur psikologi Barat
menonjol, maka bisa dianggap tema ini konsep yang dekat dengan tema ini adalah
sebagai sebuah kategori. Kategori ini mem- perseverance. Duckworth et al (2007) mene-
punyai kaitan yang erat dengan beberapa mukan bahwa kegigihan, keuletan (perse-
tema yang lain, yaitu ‘berpikir panjang, verance) merupakan salah satu karakter
tidak impulsive dan tidak reaktif’ (PN-2), kepribadian yang sangat dibutuhkan dalam
karena peneliti beranggapan bahwa untuk mencapai suatu tujuan jangka panjang.
dapat berpikir panjang, seorang individu Selain itu konsep persistence (keuletan, kete-
harus mempunyai pengendalian diri yang latenan) juga sangat dekat dengan konsep
baik. Jika tidak, maka dia akan cenderung kegigihan. Persistence sebagai salah satu
untuk impulsif dan reaktif. Dalam PN-2 karakteristik kepribadian dikembangkan
juga ada tema ‘memaafkan kesalahan’. oleh Cloninger (1994) dalam Temperament
Tema ini juga sangat erat kaitannya dengan and Character Inventory (TCI). Dalam inven-
pengendalian diri, yakni bahwa orang yang tori yang dimaksudkan untuk mengungkap
bisa mengendalikan emosi (marah), maka ciri kepribadian (personality trait) ini, persis-
dia akan dapat berlapang dada dan mema- tence dijabarkan menjadi 4 aspek, yaitu:
afkan kesalahan. Eagerness of effort, Work hardened, Ambitious,
Tema menonjol lain yang terdapat Perfectionist. Empat aspek tersebut tampak-
pada PN-1 dan 2 adalah ‘Ketabahan’. nya dekat dengan konsep kesabaran,
Termasuk di sini adalah ‘tahan menderita kecuali aspek ambisi.
(PN-1), ‘merasakan kepahitan hidup tanpa Tema lain yang dapat dijadikan seba-
berkeluh kesah’ (PN-1), teguh mengatasi gai kategori dalam konsep sabar adalah
kesulitan’ (PN-1), dan ‘bertahan dalam menerima kenyataan. Dalam PN-1 diung-
situasi sulit (PN-2). Konsep psikologis yang kapkan sebagai ‘menerima kesulitan’.
sangat dekat dengan tema ini adalah Semantara itu dalam PN-2 lebih detail dija-
konsep Adversity Quotient (AQ). Meskipun barkan sebagai ‘menerima takdir tuhan’,
konsep AQ lebih bersifat popular, tetapi ‘menerima keadaan’, ‘menerima realitas’,
memiliki kesamaan yang sangat dekat ‘menerima nasib’, ‘ihlas menenghadapi
dengan konsep kesabaran dalam tema ujian’, ‘bersyukur’, ‘berpikir positif atas se-
‘ketabahan’. Konsep teoritik lain adalah mua keadaan’, ‘menyikapi dengan lapang
resiliensi dan kepribadian hardiness. Resi- hati’, ‘ihlas menerima dan menghadapi
liensi sering didefiniskan sebagai kemam- permasalahan’. Termasuk dalam tema ini
puan adaptasi, koping, menghadapi kesu- adalah ‘bersyukur’ dalam PN-1.

224 JURNAL PSIKOLOGI


SABAR: SEBUAH KONSEP PSIKOLOGI

Dalam literatur psikologi, konsep yang temuan dari penelitian ini akan ditindak
dekat dengan menerima kenyataan ini lanjuti dengan serangkaian penelitian beri-
adalah acceptance, yang selalu dikaitkan kutnya. Dengan mengacu pada metode yang
dengan self-acceptance. Makna yang terkan- digunakan oleh Casmini (2011) dalam
dung mempunyai kemiripan, yaitu sejauh mengembangkan konsep kecerdasan emosi
mana seseorang mampu untuk menerima dalam budaya Jawa, maka tahap berikut-
keadaan dirinya. Dalam konteks budaya nya yang disarankan adalah menguji vali-
Timur, penerimaan diri dapat berarti mene- ditas konsep tersebut untuk mengetahui
rima takdir Tuhan dan menerima segala apakah konsep tersebut sesuai dengan
sesuatu yang tidak bisa dirubah. pemahaman sekelompok masyarakat ter-
Kategori terakhir adalah ‘ketenangan tentu. Misalnya bagaimana konsep masya-
lahir dan batin’. Dalam PN-1 tema ini tidak rakat Jawa, Bali, Batak, Makasar tentang
ditemukan, tetapi dalam PN-2 kategori ini kesabaran. Dari sini akan bisa dilihat kon-
cukup jelas, yaitu menggambarkan sikap sep sabar yang dipahami sama pada semua
tenang lahir dan batin, tidak terburu-buru suku, dan konsep apa yang berbeda. Jika
dan ekspresi yang teduh. Kategori ini sudah diperoleh konsep sabar yang memi-
didukung oleh literatur psikologi dari Agte liki dasar teoritis yang kuat, maka dapat
& Chiplonkar (2007), yang mengartikan dilanjutkan dengan pengembangan kons-
kesabaran sebagai beriut: “Patience is defined trak psikologis dan penyusunan Skala
as calmness, self-control, and willingness or Kesabaran. Bahkan intervensi untuk me-
ability to tolerate delay…” Konsep psikologis ningkatkan kesabaran perlu dikembangkan
yang dekat dengan kategori ini adalah untuk pengembangan karakter masyarakat
konsep ‘kematangan emosi’ (emotional Indonesia. Kemungkinan banyak permasa-
maturity) maupun kematangan pribadi. lahan bangsa Indonesia yang bisa dikaitkan
kurang adanya kurang kesabaran. Misal-
nya orang melakukan tindak korupsi kare-
Kesimpulan na kurang bisa mengendalikan diri terha-
dap keinginan-keinginan terhadap harta
Penelitian ini menemukan lima katego-
benda atau keinginan terhadap kekuasaan.
ri yang tercakup dalam konsep sabar yaitu:
1) Pengendalian diri: menahan emosi dan
keinginan, berpikir panjang, memaaf- Kepustakaan
kan kesalahan, toleransi terhadap pe-
Agte, V.V. & Chiplonkar, S.A. (2007). Link-
nundaan.
age of Concepts of Good Nutrition in
2) Ketabahan, bertahan dalam situasi sulit Yoga and Modern Science. Current Sci-
dengan tidak mengeluh. ence, 92 (7), 956-961.
3) Kegigihan: ulet, bekerja keras untuk Anonim. (2010). Panca Nyama Brata.
mencapai tujuan dan mencari peme- Posted in May 20, 2010 by dharmade-
cahan masalah. fender. Diunduh dari http://
4) Menerima kenyataan pahit dengan dharmadefender.wordpress.com/2010/
ihlas dan bersyukur. 05/20/panca-nyama-brata/. tanggal 19
5) Sikap tenang, tidak terburu-buru. Oktober 2011.

Mengingat bahwa penelitian ini meru- Al-Hooli, A. & Al-Shamari, Z. (2009).


Teaching and Learning Moral Values
pakan penelitian awal untuk mengembang-
kan konsep sabar secara psikologis, maka

JURNAL PSIKOLOGI 225


SUBANDI

Through Kindergaten Curriculum. Duckworth, A.L., Peterson, C., Matthews,


Education, 129 (3), 382-399. M.D., Kelly, D.R. (2007). Grit: Persever-
Al Jauziah, I.Q. (2010). Indahnya Sabar: Bekal ance and Passion for Long-Term Goals.
sabar agar tidak pernah habis. Penerje- Journal of Personality and Social Psychol-
mah: A.M. Halim. Jakarta: maghfirah ogy, 92 (6), 1087–1101
Pustaka. Emmons, R.A. & McCullough, L.E. (Eds).
Akano, A. (2003). The Spirituality of the (2004). The Psychology of Gratitude.
Superior: Asian Wisdom. Cistercian Stu- New York: Oxford university Press.
dies Quarterly, 39 (3), 321-322. Enright, Robert. (2002). Forgiveness is A
Asma, U. (2010). Dahsyatnya Kekuatan Sabar. Choice: A Step-by-step Process for Resolv-
Jakarta: Belanoor. ing Anger and Restoring Hope. Wash-
ington D. C.: American Psychological
Bussing, A., Ostermann, T., & Matthiessen.
Association
(2007). Distinct Expressions of Vital
Spirituality. Journal of Religion and Fetzer, J. (2004). Patience, determination, and
Health, 46 (2), 267-286. doggedness. Anal Bioanal Chem, 380, 1–
2.
Casmini. (2011). Kecerdasan emodi dan ke-
pribadian sehat dalam konteks budaya Goral, M. ((2010). Social Attitudes of
Jawa di Yogyakarta. Disertasi. Yogya- Turkish Students towards Participation
karta: Fakultas Psikologi UGM in Physical Education and Sport. Social
Behavior and Personality, 38 (9), 1243-
Chaudry, H.R. (2008). Psychiatric care in Asia:
1260.
Spirtuality and religious conno- tations.
International Review of Psychia- try, 20 Hagedoorn, M.T., Van Yperen, N.W., Van
(5), 477–483 De Vliert, E., & Buunk, B.P. (1999). Em-
ployees' reactions to problematic events:
Cloninger, C.R. (1994). The temperament and
a circumplex structure of five categories
character inventory (TCI): A guide to its
of responses, and the role of job
development and use. St. Louis, MO:
satisfaction. Journal of Organizational
Center for Psychobiology of Personal- ity,
Behavior, 20, 309-321.
Washington University.
Krause, N. 2006. Gratitude Toward God,
Colling, K.B. (2004). Caregiver interven-
Stress, and Health in Late Life Research
tions for passive behaviors in dementia:
on Aging. 28 (2) 163-183
links to the NDB model. Aging & Men-
tal Health, 8 (2), 117–125. Kwakkel, G. (2010). Models of Spirituality
in the Bible: Abraham, David, Job and
Deegan, PE (2005) The importance of per-
Peter. EJT, 19 (1),16–27.
sonal medicine: A qualitative study of
resilience in people with psychiatric Lohne, V. & Severinson, E. (2003). Hope
disabilities. Scandinavian Journal of Pub- during the First Months after Acute Spinal
lic Health, 2005; 33(Suppl 66): 29–35 Cord Injury. Journal of Advanced Nursing,
47 (3), 279-286.
Djarwadi, M.A., (2011). Internaslisasi moral
sabar dan Qanaah pada anak-anak Jawa. Mahathera, B.S.P. (2011). Kesabaran.
http://ern.pendis.kemenag.go.id/DokPd Diunduh dari http://buddhist.
f/ern-viii-03.pdf. Diakses tanggal 6 dipankarajayaputra.com/sitemap. Post-
April 2011. ed on April 12, 2011, tanggal 19
Oktober 2011

226 JURNAL PSIKOLOGI


SABAR: SEBUAH KONSEP PSIKOLOGI

Marker, R.L. (2003). Assisted-Suicide Ac- Acquired Brain Injuries. MASP Field
tivism: Patience and Plastic Bags. The Placement Project Final Report.
Human Life Review, 30-46. Smith, R.C., Dwamena, F.C., & Fortin, A.H.
Mohler, A. (2008). Karakter Pemimpin: Kesa- (2005). Teaching Personal Awareness. J
baran. Terjemahan dari e-Leadership, Gen Intern Med, 20, 201–207.
Number. 35 Diunduh dari http://lead. Sparrow, J. (2005). Patience, Practice, and
sabda.org/kesabaran tanggal 19 Okto- Perseverance. Scholastic Parent and
ber 2011. Child, 59-62.
Moordiningsih (2008). Proses Psikologis Strauss A. & Corbin, J. (2007). Dasar-dasar
Sabar ketika Menghadapi Masalah. Penelitian Kualitatif (Terjemahan). Yoga-
Jurnal Humanitas. 6, (1), 24-41. yakarta: Pustaka Pelajar
Mikam, K.I. (2006). Teknik Sabar. Kunci Suk- Subandi, M.A.; Rahmandani, A.; Zuhdiyati,
ses Karir Gemilang. Jakarta: Dian Rakyat. D.R.; Pebriartati, S.; Koeswardani, T.E.
Olson, M.M., Sandor, M.K., Sierpina, V.S., (2010). Pemaafan dan Kesehatan Mental.
Vanderpool, H.Y., & Dayao, P. (2006). Unpublished paper
Mind, Body, and Spirit: Family Physi- Turfe, T.A. (2009). Mukjizat Sabar. Bandung:
cians’ Beliefs, Attitudes, and Practices Mizania.
Regarding the Integration of Patient
Yuniarti, K.W. (2009) The Magical strength
Spirituality into Medical Care. Journal of
of nrimo and gotong royong: a Quick
Religion and Health, 45 (2), 234-247.
response report following the May 27,
O’Malley, K., Davies, A., & Cline, T.W. 2006 earthquake in Yogyakarta. Anima,
(2010). Do Psychological Cues Alter Our Indonesian Psychological Journal. 24 (3),
Discount Function? North American 201-206.
Journal of Psychology, 12 (3), 469-480.
Urbayatun, S (2010). Determinan post
Rahmandani, A. (2010). Pengaruh Pema- traumatic growth pada penyintas
afan pada penerimaan diri pasien pen- gempa yang mengalami cacat fisik.
derita kanker payudara. Tesis. Yogya- Proposal Disertasi. Yogyakarta: Fakul-
karta: Fakultas Psikologi UGM tas Psikologi UGM
Ranjbarian, B., Allameh, S.M., Kaboli, R.M., Walsh, F. (1998) Strengthening Family Resil-
& Karin, G.M. (2010). An Analy- sis of ience. Guilford Press, NewYork; Lon-
Wisdom in Nahj Al – Balagesh using don.
Content Analysis. European Jour- nal of
Walsh, F. (2003). Family resilience:
Social Sciences, 17 (4), 490-497.
Strengths forged through adversity. In
Schout, G., de Jong, G., & Zeelan, J. (2009). F. Walsh (Ed.), Normal family pro-
Establishing contact and gaining trust: cesses (pp. 399–421). New York: The
an exploratory study of care avoidance. Guilford Press.
Journal of Advanced Nursing, 66 (2), 324–
Zuhdiyati, D.R. (2010). Pengaruh Pelatihan
333.
Pemaafan terhadap Kesejahteraan Su-
Sholders, P.L. (2000). Life After Brain Dam- byektif pada Remaja yang Orangtuanya
age/A Qualitative Study. Help towards Bercerai Tesis (tidak dipublikasikan).
the Reconstruction of Self Following Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM

JURNAL PSIKOLOGI 227

Anda mungkin juga menyukai