Anda di halaman 1dari 17

PROFESI KEPENDIDIKAN

T I M D O S E N P RO D I P E N D I D I K A N B A H A S A I N D O N E S I A

Dr. Yayan Sudrajat


Koordinator Mata Kuliah

1
5 HAK, KEWAJIBAN, RUANG LINGKUP,
DAN KODE ETIK GURU

T I M D O S E N P RO F E S I K E P E N D I D I K A N

Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia


Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Indraprasta PGRI

Tim Penyusun:
Dr. Yayan Sudrajat, Dr. Nurdin, Saraswati, M.Pd., Ade Siti Haryanti, M.Pd, As'ad, S.Th.I., M.Pd,
Irham Ramdani, M.Pd. Ira Pratiwi, M.Pd.
• Setiap ada hak, pasti ada kewajiban. Setiap
hak tidak terlepas dari kewajiban. Hak dan
kewajiban hanya dapat dibedakan, tetapi
tidak dapat dipisah-lepaskan. Hak dan
PENGANTAR kewajiban merupakan suatu kesatuan, dalam
arti setiap hak pasti mengandung kewajiban,
dan sebaliknya setiap kewajiban pasti
mengandung hak.
PENGANTAR

• Hak : benar; milik, kepunyaan; kewenangan untuk berbuat sesuatu; kekuasaan


yang benar atas sesuatu atau untuk menuntut sesuatu; Tim, KBBI, 2nd ed, cet. 4,
Balai Pustaka, Jakarta, 1995, h. 334.
• Hak merupakan istilah untuk menyebut sesuatu yang harus didapat, diperoleh,
diterima.
• Wajib : harus melakukan; tidak boleh tidak dilaksanakan; sudah mestinya.
• Kewajiban : (sesuatu) yang diwajibkan; sesuatu yang harus dilaksanakan; Tim,
KBBI, 2nd ed, cet. 4, Balai Pustaka, Jakarta, 1995, h. 1123.
Guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalanya mempunyai hak sebagai berikut:
• Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan
sosial.
• Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.
• Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan intelektual.
• Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi.
• Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang
kelancaran tugas keprofesionalan.
HAK GURU • Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan,
penghargaan, dan/ atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan,
kode etik guru, dan peraturan perundang—undangan.
• Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas.
• Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi.
• Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan.
• Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi
akademik dan kompetensi.
• Memperoleh pelatihan dan pengembangan. profesi dalam bidangnya.
Guru dalam melaksanakan tugasnya secara profesioanal
mempunyai kewajiban untuk:
• Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses
pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi
hasil pembelajaran.
• Meningakatkan dan mengembangan kualifikasi akademik dan
kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, tknologi, dan seni.
• Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar
pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik
tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status sosial

KEWAJIBAN ekonomi peserta didik dalam pembelajran.


• Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum,

GURU
dan kode etik guru, serta nilai-nilai agamadan etika.
• Ciptakan iklim edukatif
• Komitmen pada mutu
• Keteladanan
• Manajerial pembelajaran
• Tingkatkan kualifikasi dan kompetensi
• Bertindak onjektif non-diskriminatif
• Supremasi hukum
• Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
Seorang guru dalam menjalin kehidupan secara
akademik dan sosial harus dapat beradaptasi dengan
RUANG baik. Oleh karena itu seorang guru juga harus
LINGKUP mempunyai 3 kompetensi, yaitu :
PROFESI • Kompetensi kepribadian
GURU • Kompetensi sosial
• Kompetensi Profesional
PENGERTIAN

• Kode Etik Guru Indonesia adalah norma dan asas yang disepakati dan diterima
oleh guru-guru Indonesia. Sebagai pedoman sikap dan perilaku dalam
melaksanakan tugas profesi sebagai pendidik, anggota masyarakat dan warga
TUJUAN

• Kode Etik Guru Indonesia merupakan pedoman sikap dan


perilaku bertujuan menempatkan guru sebagai profesi
terhormat, mulia, dan bermartabat yang dilindungi undang-
undang.
• Kode Etik Guru Indonesia berfungsi
sebagai seperangkat prinsip dan norma
moral yang melandasi pelaksanaan tugas
FUNGSI dan layanan profesional guru dalam
KODE ETIK hubungannya dengan peserta didik,
GURU orangtua/wali siswa, sekolah dan rekan
seprofesi, organisasi profesi, dan
INDONESIA pemerintah sesuai dengan nilai-nilai
agama, pendidikan, sosial, etika dan
kemanusiaan.
SEJARAH KODE ETIK GURU INDONESIA

Sejarah ini dimulai pada tahun 1971 saat FIP-IKIP Malang mengadakan seminar tentang
etika jabatan guru. Seminar tersebut diikuti oleh Kepala Perwakilan Departemen P &
K Provinsi Jawa Timur, Kepala Kabin se-Madya dan Kabupaten Malang, guru se-kota
Madya, dan para dosen FIP-IKIP Malang.

Lanjut pada tahun 1973, PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) mengadakan
Kongres PGRI ke XIII. Pada kongres itu, PGRI berhasil merumuskan secara yuridis
kode etik guru Indonesia.
LANJUTAN………………….

• Pihak yang bertanggung jawab untuk merumuskan isinya, merupakan para ahli di bidang
pendidikan. Adapun tahap perumusan sampai pengesahannya adalah sebagai berikut.
• Tahap pembahasan/perumusan yang dilakukan pada tahun 1971/1973.
• Tahap pengesahan dilakukan saat Kongres PGRI ke XIII, yaitu November 1973.
• Tahap penguraian dilakukan pada Kongres PGRI ke XIV pada tahun 1979.
• Tahap penyempurnaan dilakukan pada Kongres PGRI XVI pada tahun 1989.
• Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk
membentuk manusia pembangunan yang berpancasila.
• Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan
kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak didik masing-masing.
• Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik
sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.
• Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang
menunjang berhasilnya proses belajar mengajar.

ISI KODE ETIK • Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan
masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan tanggung
GURU jawab bersama terhadap pendidikan.
• Guru secara pribadi dan secara bersama-sama mengembangkan
dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya.
• Guru memelihara hubungan profesi semangat kekeluargaan dan
kesetiakawanan nasional.
• Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu
organisasi profesi guru sebagai sarana perjuangan dan
pengabdian.
• Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah di bidang
pendidikan.
SUMBER KODE ETIK GURU

Dalam proses perumusan harus bersumber dari hal-hal


berikut.
1. Nilai agama dan Pancasila.
2. Nilai kompetensi guru yang meliputi, kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, dan kompetensi profesional.
3. Nilai jatidiri, harkat, dan martabat manusia, yang
meliputi perkembangan kesehatan jasmani,
emosional, intelektual, spiritual, dan sosial.
PELAKSANAAN KODE ETIK
GURU

Pada kenyataannya, pelaksanaannya masih ditemukan


sejumlah kendala, yaitu sebagai berikut.
• Pendidikan dan kualitas guru.
• Sarana dan prasarana pendidikan.
• Kedudukan, karir, dan kesejahteraan guru.
• Kebijakan pemerintah dan sistem pendidikan.

Namun demikian, guru, pemerintah, dan pihak terkait harus


tetap optimis dan tetap semangat untuk bekerja sama
menciptakan upaya dalam proses pelaksanaannya.
PELANGGARAN KODE ETIK GURU

Pelanggaran ini bisa didefinisikan sebagai Pihak yang berwenang untuk merekomendasikan sanksi pada
penyimpangan terhadap norma moral yang pelanggaran kode etik adalah Dewan Kehormatan Guru
terkandung di dalam kode etik berkaitan dengan Indonesia. Pemberian sanksi harus bersifat objektif, tidak
profesi gurunya. Pelanggaran bisa berupa diskriminasi, dan tidak bertentangan dengan dasar organisasi
pelanggaran ringan, sedang, sampai berat. Setiap profesi dan perundang-undangan. Jika seorang guru melakukan
guru yang melanggar kode etik akan mendapatkan pelanggaran kode etik, artinya guru tersebut telah melanggar
sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang sumpah/janji guru yang pernah diucapkan.
berlaku.
KAMI BANGGA BERPROFESI GURU

Anda mungkin juga menyukai